Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

TENTANG PERAWATAN LUKA PADA Ny. R


DI RUANG AN-NISA RUMAH SAKIT IBNU SINA PADANG

OLEH :
CINDY NOVRITA MALKAM
(2114901007)

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

( ) ( )

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG


PROFESI NERS
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengkajian
1. Identitas diri pasien
Nama : Ny. R
Tanggal lahir : 09-10-1990
Jenis kelamin : perempuan
Status kawin : sudah kawin
Agama : islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan swasta
Alamat : Perupuk Raya Tabing
Tgl MRS : 19-10-2021
Sumber informasi : suami

2. Identitas keluarga pasien


Nama : Tn. C
Pendidikan : SMA
Pekerjaan :wiraswasta
Alamat : Perupuk Raya Tabing

3. Alasan masuk
Pasien datang ke rumah sakit tanggal 19 oktober 2021 pada pukul 05.00 wib
dengan keluhan klien mengatakan merasakan sakit pinggang menjalar ke ari-ari
dikarenakan tanda-tanda akan melahirkan, uk 37-38 minggu, keluar air yang banyak
dari jalan lahir,

4. Riwayat kesehatan sekarang


Pada tgl 19 oktober 2021 pukul 16.00 wib pasien dilakukan SC, setelah operasi
dilakukan terdapat bekas luka post operasi sc dibagian perut,klien mengatakan nyeri
pada luka post operasi dengan skala nyeri 4, klien mengatakan nyeri timbul seperti
ditusuk dan nyeri yang dirasakan hanya pada hanya pada bagian bekas operasi saja.

B. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan luka post sectio cessarae
2. Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringa
3. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan luka post operasi

C. Intervensi
1. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan luka post operasi
Intervensi:
a. Observasi luka : lokasi, dimensiu, kedalaman luka, karakteristik, warna cairan,
granulasi, jaringan nekrotik, tanda-tanda infeksi lokal, formasi traktus.
b. Lakukan teknik perawatan luka dengan steril
Implementasi
a. Melakukan perawatan luka
b. memberikan anlgetik :
- ceftriaxon 2x1 grpul
- IVFD RL 8 jam-1 kolf
- injeksi dexa 2x2 ampul

Evaluasi
S: pasien mengatakan belum mampu melakukan perawatan luka secara
mandiri
O : klien tampak dibantu tenaga kesehatan dalam melakukan perawatan luka
post operasi.
A : masalah belum teratasi
P : implementasi dilanjutkan

D. Definisi luka operasi


Luka yang sering terjadi diarea kebidanan yaitu, luka episiotomi, luka bedah sectio
caesarea, luka bedah abdomen karena kasus ginekologi, atau luka akibat komplikasi proses
persalinan (Maryunani, 2014). Luka merupakan suatu keadaan yang mengakibatkan
terputusnya kontinuitas jaringan. Penyebabnya bisa karena trauma, operasi, ischemia, dan
tekanan (Ekaputra, 2013).
Luka adalah suatu keadaan dimana terputusnya kontinuitas jaringan tubuh yang
dapat menyebabkan terganggunya fungsi tubuh dan mengakibatkan terganggunya aktivitas
sehari – hari (Damayanti, Pitriani, & Ardhiyanti, 2015). Luka Operasi yaitu luka akut yang
dibuat oleh ahli bedah yang bertujuan untuk terapi atau rekonstruksi (Murtutik &
Marjiyanto, 2013).
E. Definisi perawatan luka operasi post sectio caesarea
Perawatan luka pada pasien diawali dengan pembersihan luka selanjutnya tindakan
yang dilakukan untuk merawat luka dan melakukan pembalutan yang bertujuan untuk
mencegah infeksi silang serta mempercepat proses penyembuhan luka (Lusianah,
Indaryani, & Suratun, 2012).
Perawatan pasca operasi adalah perawatan yang dilakukan untuk meningkatkan
proses penyembuhan luka dan mengurangi rasa nyeri dengan cara merawat luka serta
memperbaiki asupan makanan tinggi protein dan vitamin (Riyadi & Harmoko, 2012).

F. Tujuan perawatan luka post sectio caesarea


Tujuan dari perawatan luka menurut Maryunani, (2013) yaitu :
a. Mencegah dan melindungi luka dari infeksi.
b. Menyerap eksudat.
c. Melindungi luka dari trauma.
d. Mencegah cendera jaringan yang lebih lanjut.
e. Meningkatkan penyembuhan luka dan memperoleh rasa nyaman.
Tujuan melakukan sectio caesarea (SC) adalah untukmempersingkat lamanya
perdarahan dan mencegah terjadinyarobekan serviks dan segmen bawah rahim.
Sectio caesareadilakukan pada plasenta previa totalis dan plasenta previa lainnyajika
perdarahan hebat. Selain dapat mengurangi kematian bayi padaplasenta previa, sectio
caesarea juga dilakukan untuk kepentinganibu, sehingga sectio caesarea dilakukan
pada placenta previawalaupun anak sudah mati.
G. Jenis - Jenis Operasi Sectio Caesarea (SC)
a. Abdomen (SC Abdominalis)
1. Sectio Caesarea Transperitonealis
Sectio caesarea klasik atau corporal : dengan insisimemanjang pada corpus uteri.
Sectio caesarea profunda :dengan insisi pada segmen bawah uterus.
2. Sectio caesarea ekstraperitonealis
Merupakan sectio caesarea tanpa membuka peritoneumparietalis dan dengan
demikian tidak membuka kavumabdominalis.
b. Vagina (sectio caesarea vaginalis)
Menurut arah sayatan pada rahim, sectio caesaria dapatdilakukan apabila :Sayatan
memanjang (longitudinal)Sayatan melintang (tranversal)Sayatan huruf T (T Insisian)
c. Sectio Caesarea Klasik (korporal)Dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada
korpusuteri kira-kira 10cm.
Kelebihan :Mengeluarkan janin lebih memanjangTidak menyebabkan komplikasi
kandung kemih tertarikSayatan bisa diperpanjang proksimal atau distal
Kekurangan :Infeksi mudah menyebar secara intraabdominal karena tidak
adareperitonial yang baik.Untuk persalinan berikutnya lebih sering terjadi
rupture uterispontan.Ruptura uteri karena luka bekas SC klasik lebih sering
terjadidibandingkan dengan luka SC profunda. Ruptur uteri karena lukabekas SC
klasik sudah dapat terjadi pada akhir kehamilan,sedangkan pada luka bekas SC
profunda biasanya baru terjadidalam persalinan.
Untuk mengurangi kemungkinan ruptura uteri, dianjurkan supayaibu yang telah
mengalami SC jangan terlalu lekas hamil lagi.Sekurang -kurangnya dapat istirahat
selama 2 tahun. Rasionalnyaadalah memberikan kesempatan luka sembuh dengan baik.
Untuktujuan ini maka dipasang akor sebelum menutup luka rahim.d. Sectio Caesarea
(Ismika Profunda) Dilakukan dengan membuat sayatan melintang konkaf padasegmen
bawah rahim kira-kira 10cmKelebihan :Penjahitan luka lebih mudahPenutupan luka
dengan reperitonialisasi yang baikTumpang tindih dari peritoneal flap baik sekali untuk
menahan isiuterus ke rongga perineumPerdarahan kurangDibandingkan dengan cara
klasik kemungkinan ruptur uterispontan lebih kecilKekurangan :Luka dapat
melebar ke kiri, ke kanan dan bawah sehingga dapatmenyebabkan arteri uteri putus
yang akan menyebabkanperdarahan yang banyak.Keluhan utama pada kandung
kemih post operatif tinggi.

H. Komplikasi proses penyembuhan luka post sectio caesarea


Proses penyembuhan luka yang tidak berjalan baik karna berbagai faktor
penghambat akan menyebabkan suatu komplikasi, faktor yang bisa menjadi 11
penghambat suatu proses penyembuhan luka menurut (Damayanti et al., 2015) yaitu :
a. Vaskularisasi
Vaskularisasi dapat memengaruhi penyembuhan luka karena luka membutuhkan
keadaan peredaran darah yang baik untuk pertumbuhan /perbaikan sel.
b. Anemia
Anemia dapat memperlambat suatu proses penyembuhan luka mengingat
perbaikan sel membutuhkan kadar protekin yang cukup. Oleh sebab itu seseorang yang
mengalami kekurangan kadar hemoglobin dalam darah akan mengalami suatu proses
penyembuhan luka yang lama.
c. Usia
Kecepatan perbaikan sel berlangsung sejalan dengan pertumbuhan dan
kematangan usia seseorang, proses penuaan dapat menurunkan sistem perbaikan sel
sehingga dapat memperlambat proses penyembuhan luka sectio caesarea.
d. Penyakit lain
Penyakit dapat mempengaruhi proses penyembuhan luka, adanya suatu penyakit
seperti diabetes mellitus dan ginjal dapat memperlambat proses penyembuhan luka.
e. Nutrisi
Nutrisi merupakan suatu unsur utama dalam membantu perbaikan suatu sel.
Terutama karena kandungan zat gizi yang terdapat didalamnya, seperti vitamin A
diperlukan untuk membantu proses apitelisasi atau penutupan luka serta sintesis
kolagen, vitamin B kompleks merupakan sebagai kofaktor pada sistem enzim yang 12
mengandung metabolisme protein, karbohidrat, dan lemak. Vitamin C dapat berfungsi
sebagai fibroblast serta dapat mencegah adanya suatu infeksi pada luka serta dapat
membentuk kapiler-kapiler, dan vitamin K yang dapat membantu sistensis protombin
serta berfungsi sebagai zat pembekuan darah.
f. Kegemukan, obat-obatan, merokok, dan stress, dapat mempengaruhi proses
penyembuhan luka. Orang yang terlalu gemuk serta banyak mengomsumsi obatobatan,
merokok, atau stres akan mengalami proses penyembuhan luka yang lebih lama.
Komplikasi umum yang terjadi dalam penyembuhan luka Menurut (Sukma
Wijaya, 2018) yaitu :
a. Infeksi Invasi bakteri dapat terjadi saat trauma saat pembedahan atau terjadi setelah
pembedahan, gejala infeksi sering muncul sekitar dalam 2-7 hari setelah
pembedahan. Gejala dari infeksi berupa kemerahan, nyeri, bengkak di sekeliling
luka, peningkatan suhu, dan peningkatan sel darah putih. Suatu cairan luka atau
eksudat yang banyak serta berbau dan berjenis purulen menandakan terjadinya suatu
infeksi, infeksi yang tidak terkontrol serta tidak segera ditangani maka akan
menyebabkan osteomyelitis, bakteremia, dan sepsis.
b. Pendarahan (Hemoragik) Pendarahan terjadi paling sering jika kondisi pasien lemah
serta adanya penyakit penyerta oleh pasien seperti kelainan darah atau bisa karena
malnutrisi seperti kekurangan vitamin K. 13
c. Dehisen (Dehiscense) Dehiscense yaitu terpisahnya lapisan kulit serta jaringan atau
tepi luka tidak menyatu dengan tepi luka yang lain, komplikasi ini dapat terjadi pada
hari ke 3 sampai dengan hari ke 11 setelah cendera.
d. Eviserasi Organ bagian dalam (viseral) dapat keluar dari permukaan luka yang
terbuka ini disebut sebagai eviserasi
I. Indikasi dan Kontraindikasi Sectio Caesarea SC
Indikasi sectio caesaria pada ibu seperti disproporsi cevalo-pelvik ketidakseimbangan
antar ukuran kepala dan panggul, disfungsi uterus, distosia jaringan lunak, plasenta previa,
his lemahmelemah, ruptur uteri, primi muda atau tua, partus dengan komplikasi dan
masalah plasenta. Sedangkan indikasi sectio caesaria pada anak antara lain janin besar,
gawat janin, janin dalam posisi sungsang atau melintang, fetal distress, dan hydrocephalus
Manuaba, 2006.

Kontra indikasi untuk dilakukannya sectio saesaria, yaitu sectio caesarian tidak dilakukan
pada janin mati, syok, anemi berat sebelum diatasi, dan kelainan kongenital berat
Sarwono, 1991.
1. Prosedur injeksi IC
a. Tahap Pra Interaksi
 Mencuci tangan
 Menyiapkan alat
Troly perawatan luka berisi :
1. Bak instrumen steril, berisi :
- Kom keci 2 buah
- Pinset anatomi 1 buah
- Pinset cirugi 1 buah
- Gunting jaringan 1 buah
2. Bak instrumen bersih, berisi :
- Pinset anatomi 1 buah
- Gunting verban 1 buah
3. Handscoon bersih
4. Handscoen steril
5. Gunting
6. Cairan pencuci luka : NaCl 0,9%
7. Cairan antiseptik yang direkomendasikan
8. Growth factor (amnion, oxoferin, cutimed gel, dll) sesuai rekomendasi
9. Kassa steril secukupnya
10.Perlak
11.Bengkok
12.Kassa gulung
13.Plester
14.Balutan elastis jika diperlukan

b. Tahap Orientasi
 Memberikan salam dan menyapa nama pasien
 Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
 Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien
c. Tahap Kerja
1. Cuci tangan
2. Berikan salam dan memperkenalkan diri
3. Identifikasi pasien
4. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
5. Tanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
6. Jaga privacy pasien
7. Tempatkan alat di dekat pasien
8. Pasang perlak dibawah lokasi luka
9. Cuci tangan
10. Pasang handscoen bersih
11. Baca basmallah
12. Buka balutan dan basahi dengan NaCl 0,9%
13. Lepaskan handscoen kotor dalm bengkok
14. Buka set steril, masukkan kassa steril dan cairan yang akan digunakan
15. Pasang handscoen steril
16. Bersihkan luka dengan NaCl 0,9%
17. Buang kassa kotor kedalam bengkok (untuk luka kotor berpasir atau post
kecelakaan, bersihkan dengan Nacl 0,9%, kemudian bersihkan dengan H1O2 3%
secara irigasi dengan spuit dan bilas kembali dengan Nacl 0,9%)
18. Ulangi beberapa kali sampai yakin bersih
19. Observasi keadaan luka dan lakukan penekanan, bila perlu pada daerah
pinggiran/sekitar luka untuk melihat apakah ada cairan atau pus
20. Untuk merangsang pertumbuhan jaringan, sebelum luka ditutup dapat
ditambahkan growth factor jhika diperlukan atau cairan antiseptik yang
direkomendasikan.
21. Tutup luka dengan kassa kering beri plester/balut luka dengan verban dan jika
diperlukan tambahkan balutan elastis
22. Baca hamdalah
23. Buka handscoen
24. Komunikasikan dengan klien bahwa perawatan luka telah selesai dilakukan
dan jelaskan kondisi luka. Anjurkan menjaga kebersihan sekitar luka
25. Rapikan pasien dan alat-alat
26. Cuci tangan
27. Berpamitan dengan pasien dan keluarga
28. Cuci tangan
29. Dokumentasikan kegiatan dalam lembar rekam medis pasien

Anda mungkin juga menyukai