Anda di halaman 1dari 30

TOPIK 17

Penyusunan RAB teliti pada Proyek


Konstruksi

MATA KULIAH
ESTIMASI BIAYA
PS MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI
JURUSAN TEKNIK SIPIL PNB
SUB TOPIK

• Harga Nominal Pekerjaan


• Nilai Finansial Sebuah Proyek
• Kelengkapan Dokumen RAB
• Contoh Soal
• Rangkuman
• Daftar Pustaka
TUJUAN

• Mahasiswa dapat menghitung RAB


teliti pada proyek konstruksi)
Bagan Alur Pembuatan RAB
HARGA NOMINAL PEKERJAAN (Real
Cost)
 Setelah volume dan harga satuan untuk masing-
masing pekerjaan selesai dihitung, maka harga
nominal pekerjaan dapat ditentiukan dengan
menjumlahkan hasil perkalian antara volume dan
harga satuan masing-masing jenis pekerjaan.
 Apabila harga nominal pekerjaan sudah terhitung,
selanjutnya ditetapkan biaya lain-lain seperti jasa
kontraktor dan pajak untuk memperoleh harga
bangunan secara keseluruhan (RAB teliti).
Nilai Finansial Sebuah Proyek
• Menghitung hasil perkalian antara “Perkiraan
Volume Pekerjaan”dan perkiraan Harga
Satuan Pekerjaan
• Volume pekerjaan bisa berubah-ubah sesuai
realisasi kebutuhan dan pertimbangan teknis
selama pelaksanaan, maka nilai finansial
proyekpun akan berubah pada akhir
pelaksanaan proyek.
• Nilai pekerjaan tambah atau pekerjaan kurang
biasa disebut sebagai “variation Order”
Dari Perhitungan harga satuan pekerjaan
diperoleh “PERKIRAAN HARGA SATUAN
PEKERJAAN NYATA (REAL COST)

• Perkiraan harga satuan pekerjaan untuk


pelaksanaan pekerjaan (lapangan)
proyek yang bersangkutan
• Pedoman evaluasi atas realisasi biaya
suatu pekerjaan atau proyek
• Keperluan menghitung rencana biaya
pelaksanaan proyek (RAB)
Untuk kepentingan penawaran pelelangan
pekerjaan atau tender perlu ditambahkan
beberapa pertimbangan:
• Policy, strategi dan sasaran perusahaan, misalnya :
 Apa sasaran proyek yang harus diraih ?
 Siapa pesaing potensial kita ?
 Bagaimana Resources kita ?
 Bagaimana kemungkinan perubahan harga material, kebijakan
monoter waktu mendatang, inflasi ?
 Apakah ada kemungkinan diperoleh pekerjaan berikutnya?
• Biaya umum perusahaan dan proyek yang bersangkutan
• Penerapan Policy, strategi, dan sasaran perusahaan yang
bersangkutan dituangkan dalam betuk :
 Perhitungan “mark up”agar harga satuan memenuhi sasaran
dan kebutuhan perusahaan
 Aktivititas “marketing”oleh manajemen perusahaan guna
tercapainya strategi dan sasaran perusahaan
Tujuan dibuatnya Dokumen RAB
• Sebagai sarana acuan/pedoman dalam
pengelolaan hasil usaha proyek bagi manajer
proyek dan staf proyek yang terkait
• Sebagai tolak ukur atau sarana penilaian atas
kesuksesan para personal yang bertanggung
jawab terhadap hasil usaha proyek tersebut,
khususnya manajer proyek dalam pengelolaan
proyek
• Sebagai sarana memonitor dan mengevaluasi
pengelolaan operasional dan hasil usaha proyek
tersebut.
Kelengkapan Dokumen RAB
• Rekapitulasi RAB
• Rekapitulasi arus kas
• Jadwal pelaksanaan proyek (Barchart dan kurva S)
• Organisasi proyek
• Rekapitulasi biaya umum proyek
• Rekapitulasi biaya persiapan dan penyelesaian proyek
• Project Plan
• Metode pelaksanaan pekerjaan dan perhitungan
kebutuhan peralatan
• Analisis harga satuan pekerjaan
• Jadwal kebutuhan tenaga kerja
• Jadwal kebutuhan peralatan, material dan tenaga kerja
• Penjelasan dan asumsi dalam perhitungan RAB
Gambar Pra-Rencana Layout dan Tampak Depan Sebuah Rumah Minimalis Modern Type 90
Langkah -langkah
• Pengelompokan Pekerjaan
• Perhitungan Volume
• Menghitung HSP : Hitung sendiri, BOW
atau SNI
CARA MENGHITUNG VOLUME BETON BERTULANG
KOLOM
1. Beton
untuk 1 m3 kolom diperlukan beton sebanyak 1 m3
2. Pembesian
• ambil tiang kolom 1 m
• hitung volume kolom untuk tinggi 1 m tersebut (Vk)
• Hitung berat tulangan memanjang untuk tinggi kolom 1 m
tersebut (B1)
• Hitung jumlah sengkang dan panjang 1 sengkang (termasuk
bengkokan kait), kemudian hitung berat seluruh sengkang
untuk tinggi kolom 1 m tsb (B2)
• Hitung berat total tulangan untuk tinggi kolom 1 m tesebut (Bk
= B1 + B2)
• Jadi volume pembesian untuk 1 m3 kolom = Bk/Vk
Bekisting
• Ambil tinggi kolom 1 m
• Hitung volume kolom untuk tinggi kolom 1 m (Vk)
• Hitung luas total bekisting untuk tinggi koom 1 m
tersebut (Lk = Keliling penempang kolol x 1 m)
• Jadi volume bekisting untuk 1 m3 kolom adalah =
Lk/Vk
Balok
1. Beton
untuk 1 m3 balok diperlukan beton sebanyak 1 m3
2. Pembesian
• hitung volume balok untuk seluruh panjang bentang balok (Vb)
• Hitung berat tulangan memanjang untuk seluruh panjang bentang
balok tersebut (B1)
• Perhitungkan panjang tulangan dengan memperhatikan lokasi
pemuutusan tulangan dan panjang untuk bengkokan
• Hitung jumlah sengkang di tumpuan dan lapangan, kemudian hitung
berat seluruh sengkang untuk seluruh panjang bentang balok
tersebut (B2)
• Hitung berat total tulangan untuk untuk seluruh panjang bentang
balok tersebut (Bk = B1 + B2)
• Jadi volume pembesian untuk 1 m3 balok = Bk/Vk
Pelat
1. Beton
• Volume beton yang diperlukan untuk 1 m3 luasan pelat lantai
adalah sama dengan 1 m2 x tebal plat
2. Pembesian
• Hitung luas pelat lantai untuk seluruh luasan lantai (Lp)
• Hitung berat total tulangan arah X dan Y (atas bawah) untuk
seluruh luas lantai (Bp) dengan mempertimbangkan panjang
bengkokan kait
• Jadi volume pembesian untuk 1 m2 pelat lantai adalah =
Bp/Lp
3. Bekisting
• Volume bekisting yang diperlukan untuk 1 m2 luasan pelat
lantai adalah sebesar 1m2
Kuis. 2
• Diketahui pelat lantai rumah tinggal panjang nya 14,0 m dan lebar adalah
6,5 m dengan tebal pelat adalah 12 cm, dimana penulangan pelat lantai
arah X dan arah Y menggunakan besi Ø 10 – 15 dengan 2 lapis atas dan
lapis bawah.
• Bila diasumsikan :
– berat tulangan Ø 10 adalah 0,756 kg/m1,
– harga besi ( HPS ) adalah 10.200 / kg
– Haga beton adalah 750.000 / m3
– Harga begisting adalah 75.000 / m2 ( satu kali pakai )

• Hitung kebutuhan volume beton pelat lantai dan biayanya


• Hitung kebutuhan total berat tulangan yang digunakan dan biayanya
• Hitung begisting yang dibutuhkan dan biayanya
Jawab
• Perhitungannya : Dicek lagi volume besi
1. Bebutuhan biaya beton
– Volume beton 14 m x 6,6 m x 0,12 m = 10,92 M3
– Harga beton Rp. 750.000/m3 x 10,92 = 8. 190.000.
2. Kebutuhan Biaya Tulangan
– - Kebutuhan tulangan arah panjang 14 m dengan arah Y (Ø 10 – 15 ) dengan
panjang 6,5 m
• = ( 14,0 : 0,15 ) = 93 + 1 Buah = (94 x 2 ) x 6,5 m = 1.222 m1
– - Kebutuhan tulangan untuk arah lebar 6,5 m dengan arah X (Ø 10 – 15 ) dengan
panjang besi 14 meter
• = ( 6,50 : 0,15 ) = 43 + 1 Buah = (44 x 2 ) x 14 m = 1.232 m1
Total panjang besi Ø 10 arah X dan Y 2 lapisnya adalah 2.454 m1,
Total Berat besi Ø 10 adalah 2,454 m1 x berat tulangan Ø 10 adalah 0,756 kg/m1,
Berat total adalah 1,855 kg
Biaya Pembesian pelat lantai adalah 1,855 x 10.200 / kg = Rp. 18.923.284
3. Kebutuhan Biaya Tulangan
Volume bekisting yang diperlukan untuk 1 m2 luasan pelat lantai adalah sebesar 1m2
maka ;
Luas pelat lantai 14 x 6,5 = 91 m2 x Rp. 75,000
Biaya begisting adalah = 6.825.000
Rangkuman
Untuk kepentingan penawaran pelelangan
pekerjaan atau tender perlu ditambahkan
beberapa pertimbangan
• Policy, strategi dan sasaran perusahaan,
misalnya :
• Biaya umum perusahaan dan proyek yang
bersangkutan
• Penerapan Policy, strategi, dan sasaran
perusahaan yang bersangkutan dituangkan
dalam betuk :
DAFTAR PUSTAKA
• Soedrajat Sastraatmdja, 1984, ANALISA ANGGARAN
BIAYA PELAKSANA, Nova, Bandung
• Bachtiar Ibrahim, 1993, RENCANA DAN ESTIMATE
REAL OF COST, Bumi Aksara, Jakarta.
• J. A Mukomoko, 1987, DASAR PENYUSUNAN
ANGGARAN BIAYA
• BANGUNAN METODE BOW, Gaya Media Pratama,
Jakarta.
• W. Niron John, 1992, RENCANA ANGGARAN BIAYA
BANGUNAN, Cetakan kesembilan, CV. Asona, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai