Anda di halaman 1dari 6

Perlawanan

Sultan Nuku
Terhadap VOC
Profil Sultan Nuku
Sultan Nuku merupakan anak pertama dari
penguasa Tidore, yaitu Sultan Jamaluddin.
Lahir pada 1738 dengan nama Muhammad
Amiruddin di Soasiu, Tidore, Maluku Utara,
Sejarah hidup Sultan Nuku (1797-1805
Masehi) amat heroik. Memimpin
Kesultanan Tidore di Maluku Utara, ia
berulangkali mengalahkan VOC atau
Belanda.
Sejarah Awal
Perlawanan Sultan Nuku
Awal terjadinya perlawanan diakibatkan oleh Sultan Jamaluddin yang sering tak
sepemahaman dengan Belanda, sehingga menyebabkan ia ditangkap dan diasingkan ke
Jawa. Sebagai gantinya, Belanda secara sepihak menunjuk Patra Alam, adik Sultan
Jamaluddin, sebagai Sultan Tidore yang baru. Kendati sudah menjadi raja, namun
Sultan Patra Alam belum tenang karena keberadaan Pangeran Nuku dan adiknya yang
bernama Pangeran Kamaluddin. Kedua pangeran yang sebenarnya merupakan pewaris
sah takhta Tidore ini dianggap sebagai ancaman bagi kekuasaannya. Dengan dukungan
dari Belanda, Sultan Patra Alam memerintahkan penangkapan terhadap kedua
keponakannya tersebut.
Pelarian dan Perlawanan
Balik Sultan Nuku
Pangeran Nuku berhasil lolos dari penangkapan, sedangkan adiknya tertangkap.
Pangeran Nuku melarikan diri ke Halmahera. Pangeran Nuku pun langsung
mempersiapkan diri untuk melakukan perlawanan terhadap Belanda sekaligus
pamannya yang kini duduk di singgasana Tidore.Nuku tidak hanya dibantu oleh raja-
raja kecil di sebagian kawasan Indonesia timur saja. Ia juga melibatkan orang-orang
Mindanao (kini termasuk wilayah Filipina) dan mendapat bantuan dari Inggris yang
memang menjadi pesaing terkuat Belanda. Gelar “Kaicil Paparangan” berarti “Raja
Perang” tersemat dalam nama Nuku. Itu berarti bahwa Nuku siap berperang demi
menuntut haknya dan mengusir kaum penjajah dari Maluku Utara.
Perlawanan Nuku
Terhadap Belanda
Pada 1783, pasukan Nuku menyerbu pos Belanda di Halmahera dan memperoleh hasil
gemilang. VOC yang murka mencoba membalas serangan, namun selalu gagal karena
Nuku menerapkan strategi pertempuran laut dengan sangat baik yang membuat Belanda
kerepotan dan mengalami kerugian besar. Perang demi perang berlangsung dalam
beberapa tahun berikutnya. Selama masa genting itu, upaya Belanda untuk
menaklukkan Nuku tidak pernah membuahkan hasil. Sebaliknya, Nuku berulangkali
membuat Belanda kewalahan. Itulah alasan mengapa Nuku diserahi gelar sebagai Jou
Barakati atau “Tuan yang Selalu Diberkati”. Orang-orang Inggris, yang mendukung
perlawanan Nuku terhadap Belanda, menjulukinya The Lord of Fortune.
Dinobatkan Sebagai
Sultan Ternate
Lewat serangan massal, Tidore yang semula di bawah pengaruh Belanda akhirnya bisa direbut.
Belanda pun terpaksa angkat kaki ke Ternate. Sehari kemudian, tanggal 13 April 1797, Pangeran
Nuku dinobatkan menjadi Sultan Tidore dengan gelar Sultan Syaidul Jehad Amiruddin Syaifuddin
Syah Muhammad El Mab’us Kaicil Paparangan Jou Barakati Nuku. Pada 15 Juli 1799, Belanda
melancarkan serangan ke Tidore dari Ternate. Namun, justru Belanda yang lagi-lagi dipukul
mundur oleh Sultan Nuku yang saat itu sudah bertakhta di Kesultanan Tidore. Dua tahun berselang,
giliran Sultan Nuku yang mengirim serangan balasan ke Ternate. Ratusan perahu yang membawa
lebih dari 5 ribu prajurit mengepung benteng Belanda di Ternate. Belanda menyerah dan terpaksa
hengkang ke Ambon. Maluku Utara untuk sementara terbebas dari cengkeraman penjajah berkat
andil besar Sultan Nuku. Di bawah kepemimpinannya, Tidore kembali meraih kejayaan,
wilayahnya meliputi Tidore, sebagian Halmahera, Seram Timur, hingga ke pesisir barat serta utara
Papua, termasuk Raja Ampat dan sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai