Anda di halaman 1dari 27

Dinas Pemberdayaan Masyarakat

Perempuan dan Perlindungan Anak


Kota Yogyakarta
Bebasari Sitarini, SP, MMA
Visi
Terwujudnya kemandirian, keadilan dan
kesetaraan gender serta perlindungan anak.

Misi
1. Meningkatkan partisipasi masyarakat dan
kelembagaan masyarakat dalam pembangunan.
2. Mewujudkan kebijakan yang responsif
gender, berkesetaraan dan berkeadilan gender.
Misi
3. Mewujudkan kebijakan perlindungan
dan pemenuhan hak anak.

Motto
Setara,berdaya, mandiri , bahagia
DASAR HUKUM :
1. PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NO.39
TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN
PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN
BERBASIS GENDER
2. KEPUTUSAN WALIKOTA NO 257 TAHUN 2013
TENTANG FORUM PERLINDUNGAN KORBAN
KEKERASAN KOTA YOGYAKARTA
 FPKK tingkat Kota ditetapkan dengan Keputusan Walikota.

 FPKK tingkat kecamatan ditetapkan dengan keputusan Camat


 Dasar : Perwal No.9 Tahun 2016 Ttg Petunjuk Teknis Perwal Yk No.8 Th 2016 ttg
Pelimpahan Sebagian Kewenangan Walikota Kepada Camat untuk melaksanakan
sebagian urusan Pemerintah Daerah , Pasal 37 :

 1. Kecamatan membentuk FPKK di Tingkat Kecamatan.

 2.Kecamatan melaksanakan kegiatan Perlindungan Perempuan dan anak di Tingkat

 Kecamatan.

3. Kecamatan dalam melaksanakan kegiatan dimaksud pada ayat (1) dan (2)

terkoordinasikan dengan OPD/Unit Kerja yang membidangi Perlindungan

Perempuan dan Anak.


 Layanan FPKK :

a. Layanan psikologis dan spiritual

b. Layanan kesehatan

c. Layanan rehabilitasi sosial

d. Layanan hukum
1. Melakukan koordinasi dan sinkronisasi
penanganan pelayanan PPT (Pusat Pelayanan
Terpadu)
2. Memelihara dan mengembangkan jejaring
serta sistem rujukan
3. Mengumpulkan, menyusun dan menyajikan
laporan kekerasan
 Perlu adanya pertemuan atau komunikasi
rutin diantara jejaring FPKK, sehingga
penanganan korban tidaklah menjadi beban
dari masing-masing tetapi menjadi tanggung
jawab bersama.
 Memberikan penguatan kelembagaan melalui

sosialisasi, koordinasi, fasilitasi, pendidikan


dan pelatihan serta sinergi program.
 Dalam upaya perlindungan perempuan dan anak masih
mengalami kendala, Kendala yang dihadapi FPKK antara
lain :
1. Kurangnya SDM yang memadai dalam
penanganan kasus KDRT.
2. Data yang diterima oleh FPKK kurang
optimal.
3. Lembaga-lembaga anggota FPKK dalam
menyerahkan data masih kurang lengkap.
4. Upaya masyarakat yang masih menganggap
bahwa membicarakan masala pribadi/keluarga
, apalagi KDRT kepada orang lain adalah
tabu/memalukan.
 KOMPLEKSITAS MASALAH dan JIKA TERKAIT DENGAN
KEBUTUHAN KHUSUS (PERLAKUAN, PERLINDUNGAN
KHUSUS) DIKEHENDAKI ADANYA PELAYANAN YANG
KOMPREHENSIF EFEKTIF DAN EFISIEN

 ADA KETERBATASAN (SDM, DANA, KAPASITAS, JANGKAUAN)

 PERLU KERJASAMA
 Jaringan bisa terdiri dari berbagai institusi
baik Pemerintah maupun LSM serta praktisi
dan profesional
 Jaringan tersebut bekerja secara terintegrasi,
dengan tujuan untuk mengintegrasikan peran
dan pekerjaan/tugas berbagai stakeholder
 Jaringan tersebut dapat pula berperan dalam
menyebarkan informasi, pengetahuan dan
menstandardkan pelayanan yang sama,
 Jaringan berusaha selalu mencari inovasi-
inovasi untuk meningkatkan kualitas
pelayanan
 PEMERINTAH
 APARAT PENEGAK HUKUM
 INSTITUSI PEMBERI LAYANAN KESEHATAN
(PUBLIK SERVIS & PRIVAT SERVIS )
 PKK  MITRA KELUARGA
 LSM/NGO
 ORMAS
 INSTITUSI SWASTA
 MENGIDENTIFIKASI JENIS LAYANAN YANG
DIBUTUHKAN KORBAN
 MEMBERIKAN PENANGANAN KEPADA KORBAN
SESUAI DENGAN PERAN & FUNGSINYA
(TERMASUK MEMBUAT CATATAN KASUS YANG
DITANGANI)
 MEMBERIKAN INFORMASI YANG DIBUTUHKAN
KEPADA KORBAN BERKAITAN DENGAN KASUS
YANG DIALAMINYA
 MERUJUKAN KORBAN KEPADA LEMBAGA
PENYEDIA LAYANAN SESUAI PERMINTAAN
KORBAN

13
 MENINDAKLANJUTI RUJUKAN KASUS SESUAI
DENGAN FUNGSI LEMBAGA PENERIMA
RUJUKAN
 MEMBERIKAN UMPAN BALIK ( FEED BACK )

KEPADA LEMBAGA YANG MERUJUK

14
 KORBAN DAPAT MENGAKSES LAYANAN
PADA SEMUA ANGGOTA FPKK DENGAN
PROSEDUR DAN KETENTUAN PADA
MASING-MASING LEMBAGA/INSTANSI.

 JIKA KORBAN MEMBUTUHKAN RUJUKAN


KE LEMBAGA LAYANAN LAIN, MAKA
LEMBAGA/INSTANSI AWAL WAJIB
MENGHUBUNGI LEMBAGA RUJUKAN.

15
1. Pasien Non kritis : Bisa langsung mendapat pelayanan
kesehatan/konseling sambil penyelesaian
adm/registrasi. Selanjutnya pasien dilimpahkan ke
LSM/pendamping (lembaga pemberi layanan
konseling dan bantuan hukum) untuk mendapatkan
tindakan lebih lanjut

2. Pasien Kritis : segera mendapat penanganan P3K


sambil menyelesaikan registrasi/adm. Selanjutnya
dirujuk di rumah sakit untuk mendapat pelayanan
medis lebih lanjut
1. Pasien Non kritis : registrasilayanan kesehatan dan
konseling serta mendapat rujukan pendampingan
(lembaga pemberi layanan konseling dan bantuan
hukum) untuk mendapatkan tindakan lebih lanjut
2. Pasien Semi kritis & Kritis :
pendaftaran/registrasiperawatan medis yang ditangani
langsung oleh tim dokter spesialisperawatan
kesehatan, konseling, pemeriksaan fisik (visum : ada
surat permintaan dari kepolisian)penyelesaian
administrasirujukan pendampingan untuk
ditindaklanjuti
1. HAL-HAL YANG BERKENAAN DENGAN
PEMBIAYAAN LAYANAN KESEHATAN
DIFASILITASI PEMERINTAH MELALUI DANA
BAPELJAMKESSOS,UNIT PELAYANAN TEKNIS
JAMINAN KESEHATAN KOTA YOGYAKARTA
(UPT.JAMKSESDA).

2. KLAIM KORBAN KEKERASAAN BERBASIS GENDER


DAN TRAFFICKING YG DILAYANI DI RUMAH
SAKIT YANG IKUT DALAM MOU
BAPELJAMKESSOS AKAN DIAJUKAN MELALUI
SEKRETARIAT FORUM PENANGANAN KORBAN
KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK
(FPK2PA) PROVINSI DIY

18
3. BAGI PENDUDUK KOTA YOGYAKARTA YANG
MENDAPATKAN LAYANAN KESEHATAN
SWASTA ,NAMUN TIDAK MENDAPAT
PENDANAAN BAPEL JAMKESSOS DAPAT DI
KLAIM MELALUI UPT.JAMKESDA (DINAS
KESEHATAN KOTA YOGYAKARTA)
4. SYARAT KLAIM KE DINAS KESEHATAN
YOGYAKARTA DENGAN BER-KTP KOTA
YOGYAKARTA DAN KETERANGAN DARI
LEMBAGA PENDAMPING.

19
 DINAS KESEHATAN
 R S. JOGJA DAERAH YOGYAKARTA
 RS. HAPPY LAND MEDICAL CENTRE
 RS. LUDIRA HUSADA TAMA
 RS. KHUSUS PURI NIRMALA
 RS. KIA PKU MUHAMMADIYAH
 RS. PANTI RAPIH YOGYAKARTA
 RS.DR. SARDJITO
 PKBI KOTA YOGYAKARTA
 RS. PKU MUHAMMADIYAH
 RS.BETHESDA LEMPUYANGWANGI
 RSU HIDAYATULLAH
 RSU. DKT
 18 PUSKESMAS DI KOTA YOGYAKARTA

20
 RIFKA ANNISA WOMEN’S CRISIS CENTER
 MUSLIMAT NU KOTA YOGYAKARTA
 PKK KOTA YOGYAKARTA
 BP4
 AISYIYAH KOTA YOGYAKARTA
 MUI (Majelis Ulama Indonesia) YOGYAKARTA
 WALUBI (Perwakilan Umat Buddha Indonesia)
 PGI (Persatuan gereja-gereja di Indonesia)
 PHDI (Parisada Hindu Dharma Indonesia)
 KEVIKEPAN YOGYAKARTA (Wilayah karya Pastoral yang terdiri
atas beberapa paroki untuk umat Katolik)
 PSW UST (Pusat Studi Wanita)
 LPSN (Lembaga Palapa Sakti Nusantara)
 P2TPA Rekso Dyah Utami (Pusat Pelayanan Terpadu
Perempuan dan anak)
 LK3SEKAR MELATI (Lembaga Konsultasi Kesejahteraan
keluarga)

21
 LBH ( Lembaga Bantuan Hukum ) YK.
 LKBH UWK (Lembaga Konsultasi dan

Bantuan Hukum utk Wanita dan Keluarga )


YK.
 KEJAKSAAN NEGERI
 PENGADILAN AGAMA
 PENGADILAN NEGERI
 UPPA (Unit Perlindungan Perempuan dan

Anak ) POLRESTA YK
 BAPAS ( Balai Pemasyarakatan ) YK

22
 DINAS SOSIAL TENAGA KERJA DAN
TRANSMIGRASI YOGYAKARTA
 DINAS PERINDAGKOPTAN
 IKATAN PENGUSAHA WANITA INDONESIA

(IWAPI )
 DINAS PENDIDIKAN YOGYAKARTA
 DINDUKCAPIL KOTA YOGYAKARTA

23
 PERTEMUAN RUTIN FPKK DI KOTA YOGYAKARTA
DI LAKUKAN 3 BULAN SEKALI
 PERTEMUAN INSIDENTAL DILAKSANAKAN OLEH
FPKK UNTUK SHARING KASUS YANG SULIT
DIPECAHKAN DI TINGKAT LEMBAGA PEMBERI
LAYANAN
 SETIAP TAHUN DIADAKAN EVALUASI BERSAMA
TERKAIT DENGAN PROSEDUR ADMINISTRASI,
PROSES RUJUKAN DAN PENANGANAN KASUS

24
 SEMUA ANGGOTA FPKK MEMBERIKAN DATA
KEPADA SEKRETARIAT FPKK SETIAP 6 BULAN
SEKALI
 INSTANSI YANG MEMILIKI HIRARKI LAYANAN DI
TINGKAT WILAYAH KECAMATAN ATAU
KELURAHAN MENJADI KOORDINATOR UNTUK
MENGKOMPILASIKAN DATA SETIAP 3 BULAN
SEKALI DAN DISERAHKAN KE SEKRETARIAT
FPKK SETIAP 6 BULAN SEKALI

25
 Laporan dilaksanakan tiap bulan dan bersifat
 RAHASIA

 Data kekerasan dalam 1 bulan di evaluasi

 berdasar : Jenis Kelamin, Usia, Lokus, Bentuk

 kekerasan, Penyebab

 Koordinasi tindak lanjut dengan OPD yang

bertanggung jawab melalui DPMPPA


 Hasil Evaluasi menjadi dasar Perencanaan

 kegiatan pihak-pihak terkait

 Semua pihak berperan agar kekerasan di tingkat

 wilayah dan tingkat Kota menurun

Anda mungkin juga menyukai