Anda di halaman 1dari 29

BANTUAN HIDUP DASAR

( BHD )

DR. J. AGUS ROCHMAD


©2022
MATERI BHD ©2022. RS SARI ASIH SERANG
PENGERTIAN
Bantuan Hidup Dasar (BHD) adalah penanganan awal pada pasien yang mengalami henti
jantung, henti napas, atau mengalami sumbatan jalan napas, yang merupakan dasar untuk
menyelamatkan nyawa ketika terjadi henti jantung mendadak.
Keadaan ini bisa disebabkan karena korban mengalami serangan jantung (heart attack),
tenggelam, tersengat arus listrik, keracunan, kecelakaan, dan lain-lain. Pada kondisi napas dan
denyut jantung berhenti, sirkulasi darah dan transportasi oksigen juga berhenti, sehingga dalam
waktu singkat organ-organ tubuh terutama organ vital akan mengalami kekurangan oksigen yang
berakibat fatal bagi korban dan mengalami kerusakan.

MATERI BHD ©2022. RS SARI ASIH SERANG


TUJUAN
Tujuan utama dari BHD adalah suatu tindakan oksigenasi darurat untuk mempertahankan
ventilasi paru dan mendistribusikan darah-oksigenasi ke jaringan tubuh.
Penyakit henti jantung mendadak merupakan pembunuh terbesar nomor satu di
dunia.
Organ yang paling cepat mengalami kerusakan adalah otak, karena otak hanya akan mampu
bertahan jika ada asupan glukosa dan oksigen. Jika dalam waktu lebih dari 10 menit otak tidak
mendapat asupan oksigen dan glukosa, maka otak akan mengalami kematian secara permanen.
Kematian otak berarti pula kematian si korban. Oleh karena itu golden period (waktu emas)
pada korban yang mengalami henti napas dan henti jantung adalah di bawah 10 menit. Artinya,
dalam waktu kurang dari 10 menit penderita yang mengalami henti napas dan henti jantung
harus sudah mulai mendapatkan pertolongan.

MATERI BHD ©2022. RS SARI ASIH SERANG


INDIKASI
1. Henti Napas
Henti napas ditandai dengan tidak adanya gerakan dada dan aliran udara pernapasan dari
korban/pasien.

2. Henti Jantung
Pada saat terjadi henti jantung, secara langsung akan terjadi henti sirkulasi. Henti sirkulasi
ini akan dengan cepat menyebabkan otak dan organ vital kekurangan oksigen.

MATERI BHD ©2022. RS SARI ASIH SERANG


BHD meliputi beberapa keterampilan yang dapat diajarkan kepada siapa saja, yaitu :
1. Mengenali kejadian henti jantung mendadak
2. Mengaktifkan sistem tanggapan darurat
3. Melakukan cardiopulmonary resuscitation (CPR)/resusitasi jantung paru (RJP) awal
4. Mengetahui cara menggunakan automated external defibrilator (AED).

MATERI BHD ©2022. RS SARI ASIH SERANG


LANGKAH –LANGKAH BHD
1. Safety
2. Responsiveness
3. Shout for help
4. Circulation
5. Airway
6. Breathing
7. Defibrilator

MATERI BHD ©2022. RS SARI ASIH SERANG


SAFETY

Pastikan “ AMAN “ :
1. Penolong : pakai APD
2. Pasien : ditempatkan di
tempat yang aman
3. Lingkungan : nilai potensi
mengancam lainnya

MATERI BHD ©2022. RS SARI ASIH SERANG


RESPONSIVENESS
Pak..! Pak..!
Cek Respon / Kesadaran pasien. Bangun
Pak..!
Untuk memastikan korban dalam keadaan
sadar atau tidak penolong harus melakukan
upaya agar dapat memastikan kesadaran
korban/pasien, dapat dengan cara
menyentuh atau menggoyangkan bahu
korban/pasien dengan lembut dan mantap
untuk mencegah pergerakan yang
berlebihan, sambil memanggil namanya
atau Pak !!! / Bu !!! / Mas!!! /Mbak !!!
Ketentuan terbaru : Saat Cek Respon sekalian menilai ada
nafas atau tidak. Tidak lebih dari 10 detik

MATERI BHD ©2022. RS SARI ASIH SERANG


Lanjutan…
Pedoman untuk menilai tingkat kesadaran :  AVPU
A : Alert ( Awas ) : Kondisi dimana korban sadar, meskipun mungkin masih dalam keadaan bingung
terhadap apa yang terjadi.
V : Verbal ( Suara ) : Kondisi dimana korban merespon terhadap rangsang suara yang diberikan.
Oleh karena itu, si penolong harus memberikan rangsang suara yang nyaring ketika melakukan
penilaian pada tahap ini.
P : Pain ( Nyeri ) : Kondisi dimana korban merespon terhadap rangsang nyeri yang diberikan oleh
penolong. Rangsang nyeri dapat diberikan melalui penekanan dengan keras di pangkal kuku atau
penekanan dengan menggunakan sendi jari tangan yang dikepalkan pada tulan sternum/tulang
dada. Namun, pastikan bahwa tidak ada tanda cidera di daerah tersebut sebelum melakukannya.
U : Unresponsive ( Tidak Respon ) :Kondisi dimana korban tidak merespon semua tahapan yang ada
di atas.

MATERI BHD ©2022. RS SARI ASIH SERANG


SHOUT FOR HELP
Teriak meminta Bantuan. Agar segera dibawakan
alat Defibrilator.
Bila di ruangan terbuka dan jauh dari orang lain, bisa
menggunakan Telepon seluler ke nomor darurat
dengan ketentuan informasi yang disampaikan :
Apa yang terjadi (misalnya serangan jantung / tidak
sadar)
Jumlah korban
Lokasi korban
Nomor telepon yang bisa dihubungi
Dibutuhkan ambulan segera.

MATERI BHD ©2022. RS SARI ASIH SERANG


CIRCULATION
Cek Nadi : dilakukan di Arteri Karotis di leher.
Tidak boleh lebih dari 10 detik.
Jika nadi tidak teraba  segera lakukan Pijat
Jantung ( RJP )

MATERI BHD ©2022. RS SARI ASIH SERANG


COMPRESSION
Pijat Jantung :

Langkah-langkah :

1. Letakkan korban pada permukaan datar dan keras untuk memastikan bahwa korban mendapat penekanan yang adekuat.

2. Pastikan bagian dada korban terbuka untuk meyakinkan penempatan tangan yang benar dan untuk melihat rekoil dada.

3. Letakkan tangan di tengah dada korban, tumpukan salah satu pangkal tangan pada daerah separuh bawah tulang dada dan
tangan yang lain di atas tangan yang bertumpu tersebut.

4. Lengan harus lurus 90 derajat terhadap dada korban, dengan bahu penolong sebagai tumpuan atas.

5. Tekan dada dengan kecepatan 100-120 kali per menit, dengan kedalaman minimal 5 cm tetapi tidak boleh lebih dari 6 cm.

6. Selama melakukan penekanan, pastikan bahwa dinding dada diberikan kesempatan untuk mengembang kembali ke bentuknya
semula (rekoil penuh).

7. Berikan 2 kali bantuan napas setiap selesai melakukan 30 kali penekanan dada, dengan durasi selama 1 detik untuk tiap
pemberian napas. Pastikan dada mengembang untuk tiap pemberian bantuan napas.

8. Untuk penolong yang tidak terlatih dalam melakukan RJP, disarankan untuk melakukan penekanan dada saja secara terus
menerus.

MATERI BHD ©2022. RS SARI ASIH SERANG


MATERI BHD ©2022. RS SARI ASIH SERANG
KOMPRESI DADA YANG EFEKTIF
Tekan Kuat : kedalaman 5-6 cm untuk dewasa.
Tekan Cepat : Minimal 100x/menit, tidak boleh lebih dari 120x/menit
Lakukan Kontinyu :perbandingan kompresi dada dan bantuan napas 30:2

MATERI BHD ©2022. RS SARI ASIH SERANG


AIRWAY
Setelah melakukan kompresi jantung, selanjutnya
adalah memeriksa jalan napas dan membuka jalan
napas.
1. Memeriksa jalan napas :
Tindakan ini bertujuan untuk mengetahui ada
tidaknya sumbatan jalan napas oleh benda asing.
Jika terdapat sumbatan harus dibersihkan dahulu,
kalau sumbatan berupa cairan dapat dibersihkan
dengan jari telunjuk atau jari tengah yang dilapisi
dengan sepotong kain, sedangkan sumbatan oleh
benda keras dapat dikorek dengan menggunakan
jari telunjuk yang dibengkokkan. Mulut dapat
dibuka dengan tehnik Cross Finger, dimana ibu jari
diletakkan berlawanan dengan jari telunjuk pada
mulut korban.

MATERI BHD ©2022. RS SARI ASIH SERANG


2. Membuka jalan napas :
Setelah jalan napas dipastikan bebas dari
sumbatan benda asing, biasa pada korban tidak
sadar tonus otot-otot menghilang, maka lidah
dan epiglotis akan menutup faring dan laring,
inilah salah satu penyebab sumbatan jalan
napas. Pembebasan jalan napas oleh lidah dapat
dilakukan dengan cara tengadah kepala topang
dagu (Head tild - chin lift) dan manuver
pendorongan mandibula (jaw thrust). Teknik
membuka jalan napas yang direkomendasikan
untuk orang awam dan petugas, kesehatan
adalah tengadah kepala topang dagu, namun
demikian petugas kesehatan harus dapat
melakukan manuver lainnya.

MATERI BHD ©2022. RS SARI ASIH SERANG


BREATHING
Bantuan napas diberikan 2x setiap siklus,
dalam waktu 1,5 – 2 detik setiap hembusan
napas. Volume yang diberikan cukup sampai
dada mengembang. Hindari pemberian napas
yang cepat dan berlebihan.
Teknik pemberian :
1. Mulut ke Mulut ( sudah tidak dianjurkan )
2. Mulut ke Masker ( lebih aman )

MATERI BHD ©2022. RS SARI ASIH SERANG


Lanjutkan Kompresi dan Ventilasi…

1 Siklus : 30 Kompresi 2x Ventilasi


Kompresor bergantian tiap 5 siklus ( 2 menit )
Cek respon ulang setiap 5 siklus ( 2 menit )
Lakukan kontinyu hingga bantuan dating ( Alat Defibrilator )

MATERI BHD ©2022. RS SARI ASIH SERANG


DEFIBRILATOR
Bisa menggunakan Automated External Defibrilator (AED) maupun pakai Manual Defribilator.
Gambaran EKG pasien henti jantung ada 4 :
1. Asistole
2. PEA ( Pulseless Electrical Activity )
3. VF ( Ventricular Fibrilation )
4. VT ( Ventricular Tachicardia ) tanpa nadi

MATERI BHD ©2022. RS SARI ASIH SERANG


Asystole

MATERI BHD ©2022. RS SARI ASIH SERANG


PEA

MATERI BHD ©2022. RS SARI ASIH SERANG


VF

MATERI BHD ©2022. RS SARI ASIH SERANG


VT tanpa nadi

MATERI BHD ©2022. RS SARI ASIH SERANG


DEFIBRILATOR
Dari keempat irama henti jantung tersebut, yang memerluka tindakan “ SHOCK “ ( Kejut Listrik
ada 2 : Ventrikel Fibrilasi ( VF ) dan Ventrikel Takikardi ( VT ) tanpa nadi.
Defribilator manual ada 2 jenis :
1. Monofasik  menggunakan energi 360 Joule
2. Bifasik  menggunakan energi 200 Joule

MATERI BHD ©2022. RS SARI ASIH SERANG


POSISI RECOVERY ( Pulih )
Untuk mempertahankan patensi jalan napas dan mengurangi resiko obstruksi jalan napas dan
aspirasi
Langkah –langkah :

MATERI BHD ©2022. RS SARI ASIH SERANG


MATERI BHD ©2022. RS SARI ASIH SERANG
MATERI BHD ©2022. RS SARI ASIH SERANG
TERIMA KASIH
SEMOGA BERMANFAAT

MATERI BHD ©2022. RS SARI ASIH SERANG

Anda mungkin juga menyukai