I. Identitas pasien
• ULJ tidak perlu dilakukan untuk mendeteksi PJK obstruktif pada pasien pasien
dengan abnormalitas EKG sindroma pre-eksitasi (WPW syndrome), irama pacu
jantug ventrikuler, depresi segmen ST >1 mm, atau CLBBB dapat untuk
stratifikasi risiko dan prognosis pada pasien dengan gejala atau dengan riwayat PJK
sebelumnya dan uji latih jantung pasca MI dgn kelas rekomendasi lebih rendah
• Respon tekanan darah : Appropriate/hypertensive/hypotensive response
• Normal bila :
ACSM's Resource Manual for Guidelines for Exercise Testing and Prescription, 2010
Bila rasio tekanan darah 3 menit masa pemulihan > 0,91 mempunyai arti
diagnostik yang sama dengan depresi segmen ST
Exercise Testing for Primary Care and Sports Medicine Physicians, 2009
Respon Hipotensi
• Penurunan tekanan darah sistolik > 10 mm Hg dari tekanan darah awal latihan
pada posisi berdiri
Penurunan fungsi ventrikel kiri yang disebabkan iskemia otot miokard selama
peningkatan beban otot miokard
ACSM's Resource Manual for Guidelines for Exercise Testing and Prescription, 2010
• Makna prognostik :
• Penderita yang menjalani ULJ dan ditemukan respon iskemia atau
sebelumnya telah diketahui menderita infark miokard akan meningkatkan
kejadian kardiovaskular (mortalitas dan infark miokard akut) 3,2 kali
dalam 2 tahun.
• Prevalensi ditemukannya Left Main atau 3 Vessel disease pada angiografi
koroner sekitar 48 %, dan predictive value 68 %
ACSM's Resource Manual for Guidelines for Exercise Testing and Prescription, 2010
• Respon laju nadi : Appropriate/CI/HRR brp
• Chronotropic incompetence
• Kriteria sugestif iskemik respon, menunjukkan PJK berat, meningkatkan resiko kematian
dalam 2 tahun
• Laju nadi tidak mencapai 85% dari laju nadi maksimal menurut usia (220-umur)
• Laju nadi < 120x/menit pada puncak uji latih
• Chronotropic index < 80% (bila menggunakan beta bloker < 62%)
• HRR atau Laju Jantung Pemulihan adalah selisih antara laju jantung maksimal
dan laju jantung saat pemulihan pada menit tertentu
ACSM's Resource Manual for Guidelines for Exercise Testing and Prescription, 2010
Heart Rate Recovery (HRR)
Cole, C.R., et. al. (2000). Heart rate recovery after Lauer, M.S. (2001). Heart rate response in stress testing: clinical
submaximal exercise testing as a predictor of mortality implications. ACC Curr J Rev, 132(7):552-5.
in a cardiovascularly healthy cohort. Ann Intern Med,
132(7):552-5.
• Aritmia
• Artimia yang mempunyai nilai prognosis adalah aritmia ventrikular yang kompleks
yaitu yang frekuen, multifokal, couplet, ventrikel takikardi dan ventrikel fibrilasi
terutama bila uji latih menunjukkan ada iskemia
• LBBB yang muncul pada denyut jantung < 125 : menunjukkan respon iskemik positif
• Aritmia yg kompleks yang muncul pada low intensity (misal HR < 120) :
menunjukkan PJK berat
• Aritmia ventrikel yang terjadi pada masa pemulihan memiliki prediktor mortalitas
yg lebih baik dibandingkan yang hanya timbul pada saat ULJ
• ST-T changes : Sebutkan gambaran EKG
• Normal :
• ST segmen depresi < 0,7 mm 80 detik setelah J point dengan upsloping cepat
• ST depresi di inferior : positif palsu karena repolarisasi atrium
• Probable : ST depresi yang makin dalam pada PVC saat uji latih
• Positif iskemik respon :
• ST elevasi di AVR
• ST elevasi > 1mm diukur pada 80 ms dari J poin
• ST depresi upsloping > 1,5 mm diukur pada 80 ms dari J poin
• ST depresi horizontal/ downslopping > 1 mm diukur pada 60 ms dari J poin
• Sugestif iskemik respon :
• ST elevasi 0,5 - 1 mm diukur pada 80 ms dari J poin
• ST depresi upsloping 0,7 – 1,5 mm diukur pada 80 ms dari J poin
• ST depresi horizontal/ downslopping > 0,5-1 mm diukur pada 60 ms dari J poin
• PJK berat :
• ST depresi > 2,5 mm
• ST depresi downslopping atau ST elevasi
• ST depresi muncul pada beban < 5 METS
• ST depresi menetap setelah 8 menit fase pemulihan
• ST depresi pada > 5 lead
• ST elevasi
• Keluhan
Nyeri dada menyerupai angina pada saat uji latih merupakan kriteria
sugestif iskemik response, ditulis limiting atau non limiting
• HR Reserve
30-39 < 9,42 9,42 – 11,14 11,42 – 13,42 13,71 – 14,85 >14,85
Pria
40-49 < 8,85 8,85- 10,28 10,57 – 12,85 13,14 – 14,57 >14,57
60-69 < 7,71 7,71 – 8,85 9,14 – 10,57 10,85 – 12,57 >12,57
40-49 < 7,14 7,14 – 8,57 8,85 - 10,28 10,57 – 12,28 >12,28
• Aritmia Ventrikular
• Kapasitas aerobik
• Metode paling kuat untuk stratifikasi risiko dan menilai prognosis pada
uji latih treadmil untuk penderita dengan simptom atau riwayat PJK
sebelumnya
Exercise Testing for Primary Care and Sports Medicine Physicians, 2009
• Sign of severe CAD
• Exercise-induced hypotension
F I T T
Frequency Intensity Time Type
Maximum
Number of ability by 1st selection
exercise VO2 reserve Duration of Specificity
session (VO2max-VO2 rest) each session principle
VOLUME
Exercise Prescription
For Cardiorespiratory Fitness
Prescription ACSM 1998 GTEP
Frequency 3-5 Moderate : 5
(days/week) Vigorous : 3
Combination : 3-5
Intensity (VO2R) 40/50 %– 85% Moderate : 40%-59%
Vigorous : ≥ 60%
• CAD post PCI/ CABG : 40 menit terdiri dari 5 menit pemanasan, 30 menit
latihan inti, 5 menit pendinginan
• Pertimbangkan pemberian NTG 5 menit sebelum latihan di mulai pada pasien
dengan gejala angina
• CHF : mulai dari durasi 10-15 menit, secara perlahan durasi di tambah hingga
mencapai 30-40 menit sesuai toleransi, gejala dan kondisi klinis
• PAD : sesi awal 35 menit, durasi di tingkatkan selama 5 menit setiap sesi
hingga mencapai durasi 50-60 menit sesi latihan jalan yang di selingi istirahat
• Menyebutkan frekuensi latihan
• CAD post PCI/ CABG : 5x / minggu
• CHF : 3-5x/ minggu
• PAD : 3x/ minggu
• Aplikasi di komunitas
• Saran olah raga lain
• Rekomendasi resistance training : setelah final test
• F : 2-3x/minggu
• I : low to moderate (40-60% RM)
• T : repetisi 15x, 3 sesi, istirahat 15 menit setiap sesi
• T : resitance training
• Melakukan konseling aktifitas fisik :
• CAD post PCI/ CABG
• Paska prosedur PCI tanpa komplikasi : aktifitas fisik dimulai keesokan
harinya
• Pada kerusakan miokard luas : aktivitas fisik dimulai setelah stabil secara
klinis
• Aktivitas fisik inisial sebesar 50% dari aktivitas fisik maksimal
• Pasien tanpa gejala dapat melakukan aktifitas rutin selama 30-60 menit
seperti berjalan cepat, berkebun atau melakukan pekerjaan rumah
• CHF : aktifitas fisik intensitas sedang selama 30-60 menit/ hari
• PAD : latihan jalan > 30 menit, > 3x/ minggu. Pasien berjalan
hingga mencapat claudication threshold (walk until near maximal
pain)
• Batasan intensitas aktivitas fisik
• Ringan : 1,1-2,9 METS : 50-63% HR maksimal : BORG Scale 10-11
• Moderate : 3-5,9 METS : 64-76% HR maksimal : BORG Scale 12-13, Talk
test : nafas cepat namun dapat berbicara 1 kalimat lengkap
• Tinggi : > 6 METS : 77-93% HR Maksimal : BORG Scale 14-16, Talk test :
nafas sangat cepat, tidak bisa berbicara dengan nyaman
• Menyebutkan saran pencegahan sekunder lainnya
• Management diet/ nutrisi
• Diet rendah lemak jenuh : < 10% total energy
• Perbanyak kacang-kacangan (30gram/ hari), ikan (1-2x/miggu), buah (>200 gram/hari) dan
sayuran (>200 gram/ hari)
• Hindari soft drink dan alcohol
• Mediteran diet dengan rendah kolesterol dan lemak jenuh, kaya omega 3
• Intake cairan < 1,5 L/ hari pada pasien dengan gagal jantung
• Pasien dengan gangguan ginjal mengurangi konsumsi makanan kaya fosfat (susu, daging,
telur) dan kaya kalium (buah segar dan kacang) + Suplementasi kalium dan vitamin D
• Management lipid
• LDL < 70 mg/dL pada very high risk, < 100 mg/dL pada high risk, < 115 pada
low-moderate risk
• HDL > 40 mg/dL pada pria > 45 mg/dL pada wanita
• Trigliserida < 200 mg/dL, jika TG 200-500 : pertimbangkan fibrate
• Statin for all pasien
• Management hipertensi
• Lifestyle modification : olahraga, turunkan berat badan, restriksi garam,
kurangi konsumsi alcohol, tingkatkan konsumsi sayur, buah, dan produk
rendah lemak
• DASH diet
• Optimalisasi terapi antihipertensi
• Goal TD < 140/90 pada usia < 60 tahun (pada usia > 60 tahuan TD 150-150)
• Berhenti merokok
• A : Ask : Menilai status merokok
• A : Advise : Sarankan untuk berhenti
• A : Assess : Menilai derajat ketergantungan dan kesiapan untuk berhenti
• A : Assist : konseling dan terapi farmakologis pengganti nikotin
• A : Arrange : Susun jadwal pemantauan
• Kontrol berat badan
• Goal : BMI 20 - 25, lingkar pinggang < 94 pada pria dan < 80 pada wanita
• Restriksi kalori < 1500 kkal/ hari pada pasien dengan kelebihan berat badan
• Peningkatan BB > 1,5 kg dalam 24 jam atau > 2 kg dalam 2 hari pada pasien
gagal jantung : menunjukkan retensi cairan
• Management diabetes
• Goal : HbA1c < 7%, TD < 140/85 (<130/80 jika ada proteinuria)
• Life style changes : berhenti merokok, diet rendah lemak kaya serat, olahraga,
penurunan berat badan
• Optimalisasi oral anti-diabetic/ insulin therapy
• Management psikososial : grup konseling, stress reduction class, &
family member intervention
Terima kasih