Anda di halaman 1dari 11

Kasus Kejang pada bayi neonatus

LAPORAN KELOMPOK

DISUSUN OLEH :
1. BILI ROBINARA (21260002)
2. M. JEFRI APRISAL (21260004)
3. BERRI ARYA KUSUSMA (21260023)
4. DESTI SARTIKA (21260005)
5. LEO ANGGARA (21260021)
6. OKTIKA PURNAMA S (21260006)
Pengertian
Kejang pada neonatus sangat berbeda dengan
kejang yang terjadi pada bayi dan anak-anak
yang lebih besar. Perbedaan ini disebabkan oleh
karena proses myelinisasi sistem saraf pusat
pada neonatusbelum sempurna sehingga kejang
umum tonik-klonik tidak terjadi pada neonatus
Klasifikasi
1. Subtle
Merupakan tipe kejang tersering yang terjadi pada
bayi kurang bulan. Bentuk kejang ini hampir tidak
terlihat, biasanya berupa pergerakan muka, mulut,
atau lidah berupa menyeringai, terkejat-kejat,
mengisap, menguyang, menelan, atau menguap.
Manifestasi kejang subtle pada mata adalah
pergerakan bola mata berkedip-kedip, deviasi bola
mata horisontal, dan pergerakan bola mata yang cepat
2. Klonik
Bentuk klinis kejang klonik fokal berlangsung 1-3
detik, terlokalisasi dengan baik, tidak disertai
gangguan kesadaran, dan biasanya tidak diikuti
oleh fase tonik. Bentuk kejang ini sebagai
manifestasi akibat trauma fokal pada kontusio
cerebri pada bayi besar atau bayi cukup bulan,
atau pada kelainan ensefalopati metabolik.
3. Tonik
Kejang tonik biasa didapatkan pada bayi berat
lahir rendah dengan masa kehamilan kurang dari
34 minggu dan bayi-bayi dengan komplikasi
perinatal berat seperti perdarahan
intraventrikuler. Bentuk klinis kejang ini yaitu
pergerakan tungkai yang menyerupai sikap
deserberasi atau ekstensi tungkai dan fleksi
lengan bawah dengan bentuk dekortikasi.
Etiologi
• Asfiksia
• Trauma dan Perdarahan Intrakranial
• Infeksi
• Gangguan Metabolik
E. Patofisiologi Kejang
Konsep epileptogenesis pada otak imatur sangat
kompleks dan cepat berkembang. Terdapat
faktor khusus dalam perkembangan otak yang
membuat otak imatur lebih sensitif dalam
menghasilkan kejang. Faktor tersebut meliputi
karakteristik dari neuron, neurotransmitter,
sinaps, reseptor, mielinisasi, glia, dan sirkuit
neuron seluler maupun regional
A. Woc
Gangguan electron (Na+, K+, Cl+) bangkitan aliran listrik

Susunan saraf pusat terganggu

Hambatan pada pusat pernafasan

Spasme bronkus

Produksi ATP hipoksia asam laktat

Kebutuhan glukosa

Pencernaan pernafasan susanan saraf

Mual, muntah dyspnea, sekresi secret distosia,


epilepsy

Mk : nutrisi kurang dari Mk : bersihan jalan nafas Mk : nyeri


akutKebutuhan tidak efektif

Mk : gangguan kesembingan Mk : pola nafas tidak


cairan dan elektrolit efektif
Manifestasi klinis
Terdapat manifestasi pada bayi kejang neonates
menurut volpe antara lain sebagai berikut :
1. Pergerakan bola mata berkedip-kedip
2. deviasi bola mata horizontal
3. pergerakan bola mata yang cepat
4. didapatkan pergerakan mengayuh
5. kelopak mata yang berkedip-kedip.
A. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk menegakkan diagnosa pasti
yang sudah ditetapkan dari anamnesis yang lengkap dan pemeriksaan
fisik. Di bawah ini merupakan pemeriksaan penunjang yang dilakukan
pada neonatus yang mengalami kejang, diantaranya:
1. Pemeriksaan laboratorium
a. Darah rutin
1) Hemoglobin (Hb)
2) Hematokrit (Ht)
3) Trombosit
4) Leukosit dan hitung jenis
b. Kimia darah
1) Kadar gula darah
2) Kalsium
3) Natrium
4) Blood Urea Nitrogen (BUN)
5) Magnesium
6) Analisa gas darah
c. Cairan serebrospinal
Untuk menyingkirkan kemungkinan meningitis
A. Diagnosa Keperawatan
1. Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2. Bersihan jalur nafas tidak efektif
3. Gangguan cairan dan elekrolit

Anda mungkin juga menyukai