Anda di halaman 1dari 2

Tes Harvard adalah salah satu jenis tes stress jantung untuk mendeteksi atau

mendiagnosa penyakit kardiovaskuler. Tes ini juga baik digunakan dalam penilaian
kebugaran, dan kemampuan untuk pulih dari kerja berat. Semakin cepat jantung
berdaptasi (kembali normal), semakin baik kebugaran tubuh. Tes Harvard adalah cara
yang akurat untuk menilai kebugaran untuk menyelesaikan tes aerobik yang maksimal
dan mengukur denyut jantung. (Nurmila, 2008).
Metode Harvard Step Up Test dilakukan dengan cara naik turun balok atau
bangku dengan ketinggian yang telah ditentukan. Untuk laki-laki setinggi 45 cm dan
untuk perempuan setinggi 43 cm. Pada pelaksanaannya, bangku atau balok yang
digunakan untuk perempuan sudah sesuai, sedangkan untuk yang laki – laki masing –
basing kaki pada bangku diberi kaki tambahan sekitar 5 cm. Indeks Kebugaran
Jasmani tergantung seberapa lama orang tersebut mampu naik turun bangku secara
berlanjut dan frekuensi denyut nadinya dapat segera pulih dengan cepat setelah
probandus melakukan aktivitas tersebut. Semakin lama probandus bertahan naik turun
balok dan semakin cepat frekuensi denyut nadinya pulih ke frekuensi normal, maka
semakin baik kebugarannya. (Nurmila, 2008)
Harvard Step Test mempunyai kelebihan dan kekurangan, berikut kelebihan dan
kekurangan dengan menggunakan metode Harvard Step Test:
Kelebihan dari Harvard Langkah Tes:
1. Peralatannya sederhana
2. Mudah untuk dilakukan
3. Dapat dikelola sendiri

Kekurangan dari Harvard Langkah Tes:

1. Tingkat stres tinggi


2. Tidak dapat dilakukan untuk anak-anak
3. Dipengaruhi oleh variasi maksimum detak jantung (Nurmila, 2008).
Parameter dari IKJ ini dibagi menjadi 5:
Excellent : >96
Good : 83-96
Avarage : 68-82
Below Av : 54-67
Poor : <54
Rumus perhitungan:
IKJ= ( Lama naik turun ( Detik ) x 100 ) / 2 x ( N1+N2+N3 )

Tes Harvard merupakan tes ketahanan terhadap kardiovaskuler. Tes ini


menghitung kemampuan untuk berolahraga secara terus-menerus dalam jangka waktu
yang lama tanpa lelah. Probandus melangkah naik dan turun pada papan setinggi 45
cm dalam 5 menit.

Sebelum melakukan uji coba Harvard Step probandus diwajibkan dahulu mengisi
kuisioner PAR-Q yang merupakan kuesioner yang dipergunakan untuk persiapan
awal sebelum masuk ke aktivitas fisik. Jika probandus menjawab iya pada satu
pertanyaan saja, probandus harus berkonsultasi terlebih dahulu pada dokter sebelum
melakukan aktivitas fisik. Selain PAR-Q probandus juga harus mengisi kuesioner
AHA yaitu merupakan kuesioner orang dengan chest discomfort. Setelah selesai
mengisi kuesioner dan dinyatakan dapat mengikuti Harvard Step Test, probandus
diukur tekanan darah dan juga denyut nadi terlebih dauhulu untuk melihat deyut nadi
isitirahat probandus.

Pada hasil dari Harvard Step Test pada kelompok ini yaitu 30,49 yang dapat
dikategorikan poor atau lemah. Probandus dapat bertahan naik turun balok selama 150
detik. Pada denyut nadi awal didaptkan 72x/mnt, pada istirahat pertama 90x/mnt, k-2
yaitu 80x/mnt dan ke-3 yaiti 76x/mnt. Sehingga didapatkan IKJ 30,49. Hasil ini
didapatkan bisa dikarenakan beberapa faktor, dikarenakan probandus memiliki
aktivitas fisik minimal, jarang berolahraga, dan juga tidak pernah berlatih. Aktivitas
fisik maupun olahraga sangat berpengaruh terhadap hasil disini, dikarenakan pada
aktivitas fisik maupun olahraga secara rutin dapat membuat tubuh beradaptasi dengan
aktivitas yang sudah dilakukan, perubahan-perubahan yang didapatkan seperti
perubahan kardiovaskular, seperti besar ruang jantung dan tebal otot jantung sehingga
efektivitas kardiak output meniningkat. Dari sisi muskuloskeletal pada individuvyang
sudah terlatih didaptkan unit-unit mtokondria yang lebih banyak, sehingga ekstraksi
oksigen oleh sel lebih efektif.(Sherwood,2014) Dapat juga karena dari faktor
makanan. Disini sebelum melakukan tes, probandus sama sekali belum
mengkonsumsi makanan apapun yang juga dapat mengakibatkan kurangnya energi
yang akhirnya probandus tidak bisa melakukan tes fisik secara maksimal. Jika pada
kenyataannya probandus sering melakukan aktivitas fisik, olahraga rutin tetapi
mendapatkan hasil lemah seperti diatas, juga bisa dikarenakan kesalahan perhitungan
nadi oleh penghitung yang akan menyebabkan hasil yang bias. Faktor lain yang juga
dapat mempengaruhi hasil salah satunya merokok. Ketika seseorang merokok, jumlah
oksigen di paru-paru dan dalam aliran darah menjadi kurang yang dapat menyebabkan
kelelahan karena bagian tubuh tidak dapat beroperasi dengan baikyang dapat
berpengaruh terhadap daya tahan. (Nurmila, 2008)

Nurmila, W. 2008. ‘Harvard Step Test”. Jurnal Penelitian Universitas Tadulako

Sherwood, LZ., 2014. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi: 8. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai