DARAH SAMAR
Proses pembentukan urine tidak terjadi begitu saja, melainkan melibatkan ginjal, ureter,
kandung kemih, serta uretra. Organ-organ tersebut adalah bagian dari saluran kemih
yang berperan penting dalam menyaring limbah dan mengatur keseimbangan cairan
dan elektrolit.
Apabila salah satu atau beberapa dari komponen tersebut rusak, tentu akan memengaruhi urine
Makaa dari itu, tes urine diperluka untuk menilai, apakah ada perubahan pada urine
yang berkaitan dengan penyakit tertentu
Bila feses Anda berubah warna menjadi kemerahan atau hitam dengan tekstur seperti bubuk
kopi, keduanya menunjukkan potensi perdarahan.
Ditulis oleh Nanda Saputri Diperbarui 3 weeks ago
Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan
Persiapan pasien :
Selama 1-2 hari sebelum pemeriksaan faeses disarankan untuk tidak mengkonsumsi makanan yang bisa
mengubah warna feses serta obat-obatan seperti antasida, antidiare, antibiotic, zat besi dll.
NEXT
What ?
Perdarahan di dalam saluran pencernaan yang
dapat disebabkan baik oleh iritasi ringan maupun
kanker yang serius. Bila perdarahannya banyak,
bisa terjadi muntah darah, dalam tinja terdapat
darah segar atau mengeluarkan tinja berwarna
kehitaman (melena).
Why ? gastrointestinal
Tes skrining untuk karsinoma kolorektal
Evaluasi penyebab anemia
Untuk mengevaluasi kemungkinan penyebab nyeri abdomen.
mendiagnosis kondisi lain yang menyebabkan perdarahan di
saluran pencernaan, seperti: polip, wasir, diverticulosis, bisul
atau penyakit radang usus (colitis)
Tes darah samar feses adalah salah satu pilihan untuk mendeteksi kanker usus besar. Prosedur ini bisa menjadi
pilihan jika Anda memiliki potensi terkena kanker usus besar, tanpa disertai gejala apa pun. Tes darah samar
feses biasanya diulang setiap tahun.
Sementara itu, banyaknya urine yang dikeluarkan dalam sehari berkisar antara 400
sampai 2.000 mL, dengan asupan cairan normal sekitar 2 liter per hari. Ini merupakan
rentang rata-rata dan setiap orang mungkin memiliki volume urine keluar yang berbeda.
Seberapa sering Anda buang air kecil tergantung pada banyak faktor, di antaranya:
• Usia.
• Asupan air dalam sehari.
• Minuman yang dikonsumsi, misalnya air, teh, dan sebagainya.
• Kondisi medis seperti diabetes, infeksi saluran kemih, atau kandung kemih overaktif (
overactive bladder).
• Konsumsi obat-obatan tertentu.
• Ukuran kandung kemih.
Keadaan khusus seperti kehamilan atau melahirkan juga bisa mempengaruhi seberapa
sering Anda buang air kecil. Selama kehamilan, janin dapat menekan kandung kemih
sehingga Anda jadi lebih sering buang air kecil.
Pada saat Anda memutuskan untuk menahan kencing karena sibuk atau tidak ada
toilet terdekat, otot sfingter di kandung kemih akan tertutup rapat. Hal ini dilakukan
agar urine tidak bocor lewat uretra Anda.
semua darah yang masuk ke dalam tubuh akan disaring di ginjal. Kemudian, produk sisa metabolisme
(limbah) dari darah akan dikeluarkan melalui urine.
Jika Anda memilih untuk menahan kencing, tubuh berisiko mengalami ketidakseimbangan
metabolisme dan elektrolit. Kondisi ini tentu dapat menyebabkan sejumlah masalah
kesehatan yang serius, seperti penyakit ginjal jangka panjang
Berwarna kecokelatan
Memiliki bau tak sedap yang khas
Bertekstur lembut
Tidak menimbulkan rasa sakit
Frekuensi BAB normal
Salah satu metode terbaik untuk mengetahui kondisi kesehatan Anda adalah dengan
pemeriksaan feses.
Mengutip situs Continence Foundation of Australia, skala bristol stool adalah metode pengukuran
sederhana untuk mengenali tujuh ciri feses manusia.
Bagan ini merupakan hasil temuan seorang dokter asal Inggris setelah melakukan penelitian
mengenai kebiasaan buang air besar pada hampir 2.000 orang.
Dengan skala ini, Anda dapat menentukan apakah feses Anda tergolong sehat atau tidak.
Kriterianya adalah sebagai berikut.
Tipe 1: Tampilan feses berbentuk bulatan-bulatan terpisah dan keras. Ini menjadi
pertanda Anda terkena sembelit.
Tipe 2: Bentuk feses tampak seperti sosis yang lebih padat dan kental. Hal ini
menandakan masalah sembelit ringan.
Tipe 3: Bentuk feses tampak seperti sosis, tapi ada retakan pada permukaan.
Bentuknya seperti ini dinilai normal dan menunjukkan kondisi tubuh sedang sehat.
Tipe 4: Bentuk feses seperti sosis, tapi lebih lembut dan mengular. Hal ini
cenderung normal.
Tipe 5: Tampilan feses seperti gumpalan lunak dengan tepi yang jernih. Hal ini
menandakan bahwa Anda kurang mengonsumsi serat.
Tipe 6: Konsistensi feses cenderung lembek tidak beraturan. Ini menunjukkan
bahwa Anda terkena diare ringan.
Tipe 7: Konsistensi feses cenderung cair tanpa potongan padat, artinya Anda
terkena diare berat.
DIARE
KANKER USUS
PENYAKIT CELIAC
KOLITIS ULSERATIF
PENYAKIT CROHN
GANGGUAN HATI
Hasil negatif
Pemeriksaan darah samar tinja dianggap negatif bila tidak ada darah yang terdeteksi pada sampel feses
Anda.
Bila Anda memiliki beberapa faktor risiko kanker usus besar, dokter mungkin akan menganjurkan untuk
mengulang tes setiap tahun.
Hasil positif
Sementara itu, tes darah samar tinja dianggap positif bila darah terdeteksi dalam
sampel. Anda mungkin membutuhkan tes tambahan, seperti kolonoskopi.
Hal ini bertujuan untuk mengetahui apa penyebab dari perdarahan pada saluran cerna.
Tidak selalu akurat
Tes darah samar feses sebenarnya tidak selalu akurat. Maksudnya, ada kemungkinan tes
menunjukkan hasil negatif meski sebenarnya kanker ada.
Hal ini biasanya disebabkan kanker atau polip tidak berdarah sehingga tidak terdeteksi.
Sementara itu, tes juga bisa menunjukkan hasil yang positif meskipun tidak menderita kanker.
Ada kemungkinan perdarahan terjadi akibat masalah pencernaan lain, seperti lambung, wasir,
atau darah yang tertelan dari mulut atau hidung