Anda di halaman 1dari 22

PRESENTASI KASUS

“ PENETALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CORONARY


ARTERY DISEASE (CAD) DENGAN PEMBERIAN EXERCISE HIGH-
INTENSITY INTERVAL TRAINING (HIIT) UNTUK MENINGKATKAN
KAPASITAS FUNGSIONAL

FEBRIYANTO
NIM: P27226021009
DEFINISI

• Coronary artery disease (CAD) atau penyakit jantung kororner (PJK) merupakan suatu kondisi yang
terjadi akibat jantung kekurangan suplai oksigen darah dan nutrisi. Hal ini disebabkan karena adanya
penyempitan atau bahkan penyumbatan arteri coroner akibat timbunan plak (thrombus) dalam
pembuluh darah arteri yang mengalirkan darah menuju jantung.
EPIDEMIOLOGI

• PJK menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia dan menjadi masalah kesehatan yang dihadapi
berbagai negara di dunia, baik negara maju atau negara berkembang.

• Di Indonesia, Penyakit Jantung Koroner (PJK) menjadi penyebab kematian tertinggi pada semua umur
setelah stroke, yakni sebesar 12,9%. Data Riskesdas tahun 2013 menunjukkan, prevalensi tertinggi
untuk penyakit Kardiovaskuler di Indonesia adalah PJK, yakni sebesar 1,5%. Dari prevalensi tersebut,
angka tertinggi terdapat pada kelompok umur 65-74 tahun (3,6%) diikuti kelompok umur 75 tahun ke
atas (3,2%), kelompok umur 55-64 tahun (2,1%) dan kelompok umur 35-44 tahun (1,3%).
Pendidikan

ETILOGI Pekerjaan
Stress
Usia

Faktor Resiko
yang dapat

Merokok
dimodifikasi Pola Makan
Faktor Resiko
Jenis
RAS yang tidak dapat Kelamin
dimodifikasi

Diabetes
Hipertensi
Melitus

Riwayat
Keluarga
Nyeri

Sakit Kepala
atau Tengkuk Sesak Napas

(Hipertensi)

Tanda dan
Gejala
Bengkak pada
Kelelahan
Kaki

Palpitasi
Pusing dan
(Jantung
Pingsan
Berdebar)
AWAL TERJADINYA PJK ADALAH KETIKA KOLESTEROL, LEMAK DAN

KOTORAN YANG MENGALIR DALAM DARAH MENUMPUK PADA

BAGIAN ARTERI YANG RUSAK. KARENA TERTUMPUK, TERJADILAH

REAKSI KIMIA PADA KOLESTEROL JAHAT. HAL INI MEMICU MEKANIS


ME CAD
PERADANGAN. KARENA ADANYA INFLAMASI, MAKA SISTEM

IMUN KEMUDIAN MENGIRIMKAN SEL DARAH PUTIH UNTUK

MEMAKAN KOLESTEROL JAHAT TERSEBUT, TETAPI SEL DARAH

PUTIH MALAH BERUBAH MENJADI BUSA DAN SEL BUSA

TERSEBUT KEMUDIAN MENJADI PLAK. SAAT PLAK TERSEBUT

MULAI MEMBESAR, DINDING ARTERI MULAI MENEBAL DAN

MENGERAS. DI SAAT YANG SAMA SEL OTOT DINDING ARTERI

BERTAMBAH BANYAK DAN PINDAH KE BAGIAN PERMUKAAN PLAK

DAN MENUMPUK SEBAGAI PENUTUP PLAK.


• Akhirnya arteri mulai mengecil dan mengurangi aliran darah yang mana mengurangi oksigen untuk

organ-organ disekitarnya. Dengan berjalannya waktu penutup plak terbuka dan melepaskan plak itu ke

aliran darah dalam arteri dan membentuk gumpalan darah aliran darah pun terhenti saat itu terjadi,

suplai darah sangat kurang di sekitar gumpalan. Komplikasinya Jika kejadiannya di jantung maka akan

kena serangan jantung, dan jika kejadiannya di otak maka akan kena stroke
KASUS
Nama : Tn. Y
Umur : 41 tahun
Jenis Kelamin : Laki laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Pegawai swasta Nyeri dada ringan dan sesak napas Pasien telah lama merasakan nyeri pada dada sebelah kiri
Alamat : Pekanbaru ringan. sejak 3 tahun yang lalu. Nyeri yang dirasakan seperti tertusuk-
tusuk dan menjalar dari dada sebelah kiri hingga kaki kiri

Keluhan Utama tetapi sekarang hanya merasakan nyeri di bagian dada saja.
Awal timbul rasa nyeri di dada ketika pasien melakukan

Diagnosa: Coronary Artery Disease


aktifitas berat yang melelahkan dan ketika pasien merasa
stress atau banyak fikiran. Terkadang pasien juga mengalami
bengkak pada kakinya.

Hipertensi
Riwayat Penyakit Sekarang
PEMERIKSAAN OBJEKTIF INSPEKSI

VITAL SIGN
• Inspeksi Statis

TEKANAN DARAH: 140/90 • Kondisi umum pasien tampak baik  Inspeksi Dinamis

MMHG • Bahu kanan dan kiri pasien tampak  Pola jalan pasien terlihat normal
simetris
DENYUT NADI : 65 X/MNT
 Pasien terlihat bernafas menggunakan pola
• Bentuk dada pasien tampak normal dan
PERNAFASAN : 22 X/MNT pernapasan dada
simetris antara kiri dan kanan
TEMPERATUR : 36OC  Pola pernapasan terlihat normal
• Tidak tampak adanya clubbing finger
TINGGI BADAN : 170CM   

FBERAT BADAN : 70KG


AUSKULTASI
Tidak terdengar adanya bising pada jantung
atau murmur -/-
PALPASI

ADANYA SPASME
PADA OTOT BANTU Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar (Gerak aktif/ pasif)
PERNAPASAN
a. Gerak Aktif:
Pasien dapat melakukan gerak aktif dalam batas normal pada
SUHU TUBUH PASIEN
ekstremitas atas dan ekstremitas bawah.
DALAM BATAS
b. Gerak Pasif:
NORMAL
Ekstremitas atas dan ekstremitas bawah dapat digerakkan ke
segala arah dalam batas normal.
TIDAK ADA OEDEM c. Gerak Isometrik:
Tidak dilakukan.
NYHA
6MWT
Klasifikasi I Tidak ada keterbatasan aktivitas fisik
yang biasa TES KOGNITIF, INTRA PERSONAL
PENGUKURAN 6MWT (SIX MINUTE Klasifikasi Kegiatan sehari-hari menimbulkan gejala
WALKING TEST)
DAN INTERPERSONAL
II
JARAK DIPERKIRAKAN = 7,57 X TB – (5,02 X Klasifikasi Ditandai dengan adanya keterbatasan,
UMUR) – (1,76 X BB) – 309
III lebih nyaman sewaktu tidur
= 7,57 X 173 – (5,02 X 41) – (1,76 X 70) – Tes Kognitif:Pasien mampu
309= 1309,61 – 205,82 – 123,2 – 309
Klasifikasi Semua aktivitas fisik membuat tidak menceritakan keluhan yang dialami
= 671,59 M
IV nyaman bahkan gejala timbul saat istirahat
JARAK TEMPUH = 350 M
oleh dirinya dan pasien mengetahui
PRESENTASE = 350 / 671 X 100 penyakit yang dideritanya
= 52,16%
VO2MAX= (0,03 X JARAK) + 3,98 Intra Personal: Pasien mempunyai
= (0,03 X 350M) 3,98 = 14,48
PEMERIKSAAN SANGKAR THORAX semangat untuk sembuh
METS = VO2MAX/3,5 Lokasi Selisih Hasil Interpret Interpersonal: Pasien mampu
= 4,137 METS asi
Upper 2 cm 113-111 Normal berkomunikasi dengan baik dengan
KETERANGAN : PASIEN BERHENTI (Setinggi Axilla) cm
MELAKUKAN TEST SETELAH WAKTU SELESAI Middle 3 cm 115 – 112 Normal fisioterapi
DAN PASIEN BERJALAN LEBIH LAMBAT. (Setinggi proc. cm
Xiphoideus)
Lower 3 cm 114 – 111 Normal
(sejajar costa IX) cm
INDEKS BARTHEL
No. Item yang di nilai Skor Nilai
PEMERIKSAAN SPESIFIK
1 Makan 0 = Tidak mampu 10
5 = Dibantu (makan dipotong-potong dahulu)
10 = Mandiri

2 Mandi 0 = Dibantu 5
5 = Mandiri
3

4
Perawatan diri

Berpakaian
0 = Dibantu
5 = Mandiri
0 = Dibantu seluruhnya
5

10
VAS
5 = Dibantu sebagian
10 = Mandiri (termasuk mengancing baju, memakai
tali sepatu dan resleting

5 Buang air besar (BAB) 0 = Tidak dapat mengontrol BAB 10


5 = Kadang mengalami kecelakaan
10 = Mampu mengontrol BAB
SKALA BORG
6 Buang air kecil (BAK) 0 = Tidak dapat mengontrol BAK dan menggunakan 10
kateter
5 = Kadang mengalami kecelakaan
10 = Mampu mengontrol BAK
Ditemukan Hasil Nyeri: 4 Sesak Nafas Keterangan
7 Toileting 0 = Dibantu seluruhnya 10
  5 = Dibantu sebagian
0 Tidak ada
10 = Mandiri (melepas atau memakai pakaian,
menyiram WC, membersihkan organ kelamin
0,5 Sangat sangat ringan
8 Berpindah (Dari 0 = Tidak ada kesimbangan untuk duduk 15
1  
tempat tidur ke kursi 5 = Dibantu satu atau dua orang dan bisa duduk 2 Sangat ringan
dan sebaliknya) 10 = Dibantu lisan atau fisik 3 Ringan
15 = Mandiri
4 Sedang
9 Mobilisasi (Berjalan di 0 = Tidak dapat berjalan 15 5 Sedikit berat
permukaan datar) 5 = Menggunakan kursi roda
  10 = Berjalan dengan bantuan satu orang
6 Berat
15 = Mandiri 7 Sangat berat
10 Naik turun tangga 0 = Tidak mampu 10 8 Sangat-sangat berat
5 = Dibantu dengan menggunakan tongkat 9  
10 = Mandiri
10 Maksimal

TOTAL NILAI: 100


INTERPRETASI: MANDIRI
Impairment
Fungsional Limitation Participation
restriction

Adanya sesak napas

Adanya spasme pada Pasien kesulitan saat


otot bantu berjalan jauh dan Pasien tidak
pernapasan dan m. aktifitas yang berat. mengalami
uppertrapezius keterbatasan dengan
bilateral tetangga namun
Terdapat penurunan pasien kesulitan saat
endurance mengikuti kegiatan
warga seperti
bergotong royong
atau acara ziarah.
PROGRAM FISIOTERAPI
• Tujuan Jangka Pendek:

• Mencegah Terjadi Komplikasi Jantung


• Mengurangi sesak napas
• Meningkatkan kemampuan pernapasan
• Mengurangi spasme pada otot bantu pernapasan
• Tujuan jangka panjang:

• Mengembalikan kemampuan aktivitas fungsional pasien dan meningkatkan endurance pasien


INTERVENSI FISIOTERAPI

Massage
• Tujuan:
Untuk mengurangi spasme pada otot bantu pernapasan
• Persiapan pasien :
Pasien dalam posisi nyaman
• Penatalaksanaan :
Terapis melakukan massage padaotot bantu pernapasan
BREATHING EXERCISE (PURSED LIP BREATHING)

• Tujuan: Untuk memperbaiki pola napas dan membantu melonggarkan pernapasan

• Persiapan pasien :Posisi pasien duduk ditempat tidur atau dikursi

• Penatalaksanaan :Terapis berada di samping pasien

Fisioterapis meletakkan satu tangan pasien di abdomen dan tangan lainnya ditengah dada untuk merasakan gerakan dada dan abdomen saat bernapas.

Pasien diintruksikan untuk menarik napas dalam melalui hidung selama 4 detik sampai dada dan abdomen terasa terangkat mkasimal lalu jaga mulut
tetap tertutup selama inspirasi dan tahan napass selama 2 detik.

Hembuskan napas melalui bibir yang dirapatkan dan sedikit terbuka (mulut mecucu) sambal mengkonstraksikan otot-otot abdomen selama 4 detik.

• Dosis latihan :

8x/ 1-2 menit selama 3 sesi


HIGH-INTENSITY INTERVAL TRAINING (HIIT) DENGAN
MENGGUNAKAN ERGOCYCLE

• Tujuan :

• Untuk meningkatkan kapasitas fungsional dan VO2maks, 6MWT dan kualitas hidup.

• Penatalaksanaan :

• Pasien menggunakan ergocycle dengan kecepatan yang telah disesuaikan dengan kemampuan pasien
yang didapatkan ketika melakukan Steep Ramp Test (SRT). Latihan dimulai dengan warm-Up selama 12
menit dengan 25W dan diakhiri dengan cool-down selama 13 menit dengan 25W.
• Ketika latihan inti, pasien melakukan latihan dengan interval 50%dari kemampuan yang didapatkan ketika
SRT selama 20 detik (misal, hasil SRT: 100W), kemudian interval diturunkan menjadi 10% dari kempuan
pasien yang didapatkan ketika SRT selama 40 detik dan diulang sebanyak 15 kali

• Jadi, latihan dilakukan menggunakan ergocycle selama 20 detik dengan interval 50W dan 40 detik dengan
interval 10W yang diawali dengan pemanasan 12 menit (25W) dan diikuti dengan pendinginan 13 menit
(25W).

• Waktu latihan :

• 3 kali dalam seminggu selama 40 menit tiap sesi.


ALGORITMA FISIOTERAPI
EVALUASI
Evaluasi nyeri dada degan menggunakan VAS
Mendapatkan hasil nilai 3

•Pemeriksaan sesak nafas dengan menggunakan Skala borg (sangat ringan)


Sesak Nafas Keterangan
0 Tidak ada
0,5 Sangat sangat ringan
1  
2 Sangat ringan
3 Ringan
4 Sedang
5 Sedikit berat
6 Berat
7 Sangat berat
8 Sangat-sangat berat
9  
10 Maksimal
Evaluasi Pemeriksaan kemampuan fungsional menggunakan New York Heart
Assosiation (NYHA)
Klasifikasi I Tidak ada keterbatasan aktivitas fisik yang biasa
Klasifikasi II Kegiatan sehari-hari menimbulkan gejala
Klasifikasi III Ditandai dengan adanya keterbatasan, lebih nyaman sewaktu tidur
Klasifikasi IV Semua aktivitas fisik membuat tidak nyaman bahkan gejala timbul saat
istirahat
Evaluasi 6MWT (Six Minute Walking Test)
Hasil evaluasi six minute walking test menunjukkan tidak terdapat perubahan pada jarak tempuh pasien (dilakukan periodik).
Jarak diperkirakan = 7,57 x TB – (5,02 x umur) – (1,76 x BB) – 309
= 7,57 x 173 – (5,02 x 41) – (1,76 x 70) – 309
= 1309,61 – 205,82 – 123,2 – 309
= 671,59 m
Jarak tempuh = 350 m
Presentase = 350 / 671 x 100
= 52,16%
VO2max = (0,03 x jarak) + 3,98
= (0,03 x 350m) 3,98
= 14,48
METs = VO2max/3,5
= 4,137 METs
Keterangan : pasien berhenti melakukan test setelah waktu selesai dan pasien berjalan lebih lambat.

Anda mungkin juga menyukai