Anda di halaman 1dari 30

UAS

dr. Adriesti Herdaetha, Sp.KJ - Peradilan


Profesi dan Simulasi Persidangan
Pengadilan Kasus Malpraktik

Dr. dr. Hari Wujoso, Sp.F - Prinsip


Pemeriksaan Kedokteran Forensik

dr. Adji Suwadono, S.H., Sp.F - Tugas dan


Peran IDI dalam Pembinaan dan
Penyelesaian Konflik Etik dan Hukum

Dr. dr. Burhanuddin Ichsan, M.Med.Ed.,


M.Kes - Profesionalisme Dokter

Prof. Dr. dr. EM Sutrisna, M.Kes. -


Karakter Dokter Muhammadiyah

dr. Erna Herawati, Sp.KJ - Psikatri


Forensik

Tugas & Peran IDI dlm


Pembinaan dan Penyelesaian
Konflik Etik & Hukum
dr. Adji Suwandono, S.H, Sp.F.

IKATAN DOKTER INDONESIA


Organisasi Profesi Dokter
Independen
Profesi Tertua di Dunia
Profesi -> Kode Etik

FALSAFAH
Profesionalisme bidang kesehatan-> YAN KES
- Meningkatkan mutu pelayanan
- Memelihara mutu pelayanan
- Pelayanan yang merata
- Pelayanan yang terjangkau
Penerapan nilai2 moral dan etika profesi yg tinggi

SIFAT MENDASAR DOKTER

Sifat ketuhanan-> utama


Kemurnian niat
Keluhuran budi
Kerendahan hati
Kesungguhan kerja
Integritas ilmiah dan sosial
Kesejawatan
Jika tidak dijamin kesehatannya
hubungan antar faktor bisa rusak
PRINSIP-PRINSIP ETIK

Autonomy (menghormati hak pasien)


-> dibuatnya inform consent (legalitas)
Non Maleficence (tidak merugikan/ menciderai)
-> jangan percaya jika pasien ditanya ttg alergi jawabannya tidak, karena bisa berarti
"tidak/tidak tau". Jadi lebih baik lakukan test alergi.
Justice (keadilan)
-> ketika memberikan pelayanan jangan membedakan suku/ras/agama
-> "keadilan" saat mengantri, misal ada kondisi pasien yg lebih gawat dahulukan pasien tsb.
Beneficence (berbuat baik)

-->> Mengutamakan penderita yg berobat demi keselamatan dan kepentingan bersama.

DEFINISI ETIK KEDOKTERAN


Etik atau Ethics (bhs Yunani)
Ethos (adat kebiasaan) yg oleh Aristoteles diartikan sebagai filsafat moral yg menjelaskan
fakta moral ttg nilai atau tindakan kebajikan

#CATATAN ARTHRON
Ethics = moral philosophy -> filosofi yg mendasari perilaku hidup yg baik
Ethics = the rules or principles which govern right conduct
Medical Ethics = the value and guidelines that should govern decisions in medicine ->
memberikan keputusan terbaik dari tatalaksana medicine

KODE ETIK
Dasar Hukum:
Kepmenkes RI No. 434/Menkes/SK/X/1983 tgl 28 Okt 1983 ttg Berlakunya Kode Etik Kedokteran
Indonesia Bagi Para Dokter di Indonesia

KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA


KEWAJIBAN
- Umum : 9 pasal
- Dokter terhadap pasien : 4 pasal
- Dokter terhadap teman sejawat : 2 pasal
- Dokter terhadap diri sendiri : 2 pasal

# Telemedicine hanya bisa anamnesis, tidak bisa pemeriksaan fisik


# Sebagai dokter punya 2 fungsi: meneliti subyektivitas masalah pasien, crosscheck dg data
obyektif (data fisik pasien)

Dalam Memberikan Pelayanan Medik, Dokter Harus Senantiasa:

1. Mengamalkan sumpah dokter, memiliki empathy (bisa merasakan rasa duka dari pasien tanpa
kita tertimpa hal yg sama) dan altruistik (jiwa rela berkorban)
2. Menghormati hak2 orang dan martabat manusia
3. Mematuhi standar2 profesi (aturan dasar dlm melakukan suatu tindakan apapun)-> jika tdk
diterapkan akan muncul yg namanya MALPRAKTEK
4. Memiliki kompetensi (ilmu & keterampilan) yg terbarukan -> punya STR
5. Mampu bekerja scr otonom dan independen
KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP PASIEN

1. Melindungi hidup makhluk insani


2. Menerapkan ilmu dan keterampilannya scr tulus ikhlas demi kepentingan pasien
3. Merujuk pasien kepada dokter yg lbh kompeten
4. Memberikan kesempatan agar pasien dpt berhubungan dg keluarga/ penasehatnya dlm
beribadat/ urusan lain
5. Merahasiakan segala sesuatu yg diketahuinya ttg seorang pasien, bahkan juga setelah pasien
itu meninggal dunia
6. Memberikan pertolongan darurat sbg suatu tugas perikemanusiaan

KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP SEJAWAT DAN DIRINYA

1. Memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan


2. Tidak mengambil alih pasien dari teman sejawatnya kecuali dengan persetujuan (komunikasi
yg baik, rujukan yg jelas)
3. Memelihara kesehatannya supaya dapat bekerja dengan baik
4. Mengikuti perkembangan IPTEKDOK dan tetap setia terhadap cita2 luhur

DOKTER TIDAK BOLEH

1. Memuji diri karena pendidikannya, ilmu dan keterampilannya serta kinerjanya


2. Menginklankan diri kecuali memberi informasi ttg tempat dan waktu praktek serta keahliannya
3. Melakukan perbuatan atau memberi nasehat yg melemahkan pasien
4. Mengumumkan dan atau menerapkan penemuan baru tanpa bukti2 yg dpt dipertanggung
jawabkan

#CATATAN ARTHRON
5. Mengambil alih pasien dari teman sejawatnya kecuali dengan persetujuan
SANKSI TERHADAP PELANGGARAN ETIK

Sanksi moral lbh ditekankan, tetapi dpt juga mengarah kpd sanksi administratif (ditangguhkan
STR, dibekukan SIP)

Petunjuk pelaksanaan Kodeki memberi arahan sanksi dlm bentuk:


- Memberi peringatan
- Menyekolahkan kembali (re-schooling)
- Mencabut rekomendasi izin praktek

Setiap institusi pelayanan medik dpt menetapkan sanksi yg lbh detail dan operasional dg mengacu
Kodeki. Termasuk menetapkan bobot kesalahan. Dapat tercantum dlm Hospital by Laws.

Keadaan dpt mjd sulit karena kesalahan etik dpt bercampur atau tumpang tindih dg pelanggaran
disiplin profesi.

DOKTER BERMASALAH????
PROFESSIONAL CONDUCT COMMITTEE

Pelanggaran serius perilaku


Dokter-> dianggap bermasalah
Berkaitan dg kompetensi dan kemampuan
Mengabaikan tanggung jawab profesional kpd pasien
Peresepan tak bertanggung jawab
Penyimpangan profesional lainnya (catatan medik tak cukup, delegasi medik tak sempurna)
Penyimpangan parah perilaku lainnya
Masalah keuangan dan ketakjujuran lainnya
Perilaku seksual menyimpang
Kecurangan akademik
Pengiklanan diri

PELANGGARAN LAIN BERSUMBER PADA ETIKA

Mempergunakan/melindungi orang yg tak berhak dlm praktik kedokteran (Praktik Dokter


minimal harus punya STR)
Mencari pasien dg cara merebut dari tenaga medis lainnya
Percabangan (dikotomi) atau perbuatan tindakan medik dg mengahrapkan sesuatu imbalan tdk
berhak dari yg dilakukan pihak lainnya
Penghindaran hukum
Bekerjasama dan melakukan kegiatan medik dg orang yg tdk bermutu atau diragukan
kompetensinya

KESALAHAN PROFESIONAL

--> Pembahasan pertanggungjawaban hukum tdk bisa dilepaskan dari tuduhan kesalahan
profesional (tercakup Malpraktek) dari pasien ke dokter

MENS REA = suasana batin-> kesalahan profesional-> dinilai lumayan-> tdk mempunyai niat

CIRI KESALAHAN PROFESIONAL

1. Penanganan salah, buruk, dan menyimpang dari standar-> akibatkan derita, cacat, kematian
tdk perlu
2. Memenuhi kaidah kelalaian, kealpaan atas keharusan bertindak berdasarkan kecakapan
profesional

#CATATAN ARTHRON
3. Pengabaian prinsip/aturan (hukum profesi)
4. Memenuhi semua syarat malpraktek
- kewajiban dokter memberikan pelayanan medik sesuai standar pengobatan medik
- pelanggaran kewajiban dlm bentuk kesalahan profesional, kelalaian, tindakan sengaja,
perbuatan melawan hukum
- ada derita/cedera-> akibatkan parah
- ada hub kausal antara kesalahan (penyebab)-akibat (cedera)
5. Pada kasus ttt dokter terjebak menjanjikan kesembuhan atau orientasi hasil, bukan orientasi
upaya maksimal
6. Tidak berdasarkan indikasi medis yg memadai
7. Tidak dilakukan scr teliti dan hati2
8. Tidak mendapat ijin dari pasien (informed consent)

PRINSIP PELAYANAN MEDIK YG BAIK


KOMPETENSI KLINIK
1. Kendali mutu
2. Kendali biaya
1. Clinical judgment
3. Berkeadilan (Equity)
2. Medical knowledge
4. Merata (Equality)
3. Clinical skill
5. Terjangkau (Affordable)
4. Humanistic quality
6. Terstruktur (Structured)
5. Communication skill
7. Aman (Safe) dlm sebuah kesisteman (helath
care system)

PELANGGARAN

Administrasi
Disiplin
Hukum
Etika

ADMINISTRASI HUKUM

DISIPLIN ETIKA

Standar profesi (yg menerbitkan profesi Etika profesi


masing2) Etika rumah sakit
Standar pelayanan medis (KEMENKES)
Standar prosedur operasional (lingkungan
FASYANKES)

#CATATAN ARTHRON
PERAN ORGANISASI

ORGANISASI

Pengurus IDI
Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK)
Badan Hukum Pembinaan dan Pembelaan Anggota (BHP2A)
Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI)

TUGAS DAN PERAN IDI

Administrator Regulator
Fasilitator Judikator
Pembina Eksekutor
Pengawas Verifikator
Rekomendasi Klarifikator

7 STANDAR KOMPETENSI DOKTER

1. Komunikasi efektif
2. Ketrampilan klinis
3. Landasan ilmiah ilmu kedokteran
4. Pengelolaan masalah kesehatan
5. Pengelolaan informasi
6. Mawas dan pengembangan diri
7. Etika, moral, medikolegal dan profesionalisme serta keselamatan pasien

MKDKI -> lembaga yg berwenang u/ menentukan ada tidaknya kesalahan yg dilakukan dokter dan
dokter gigi dlm penerapan disiplin ilmu kedokteran dan kedokteran gigi, dan menetapkan sanksi

PRINSIP PENEGAKAN DISIPLIN "BAD APPLE THEORY"

u/ identifikasi dr/drg berkinerja buruk


menghindarkan yg berkinerja buruk dari masyarakat
mengupayakan perbaikan kinerja ybs
bukan mengadili dr/drg, ttp "menegur/memarahi" anggota keluarga sendiri
bukan menyelesaikan sengket, ttp membina

BENTUK PELANGGARAN DISIPLIN KEDOKTERAN

28 Butir (KEP KKI NO 17/ 2006)


1. Tdk capai standar praktik (ST PLAYN, ST SOP, Perilaku, Kompetensi)
2. Tdk kompeten (Incompetence): tdk cakap
3. Penipuan/ ketidakjujuran (fraud)
4. Pelecehan/ hub sexual pd pasien (sexual abuse)
5. Ketidak laikan fisik, mental (impairment0
6. Peresepan tdk wajar (inappropriate prescribing)
7. Hal2 lain: Melawan UU:
- Fee splitting - Aborsi ilegal
- Informed consent - Euthanasia
- Rhs medis - Torture (penyiksaan)
- Rekam medis
- dll

#CATATAN ARTHRON
PENYELESAIAN KASUS DUGAAN PELANGGARAN ETIKA

Aduan tertulis, jelas, lengkap


-> IDI/ MKEK: penuhi syarat
-> Sidang majelis
-> Teradu dan pengadu
-> Hasil: ada/ tdk pelanggraan etika

SANKSI ETIKA

Peringatan lisan
Peringatan tertulis
Saran tertulis ke DEPKES u/ mencabut ijin
- praktik 3 bln-> pelanggaran ringan
- praktik 6 bln-> pelanggaran sedang
- praktik 12 bln-> pelanggaran berat

SEMANGATT
GUYSS!!!
#CATATAN ARTHRON
Professionalisme Dokter -Dr. dr. Burhanuddin Ichsan, M.Med.Ed., M.Kes

PROFESI:
→ Pekerjaan yg mensyaratkan pelatihan dan sekolah khhusus, ex: profesi hukum,
kedokteran, kedokteran gigi, apoteker, pengacara, dll
→ Giley dan eggland (1989) mendefinisikan profesi sebagai bidang usaha manusia
berdasarkan pengetahuan, dimana keahlian dan pengalaman pelakunya diperlukan
oleh masyarakat

*yg berkaitan dgn profesi; diperlukan, bisa melakukan, berhak melakukan

Profesionalisme dokter:
 HAM
 Hukum
 Etika/moral
 Biomedik

Secara teoritis professional dpt didekati dgn 4 perspektif pendekatan:


1. Orientasi filosofis
2. Perkembangan bertahap
3. Orientasi karakteristik
4. Orientasi non tradisional

Bagaimana profesionalisme dr perspektif filosofi?


→ Secara filosofi keprofsionalitas itu dr adanya sertifikat, lisensi, akreditas

Orientasi perkembangan menekankan pd 6 langkah pengembangan


profesionalisasi, yaitu:
1. Dimulai dr adanya asosiasi informal individu2 yg memiliki minat thd profesi
2. Identifikasi dan adanya adopsi pengetahuan tertentu
3. Para praktisi biasanya lalu terorganisasi scr formal pd suatu lembaga
4. Kualifikasi tertentu
5. Penetuan kode etik
6. Revisi persyaratan berdasarkan kualifikasi tertentu (termasuk syarat akademis)
dan pengalaman di lapangan

*profesi memiliki tahap seperti di atas

Ada 8 pendekatan karakteristik pengembangan profesionalisasi, satu


dgn yg lain saling terkait:
1. Kode etik
2. Pengetahuan yg terorganisir
3. Keahlian dan kompetensi yg bersifat khusus
4. Tingkat pendidikan minimal yg dipersyaratkan
*jika lulus S1 saja tidak dilanjutkan profesi maka tidak akan bisa praktek krn
syarat minimal blm terpenuhi
5. Sertifikat keahlihan
6. Proses tertentu sblm memangku profesi untuk bisa memangku tugas dan tanggung
jawab
7. Kesempatan untuk penyebarluasan dan pertukaran ide diantara anggota profesi
8. Adanya tindakan disiplin dan batasan tertentu jika terjadi malpraktek oleh
anggota profesi

Faktor2 yg bisa merusak profesionalisme:


1. Budaya dan perilaku masyarakat (konsumerisme)
2. Pengaruh factor ekonomi dan dunia industry
3. Contoh jelek dr senior
4. Beban kerja berlebihan
5. System pelayan kesehatan
6. Promosi obat
7. Personality
8. Penegakan hukum
*relatif sebagai penyeimbang agar disatu sisi para lawyer tidak mencari2
kesalahan, dan seorang dokter harus aware
Hubungan dokter-pasien
 Kurang percaya
 Meragukan alturisme dokter (altrurisme = semangat membatu org lain)
 Tidak puas
 Tuntutan malpraktik

*maka dibutuhkan Pembinaan dan pengawasan baik etika, hukum, disiplin

Definisi Fraud (Permenkes No 36/2015)


 Kecurangan dalam pelaksanaan program JKN adalah tindakan yg dilakukan dgn
sengaja oleh peserta, petugas BPJS kesehatan, pemberi layanan kesehatan serta
penyediaan obat dan alat kesehatan untuk mendepakatkan keuntungan finansial dari
program jaminan kesehatan dlm Sistem Jaminan Sosial Nasional melalui perbuatan
curang yg tidak sesuai dgn ketentuan

Perilaku professional
→ Cara sesorang melakukan/bertindak sesuatu yg berkaitan dgn profesi

Perilaku professional seorang dokter


o Membantu org lain
o Menghormati
o Memiliki integritas
o Melakukan pemeliharaan pengetahuan
o Tanggung jawab
o Akuntabilitas
*salah satu wujud akuntabilitas; apa yg dilakukan dicatat, apa yg dicatat dilakukan
o Pembelajaran berkelanjutan
o Kepemimpinan

#CatatanArthron #Arthron2018
PERADILAN PROFESI DAN SIMULASI PERSIDANGAN PROFESI
 Ilmu Kedokteran adalah ilmu empiris dan bukan ilmu eksakta
 dalam membuat suatu kesimpulan deduktif maupun induktif
 membutuhkan pengalaman-pengalaman yang disusun dengan menggunakan metode
pengumpulan dan pengolahan data secara ilmiah (evidence based)
 ilmu kedokteran merupakan seni dalam berbagai kemungkinan
ex :
penderita appendicitis diterapi dengan antibiotic cefadroksil hasilnya bisa bervariasi
(sembuh,tidak sembuh,dapat efek samping)
 dokter merupakan profesi  Profesi adalah suatu pekerjaan yang diawali melalui
proses pendidikan, memiliki organisasi profesi, kode etik, dan tanggung-jawab
terhadap profesinya
ciri :
1. Pendidikan / terus menerus
2. Organisasi profesi
3. Kode etik
4. sanksi
 Pasal 1 butir 11 UU No.29/2004
“rofesi kedokteran adalah suatu pekerjaan kedokteran yang dilaksanakan berdasarkan
suatu keilmuan, kompetensi yang diperoleh berdasarkan pendidikan yang berjenjang,
dan kode etik yang bersifat melayani masyarakat.”

 Etika : dibuat oleh IDI


 Disiplin : dibuat oleh pelayanan kesehatan
 Hukum : dibuat olh pemerintah
PERBEDAAN
etika disiplin hukum
Dibuat dan disepakati oleh Dibuat dan disepakati oleh Dibuat oleh pemerintah dan
organisasi profesi (IDI) organisasi profesi dewan perwakilan rakyat
Produk : Kode etik Standar profesi UU, PP, Kepres, laporan
menkes, dsb
Diatur, norma perilaku Diatur, norma perilaku Diatur, norma perilaku
pelaksanaan profesi pelaksanaan profesi manusia pada umumnya
Sanksi, yaitu moral Sanksi, yaitu moral Pidana: Mati/kurungan,
psikologis psikologis, teguran, denda
pencabutan Perdata : ganti rugi
Administrasi :
teguran/pencabutan
Yang mengadili ikatan Yang mengadili badan Pengadilan
organisasi profesi terkait, yang dibentuk, yakni Pidana : laporan/tuntutan
Majelis Kehormatan Etik Majelis Kehormatan Perdata : gugatan ke
Kedokteran (MKEK), Disiplin Kedokteran pengadilan
Panitia Pertimbangan dan (MKDKI) Pusat dan Administrasi : Gugatan ke
Pembinaan Etik Majelis Kehormatan pengadilan
Kedokteran (P3EK) Disiplin Kedokteran
(MKDKI) Propinsi
*NOTE
- produk dari etika dan disiplin dibuat untuk mengatur norma perilaku pelaksanaan
profesi
- produk hokum dibuat untuk mengatur norma perilaku terhadap manusia
 Pradilan Profesi :
 Peradilan : proses yang dijalankan di pengadilan, yang berhubungan dengan
memeriksa, mengadili, dan memutus perkara.
Yang berperan :
1. Polisi
2. Jaksa
3. hakim

 Pengadilan : badan atau instansi resmi yang melaksanakan system peradilan berupa
memeriksa, mengadili, dan memutus perkara.
Yang berperan :

1. Kepolisisan

2. Kejaksaan

 Wacana ke depan dibentuk peradilan profesi, yang merupakan perluasan yuridiksi


sebagaimana peradilan niaga dan Hak Asasi Manusia

 4 macam peradilan :
1. peradilan umum
2. peradilan agama
3. peradilan tata usaha negara
4. peradilan militer.

 Peradilan profesi di negara lain :


1. Kasus Malpraktek dan Sengketa Medik ditangani oleh Medical Board.
2. Bentuk sanksi pencabutan registrasi
3. Tuntutan pasien bisa masuk ranah pidana
 Saksi : Seseorang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyidikan,
penuntutan, dan peradilan suatu perkara yang ia dengar sendiri, lihat sendiri, atau alami
sendiri.
1. Saksi mata
2. Saksi ahli : Didengarkan keterangannya atas dasar keahliannya. Ia tidak boleh
terlibat dalam perkara tersebut
 Tahap peradilan perdata :
1. Upaya damai
2. Pembacaan gugatan / permohonan
3. Jwaban tergugat / termohon
4. Replik
5. Duplik
6. Pembuktian
7. Kesimpulan
8. Musyyawarah majelis
9. Putusan
 Tahapan peradilan pidana :
1. Penyelidikan
2. Penyidikan
3. Pra penuntutan dan penuntutan
4. Pembacaan dakwaan
5. Eksepsi : penyanggahan
6. Pembuktian
7. Pembacaan surat tuntutan
8. Pledoi : pembelaan
9. Musyawarah majelis
10. Putusan
 Tahapan peradilan profesi :
1. Pengaduan
2. Penelaahan
3. Persidangan
4. Pemnbuktian
5. Pembelaan
6. Musyawarah majelis
7. Putusan
*NOTE :
- litigasi : jalur pengadilan
- non litigasi : non pengadilan

MAJELIS KEHORMATAN ETIK KEDOKTERAN


 Pelanggaran :
1. Etik
2. Disiplin :
Ex : dokter tidak menerapkan pelayanan sesuai yg telah ditetapkan
3. Hukum
Ex : abortus, euthanasia
 Pasal 12 ayat (1) UU No 18 tahun 2002
• “Untuk menjamin tanggung jawab dan akuntabilitas profesionalisme, maka organisasi
profesi wajib menentukan standar, persyaratan dan sertifikasi keahlian, serta kode etik
profesi”
• Jalur dalam pelanggaran profesi :
1. MKEK (etika) : memperthankan akuntabilitas
Ex :
a. Menarik imbalan yang tidak wajar dari klien
b. Mengambil alih pasien tanpa persetujuan sejawat
c. Memuji diri sendiri
d. Pelayanan kedokteran yang diskriminatif
e. Bekerja sama dengan perusahaan farmasi atau apotik
f. Tidak pernah mengikuti pendidikan dokter berkesinambungan
g. Dokter mengabaikan kesehatan dirinya sendiri
2. MKDKI (disiplin)
 Pelanggaran etikolegal (etik + hokum )
1. Pelayanan kedokteran di bawah standar (malpraktek)
2. Menerbitkan surat keterangan palsu
3. Membocorkan rahasia pekerjaan/jabatan dokter
4. Pelecehan seksual
 Pembuat laporan :
1. Langsung oleh pengadu yang mengalami atau menyaksikan
2. Rujukan banding dari MKEK
3. Temuan IDI atau perhimpunan profesi
4. Temuan atau permintaan dari Divisi Pembinaan Etika MKEK
5. Hasil verifiksdi MKDKI atau lembaga disiplin profesi atau lembaga pembinaan
etika
6. Hal-hal lain yang akan ditentukan oleh MKEK pusat sesuai dengan asas keadilan
dan pencapaian tujuan pembinaan etika profesi
 Tujuan sanksi :
1. Sebagai hukuman bagi orang yang melakukan pelanggaran
2. Sebagai sarana untuk mendidik dan melakukan rehabilitasi
3. Untuk melindungi masyarakat
4. Sebagai panutan untuk anggota lain dalam kelompok yang sama dan memiliki
etika profesi yang sama.

MAJELIS KEHORMATAN DISIPLIN KEDOKTERAN INDONESIA

 Pasal 12 ayat (1) UU No 18 tahun 2002


“Untuk menjamin tanggung jawab dan akuntabilitas profesionalisme, maka organisasi
profesi wajib menentukan standar, persyaratan dan sertifikasi keahlian, serta kode etik
profesi”
 Pasal 55-70 Undang-Undang No 29/2004 tentang Praktik Kedokteran
 Lembaga yang berwenang untuk menentukan ada tidaknya kesalahan yang dilakukan
oleh dokter/dokter gigi dalam penerapan disiplin ilmu kedokteran/kedokteran gigi dan
menetapkan sanksi
 Untuk menegakkan disiplin dokter dan dokter gigi dalam penyelenggaraan praktik
kedokteran
 Menerima pengaduan, memeriksa, dan memutuskan kasus pelanggaran disiplin
dokter/dokter gigi yang diajukan di tingkat propinsi maupun pusat.
 Menyusun pedoman dan tata kerja penanganan kasus pelanggaran disiplin
dokter/dokter gigi di tingkat propinsi maupun pusat
 Keanggotaan :
1. 3 dokter dan 3 dokter gigi dari organisasi profesi masing-masing.
2. 1 dokter dan 1 dokter gigi mewakili asosiasi rumah sakit
3. 3 orang sarjana hukum
 Syarat :
1. Sehat jasmani dan rohani
2. Bertakwa
3. Berkelakuan baik
4. Minimal 40 tahun, maksimal 65 tahun
5. Bagi dokter memiliki pengalaman minimal 10 tahun dan memiliki STR
6. Bagi sarjana hokum, pernah praktik di bidangnya minimal 10 tahun dan punya
pengetahuan di bidang hukum kesehatan
7. Cakap, jujur, berintegritas tinggi, dan bereputasi baik
 Pengaduan :
1. Identitas pengadu dan alamat tempat praktik dokter/dokter gigi dan waktu
2. Tindakan dilakukan.
3. Alasan pengaduan
 Sanksi :
1. Pemberian peringatan tertulis
2. Rekomendasi pencabutan surat tanda registrasi atau surat ijin praktek, sementara
(1 tahun) atau selamanya.
3. Kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di institusi pendidikan, baik
formal maupun non formal (magang, 1-3 tahun)
 Pelanggaran disiplin :
1. Tidak kompeten
2. Tidak merujuk
3. Pendelegasian kepada nakes yang tidak kompeten
4. Pendelegasian wewenang kepada sejawat tanpa pemberitahuan
5. Tidak punya STR/SIP
6. Tidak layak praktek (Terganggu kesehatan fisik dan mental)
7. Kelalaian dalam pengobatan pasien
8. Pemeriksaan dan pengobatan berlebihan
9. Tidak memberikan informasi yang jujur
10. Tidak ada informed consent
 Hukum pidana :
PRINSIP PEMERIKSAAN KEDOKTERAN FORENSIK
dr. Hari Wujoso, Sp.F

Pemeriksaan Luar :

Pentingnya pemeriksaan luar jauh lebih besar pada kasus forensic, khususnya pada
kematian akibat trauma.

• Mata harus diperiksa secara cermat, terutama untuk mendeteksi petekie pada sisi luar
dari kelopak mata, konjungtiva dan sklera
• Petekie juga dicari di belakang telinga dan pada kulit dari wajah, terutama sekeliling
mulut, dagu dan dahi.
• Tanda luar bawaan penting dalam hubungann ya dengan luka lama dan penyakit.
Tattoo, sirkumsisi, amputasi, luka bekas operasi, deformitas fraktur lama dan bekas
luka, luka bakar atau percobaan bunuh diri pada pergelangan tangan dan kerongkongan
dicatat
• Tangan Tanda-tanda seperti luka baru dan lama, luka tang kis, memar di ruas-ruas jari
dan electrical marks
• Mulut atau lubang hidung mungkin terdapat mun tahan, busa atau darah
• Tingkat kaku mayat (rigor mortis) dinilai dengan memfleksikan lengan dan kaki untuk
mengetes tahanan.
• Mulut : benda-benda asing, obat-obatan, gigi yang rusak, Isi lambung dalam mulut, gusi
dan bibir yang luka (terutama frenulum yang ruptur pada kekerasan terhadap anak-
anak)
• Lidah periksa apakah tergigit atau tidak. Tergigit > epilepsi atau pukulan pada rahang
• Gigi palsu sebaiknya diidentifikasi dan dipindahkan sebelum otopsi.
• Bubuk kering pada bibir mungkin bisa didapat obat-obatan atau racun; korosi dari
mulut, bibir dan dagu mungkin dapat dilihat pada racun yang mengiritasi.

Luka-luka tertentu diperiksa dengan cermat.

➢ Bedakan dengan jelas luka apakah itu, abrasi, memar, laser asi, luka sayat, luka bakar dsb
.
➢ Bentuk dan kondisi dari batas dari tiap luka sebaiknya digambarkan dengan tepat.
➢ Pengukuran harus teliti berupa panjang, luas, orientasi pada aksis tubuh dan
berdasarkan bidang anatomis.
➢ Pada kulit kepala, oksiput dan ujung dari telinga dapat digunakan sebagai titik
referensi, bersama dengan vertex dan garis tengah kepala.
➢ Luas luka bakar dinilai dengan total area me nggunakan ‘Rule of Nine’.

DESKRIPSI LUKA

❖ Setiap luka; tanda kematian; tanda khasid entitas, harus didiskripsikan dengan jelas
koordinatnya, dan ciri-cirinya.
❖ Pakai ‘mid line’ tubuh sebagai sumbu utama (x) dan garis lintang tubuh yang sesuai
sebagai sumbu kedua (y).
Misalnya untuk menentukan lokasi nya :

Ujung pertama ada 8,5 cm sebelah kanan dari garis tengah, lalau 3 cm diatas garis lintang
yang melalui puting susu.

Pada pendiskripsian luka harus melihat bentuk lainnya, yaitu]

- Ujung luka,
- tepi luka
- keadaan tebing luka (Nampak disini kulit, lemak, subkutis, dan otot). ]
- Diantara tebing luka ada jembatan jaringan, menyalurkan tebing salu dan lainnya
- Dalamnya luka,
- Dasarnya luka (tulang atau otot),
- Yang keluar dari luka
- Keadaan sekitar luka
- Benda asing yang ada pada luka.

Tapi tidak selalu semua ada.

THANATOLOGI
Berasal dari kata thanatos : yang berhubungan dengan kematian logos : ilmu, adalah ilmu yang
mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi pada mayat.
Thanatologi adalah lmu yang mempelajari tentang kematian dan perubahan yang terjadi setelah
kematian serta faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut.
Prubahan-perubahan awal mati :

1. Tanda awal : perubahan yang dirasakan seseorang sejak dia mati, fungsi tanda vital sudah tidak
ada (system kardiovaskuler, system pernafasan, system saraf, otot, kulit pucat, pandangan mata
kosong).
2. Tanda lanjut kematian : pemeriksaan yg bisa memastikan bahwa organ tersebut sudah mati
- Penurunan suhu=algor mortis , orang mati akan mengalami perubahan suhu tetapi tdk jadi
prinsip utama.
- Lebam mayat = livormortis hal ini penting merupakan indicator bahwa korban sudah mati
sesungguhnya (mati somatic). Muncul warna pada kulit yang mati. Munculnya lebam
adalah tanda pasti kematian. Terjadi 20-30 menit setelah orang meninggal.
Faktor yang mempengaruhi :
• Viskositas darah, makin kental makin cepat
• Luas dan intensitas
• Kadar Hb, makin rendah intensitasnya, asfiksia lebam luas
• Warna
• Suhu dingin merah terang
• Keracunan CO/ CN merah terang, anilin kebiruan, nitrit kecoklatan
- Kaku mayat = rigor mortis
- Pembusukan = dekomposisi
- Maserasi
- Mumifikasi
- Saponifikasi

INTRAVITALITAS LUKA
Untuk membedakan luka itu muncul saat masih hidup atau saat sudah mati.

- Luka sebelum mati disebut intravital


- Luka sesudah mati disebut tanda postmortem
KARAKTER DOKTER
MUHAMMADIYAH
BY : PROF. E.M
- Karakter : kualitas mental dan moral
bermuara pada tauhid dengan basis
yang membedakan antar individu.
Al-Qur’an dan sunah.
Kadang disebut juga dengan
Bagi yang bukan muslim, maka yang
personality, temperamen, nature.
diambil adalah :
Karakter bisa juga dianggep sebagai
1. Kompetensi dokter
tokoh/memberi ciri
Muhammadiyah
- Karakter dokter Muhammadiyah :
2. Islamic value  disiplin, bekerja
tokoh memberi ciri yang baik
keras, berpikiran positif, belajar
dibandingkan dengan dokter non
terus-menerus
Muhammadiyah
Yang berkaitan dengan syariat hanya
- SKDM (standar dan kompetensi)
dilakukan oleh dokter muslim.
dokter Muhammadiyah :
- Karakter dokter Muhammadiyah
1. Menguasai kompetensi standar
dalam 9 golden habits  mulai dari
dokter Indonesia saat ini
habits yang tepat
2. Menguasai kompetensi sebagai
1. Pengamal sholeh
dokter Muhammadiyah
a. syariat sholat :
 intinya, dokter Muhammadiyah
 Sholat fardhu diawal
harus punya 3 karakter :
waktu
1. Pembelajar
 Sholat berjamaah di
2. Pengamal soleh
masjid bagi pria, yang
3. Pejuang
wanita di rumah
Ketiga karakter tersebut kemudian
 Sholat sunnah rowatib,
dibreakdown menjadi 9 karakter emas
ditambah sholat sunah
dokter Muhammadiyah (Nine golden
yang lain, ditambah sholat
habit doctor Muhammadiyah), yang
tahajud, dan sholat dhuha
b. Puasa wajib dan sunah  masalah, buan pembuat
yaumul bit , puasa senin kamis, masalah
puasa 6 hari dibulan syawal. - Habits : kebiasaan yang sudah
Jangan sampai lupa puasa mandarah daging/. Contoh : terbiasa
asyura, dan arafah lari pagi, ketika tidak dilakukan maka
c. Zakat : minimal ada nisab, akan merasa ada yang kurang
ketentuannya 2,5%. Infaq dan - Dokter Muhammadiyah harus
shodaqoh : tidak ada isab, tidak menguasai kompetensi standar SKDI,
ada batasan pemberian dan mempunyai kompetensi
d. Beradab Islamic pada diri tambahan : kepemimpinan, sosial dan
sendiri, orang lain, serta kemanusiaan, serta kompetensi
makhluk Allah yang lain cendekiawan.
2. Karakter pembelajar : - Habits harus dibangun atas hati dan
a. Membaca Al-Qur’an setiap hari  motivasi. Motivasi terendah :
Al-Qur’an akan memberi syafaat mengharap pahala, tertinggi : mahaba,
pada setiap pengikutnya karena kecintaan
b. Membaca ilmu agama maupun - Yang paling penting : ridha Allah
non agama setiap hari  update
ilmu
c. Mengikuti majelis ilmu 
pengajian, seminar
d. Berpikir positif  tidak muah
berputus asa. Kalau mendapat
nikmat bersyukur, kalo dapat
musibah yaa bersabar. Allah sesuai
prasangka hamba-Nya
3. Karakter pejuang :
a. Tidak mudah putus asa
b. Mengorbankan diri sendiri
untuk kepentingan yang lebih
besar  organisasi
berdakwah, jadi pemecah
Psikiatri Forensik

Psikiatri forensik : cabang ilmu psikiatri yg Hubungan konsep psikiatri dan hukum
berhubungan dgn evaluasi gangguan jiwa untuk
Keduanya memilki pengaruh yg luas dlm kehidupan
keperluan hukum.
manusia
- Membebaskan seseorang dari tanggung jawab
- Peran Psikiatri : memperbaiki penyimpangan
perbuatan kejahatan  misal orang membunuh
perilaku dgn memberikan pencegahan,
tapi ternyata dia gangguan jiwa
pengobatan dan rehabilitasi
- Proses peradilan kejahatan
- Membebaskan dari Hukuman yg terus menerus - Peran Hukum : memperbaiki penyimpangan
- Membatalkan kesaksian, transaksi perilaku dgn pemberian sanksi
- Mendorong seseorang untuk mendapatkan
Perbedaannya :
pertolongan
- Hukum : memandang tingkah laku dari
Intinya psikiatri forensic  Evaluasi gangguan jiwa data/fakta dan pasti disadari 
pada pasien/pelaku, memastikan dia melakukan tanggungjawab criminal
kejahatan secara sadar/tdk
- Psikiatri : tingkah laku dilihat dari 2 faktor
(selidiki 2 aspek)  disadari dan tidak
Posisi dokter disadari. Misal orang yg memiliki gangguan
waham pasti tdk sadar bahwa dia telah
1. Posisi Medis  hubungan dokter yg menolong
melakukan tindakan criminal.
pasien. Pemeriksaan dilakukan untuk
menentukan kondisi pasien dan terapinya. Keterangan ahli
Terikat etika profesi.
1. Lisan  disampaikan langsung saat sidang
2. Posisi Legal  legal melalui surat dari lembaga pangadilan
hukum (pengadilan, kejaksaan dan polisi) yg
meminta dokter memeriksa orang dgn status 2. Tertulis  visum et repertum psikiatricum
hukum tertentu (terdakwa, saksi, penggugat). (VERP) yaitu hasil pemeriksaan medis dan
psikiatri. Dokter psikiatri juga diundang dlm
Dlm Posisi ini dokter netral dan ada kerahasiaan pengadilan sebagai saksi ahli
kecuali diminta oleh lembaga hukum.Tujuannya :
- Menemukan fakta2 sebagai bukti
- Memenuhi unsur pengambilan keputusan di
pengadilan.
Tanggung jawab kriminal Gangguan jiwa yg penting pada psikiatri forensic
- Pada beberapa Gangguan jiwa tertentu  1. Psikosis manik – depresif (psikosis afektif)
bebas/kurang tanggung jawab karena cara - Episode manik : sangat gembira, waham
berpikirnya sudah sangat terganggu jadi kebesaran (merasa kaya raya)
gabisa dimintai pertanggungjawaban - Episode depresif : merasa terhina, sedih,
merasa jadi beban keluarga
- Psikiater/dokter hanya menyampaikan data2
yg objektif dan informasi/pendapat yg relevan
2. Skizofrenia  pecah dlm pikirannya, ada
sebagai seorang ahli yg membantu secara
waham yg mengarahkan dia menembak,
sengaja  dilakukan observasi terdakwa
membunuh dll
selama 14 hari hari dan tanpa pengobatan
atau jika masih ragu bisa diperpanjang 3. Paranoia gangguan paranoid
observasinya
4. Psikosis organic (demensia paralitika,
- Penderita psikosa diperlakukan hukum yg demensia senelis, alkoholisme)
sama/normal
5. Epilepsi
Tugas dokter/psikiater dalam psikiatri forensic
6. psikoneurosis/ neurosis (histeri, psikopat,
- Sebelum px psikiatri : pelajari dulu kasusnya psikosis purpueralis, psikosis postraumatika)

- Saat pemeriksaan : gunakan cara yg lazim, 7. mental defek / retardasi mental  kalau IQ
teliti dan catatan yg lengkap rendah nggak bisa mikir tanggungg jawab

- Sesudah pemeriksaan psikiatrik : rencanakan Visum et Repertum Psychiatricum (VERP)  Alat bukti
pemeriksaan khusus untuk memperjelas untuk memberikan keyakinan pada hakim dlm
keadaan pasien mengambil keputusan

- Saat jadi saksi di pengadilan : berunding dgn Alat bukti yg sah :


pengacara sebelum pengadilan , professional, 1. pengakuan terdakwa
percaya diri, tenang, tdk memihak / netral 2. keterangan saksi/ saksi ahli
3. alat bukti petunjuk
Persoalan hukum yg menyangkut kesaksian psikiatrik 4. alat bukti terdakwa
(kasus2 dibawah ini perlu dampingan psikiater)
- Tindakan biasa yg menyangkut kemampuan : Fungsi VERP
pembuatan kontrak & surat wasiat, 1. membantu menentukan apakah terperiksa
kemampuan jadi saksi dipengadilan, mengalami gangguan jiwa dengan upaya
kemampuan menjalankan suatu urusan, menegakkan diagnosis.
hendaya psikiatrik
2. membentu menentukan kemungkinan adanya
- Tindakan kejahatan yg menyangkut hubungan antara gangguan jiwa pada terperiksa
kemampuan : kesanggupan menjadi terdakwa, dengan peristiwa hukumnya.
kesanggupan menjalani hukuman hingga
dihukum mati, kesanggupan untuk melakukan Contohnya : membunuh karena dikuasai oleh
kejahatan dgn niat (mens rea) halusinasinya atau adanya iming2.

- Tindakan kejahatan yg menyangkut tanggung 3. Membantu menentukan kemampuan bertanggung


jawab : tidak bersalah dgn alasan sakit jiwa, jawab pada terperiksa.
keringanan hukuman setelah diputuskan 4. membantu menentukan cakap tidaknya terperiksa
bersalah bertindak dalam lalu lintas hukum.
Pasal 44 Ayat 1 dan 2 KUHP Tatacara Permintaan VeRP
Ayat 1: • Surat permintaan tertulis dari penegak hukum
(pemohon) yang ditujukan kepada sarana yankeswa
Barangsiapa siapa mengerjakan sesuatu perbuatan
pemerintah.
yang tidak dapat dipertanggung jawabkan
kepadanya karena kurang sempurna akalnya atau • Berisi:
karena sakit berubah akal tidak boleh dihukum.
- Identitas lengkap pemohon.
Ayat 2:
- Identitas lengkap tersangka
Jika ternyata perbuatan itu tidak dapat
dipertanggungkan kepadanya karena kurang - Alasan permintaan VeRP
sempurna akalnya atau karena sakit berubah akal, - Berita Acara Pemeriksaan (BAP)
maka Hakim boleh memerintahkan menempatkan ia di
rumah sakit gila selama-lamanya satu tahun untuk *BAP berisi laporan pengamatan dari psikiater dan
diperiksa hasil pemeriksaan.

Kasus - Kasus Hukum yang Sering Dimintakan VeR


Psychiaticum: UU No 36/2009 Tentang Kesehatan:
a. Kasus Pidana; Pasal 150 Ayat (1)
- Terperiksa sebagai pelaku
- Terperiksa sebagai korban Pemeriksaan kesehatan jiwa untuk kepentingan
penegak hukum (VeRP) hanya dapat dilakukan oleh
b. Kasus Perdata: dokter Spesialis Kedokteran Jiwa pada fasilitas
- Pembatalan kontrak pelayanan kesehatan.
- Pengampunan atau curatelle
- Hibah
- Perceraian **Yang Berhak Menjadi Pemohon VeRP:
- Adopsi
a. Penyidik (KUHP pasal 20) : polisi, KPK
c. Kasus-Kasus Lain: b. Penuntut umum dalam hal tindak pidana khusus
- Kompetensi untuk diinterview (pasal 120, pasal 284): jaksa, KPK
- Kelayakan untuk diajukan di sidang
c. Hakim pengadilan (pasal 180 ayat 1)
pengadilan.
d. Tersangka/terdakwa/korban melalui pejabat
sesuai dengan tingkat proses pemeriksaan (pasal 65,
pasal 180 ayat 1,2,3,4)
e. Penasehat hukum/pengacara melalui pejabat
sesuai dengan tingkat proses pemeriksaan (pasal
180 ayat 1,2)
Jangka Waktu Observasi Px psikiatri (buat VeRP)
3.Tidak ada hubungan keluarga atau terikat
UU kesehatan jiwa tahun 1965 menyebutkan: hubungan kerja dengan tersangka atau korban

a. Jangka waktu observasi antara 3 minggu sampai 6 4. Tidak ada hubungan sengketa dalam perkara
bulan, yang didasarkan pada kemungkinan lain.
penyesuaian diri (adaptasi) terperiksa pada  Dokter/psikiater akan berusaha menerbitkan
lingkungan perawatan.
VeRP dalam jangka waktu 14 hari kecuali
b. KUHAP berdasarkan atas Hak Asasi Manusia yang diperlukan waktu yang lebih panjang dan dengan
masa penahanan tidak boleh melebihi 90 hari maka izin inatansi yang meminta.
jangka waktu observasi harus diperpendek.
c. Pedoman pembuatan VeRP dari Direktorat Kesehatan Pemeriksaan dalam Pembuatan Visum et Repertum
Jiwa menyesuaikan jangka waktu observasi dengan Psychiatricum
yang ditentukan KUHAP .
a. Pemeriksaan psikiater merupakan rangkaian
d. Tersangka diobservasi selama-lamanya 14 hari dan
pemeriksaan yang terdiri dari pemeriksaan pada
dapat diperpanjang bila diperlukan dengan fungsi psikomotor, afektif, ddan kognitif.
persetujuan tertulis pemohon, dengan memperhatikan
masa tahanan b. Pemeriksaan fungsi psikomotor merupakan usaha
penelaahan antara lain tentang:
e. Permohonan surat perpanjangan observasi dilakukan
• Keadaan
secara resmi dan tertulis.
• Sikap
f. Selama observasi, tersangka mendapat penjagaan • Tingkah laku
dari pihak pemohon dan tidak diperkenankan • Kontak psikis, dll
menerima kunjungan kecuali dengan persetujuan
kepala sarana yankeswa. c. Pemeriksaan afektif
• Alam perasaan
g. Selama observasi tidak dilakukan terapi, kecuali
• Stabilitas emosi
dalam keadaan darurat medik tertentu.
• Ekspresi dan emosional
h. Selama proses observasi tersangka dilarang dibawa • Empati dan sebagainya
keluar dari sarana yankeswa kecuali untuk
pemeriksaan penunjang medis. d. Pemeriksaan kognitif anatara lain tengtang:
i. Setelah proses observasi selesai, terperiksa harus • Persepsi dan ganguan persepsi
dibawa kembali oleh instansi pemohon dan VeRP harus • Daya ingat
diserahkan dalam 7 hari pasca observasi selesai. • Dugaan taraf kecerdasan
• Kemampuan membatasi dan membedakan
j. Pembiayaan ditanggung oleh instansi pemohon atau fakta, data, dan ide (discriminative
keluarga tersangka. judgement)
• Kemampuan menilik diri sendiri
(discriminative insight)
Syarat-Syarat yang Harus Dipenuhi seorang Dokter • Ada tidaknya kelainan pada isi pikiran,
untuk Membuat VeRP: • Keadaan mutu pikiran
1. Bekerja pada fasilitas perawatan pasien gangguan
jiwa atau bekerja pada lembaga khusus untuk e. Pemeriksaan tambahan
pemeriksaan. • Seperti evaluasi psikilogis, pemeriksaan
laboratories, pemeriksaan radiologi, EEG, CT
2. Tidak berkepentingan dalan perkara yang scan dll.
bersangkutan
Pemeriksaan Psikiater Forensik: Pemeriksaan Kompetensi (cakap) dalam Lalu Lintas
Hukum
Pemeriksaan kemampuan bertanggung jawab
• Tindakan yang mungkin akan dilakukan oleh si
a. Tahap kemampuan menyadari tindakan:
terperiksa terutama yang bersangkutan dengan
- seharusnya pelaku dapat mempersepsi hartanya atau dalam hubunganya dengan
kemudian menginterpretasi dan mengambil hubungan sosial yang memiliki konsekuensi yuridis.
konsklusi dari suatu stimulus.
• Disebut pemeriksaan prognostik dimana tindakan
- kesadaran disini dinilai dengan pemeriksaan diperkirakan akan segera dilakukan sesudah
kesadaran. pemeriksaan.

b. Tahap memahami tindakan: • Pada gangguan jiwa yang dapat sembuh


(reversible), penentu kompetensi tidak begitu
Stimulus → respons → menelaah nilai dan resiko berarti. Pada gangguan jiwa yang menetap
terhadap diri dan lingkungan (discriminative insight) (irreversible), maka akan berlanjut pada kasus-
→ alternative respon yang mempertimbangkan baik - kasus pengampuan, hibah atau pewarisandan
buruk, tinggi - rendah, dosa – pahala, diskriminative sebagainya
judgement)
c. Tahap pemilihan dan pengarahan tindakan
Penentu Hubungan Sebab-Akibat (kausalitas)
Seorang yang normal dan mampu bertanggung jawab antara Suatu Kondisi dengan Timbulnya Gangguan
akan bebas mempertimbangkan dan memilih respons Jiwa.
yang kemudian akan bebas mengarahkan respons
yang dipilih. Kasus yang memerlukan pemeriksaan ini adalah :
 Kasus yang terperiksa adalah korban
 Kasus ganti rugi pada gangguan jiwa atau
cacat jiwa akibat suatu kondisi kerja.
Kompetensi untuk Ditanya (Competence to be
Interviewed) dan Kelayakan untuk Diajukan di Sidang
Pengadilan (Fitness to Stand Trial)
Seorang (terperiksa) akan diajukan kepengadilan harus
memenuhi syarat-syarat berikut:
 Apakah sidang dapat dilaksanakan (applicable)?
 Sidang dapat dilaksanakan apabila terperiksa
dapat menaati perturan ketertiban sidang.
 Apakah sidang tidak berbahaya (harmful) bagi
terperiksa?  Sidang tidak dapat dilaksanakan
apabila suasana sidang terlalu menekan
sehingga terperiksa dapat menjadi sakit atau
bahkan meninggal.
 Apakah sidang bermanfaat (beneficial)? 
Diharapkan dalam sidang, terpriksa mengerti
akan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dan
dapat mengungkapkan pendapatnya dan
dimengerti orang lain.

Yang dapat Disimpulkan pada Vet R Psychiatricum:


1. Diagnosis, yaitu ada tidaknya gangguan jiwa pada
terperiksa
2. Kemampuan bertanggung jawab atau kecakapan
bertindak dalam lalu lintas hukum , yang sebenarnya
merupakan istilah hukum.
Yang oleh pembuat VER dicoba untuk diterjemahkan dan
ditetapkan dalam pemeriksaan klinis.

KESIMPULAN
• Psikiatri forensik diaplikasikan untuk membantu
penegakan hukum dan peradilan.
• Bantuan hukum terutama keterangan ahli yang bisa
tertulis (visum et repertum psychiatricum) maupun lisan
dipengadilan .
• Psikiatri forensik menjadi tanggung jawab seorang
psikiater.

Anda mungkin juga menyukai