Anda di halaman 1dari 46

PSPA FFS UHAMKA

Peraturan Perundang-
undangan & Etika
Kefarmasian
Fauzi Kasim
Pokok Bahasan XII

Profesi, Pedoman Disiplin dan Kode Etik

Minggu ke XIII
TOPIK
• PENGANTAR & PROFESI
FARMASI
• PEDOMAN DISIPLIN
APOTEKER
• KODE ETIK APOTEKER

PER-UU-AN & ETIKA FARMASI / Fauzi Kasim / 2019


PENGANTAR
TUJUAN UMUM
PERKULIAHAN
Mahasiswa mampu dan siap
memanfaatkan /menjalankan profesi
/ pekerjaan / praktik kefarmasian
berdasarkan dan mengindahkan
disiplin dan etika profesi
TUJUAN KHUSUS
PERKULIAHAN
1. Mahasiswa dapat menjelaskan
Pengertian dan ciri Profesi
2. Mahasiswa dapat menjelaskan dan siap
memanfaatkan Pedoman Disiplin
Apoteker
3. Mahasiswa dapat menjelaskan dan siap
memanfaatkan Kode Etik Apoteker
CIRI PROFESI ?


DIULANGI !
CIRI-CIRI PROFESI
1. MEMILIKI BODY OF KNOWLEDGE
2. LULUS PENDIDIKAN PROFESI
SETELAH S1
3. BERPRAKTIK MELAYANI ( UTK
MASYARAKAT DGN ALTRUISTIK)
4. MEMILIKI ORGANISASI PROFESI (ADA
KODE ETIK, OTONOM)
5. LIFE LONG LEARNER
6. MEMPEROLEH JASA PROFESI
KARENA PRAKTIK
PONDASI PROFESI APOTEKER

PROFESIONALISME
PROFESIONAL
PROFESI

PER-UU-AN & ETIKA FARMASI / Fauzi Kasim / 2019


YANFAR - MSH - MJM 9
UU 36/’09,UU 36/14; PP 51/’09; PMK 889/’11&31/’16
PMK : 72,73,74/’16, GMP, GDP, GLP
• Setiap Tenaga Kesehatan dalam melakukan tugasnya
berkewajiban untuk memenuhi Standar Profesi Tenaga
kesehatan
• Akreditasi, Sertifikasi, Registrasi & Lisensi tenaga
kesehatan dilaksanakan sesuai Per-UU-an
• STRA & SIP memerlukan Sertifikat Kompetensi
Apoteker

• Standar terkait Profesi Apoteker


– Standar Kompetensi
– (Kode Etik)
– Standar Pelayanan/ Produksi
– Standar Pendidikan
– Standar / Pedoman Praktik Apoteker
NORMA HUKUM – DISIPLIN - ETIKA

HUKUM

DISIPLIN

ETIKA
Komponen Standar Profesi

Etika Disiplin Hukum

Kesehatan Kompetensi Komunikasi

Norma etika Batas usia SYSTEM-BASED Sikap akuntabel STR/SIP


profesi luhur maksimal PRACTICE & hormati HAM individual,
(altruism, pasien : melekat ,
l’esprit de Informed kemampuan
corpse) consent, empati, rata2
dll
Norma sopan Kriteria laik Performance Wawasan Peer review
santun / Fisik-mental Professional kultural, rujukan saksi ahli,
kesejawatan, Kepribadian, PRIVILEGES dll Asosiasi
kepemimp., Hak & Kewajiban
Bebas NAPZA
kebangsaan WN
Relevansi Standar Profesi

MEDAI & MDTK PN

Etika Kesehatan Kompetensi Komunikasi

Fatwa etis – Sertifikat, Peer review : IAI Risk >>> : Perdata :


integritas umur APTFI Informed Pasien / klien
Pedoman consent  membuktikan
/Kode Etik Reasonable
person standard
Pidana :
 info adekuat
Polisi
Etika sosial : Uji laik Evaluasi Implied consent membuktikan
iptek Farmasi, kesehatan Continuing Public health
Professional consent
Development
PERAN APOTEKER
CARE GIVER TEACHER

DECISION LIFE LONG


MAKER LEARNER
SEVEN STAR
PHARMACIST
PLUS
RESEARCHER
MANAGER

COMMUNI
CATOR LEADER
10 AREA STANDAR KOMPETENSI APOTEKER
INDONESIA
(PERSYARATAN PRAKTIK/ ENTRY LEVEL)
1. Praktik kefarmasian secara professional dan etik
2. Optimalisasi penggunaan sediaan farmasi
3. Dispensing sediaan farmasi dan alat kesehatan
4. Pemberian informasi sediaan farmasi dan alat
kesehatan
5. Formulasi dan produksi sediaan farmasi
6. Upaya preventif dan promotif kesehatan masyarakat
7. Pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan
8. Komunikasi efektif
9. Ketrampilan organisasi dan hubungan interpersonal
10. Peningkatan kompetensi diri

10 AREA, 42 UNIT, 317 ELEMEN


PEDOMAN DISIPLIN &
KODE ETIK APOTEKER

16
Mengapa perlu …….
• Per-UU-an mengamanatkan, namun belum
semua diatur
• Dituntut fair, adil, jujur, berbudi luhur,
• Apoteker itu profesi : individu dan kelompok.
– Profesi : autoregulasi, kompetensi & perubahan
– Individu dan kelompok memerlukan arah /
standar / pedoman / map, dll
– Kontak dgn nakes & masyarakat : ada tanggung
jawab, prtanggung jawaban dan mutu
pelayanan/pekerjaan
– Banyak kemungkinan pengambilan keputusan,
apakah itu salah /benar atau konflik
Tujuan
• Menjunjung tinggi martabat Profesi.
• Menjaga dan memelihara kesejahteraan
anggota.
• Meningkatkan pengabdian anggota.
• Meningkatkan mutu Profesi.
• Meningkatkan layanan kepada
pengguna jasa.
• Untuk menentukan standard sendiri.
Fungsi (1)
1. Kewibawaan profesi  makin mantap
substansi etis yang diatur & prosedurnya,
makin kredibel
2. Parameter normatif  tolok ukur
perlindungan etis klien/pasien  makin
altruis/deontologis makin luhur
3. Self regulating  self disciplining utk
akuntabilitas profesi  berani memanggil,
menyidangkan & menjatuhkan sanksi
Fungsi (2)
4. Merupakan “map” dalam berpraktik
profesi (terutama bagi yang baru lulus)
5. Sebagai pedoman setiap anggota dalam
menjalankan profesinya.
6. Sebagai sarana kontrol bagi masyarakat
atas pelaksanaan profesi tersebut.
7. Mencegah campur tangan pihak luar
organisasi tentang hubungan etika /
disiplin dan keanggotaan organisasi.
Prinsip yg dipakai(1)
1. Bersikap objektif pada saat adanya
kebebasan memilih atau memutuskan,
karena Apoteker tahu pilihan yang
terbaik.
2. Selalu memenuhi hak klien untuk
memperoleh pemahaman yang baik
terhadap keterangan tentang manfaat
dan risiko yang mungkin timbul dalam
pelayanan yang dilakukan sesuai
kompetensi Apoteker,
Prinsip yg dipakai(2)
3. Selalu melakukan penilaian yang adil
dan etis untuk menjaga rahasia
kefarmasian terkait praktik maupun klien
4. Apoteker selalu berusaha untuk berbuat
yang terbaik dan sekaligus berusaha
menghindari adanya peluang kesalahan
5. Setiap saat loyal, tidak membedakan,
adil dan bersahabat terhadap klien.
PRAKTIK APOTEKER
BERTANGGUNG JAWAB
 SESUAI :
– MORAL/ETIKA, DISIPLIN & LEGAL
– TUGAS / BEBAN TERUKUR YANG
DIPIKUL

 MELAKSANAKAN :
– KEPERCAYAAN YANG DIBERIKAN
– KEWAJIBAN YANG DIBEBANKAN
– PERATURAN, STANDAR & PROSEDUR
YANG DITETAPKAN
PRAKTIK APOTEKER
BERTANGGUNG JAWAB

 Memelihara Kompetensi : Sertifikasi & CPD


 Mengikuti Perkembangan Per-UU-an & IPTEK
 Membuat Standar Prosedur Operasional / Instruksi
Kerja
 Menyediakan dan Membina Kompetensi TTK
 Melaksanakan Praktik Sesuai SPO/IK
 Mendelegasikan Tugas Kepada TTK Yang Kompeten
 Memelihara Catatan & Membuat / Menyampaikan
Laporan
PEDOMAN DISIPLIN
APOTEKER INDONESIA
Disiplin : kepatuhan terhadap aturan-aturan
dan/atau ketentuan penerapan keilmuan
sebagai Apoteker, melalui :
1. Pelaksanaan praktik Apoteker sesuai
dengan Standar kompetensi dan
Pedoman Praktik Apoteker.
2. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
profesional dengan baik
3. Berperilaku untuk menjaga martabat
dan kehormatan Apoteker.
PEDOMAN DISIPLIN APOTEKER
..\MEDAI\BUKU\Buku KEAI dan PDAI 2015.docx

KESEHATAN KOMPETENSI KOMUNIKASI


SEHAT FISIK PENGETAHUAN, “CONCENT”;
& JIWA KETRAMPILAN & EFEKTIF
SIKAP RUJUK, FAIR,
DLL
11 1,2,3,4,6,7,8,9 5, 14, 15, 16,
,10,12, 13, 17, 18, 20, 21,
19 22
KODE ETIK APOTEKER INDONESIA

KEWAJIBAN ( & LARANGAN) PERILAKU TERHADAP :

1.DIRI SENDIRI
2.TEMAN SEJAWAT
3.PENERIMA JASA
4.PROVIDER / NAKES LAIN
KODE ETIK APOTEKER
INDONESIA
KEWAJIBAN TERHADAP
DIRI SENDIRI
1. Sumpah Apoteker
2. Kode Etik Apoteker Indonesia
3. Standar Kompetensi Apoteker
Indonesia
4. Prinsip kemanusiaan
5. Mengikuti perkembangan
6. Menjauhkan diri dari usaha mencari
keuntungan diri
7. Berbudi luhur & contoh yang baik
8. Mengikuti perkembangan peraturan
perundang-undangan
MENGAPA HARUS SUMPAH …?
1. PER-UU-AN :
– PROFESI & ANGKAT SUMPAH !
– DIBERI WEWENANG OLEH UNDANG-
UNDANG
2. BERHUBUNGAN LANGSUNG DENGAN
PASIEN / KLIEN ( UMUMNYA AWAM)
3. PENANGGUNG JAWAB
4. SERING BEKERJA SENDIRI
5. WAJIB MENJAGA RAHASIA KEFARMASIAN
6. DLL
SUMPAH APOTEKER
PP 20 TAHUN 1962
1. MEMBAKTIKAN HIDUP : KEMANUSIAAN
2. MERAHASIAKAN
3. MELAKSANAKAN TUGAS SEBAIK-BAIKNYA :
MARTABAT & TRADISI LUHUR
4. MENUNAIKAN KEWAJIBAN :
a. BERIKHTIAR SUNGGUH-SUNGGUH
b. TIDAK TERPENGARUH SARA
5. IKRAR – SUNGGUH-SUNGGUH & PENUH
KEINSYAFAN
Kewajiban terhadap masyarakat,
teman sejawat & nakes lain
1. Mengutamakan kepentingan masyarakat
2. Menghormati hak asasi masyarakat
3. Melindungi makhluk hidup insani
4. Memperlakukan teman sejawat sebagaimana ia sendiri ingin
diperlakukan
5. Saling mengingatkan dan saling menasehati dgn teman sejawat
6. Meningkatkan kerjasama yang baik dgn teman sejawat
7. Mempertebal rasa saling mempercayai dgn teman sejawat
8. Saling mempercayai, menghargai dan menghormati sejawat petugas
kesehatan
9. Menjauhkan diri dari tindakan atau perbuatan yang dapat
mengakibatkan berkurangnya/hilangnya kepercayaan masyarakat
kepada sejawat petugas kesehatan
PENANGANAN PELANGGARAN
KODE ETIK APOTEKER
PELANGGARAN KODE ETIK APOTEKER

PENGADUAN KE MEDAI DAERAH

PENELAHAAN / KONFIRMASI

DUGAAN ADANYA PELANGGARAN

BANDING PERSIDANGAN TERIMA

REHABILITASI PELAKSANAAN SANKSI


KRITERIA PELANGGARAN
ETIK
 Tidak tahu (Ignorant)
 Kelalaian ( Culpa )
 Kurang Perhatian
 Kurang terampil /
pengetahuan
 Sengaja
SANKSI PELANGGARAN
ETIK
• Usulan oleh MEDAI untuk :
– Pembinaan khusus untuk
penyadaran
– Penundaan sementara ijin praktik
Apoteker
– Pencabutan rekomendasi untuk
praktik Apoteker
PEDOMAN DISIPLIN
APOTEKER INDONESIA
BENTUK PELANGGARAN
DISIPLIN APOTEKER
1. Melakukan praktik kefarmasian dengan tidak kompeten.
2. Membiarkan berlangsungnya praktek kefarmasian yang
menjadi tanggung jawabnya, tanpa kehadirannya, ataupun
tanpa Apoteker penggantidan/ atau Apoteker pendamping
yang sah.
3. Mendelegasikan pekerjaan kepada tenaga kesehatan tertentu
dan/ atau tenaga-tenaga lainnya yang tidak memiliki
kompetensi untuk melaksanakan pekerjaan tersebut.
4. Membuat keputusan profesional yang tidak berpihak kepada
kepentingan pasien/masyarakat.
5. Tidak memberikan informasi yang sesuai,relevan dan “up to
date” dengan cara yang mudah dimengerti oleh
pasien/masyarakat,sehingga berpotensi menimbulkan
kerusakan dan/ atau kerugian pasien.
BENTUK PELANGGARAN
DISIPLIN APOTEKER
6. Tidak membuat dan/ atau tidak melaksanakan Standar
Prosedur Operasional sebagai Pedoman Kerja bagi seluruh
personil di sarana pekerjaan/pelayanan kefarmasian,sesuai
dengan kewenangannya.
7. Memberikan sediaan farmasi yang tidak terjamin
‘mutu’,’keamanan’,dan ’khasiat/manfaat’ kepada pasien.
8. Melakukan pengadaan Obat dan/ atau Bahan baku Obat,
tanpa prosedur yang berlaku,sehingga berpotensi
menimbulkan tidak terjaminnya mutu,khasiat Obat.
9. Tidak menghitung dengan benar dosis obat, sehingga
dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian kepada
pasien.
10. Melakukan penataan,penyimpanan obat tidak sesuai
standar, sehingga berpotensi menimbulkan penurunan
kualitas obat.
BENTUK PELANGGARAN
DISIPLIN APOTEKER
11. Menjalankan praktik kefarmasian dalam kondisi tingkat
kesehatan fisik ataupun mental yang sedang
terganggusehingga merugikan kualitas pelayanan profesi.
12. Dalam penatalaksanaan praktik kefarmasian, melakukan
yang seharusnya tidak dilakukan atau tidak melakukan
yang seharusnya dilakukan, sesuai dengan tanggung jawab
profesionalnya, tanpa alasan pembenar yang sah, sehingga
dapat membahayakan pasien.
13. Melakukan pemeriksaan atau pengobatan dalam
pelaksanaan praktik pengobatan sendiri ( self medication)
yang tidak sesuai dengan kaidah pelayanan kefarmasian.
14. Memberikan penjelasan yang tidak jujur, dan/ atau tidak
etis, dan/ atau tidak objektifkepadayangmembutuhkan.
15. Menolak atau menghentikan pelayanan kefarmasian
terhadap pasien tanpa alasan yang layak dan sah.
BENTUK PELANGGARAN
DISIPLIN APOTEKER
16. Membuka rahasia kefarmasian kepada yang tidak berhak.
17. Menyalah gunakan kompetensi Apotekernya.
18. Membuat catatan dan/ atau pelaporan sediaan farmasi yang
tidak baik dan tidak benar.
19. Berpraktik dengan menggunakan Surat Tanda Registrasi
Apoteker (STRA) atau Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA/SIK)
yang tidak sah
20. Mengiklankan kemampuan/pelayanan atau kelebihan
kemampuan/pelayanan yang dimiliki, baik lisan ataupun
tulisan, yang tidak benar atau menyesatkan.
21. Tidak memberikan informasi, dokumen dan alat bukti
lainnya yang diperlukan MEDAI untuk pemeriksaan atas
pengaduan dugaan pelanggaran disiplin
22. Membuat keterangan farmasi yang tidak didasarkan kepada
hasil pekerjaan yang diketahuinya secara benar dan patut.
dan/atau sertifikatkompetensi yang tidak sah.
PENANGANAN PELANGGARAN
DISIPLIN APOTEKER
PELANGGARAN PEDOMAN DISIPLIN APOTEKER

PENGADUAN KE MEDAI DAERAH

PENELAHAAN / KONFIRMASI

DUGAAN ADANYA PELANGGARAN

BANDING PERSIDANGAN TERIMA

REHABILITASI PELAKSANAAN SANKSI


SANKSI PELANGGARAN
DISIPLIN
1. Pemberian peringatan tertulis;
2. Rekomendasi pembekuan dan/atau
pencabutan Surat Tanda Registrasi
Apoteker, atau Surat Izin Praktik
Apoteker, dan/atau
3. Kewajiban mengikuti pendidikan atau
pelatihan di institusi pendidikan
apoteker.
TUGAS HARI INI ( MINGGU XIII)

• Rangkuman Kuliah hari ini


• Baca & Pelajari Kode Etik
Apoteker & Pedoman Disiplin
Apoteker, kemudian isi
Kertas Kerja terlampir
KERTAS KERJA (1)
PENDALAMAN TENTANG
KODE ETIK APOTEKER
BUTIR KODE ETIK APOTEKER:
1.
2.
CONTOH PENERAPAN DILAPANGAN :
3.
4.

CONTOH KEMUNGKINAN TERJADINYA PELANGGARAN & SANKSI:


5.
6.

UPAYA UNTUK PENINGKATAN KEPATUHAN :


1.
2.
KERTAS KERJA (2)
PENDALAMAN TENTANG
KODE ETIK APOTEKER
BUTIR KODE ETIK APOTEKER:
Memperlakukan temas ejawat sebagaimana ingin diperlakukan
CONTOH PENERAPAN DILAPANGAN :
1. Pada saat diskusi, tidak menjatuhkan Apoteker lain

CONTOH KEMUNGKINAN TERJADINYA PELANGGARAN & SANKSI:


1. Menjatuhakan nama baik apokeker didepan pasien

UPAYA UNTUK PENINGKATAN KEPATUHAN :


1. Mengingatkan kembali baha menghormati antar Sejawat
KERTAS KERJA (2)
PENDALAMAN TENTANG
PEDOMAN DISIPLIN APOTEKER
BUTIR PEDOMAN DISIPLIN :
1.
__________________________________________________
2. ___________________________________________________
CONTOH PENERAPAN DILAPANGAN :

1.__________________________________________________
___________________________________________________
_

2.__________________________________________________
___________________________________________________
_
CONTOH KEMUNGKINAN TERJADINYA PELANGGARAN &
SANKSI:

Anda mungkin juga menyukai