Anda di halaman 1dari 48

FAKOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI Oleh

PENYEMBUHAN LUKA POST SECTIO NAWUN


CAESAREA DI RSUD DR. DORIS SYLVANUS NIM : PO 62.24.2.18.333
PALANGKARAYA
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Salah satu komplikasi yang sering ditemukan dirumah sakit
adalah infeksi. Infeksi luka operasi merupakan infeksi yang dapat
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain usia, nutrisi, personal
hygiene dan mobilisasi yang akan mempengaruhi lama dan biaya
perawatan (Elisa 2014).
Luka Post Sectio Caesarea merupakan luka yang membekas dan
disebabkan oleh bedah caesar ketika wanita tidak dapat
melahirkan secara normal. Proses ini ditempuh karena adanya
suatu hambatan untuk proses persalinan normal diantaranya
seperti lemahnya tenaga sang ibu untuk melahirkan, detak
jantung bayi lemah, ukuran bayi terlalu besar dan lainnya
(Puspitasari 2011).
LATAR BELAKANG
Tiga faktor utama penyebab kematian ibu
melahirkan adalah perdarahan (28%),
eklampsia (24%), dan infeksi (11%).
Penyebab kasus kematian ibu di Provinsi
Kalimantan Tengah tidak jauh berbeda
yaitu perdarahan (40,23%), eklampsia
(50,33%), infeksi (4,2%), dan lain-lain
(5,24%). (Kementerian Kesehatan 2016;
Kesehatan Kalimantan Tengah 2016).
LATAR BELAKANG
Tabel 1.1 Jumlah Persalinan
Tahun Jumlah Jumlah ILO
persalinan SC

2015 1.607 821 20


(51,08%) (2,43%)

2016 1.661 873 38


Infeksi Luka Operasi penyumbang AKI
(52,56 %) (4,35 %)
tertinggi ke 3 di RSUd Dr. Doris
Sylvanus Palangkaraya. (Register Ruang
2017 861 490 40 Nifas BLUD RSUD dr. Doris Sylvanus
(56,91%) (8, 16%) Palangkaraya 2015-2017).
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang adanya peningkatan angka Infeksi Luka Operasi
pada pasien post sectio caesarea yang penyembuhan lukanya lebih dari 7 hari
dan belum diketahuinya faktor-faktor yang yang mempengaruhi
penyembuhan luka pada pasien post sectio caesarea di RSUD dr. Doris
Sylvanus Palangkaraya tahun 2019.

TUJUAN PENELITIAN
Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor – faktor yang
mempengaruhi terhadap penyembuhan luka pada pasien post operasi seksio
sesarea di RSUD Dr. Doris Sylvanus Palangkaraya tahun 2019

Tujuan Khusus
Mengetahui hubungan, status gizi dan jenis insisi dengan penyembuhan luka
pada pasien post seksio caesarea di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangkaraya
tahun 2019
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
 

Sectio Caesaria

Sectio Caesaria secara umum adalah operasi yang dilakukan untuk mengeluarkan janin dan plasenta

dengan membuka dinding perut dan uterus (Wiknjosastro, 2005).

Luka

Luka adalah gangguan dalam kontinuitas sel-sel kemudian diikuti dengan penyembuhan luka yang merupakan

pemulihan kontinuitas tersebut (Brunner dan Suddart, 2008). Pengertian luka sectio caesaria adalah gangguan

dalam kontinuitas sel akibat dari pembedahan yang dilakukan untuk mengeluarkan janin dan plasenta, dengan

membuka dinding perut dengan indikasi tertentu.


Jenis Insisi Sectio Caesaria

Insisi dinding abdomen :


-Mediana (vertical melalui garis tengah
dinding abdomen mulai 2 jari atas sympisis
sampai 2 jari bawah pusat)
-Pfannenstiel ( melintang 2 jari diatas
sympisis mengikuti lupatan garis kulit
INSISI DINDING UTERUS
Komplikasi Luka

a.Hematoma

b.Infeksi

c.Dehiscene dan Eviserasi


Proses Penyembuhan Luka

Fase Inflamasi (durasi 0-3 hari)


Fase destruksi (1-6 hari)
Fase Proliferasi (durasi 3-24 hari)
Fase Maturasi (durasi 24-365 hari)
Tipe Penyembuhan Luka

a. Penyembuhan Melalui Intensi Pertama (Primary Intention)


Luka terjadi dengan pengrusakan jaringan yang minimum, dibuat secara aseptic,
penutupan terjadi dengan baik, jaringan granulasi tidak tampak, dan pembentukan
jaringan parut minimal.
b. Penyembuhan Melalui Intensi Kedua (Granulasi)
Pada luka terjadi pembentukan pus atau tepi luka tidak saling merapat, proses
penyembuhannya membutuhkan waktu yang lama.
c. Melalui Intensi Ketiga (Secondary Suture)
Terjadi pada luka yang dalam yang belum dijahit atau terlepas dan kemudian dijahit
kembali, dua permukaan granulasi yang berlawanan disambungkan sehingga akan
membentuk jaringan parut yang lebih dalam dan luas.
Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka Sectio Caesaria

a. Faktor luka :
1. Kontaminasi Luka
2. Edema
3. Hemoragi
b. Faktor Umum :
1. Usia
2. Nutrisi
3. Obesitas
4. Mediksi

c. Faktor Lokal :
1. Sifat injuri
2. adanya Infeksi
3. Lingkungan Setempat
Teknik pre operasi dalam mencegah infeksi dan proses
penyembuhan Luka Sectio Caesarea

A. Teknik Aseptik
B. Mensucihamakan Kulit
- Alkohol
- Iodine Povidone
PERAWATAN LUKA OPERASI
Luka perlu ditutup dengan kasa steril, sehingga sisa darah dapat diserap oleh kasa. Dengan
menutup luka itu kita mencegah terjadinya kontaminasi (kemasukan kuman), tersenggol,
dan memberi kepercayaan pada pasien bahwa lukanya diperhatikan oleh perawat.
Sehabis operasi, luka yang timbul langsung ditutup dengan kasa steril selagi dikamar bedah
dan biasanya tidak perlu diganti sampai diangkat jahitannya, kecuali bila terjadi perdarahan
sampai darahnya menembus diatas kasa, barulah diganti dengan kasa steril. Pada saat
mengganti kasa yang lama perlu diperhatikan tehnik asepsis supaya tidak terjadi infeksi.
Jahitan luka dibuka setengahnya pada hari kelima dan sisanya dibuka pada hari keenam
atau ketujuh (Oswari, 2005).
KONSEP UMUR
Penambahan usia berpengaruh terhadap semua penyembuhan luka sehubungan dengan
adanya gangguan sirkulasi dan koagulasi, respon inflamasi yang lebih lambat dan
penurunan aktifitas fibroblas. Kulit utuh pada dewasa muda yang sehat merupakan suatu
barier yang baik terhadap trauma mekanis dan infeksi, begitu juga dengan efisiensi sistem
imun, sistem kardiovaskuler, dan sistem respirasi, yang memungkinkan penyembuhan luka
terjadi lebih cepat. Sistem tubuh yang berbeda “tumbuh” dengan kecepatan yang berbeda
pula, tetapi lebih dari usia 30 tahun mulai terjadi penurunan yang signifikan dalam
beberapa fungsinya, seperti penurunan efisiensi jantung, kapasitas vital, dan juga
penurunan efisiensi sistem imun, yang masing – masing masalah tersebut ikut mendukung
terjadinya kelambatan penyembuhan luka seiring dengan penambahan usia.
HUBUNGAN USIA DENGAN
PENYEMBUHAN LUKA SECTIO CAESAREA
semakin tua pasien, semakin kurang lentur jaringan.
Kecepatan perbaikan sel berlangsung sejalan dengan pertumbuhan atau
kematangan usia seseorang, namun selanjutnya proses penuaan dapat
menurunkan sistem perbaikan sel sehingga dapat memperlambat proses
penyembuhan luka
KERANGKA TEORI

Faktor Luka
Kontaminasi Luka
Edema
Hemoragi

Faktor Umum Faktor-faktor yang


Usia mempengaruhi
Status Gizi penyembuhan Luka Post
Obesitas
Sectio Caesarea
Medikasi

Faktor Lokal
Sifat Injuri
Adanya infeksi
Lingkungan Setempat
KERANGKA KONSEP
Usia Faktor-faktor yang
Status Gizi mempengaruhi
penyembuhan Luka
Jenis Insisi
Post Sectio Caesarea

Skor Skala Reeda :


0 = penyembuhan luka baik
1-5 = penyembuhan luka
kurang baik
> 5 = penyembuhan luka
buruk pada hari ke 7
DEFENISI OPERASIONAL
variabel Defenisi Cara Ukur Alat Ukur Skala Hasil Ukur
Operasional

Dependen Lama waktu Observasi Kuesioner Ordinal 1. Sembuh dalam


Penyembuhan penyembuhan yang 7 hari
Luka Post SC diperlukan oleh 0. tidak sembuh
pasien post sc dalam 7 hari

Independen Lama hidup 1. 20 tahun


Usia responden Angket Kuesioner Nominal
terhitung mulai 2.  35 tahun
saat dilahirkan

Status Gizi Keadaan status gizi Timbang BB Timbangan 1.  18,5


ibu dinilai dengan Ukur TB Stature meter Nominal 2. 18,5-25
IMT 3.  25
Jenis Insisi Luka sayatan Observasi Kuesioner Ordinal 1. Mediana
operasi 2. Pfanenstiel
HIPOTESA
ADA HUBUNGAN USIA IBU TERHADAP PENYEMBUHAN
LUKA POST SECTIO CAESARIA DI RSUD DR. DORIS
SYLVANUS PALANGKARAYA.
ADA HUBUNGAN STATUS GIZI IBU TERHADAP
PENYEMBUHAN LUKA POST SECTIO CAESARIA DI RSUD
DR. DORIS SYLVANUS PALANGKARAYA.
ADA HUBUNGAN JENIS INSISI TERHADAP PENYEMBUHAN
LUKA POST SECTIO CAESARIA DI RSUD DR. DORIS
SYLVANUS PALANGKARAYA.
BAB III
METODE PENELITIAN
DESAIN PENELITIAN

Desain Penelitian yang akan dilakukan bersifat analytic dengan pendekatan Cross Sectional
untuk mengetahui hubungan antara usia, status gizi pasien dan jenis insisi terhadap
penyembuhan luka post sectio caesarea di RSUD Dr. Doris Sylvanus Palangkaraya
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien post sectio caesarea yang dirawat di
RSUD Dr. Doris Sylvanus Palangkaraya pada bulan Januari – Maret tahun 2019
SAMPEL
Besar Sampel
Untuk mengetahui jumlah sampel adalah menggunakan rumus Lemeshow (dalam Riduwan
& Akdon, 2010), yaitu:
Gambar Rumus Lemeshow

n = Zα2 x P x Q
L2
Berdasarkan rumus, maka n = (1.96)2 x 0.5 x 0.5 = 96.04
(0.1)2
Maka diperoleh hasil jumlah sampel minimal yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah
96 responden.
TEKNIK PENGAMBILAN
SAMPEL
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Accidental Sampling yaitu pasien post
sectio caesarea yang kontrol ke Poli Kandungan saat penelitian bulan januari – Maret
tahun 2019 dengan kriteria :
Kriteria Inklusi :
Bersedia menjadi responden
Ibu post SC hari ke 7
Ibu post SC semua paritas (primipara, Multipara, Grande Multipara)
Kriteria Eksklusi :
Tidak bersedia menjadi responden
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Metode Pengumpulan Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh secara
langsung pada saat penelitian dengan menggunakan Antropometri. Alat pengumpulan data
dilakukan dengan kuesioner, yaitu peneliti mengumpulkan data formal pada responden
untuk lembar kuesioner yaitu identitas responden. Kuesioner dibagi menjadi 2 bagian,
yaitu:
Kuesioner yang berisi pertanyaan untuk mendapatkan data identitas pasien mengenai nama
pasien, alamat pasien, umur pasien, tanggal operasi, TB, BB
Alat pengumpulan data dilakukan dengan lembar observasi, yaitu peneliti yang dibantu
asisten mengobservasi proses penyembuhan luka ketika dilakukan ganti balut pada hari ke
7 setelah operasi sectio caesaria diruang Poli Kandungan RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangkaraya lembar observasi dengan pilihan jawaban ya: 1, tidak: 0
Analisa Univariat
Teknik ini dilakukan terhadap setiap variable hasil dari
penelitian. Hasil dari analisis ini berupa distribusi frekuensi,
tendensi sentral, ukuran penyebaran maupun presentase dari
setiap variabel, ataupun dengan melihat gambaran histogram
dari variable tersebut. Dengan menggunakan analisis univariat
ini dapat diketahui apakah konsep yang kita ukur tersebut
sudah siap untuk dianalisis serta dapat dilihat gambaran secara
rinci. Untuk kemudian disiapkan kembali ukuran dan bentuk
konsep yang akan digunakan dalam analisis berikutnya.
(Imron Moch 2014)
Analisa Bivariat
Untuk menguji hipotesa apakah ada hubungan antara variabel independent dengan variabel
dependen digunakan uji Chi-square, dengan menggunakan rumus :

Keterangan :
χ : Chi-square :
O : Observasi (yang sebenarnya)
E : Nilai yang diharapkan
: Jumlah alternatif
Uji ini dilakukan untuk memutuskan apakah ada hubungan antara variabel bebas dan
variabel terikat, maka menggunakan p value yang dibandingkan dengan tingkat kesalahan
(Alpha) yaitu sebesar 5% atau 0,05. Apabila p value ≤0,05 maka Ho ditolak, yang berarti
ada hubungan yang bermakna antara variabel dependen dan variabel independen, apabila p
value >0,05 maka Ho diterima yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
variabel dependen dan independen.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
GAMBARAN UMUM LOKASI
PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum daerah dr.
Doris Sylvanus pada Poli Kandungan yang beralamat dijalan
Tambun Bungai no 4 Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah.
Adapun adapun tenaga kesehatan yang membantu melaksanakan
kegiatan pelayanan pada poli/ruangan tersebut sebagai berikut:
dokter spesialist Obstetri dan Ginekologi sebanyak 6 orang, dan
Tenaga Bidan sebanyak 3 orang. Pasien yang melakukan
kunjungan pada Poli Kandungan ini rata-rata ada sebanyak kurang
lebih 300 pasien setiap bulannya.
HASIL PENELITIAN
Analisis Univariat
a. Karakteristik Responden berdasarkan Kondisi kesembuhan luka Sectio Caesaria

80
72
70
60
50
40
30
20
10 18
0

1 baik 6
2 kurang
Series1 3 buruk
b. Karakteristik responden berdasarkan kelompok Usia sebagai

25 3

68

1 (<20 thn) 2 (25-35thn) 3 (>35thn)


c. Karakteristik Responden berdasarkan Kelompok Indeks Massa Tubuh (IMT)

23

69

1 (<18,5) 2 (18,5-25) 3 (>25)


d. Karakteristik Responden berdasarkan Kelompok dari jenis Insisi

28

68

Mendiana Pfanenstiel
HUBUNGAN KONDISI LUKA SECTIO
CAESAREA DENGAN USIA RESPONDEN DI
RSUD DR. DORIS SYLVANUS, PALANGKARAYA.
Kondisi Sectio Caesaria
1

Luka baik Luka Luka Buruk Jumlah


Variabel
kurang baik
Kelompok Usia
P Value
responden
N % N % N % N %

< 20 tahun 1 1 2 2.1 0 0 3 3.1


21-35 tahun 60 62.5 2 2.1 6 6.3 68 70.9
>35 tahun 11 11.5 14 14.5 0 0 25 26.0 0,000
Total 72 75 18 18.7 6 6.3 96 100

Dapat diketahui bahwa p-value tersebut lebih kecil dari α (0,05) yaitu sebesar
0,000, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna
antara kondisi kesembuhan luka section caesarea terhadap usia responden
HUBUNGAN KONDISI LUKA SECTIO
CAESAREA DENGAN IMT DI RSUD DR.
DORIS SYLVANUS, PALANGKARAYA.
Kondisi Sectio Caesaria
1
Luka baik Luka Luka Jumlah
Variabel
Kelompok kurang Buruk
Indeks Massa baik
N % N % N % N % P Value
Tubuh (IMT)
responden

<18 0 0 2 2.1 2 2.1 4 4.2


19-25 62 64.6 6 6.3 1 1.0 69 71.9 0,000
>25 10 10.4 10 10.4 3 3.1 23 24
Dapat diketahui bahwa p-value tersebut lebih kecil dari α (0,05) yaitu sebesar
Total sehingga dapat
72 disimpulkan
75 18 bahwa
18.8 terdapat
6 6.3hubungan
96 100  
0,000, yang bermakna
antara kondisi kesembuhan luka section caesarea terhadap IMT
HUBUNGAN KONDISI LUKA SECTIO
CAESAREA DENGAN JENIS INSISI DI RSUD
DR. DORIS SYLVANUS, PALANGKARAYA.
Kondisi Sectio Caesaria
1
Luka baik Luka Luka Jumlah
Variabel kurang Buruk
Kelompok jenis baik P Value
Insisi Sectio
Caesaria N % N % N % N %

Mendiana 37 38.5 5 5.2 3 3.1 45 46.9


Pfanenstiel 35 36.5 13 13.5 3 3.1 51 53.1 0,197
Dapat diketahui bahwa p-value tersebut lebih besar dari α (0,05) yaitu sebesar 0,197,
Total 72
sehingga dapat disimpulkan75bahwa18 tidak
18.8ada hubungan
6 6.3 bermakna
96 100antara kondisi
kesembuhan luka section caesarea terhadap jenis insisi
PEMBAHASAN
1. Kondisi Kesembuhan luka sectio caesarea terhadap faktor usia

Pada penelitian ini berdasarkan


hasil uji statistik terdapat hubungan
yang bermakna antara kondisi
kesembuhan Sectio Caesarea
terhadap usia responden

Hasil penelitian Ini sejalan dengan


penelitian Ika Putri Damayanti
(2013) bahwa ada hubungan usia
dengan penyembuhan luka post
sectio caesarea.
PEMBAHASAN
2. Kondisi Kesembuhan luka sectio caesarea terhadap faktor IMT

Pada penelitian ini berdasarkan


hasil uji statistik terdapat hubungan
yang bermakna antara kondisi
kesembuhan Sectio Caesarea
terhadap IMT

Penelitian ini juga sejalan dengan


Hasil penelitian Chen Y (2015)
bahwa bahwa IMT  25 dan usia 
35 tahun adalah faktor resiko tinggi
penyembuhan luka operasi.
PEMBAHASAN
3. Kondisi Kesembuhan luka sectio caesarea terhadap faktor Jenis Insisi

Berdasarkan hasil uji statistik tidak terdapat


hubungan yang bermakna antara kondisi
kesembuhan Sectio Caesarea terhadap jenis
Insisi yang digunakan dengan nilai P Value
0,197 lebih dari 0,05.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 96
responden di poli kandungan RSUD Doris Sylvanus Palangkaraya
1. Terdapat hubungan yang bermakna antara kondisi kesembuhan
Sectio Caesaria terhadap usia responden nilai P Value 0,000
kurang dari 0,05.
2. Terdapat hubungan yang bermakna antara kondisi kesembuhan
Sectio Caesaria terhadap Indeks Massa Tubuh (IMT) di Rumah
Sakit tersebut nilai P Value 0,000 kurang dari 0,05.
3. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kondisi
kesembuhan Sectio Caesaria terhadap jenis Insisi yang
digunakan dengan nilai P Value 0,197 lebih dari 0,05.
SARAN
1. Bagi pasien 3. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan pasien bertambah Diharapkan kepada seluruh pelayanan
pengetahuannya mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi penyembuhan luka
kesehatan khususnya bidan yang
post operasi, sehingga pasien menjadi memberikan asuhan terhadap ibu post
dapat menjalankan selama masa nifas dan section caesarea untuk dapat
masa penyembuhan luka post operasi
sectio caesarea.
meningkatkan kualitas asuhan nifas
diantaranya dengan memberikan
beberapa konseling mengenai faktor-
faktor yang mempengaruhi
2. Bagi peneliti penyembuhan luka post sectio caesarea
untuk penelitian selanjutnya dapat serta dapat dijadikan sebagai standar
menambah jumlah sampel dalam pelayanan terhadap ibu post sectio
penelitian penyembuhan luka post
operasi sectio caesarea agar hasil
caesarea.
lebih signifikan .
Timbang Berat Badan Ukur Tinggi Badan
Ganti Verband Ganti Verband
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai