Anda di halaman 1dari 46

HIPERTENSI ESENSIAL

dr. Mohammad Rijal Alaydrus, SpJP(K), FIHA


TUJUAN PENCAPAIAN
• Definisi dan Klasifikasi
• Patogenesis dan Faktor Resiko
• Anamnesis
• Pemeriksaan Fisik (terutama pemeriksaan tekanan darah)
• Pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan
• Penanganan non-farmakologi
• Penanganan farmakologi
• Krisis Hipertensi dan Urgensi Hipertensi

Lilly LS. Pathophysiology of Heart Disease. 6th Edition. 2016


PENDAHULUAN
• Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat, karena hipertensi
merupakan faktor resiko mayor untuk terjadi penyakit jantung koroner yang
bertanggung jawab pada serangan jantung koroner, stroke (baik iskemik
maupun hemoragik), gagal jantung, penyakit ginjal dan penyakit vaskular
peripheral.

• Masalah lain, sebagian besar pasien hipertensi tanpa timbul gejala, dan baru
diketahui hipertensi nanti setelah ada kejadian serangan penyakit
kardiovaskular akut.

• Masalah dengan hipertensi saat ini selain diagnosis yang terlambat, tapi
mengontrol tekanan darah pasien hipertensi juga belum optimal diseluruh
dunia

Lilly LS. Pathophysiology of Heart Disease. 6th Edition. 2016


EPIDEMIOLOGI
• Kasus Hipertensi bertambah setiap hari diseluruh dunia

• Meningkatnya usia lanjut, makin bertambah kasus hipertensi

• Sebagian negara, kasus hipertensi paling banyak ditemukan pada


umur lebih dari 55 tahun

• Hipertensi merupakan faktor penyakit kardiovaskular terbanyak dan


menyebabkan masalah ekonomi dari bidang kesehatan di seluruh
dunia.

Williams B, et al. ESC / ESH 2018


Rumus Tekanan Darah
Kontraktilitas Preload Afterload

Curah Isi Nadi


Jantung = Sekuncup
X Semenit

Tekanan Curah Tahanan


Darah = Jantung
X
Pembuluh Darah

Lilly LS. Pathophysiology of Heart Disease. 6th Edition. 2016


DEFINISI
• Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya didefinisikan sebagai
hipertensi esensial.

• Dulu dikenal dengan “Hipertensi Primer”, untuk membedakan dengan


Hipertensi-Sekunder yang diketahui penyebabnya.

Williams B, et al. ESC / ESH 2018


KLASIFIKASI
Kategori Sistolik Diastolik
(mmHg) (mmHg)
Optimal <120 dan <80
Normal 120 – 129 dan/atau 80 – 84
Normal Tinggi 130 – 139 dan/atau 85 – 89
Hipertensi tingkat 1 140 – 159 dan/atau 90 – 99
Hipertensi tingkat 2 160 – 179 dan/atau 100 – 109
Hipertensi tingkat 3 > 180 dan/atau > 110
Hipertensi Sistolik (isolated) > 140 dan < 90

Williams B, et al. ESC / ESH 2018


Faktor Timbulnya Hipertensi
Faktor yang berperan meningkatkan tekanan darah:

• Diit yang salah (garam berlebih, minyak berlebih, alkohol dan konsumsi air
berlebih)
• Aktifitas Sarah Simpatis, di picu oleh: stress, kurangnya olah raga dan
kegemukan.
• Gangguan keseimbangan aktivitas modulator vasokonstriksi dan vasodilatasi
pembuluh darah. Yaitu : diabetes, perokok, kegemukan (síndrome metabolik)
dan gangguan asam-basa darah pada Obstruktif Sleep Apnue.
• Kekentalan darah, yang terganggu pada diabetes, perokok, gangguan darah,
kelainan jantung bawaan sianotik.
• Gangguan Jaras Renin-Angiotensin-Aldosteron Sistem. Bisa didapat atau
diturunkan (genetik).
Patofisiologi Hipertensi
Patofisiologi Hipertensi
EVALUASI HIPERTENSI

Evaluasi pasien dengan hipertensi bertujuan :


1. Mencari faktor resiko terjadinya hipertensi pada pasien
2. Evaluasi adanya kerusakan organ target
EVALUASI HIPERTENSI
1. Anamnesa
Keluhan saat ini (berhubungan dengan organ target)
Riwayat Penyakit : Diabetes, Dislipidemia, OSA
Riwayat pengobatan (obat2 kronik)
Kebiasaan : olah raga, merokok, alkohol
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Tensi
Pemeriksaan Fisik kearah kerusakan organ target
3. Pemeriksaan Penunjang
Elektrokardiografi
Echocardiografi
Foto Thorax
Laboratorium
Anamnesis
Hipertensi biasanya asimptomatik (tanpa gejala).

Bila sudah timbul gejala, maka hipertensi tersebut sudah terdapat tanda
kerusakan organ.

Organ Target :
1. Jantung : Gagal jantung atau penyakit jantung coroner
2. Otak : Stroke iskemik atau stroke hemoragik
3. Mata : Retinopati
4. Ginjal : Gagal ginjal akut atau kronik
5. Aorta : Aneurisma atau diseksi aorta
PENYAKIT ANAMNESA
JANTUNG
Penyakit Nyeri dada, terasa seperti ditekan didada, timbul saat aktifitas atau saat tekanan
Jantung darah tinggi, berkurang saat istirahat atau tekanan darah turun
Koroner
Serangan Nyeri dada seperti ditekan benda berat, nyeri dirasakan makin memberat, disertai
Jantung keringat dingin, mual muntah, timbul saat aktifitas atau istirahat, terkadang disertai
Koroner dengan sesak napas
Penyakit Cepat capek bila aktifitas berat
Jantung
Hipertensif
Gagal Jantung Cepat capek, Sesak napas pada aktifitas ringan, kaki bengkak, susah tidur terlentang
MATA
Retinopati Pandangan kabur, sakit mata
OTAK
Iskemik Strok Kelemahan anggota gerak satu sisi, mulut mencong, sakit kepala, kehilangan
pandangan 1 sisi
Strok Penurunan kesadaran, diawali sakit kepala yang hebat
Perdarahan
GINJAL
Anamnesis
Gejala yang muncul pada hipertensi :

1. Gejala Akut

2. Gejala Kronik
Anamnesis
Gejala Akut Hipertensi :

• Sakit kepala hebat (Ensefalopati hipertensi dan Stroke hemoragik)


• Penurunan kesadaran (Stroke hemoragik)
• Nyeri dada hebat(Unstable angina dan infark miokard atau diseksi
aorta)
• Sesak napas disertai hipoksia (Edema paru)
• Kejang (Ensefalopati hipertensi atau Eklamsia)
Anamnesis
Gejala Kronik Hipertensi :

• Cepat capek (Hipertrofi atau disfungsi LV)


• Nyeri dada saat aktivitas (PJK)
• Kelemahan anggota gerak (stroke)
• Mata kabur (Retinovaskular)
• Nyeri otot (Klaudikasi)
TEKNIK PENGUKURAN TEKANAN DARAH
1. Pasien sebaiknya dalam keadaan duduk dalam suasana yang nyaman
2. Sebaiknya dilakukan pengukuran tekanan darah 3x, dengan jarak 1-2 menit diantara
pengukuran. Dan diambil rerata pada dua pengukuran terakhir
3. Pengukuran ulang kadang diperlukan terutama pada pasien aritmia, contohnya atrial
fibrilasi.
4. Pengukuran menggunakan manset standar (lebar 12-13 cm dan Panjang 30 cm), bisa
menggunakan manset lebih besar pada orang gemuk.
5. Manset harus selevel/sama tinggi dengan posisi jantung, dan tangan dalam keadaan
tidak berkontraksi.
6. Bila menggunakan pengukuran metode bunyi, maka suara Korotkoff 1 untuk sistolik
dan Korotkoff 5 untuk diastolic.
7. Lakukan pengukuran kedua tangan untuk mengetahui apakah ada perbedaan tangan
kiri dan kanan
8. Untuk menghindari hipotensi ortostatik, diukur tekanan darah 1 menit dan 3 menit
setelah berdiri dari duduk.
9. Perabaan nadi dan pengukuran nadi juga dilakukan. Williams B, et al. ESC / ESH 2018
UKURAN MANSET

Label Manset Lingkar Tangan Lebar Manset Panjang


(cm) (cm) (cm)
Anak 16 – 21 8 21
Dewasa Muda 22 – 26 10 (12) 24 (22)
Dewasa 27 – 37 13 (16) 30 (30)
Dewasa Besar 35 – 44 16 (16) 38
Paha 45 – 52 20 42

Welton PK, et al. ACC/AHA/AAPA. JACC 2017


Braunwald. Hypertension Companion. 2007
Resiko Kardiovaskular dari Pengukuran
• Hipotensi ortostatik adalah penurunan sistolik >20mmHg atau diastolik>10
mmHg pada pengukuran 3 menit setelah berdiri, ini berhubungan dengan
peningkatan resiko kematian akibat kardiovaskular.

• Perbedaan antara tangan kiri dan kanan > 15mmHg berhubungan dengan
peningkatan resiko kardiovaskular.

Williams B, et al. ESC / ESH 2018


PEMERIKSAAN FISIK MASALAH JANTUNG
Penyakit jantung koroner atau serangan jantung biasanya dengan
pemeriksaan fisik dalam batas normal.

Penyakit jantung hipertensif : ditemukan batas jantung melebar.


Apex jantung lebih ke arah linea axilaris kiri.

Gagal jantung :
JVP meningkat. Ronchi basah dibasal paru/seluruh lapangan paru. Edema
tungkai (pitting edema). Saturasi pasien 100% (rendah)
PEMERIKSAAN FISIK LAIN
Stroke iskemik : Penurunan kekuatan otot di satu sisi extramitas,
penurunan refleks fisiologis, reflex patologis (+/-)

Stoke hemoragik : Kesadaran menurun, GCS < 15, bisa jatuh pada keadaan
koma, reflex pupil anisokor, suhu tubuh panas (>38 oC), reflex patologis (+)

Gagal ginjal : pupil anemis, kulit kering, JVP (naik/normal), edema tungkai
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto Thorax :
Gambaran cardiomegaly
(Cardio-thoracic ratio >
50%)

Aorta lebih prominen


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Elektrokardiografi (EKG)
Sokolow-Lyon Index
• R di V5 atau V6 + S di V1 > 34 mm
• R di aVL > 11 mm

Kriteria Cornell
• R di aVL + S di V3 > 28 mm (pria) > 20 (wanita)

Williams B, et al. ESC / ESH 2018


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Funduskopi Retinopati Hipertensif
Pada pemeriksaan funduskopi
didapatkan : 1

1. Edema saraf optik 2


2. Iskemia di retina
3. Renital detachment 3
4. Penyempitan arteri retinal
4

Braunwald. Hypertension Companion. 2007


PENATALAKSAAN HIPERTENSI ESENSIAL

1. Penatalaksanaan Non-Farmakologis

2. Penatalaksaan Farmakologis

Williams B, et al. ESC / ESH 2018


Williams B, et al. ESC / ESH 2018
PENATALAKSAAN NON-FARMAKOLOGIS
• Mengurangi konsumsi garam (< 5 gram per hari)
• Mengurangi alkohol
• Konsumsi banyak sayur, buah buahan, ikan dan minyak zaitun
• Mengurangi konsumsi daging merah (kambing, sapi, babi)

Menurunkan berat badan dengan target :


• BMI < 30 kg/m2 atau lingkar pinggang < 102 cm pada pria dan < 88 cm pada wanita)
• Orang dengan resiko CV yang tinggi : BMI 20-25 kg/m2 atau lingkar pinggang <94 cm pada
pria dan <80 cm pada wanita

• Teratur berolah-raga aerobic 30 menit dengan latihan dinamik yang sedang sebanyak 5-
7x seminggu.
• Stop merokok.

Williams B, et al. ESC / ESH 2018


PENATALAKSAAN FARMAKOLOGIS

Lilly LS. Pathophysiology of Heart Disease. 6th Edition. 2016


GOLONGAN ANTIHIPERTENSI
1. Angiotensin Receptors Blocker
• Angiotensin Converting Enzim Inhibitors (ACE-I) : Captopril, Ramipril dan Lisinopril
• Angiotensin Receptor Blockers (ARB) : Candesartan, Valsartan dan Losartan
2. Calcium Chanels Blocker (CCB)
• Dihydropiridine : Diltiazem dan Verapamil
• Non-Dihydropiridine : Amlodipin dan Nifedipin
3. Beta Blockers
Bisoprolol, Metoprolol, Carvedilol dan Nebivolol
4. ⍺1 Antagonis (Blockers)
Prazosin, Terazosin dan Doksazosin
5. ⍺2 Adrenergic Agonis
Metyldopa dan Clonidin
6. Direct Vasodilator
Hydralazin dan Minoxidil
7. Diuretic
Hidroclorotiazid, (Furosemid dan Spironolactone)
Angiotensin Converting Enzime Inhibitors (ACE-I)
Nama ACE-I Dosis sehari (mg) Pemberian Sehari
(x)
Captopril 12.5 – 150 2 -3
Ramipril 2.5 – 10 1–2
Enalapril 5 – 40 1–2
Lisinopril 10 - 40 1

• TIDAK BOLEH dikombinasikan dengan ARB


• HATI-HATI Hiperkalemia, terutama pada CKD dan minum penambah kalium, atau minum obat yang mengurangi
pengeluaran kalium (spironolactone)
• HATI-HATI Gagal Ginjal Akut pada pasien dengan stenosis arteri renal bilateral
• TIDAK BOLEH diberikan pada orang dengan riwayat angioedema
• HINDARI pemakaian pada kehamilan
• Merupakan pilihan pertama pada hipertensi dengan gagal jantung, gagal ginjal dan diabetes
Angiotensin Receptors Blockers (ARB)
Nama ARB Dosis sehari (mg) Pemberian Sehari
(x)
Candesartan 8 – 32 1
Irbesartan 150 – 300 1
Termisartan 20 – 80 1
Losartan 50 – 100 1 -2
Valsartan 80 – 320 1
• TIDAK BOLEH dikombinasikan dengan ARB
• HATI-HATI Hiperkalemia, terutama pada CKD dan minum penambah kalium, atau minum obat yang
mengurangi pengeluaran kalium (spironolactone)
• Ada resiko terjadi Gagal Ginjal Akut pada pasien dengan stenosis arteri renal bilateral. Pada keadaan
hipertensi dan CKD sangat cocok diberikan Telmisartan.
• TIDAK BOLEH diberikan pada orang dengan riwayat angioedema akibat ARB
• HINDARI pemakaian pada kehamilan
• Merupakan pilihan pertama pada hipertensi dengan gagal jantung, gagal ginjal dan diabetes.
CCB Dihidropiridin

Nama CCB Dosis sehari (mg) Pemberian Sehari


(x)
Amlodipine 2.5 – 10 1
Nifedipine 60 – 120 1

• HINDARI pemberian pada pasien dengan Gagal Jantung dengan penurunan Fraksi-Ejeksi, kecuali
Amlodipin bisa digunakan atas petunjuk Kardiolog.
• Bisa terjadi resiko edema kaki (berhubungan dengan dosis)
• Nifedipin TIDAK BISA diberikan pada Sindrom Koroner Akut dan Takikardia. Obat ini lebih sering
diberikan sebagai antihipertensi pada ibu hamil.
CCB Non-Dihidropiridin

Nama CCB Dosis sehari (mg) Pemberian Sehari


(x)
Diltiazem SR 180 – 360 2
Verapamil SR 120 – 480 1-2

• HATI-HATI bradikardia
• Golongan ini TIDAK BOLEH bersamaan dengan beta-Blocker karena menginduksi bradikardia-berat
dan AV block bahkan Sinus Node Dysfunction.
• TIDAK BOLEH diberikan pada pasien Gagal-Jantung dengan penurunan Fraksi-Ejeksi.
Diuretics
Nama Tiazid Dosis sehari (mg) Pemberian Sehari
(x)
Hydroclorotiazid 25 – 50 1
• HATI-HATI hyponatremia dan hipokalemia serta evaluasi kadar kalsium
• Sering mencetus Gouty, karena meningkatkan asam urat.

Nama Loop Dosis sehari (mg) Pemberian Sehari


Diuretic (x)
Furosemide 20 – 80 2
• HATI-HATI hipovolemik shock, penurunan fungsi ginjal dan dapat mencetus Gouty Artritis
• Lebih dipilih bila LFG < 30 mL/mnt)

Kalium-Sparring Dosis sehari (mg) Pemberian Sehari


(x)
Spironolactone 25 – 100 1
• HATI-HATI hiperkalemia dan perburukan fungsi ginjal (creatinine meningkat)
• Berguna untuk tambahan terapi pada hypertensi yang resisten dan primary-aldosteronism
Cardioselective B-Blockers
Nama BB Dosis sehari (mg) Pemberian Sehari
(x)
Bisoprolol 5 – 20 1
Metoprolol tartate 100 – 400 2
Metoprolol 50 – 200 1
succinate
• BUKAN LINI PERTAMA pengobatan hipertensi, kecuali pada peny. Jantung ischemic atau gagal
jantung.
• Untuk gagal jantung baik diberikan bisoprolol atau metoprolol succinate. Untuk penyakit jantung
iskemik atau sindrom koroner akut bisoprolol merupakan pilihan kombinasi lini pertama.
• Bronkospatik, maka TIDAK BOLEH pada asma
• HATI-HATI dalam inisiasi pada gagal jantung akut, karena efek inotropic negatif
Cardioselective + Vasodilators B-Blockers
Nama BB Dosis sehari (mg) Pemberian Sehari
(x)
Nebivolol 5 – 40 1
• BUKAN LINI PERTAMA pengobatan hipertensi
• Menginduksi nitrit-oxide (NO) sehingga vasodilatasi
• HATI-HATI hipotensi bila kombinasi dengan vasodilator yang lain

B-Blockers with a-B receptors


Nama BB Dosis sehari (mg) Pemberian Sehari
(x)
Carvedilol 12.5 – 50 2
• BUKAN LINI PERTAMA pengobatan hipertensi
• B-blocker yang baik untuk CKD
Alfa-1 Blocker
Nama Obat Dosis sehari (mg) Pemberian Sehari
(x)
Doxazosin 1–8 1
Prazosin 2 – 20 2–3
Terazosin 1 – 20 1–2

• HATI-HATI, sering terjadi hipotensi ortostatik, terutama orang tua


• Biasanya sebagai lini kedua untuk pasien BPH
Alfa2-Agonis

Nama Obat Dosis sehari (mg) Pemberian Sehari


(x)
Clonidine 0.1 – 0.8 2
Metyldopa 250 – 1000 2

• Obat ini merupakan obat lini terakhir, karena mempunyai efek samping di susunan saraf pusat
• Clonidin merupakan obat pilihan pada hipertensi resisten
• Penghentian clonidine tiba-tiba bisa menginduksi krisis hipertensi
• Metyldopa merupakan antihipertensi yang aman untuk ibu hamil
Direct Vasodilators

Nama Obat Dosis sehari (mg) Pemberian Sehari


(x)
Hydralazine 250 – 500 2–3
Minoxidil 5 – 100 1-3

• Bisa menyebabkan takikardia serta menyebabkan retensi natrium dan air


• Hidralazin kombinasi dengan isosorbide dinitrate merupakan antihipertensi pilihan untuk CKD yang
tidak toleran ACE-I atau ARB serta diuretic.
• Hidralazine berhubungan dengan lupus like syndrome
• Minoxidil berhubungan dengan efusi pericardial
TAHAP 1 ACE-I atau ARB

TAHAP 2 ACE-I atau ARB + CCB atau DIURETIK

TAHAP 3 ACE-I atau ARB + CCB (+ + B-BLOKER atau a1 -BLOKER


DIURETIK)
Mancia G, et al. ESC/ESH. 2013
HIPERTENSI EMERGENSI & URGENSI
Hipertensi Emergensi
Hipertensi tingkat 3 (Sistolik >180 dan/atau Diastolik>110 mmHg), yang diikuti
oleh kerusakan organ target.
• Mata : hemoragik pada funduskopi
• Saraf: Ensefalopati, stroke akut
• Jantung : gagal jantung akut
• Ginjal : gagal ginjal akut

Hipertensi Urgensi
Hipertensi tingkat 3 tanpa adanya tanda kerusakan organ. 
PRESENTASI KLINIS WAKTU TARGET TD TERAPI LINI
PERTAMA
Hipertensi maligna Beberapa Penurunan MAP Nicardipin
dengan/tanpa gagal ginjal jam 20-25%
kronis
Hipertensi Ensefalopati Secepatnya Penurunan MAP Nicardipin
20-25%

Hipertensi Emergensi Secepatnya Sistolik <140 Nitrat


dengan sindrom coroner
akut

Hipertensi emergensi + Secepatnya Sistolik <140 Nitrat + Diuretik


Edema Paru Akut Loop

Diseksi aorta akut Secepatnya Sistolik <120 Nitrat atau


dan Nadi < 60 Nicardipin + b-
Bloker
Eklamsia Secepatnya Sistolik < 160 mmHg Nicardipin dan
DAN Diastolik < 105 Magnesium sulfat
HIPERTENSI EMERGENSI & URGENSI
PEMBERIAN OBAT DIBAWAH LIDAH

3 jenis obat yang bisa diberikan pada hipertensi tingkat 3


1. Captopril
2. Nifedipin
3. Nitrogliserin atau Isosorbid dinitrate

SYARAT UTAMA : BUKAN SUATU HIPERTENSI EMERGENSI.


SELAMAT BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai