Copyright 2011
Apa Kreatifitas itu?
Pemikiran kreatif sudah lama dibincangkan dan dibahaskan secara ilmiah.
Sering kali terdapat perbedaan tanggapan pada pengertian ‘kreatif’ itu.
Namun begitu, hal ini adalah perkara biasa dalam dunia akademik karena
masing-masing tokoh akademik, peneliti, dan sarjana dapat mengemukakan
konsep yang asli berdasarkan penelitian, pengalaman, kajian dan latar
disiplin ilmu yang mereka miliki.
Menurut kamus Webster’s (1976) pemikiran kreatif ialah, “The ability to
bring something new existence”. Definisi ini memperlihatkan kreativitas itu
adalah kemampuan mewujudkan sesuatu yang baru sama sekali. Apabila
direnung dan difikirkan secara mendalam, dapatkah manusia yang
mempunyai sifat yang lemah mewujudkan sesuatu yang baru sama sekali,
yaitu dari ‘tiada’ kepada ‘ada’.
Definisi ini seolah-olah melambangkan suatu tingkah laku dan
pemikiran manusia yang hebat, dapat melakukan apa saja yang diinginkan.
Malah, dalam keadaan kritis sekalipun, manusia masih dapat membuktikan
kemampuannya menyelesaikan sesuatu masalah. Maka, dapat disimpulkan
definisi ini terlalu ekstrem untuk menggambarkan kemampuan kreatifitas
Banyak sarjana yang berpendapat bahwa tidak mungkin seseorang itu
dapat menghasilkan sesuatu yang tidak pernah wujud sebelumnya,
karena ia memperlihatkan kemampuan manusia mencipta ‘sesuatu dari
tiada kepada ada.’ Sekali imbas, definisi kreatif seperti ini seolah-olah
menyanggah kekuasaan dan hak Tuhan. Tidak mungkin seorang
manusia yang lemah dan serba kekurangan dapat menghasilkan sesuatu
yang baru dan asli. Menurut John (2002); “Only God could create, and
whatever he created was original. Man could only rearrange what God
had created.”
Namun yang pasti menurut de Bono (1970), kreativitas itu memang
berlaku tanpa disedari oleh manusia itu sendiri. pemikiran kreatif dan
kesemuanya dapat disimpulkan sebagai berikut (Hassan, 1989) dan (Nik
Azis, 1994); “Terminologi kreatif berasal dari perkataan Latin ‘creare’
yang bermaksud ‘membuat’ (to make). Manakala dalam bahasa Greek
pula, ‘Krainein’ yang membawa makna ‘memenuhi’. Dalam bahasa
Inggeris ‘create’ atau ‘cipta’ dalam bahasa Melayu.”
Ciri-Ciri Pemikiran Kreatif
1. Sengaja menghasikan ide baru, konsep baru dan tanggapan baru.
Maksudnya ide yang dikemukakan menyimpang jauh daripada idea yang
ada sekarang. Ada kalanya ide itu seolah-olah 'gila-gila' dan mencabar
fikiran logik kita.
3. Memberi fokus kepada usaha mahu mengubah idea yang ada pada masa
ini. Maksudnya, tujuan utama pemikiran ini ialah untuk membawa
perubahan, bukan untuk meneruskan idea sekarang.
Immertion (keterlibatan diri)
Dalam tahap ini dalam pencapaian inti pesan perlu didahului dengan
melibatkan diri ke dalam masalah melalui pengumpulan materi dasar dari
permasalahan, melalui studi hasil riset, laporan, penerbitan, bertanya,
mendengar, observasi, diskusi serta hal-hal yang bersifat pengumpulan
data dari masalah yang sedang dihadapi.
Incubation (proses inkubasi)
Pada tahap ini yang dilakukan adalah meletakkan masalah di luar pikiran
sadar kita dan mengubah informasi ke dalam pikiran bahwa sadar untuk
melakukan pekerjaan. Dengan demikian semua pemikiran agar dilepaskan
biasanya dalam bentuk melakukan kegiatan fisik, seperti berjalan-jalan,
bermain-main, naik turun tangga, melempar-lempar benda, tidur-tiduran
dan sejenisnya. Ini sebagai suatu bentuk pelepasan dari tekanan-tekanan
pemikiran, dalam upaya mengidupkan otak bawah sadar atau merangsang
imajinasi. Pada tahap inkubasi ini akan terjadi perdebatan dalam diri
seseorang.
Iluminasi
Orang kreatif sering merasakan bahwa penemuan suatu ide justru pada saat
meninggalkan permasalahan. Inspirasi tiba-tiba muncul saat mau naik mobil,
saat santai, ketika buku mau ditutup, saat akan terlelap tidur, dan sebagainya.
Munculnya ide biasanya setelah masa “penekanan batin” tersebut lewat. Ini
sebagai suatu bentuk kerja keras, meskipun munculnya ide justru pada saat
santai.
Verifikasi
Yaitu kegiatan mempelajari ide atau gagasan untuk menentukan apakah ide
atau gagasan itu sudah bagus dan/atau mampu menyelesaikan masalah. Ide
besar yang sudah ditemukan tersebut apakah memang benar-benar sudah ide
besar. Apakah akan mampu memecahkan permasalahan yang sedang
dihadapi. Apakah sesuai dan bisa mencapai tujuan komunikasi yang
diharapkan. Sering terjadi ide besar tersebut ternyata bukan ide besar. Untuk
itu perlu dikaji ulang, didiskusikan dengan tim kreatif, pimpinan atau pada
anak buah. Berfikir kreatif dalam suatu program komunikasi artinya
melakukan pemecahan masalah untuk mencapai suatu tujuan.
Model proses kreatif yang dikemukakan oleh James Webb Young
tersebut mirip dengan pandangan yang sudah ada sebelumnya dari
Graham Wallas, seorang sosiolog Inggris, yang terdiri atas empat
langkah yaitu :
Adakalanya kita tidak menemukan kelebihan atau keunikan yang ada pada
suatu produk, gagasan atau jasa, sehingga sulit menentukan ‘janji
penjualan’ seperti dalam strategi USP. Banyak produk sejenis yang
dipromosikan, susah membedakan satu dengan lainnya.
Untuk itu perlu dikembangkan suatu strategi kreatif, yang didasari pada
pengembangan kekuatan dan identitas produk agar mudah diingat dan
mempunyai makna tertentu. Strategi ini disebut sebagai strategi
pembentukan citra (Image Strategy).