FALSAFAH
Profesionalisme bidang kesehatan-> YAN KES
- Meningkatkan mutu pelayanan
- Memelihara mutu pelayanan
- Pelayanan yang merata
- Pelayanan yang terjangkau
Penerapan nilai2 moral dan etika profesi yg tinggi
#CATATAN ARTHRON
Ethics = moral philosophy -> filosofi yg mendasari perilaku hidup yg baik
Ethics = the rules or principles which govern right conduct
Medical Ethics = the value and guidelines that should govern decisions in medicine ->
memberikan keputusan terbaik dari tatalaksana medicine
KODE ETIK
Dasar Hukum:
Kepmenkes RI No. 434/Menkes/SK/X/1983 tgl 28 Okt 1983 ttg Berlakunya Kode Etik Kedokteran
Indonesia Bagi Para Dokter di Indonesia
1. Mengamalkan sumpah dokter, memiliki empathy (bisa merasakan rasa duka dari pasien tanpa
kita tertimpa hal yg sama) dan altruistik (jiwa rela berkorban)
2. Menghormati hak2 orang dan martabat manusia
3. Mematuhi standar2 profesi (aturan dasar dlm melakukan suatu tindakan apapun)-> jika tdk
diterapkan akan muncul yg namanya MALPRAKTEK
4. Memiliki kompetensi (ilmu & keterampilan) yg terbarukan -> punya STR
5. Mampu bekerja scr otonom dan independen
KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP PASIEN
#CATATAN ARTHRON
5. Mengambil alih pasien dari teman sejawatnya kecuali dengan persetujuan
SANKSI TERHADAP PELANGGARAN ETIK
Sanksi moral lbh ditekankan, tetapi dpt juga mengarah kpd sanksi administratif (ditangguhkan
STR, dibekukan SIP)
Setiap institusi pelayanan medik dpt menetapkan sanksi yg lbh detail dan operasional dg mengacu
Kodeki. Termasuk menetapkan bobot kesalahan. Dapat tercantum dlm Hospital by Laws.
Keadaan dpt mjd sulit karena kesalahan etik dpt bercampur atau tumpang tindih dg pelanggaran
disiplin profesi.
DOKTER BERMASALAH????
PROFESSIONAL CONDUCT COMMITTEE
KESALAHAN PROFESIONAL
--> Pembahasan pertanggungjawaban hukum tdk bisa dilepaskan dari tuduhan kesalahan
profesional (tercakup Malpraktek) dari pasien ke dokter
MENS REA = suasana batin-> kesalahan profesional-> dinilai lumayan-> tdk mempunyai niat
1. Penanganan salah, buruk, dan menyimpang dari standar-> akibatkan derita, cacat, kematian
tdk perlu
2. Memenuhi kaidah kelalaian, kealpaan atas keharusan bertindak berdasarkan kecakapan
profesional
#CATATAN ARTHRON
3. Pengabaian prinsip/aturan (hukum profesi)
4. Memenuhi semua syarat malpraktek
- kewajiban dokter memberikan pelayanan medik sesuai standar pengobatan medik
- pelanggaran kewajiban dlm bentuk kesalahan profesional, kelalaian, tindakan sengaja,
perbuatan melawan hukum
- ada derita/cedera-> akibatkan parah
- ada hub kausal antara kesalahan (penyebab)-akibat (cedera)
5. Pada kasus ttt dokter terjebak menjanjikan kesembuhan atau orientasi hasil, bukan orientasi
upaya maksimal
6. Tidak berdasarkan indikasi medis yg memadai
7. Tidak dilakukan scr teliti dan hati2
8. Tidak mendapat ijin dari pasien (informed consent)
PELANGGARAN
Administrasi
Disiplin
Hukum
Etika
ADMINISTRASI HUKUM
DISIPLIN ETIKA
#CATATAN ARTHRON
PERAN ORGANISASI
ORGANISASI
Pengurus IDI
Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK)
Badan Hukum Pembinaan dan Pembelaan Anggota (BHP2A)
Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI)
Administrator Regulator
Fasilitator Judikator
Pembina Eksekutor
Pengawas Verifikator
Rekomendasi Klarifikator
1. Komunikasi efektif
2. Ketrampilan klinis
3. Landasan ilmiah ilmu kedokteran
4. Pengelolaan masalah kesehatan
5. Pengelolaan informasi
6. Mawas dan pengembangan diri
7. Etika, moral, medikolegal dan profesionalisme serta keselamatan pasien
MKDKI -> lembaga yg berwenang u/ menentukan ada tidaknya kesalahan yg dilakukan dokter dan
dokter gigi dlm penerapan disiplin ilmu kedokteran dan kedokteran gigi, dan menetapkan sanksi
#CATATAN ARTHRON
PENYELESAIAN KASUS DUGAAN PELANGGARAN ETIKA
SANKSI ETIKA
Peringatan lisan
Peringatan tertulis
Saran tertulis ke DEPKES u/ mencabut ijin
- praktik 3 bln-> pelanggaran ringan
- praktik 6 bln-> pelanggaran sedang
- praktik 12 bln-> pelanggaran berat
SEMANGATT
GUYSS!!!
#CATATAN ARTHRON
Professionalisme Dokter -Dr. dr. Burhanuddin Ichsan, M.Med.Ed., M.Kes
PROFESI:
→ Pekerjaan yg mensyaratkan pelatihan dan sekolah khhusus, ex: profesi hukum,
kedokteran, kedokteran gigi, apoteker, pengacara, dll
→ Giley dan eggland (1989) mendefinisikan profesi sebagai bidang usaha manusia
berdasarkan pengetahuan, dimana keahlian dan pengalaman pelakunya diperlukan
oleh masyarakat
Profesionalisme dokter:
HAM
Hukum
Etika/moral
Biomedik
Perilaku professional
→ Cara sesorang melakukan/bertindak sesuatu yg berkaitan dgn profesi
#CatatanArthron #Arthron2018
PERADILAN PROFESI DAN SIMULASI PERSIDANGAN PROFESI
Ilmu Kedokteran adalah ilmu empiris dan bukan ilmu eksakta
dalam membuat suatu kesimpulan deduktif maupun induktif
membutuhkan pengalaman-pengalaman yang disusun dengan menggunakan metode
pengumpulan dan pengolahan data secara ilmiah (evidence based)
ilmu kedokteran merupakan seni dalam berbagai kemungkinan
ex :
penderita appendicitis diterapi dengan antibiotic cefadroksil hasilnya bisa bervariasi
(sembuh,tidak sembuh,dapat efek samping)
dokter merupakan profesi Profesi adalah suatu pekerjaan yang diawali melalui
proses pendidikan, memiliki organisasi profesi, kode etik, dan tanggung-jawab
terhadap profesinya
ciri :
1. Pendidikan / terus menerus
2. Organisasi profesi
3. Kode etik
4. sanksi
Pasal 1 butir 11 UU No.29/2004
“rofesi kedokteran adalah suatu pekerjaan kedokteran yang dilaksanakan berdasarkan
suatu keilmuan, kompetensi yang diperoleh berdasarkan pendidikan yang berjenjang,
dan kode etik yang bersifat melayani masyarakat.”
Pengadilan : badan atau instansi resmi yang melaksanakan system peradilan berupa
memeriksa, mengadili, dan memutus perkara.
Yang berperan :
1. Kepolisisan
2. Kejaksaan
4 macam peradilan :
1. peradilan umum
2. peradilan agama
3. peradilan tata usaha negara
4. peradilan militer.
Pemeriksaan Luar :
Pentingnya pemeriksaan luar jauh lebih besar pada kasus forensic, khususnya pada
kematian akibat trauma.
• Mata harus diperiksa secara cermat, terutama untuk mendeteksi petekie pada sisi luar
dari kelopak mata, konjungtiva dan sklera
• Petekie juga dicari di belakang telinga dan pada kulit dari wajah, terutama sekeliling
mulut, dagu dan dahi.
• Tanda luar bawaan penting dalam hubungann ya dengan luka lama dan penyakit.
Tattoo, sirkumsisi, amputasi, luka bekas operasi, deformitas fraktur lama dan bekas
luka, luka bakar atau percobaan bunuh diri pada pergelangan tangan dan kerongkongan
dicatat
• Tangan Tanda-tanda seperti luka baru dan lama, luka tang kis, memar di ruas-ruas jari
dan electrical marks
• Mulut atau lubang hidung mungkin terdapat mun tahan, busa atau darah
• Tingkat kaku mayat (rigor mortis) dinilai dengan memfleksikan lengan dan kaki untuk
mengetes tahanan.
• Mulut : benda-benda asing, obat-obatan, gigi yang rusak, Isi lambung dalam mulut, gusi
dan bibir yang luka (terutama frenulum yang ruptur pada kekerasan terhadap anak-
anak)
• Lidah periksa apakah tergigit atau tidak. Tergigit > epilepsi atau pukulan pada rahang
• Gigi palsu sebaiknya diidentifikasi dan dipindahkan sebelum otopsi.
• Bubuk kering pada bibir mungkin bisa didapat obat-obatan atau racun; korosi dari
mulut, bibir dan dagu mungkin dapat dilihat pada racun yang mengiritasi.
➢ Bedakan dengan jelas luka apakah itu, abrasi, memar, laser asi, luka sayat, luka bakar dsb
.
➢ Bentuk dan kondisi dari batas dari tiap luka sebaiknya digambarkan dengan tepat.
➢ Pengukuran harus teliti berupa panjang, luas, orientasi pada aksis tubuh dan
berdasarkan bidang anatomis.
➢ Pada kulit kepala, oksiput dan ujung dari telinga dapat digunakan sebagai titik
referensi, bersama dengan vertex dan garis tengah kepala.
➢ Luas luka bakar dinilai dengan total area me nggunakan ‘Rule of Nine’.
DESKRIPSI LUKA
❖ Setiap luka; tanda kematian; tanda khasid entitas, harus didiskripsikan dengan jelas
koordinatnya, dan ciri-cirinya.
❖ Pakai ‘mid line’ tubuh sebagai sumbu utama (x) dan garis lintang tubuh yang sesuai
sebagai sumbu kedua (y).
Misalnya untuk menentukan lokasi nya :
Ujung pertama ada 8,5 cm sebelah kanan dari garis tengah, lalau 3 cm diatas garis lintang
yang melalui puting susu.
- Ujung luka,
- tepi luka
- keadaan tebing luka (Nampak disini kulit, lemak, subkutis, dan otot). ]
- Diantara tebing luka ada jembatan jaringan, menyalurkan tebing salu dan lainnya
- Dalamnya luka,
- Dasarnya luka (tulang atau otot),
- Yang keluar dari luka
- Keadaan sekitar luka
- Benda asing yang ada pada luka.
THANATOLOGI
Berasal dari kata thanatos : yang berhubungan dengan kematian logos : ilmu, adalah ilmu yang
mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi pada mayat.
Thanatologi adalah lmu yang mempelajari tentang kematian dan perubahan yang terjadi setelah
kematian serta faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut.
Prubahan-perubahan awal mati :
1. Tanda awal : perubahan yang dirasakan seseorang sejak dia mati, fungsi tanda vital sudah tidak
ada (system kardiovaskuler, system pernafasan, system saraf, otot, kulit pucat, pandangan mata
kosong).
2. Tanda lanjut kematian : pemeriksaan yg bisa memastikan bahwa organ tersebut sudah mati
- Penurunan suhu=algor mortis , orang mati akan mengalami perubahan suhu tetapi tdk jadi
prinsip utama.
- Lebam mayat = livormortis hal ini penting merupakan indicator bahwa korban sudah mati
sesungguhnya (mati somatic). Muncul warna pada kulit yang mati. Munculnya lebam
adalah tanda pasti kematian. Terjadi 20-30 menit setelah orang meninggal.
Faktor yang mempengaruhi :
• Viskositas darah, makin kental makin cepat
• Luas dan intensitas
• Kadar Hb, makin rendah intensitasnya, asfiksia lebam luas
• Warna
• Suhu dingin merah terang
• Keracunan CO/ CN merah terang, anilin kebiruan, nitrit kecoklatan
- Kaku mayat = rigor mortis
- Pembusukan = dekomposisi
- Maserasi
- Mumifikasi
- Saponifikasi
INTRAVITALITAS LUKA
Untuk membedakan luka itu muncul saat masih hidup atau saat sudah mati.
Psikiatri forensik : cabang ilmu psikiatri yg Hubungan konsep psikiatri dan hukum
berhubungan dgn evaluasi gangguan jiwa untuk
Keduanya memilki pengaruh yg luas dlm kehidupan
keperluan hukum.
manusia
- Membebaskan seseorang dari tanggung jawab
- Peran Psikiatri : memperbaiki penyimpangan
perbuatan kejahatan misal orang membunuh
perilaku dgn memberikan pencegahan,
tapi ternyata dia gangguan jiwa
pengobatan dan rehabilitasi
- Proses peradilan kejahatan
- Membebaskan dari Hukuman yg terus menerus - Peran Hukum : memperbaiki penyimpangan
- Membatalkan kesaksian, transaksi perilaku dgn pemberian sanksi
- Mendorong seseorang untuk mendapatkan
Perbedaannya :
pertolongan
- Hukum : memandang tingkah laku dari
Intinya psikiatri forensic Evaluasi gangguan jiwa data/fakta dan pasti disadari
pada pasien/pelaku, memastikan dia melakukan tanggungjawab criminal
kejahatan secara sadar/tdk
- Psikiatri : tingkah laku dilihat dari 2 faktor
(selidiki 2 aspek) disadari dan tidak
Posisi dokter disadari. Misal orang yg memiliki gangguan
waham pasti tdk sadar bahwa dia telah
1. Posisi Medis hubungan dokter yg menolong
melakukan tindakan criminal.
pasien. Pemeriksaan dilakukan untuk
menentukan kondisi pasien dan terapinya. Keterangan ahli
Terikat etika profesi.
1. Lisan disampaikan langsung saat sidang
2. Posisi Legal legal melalui surat dari lembaga pangadilan
hukum (pengadilan, kejaksaan dan polisi) yg
meminta dokter memeriksa orang dgn status 2. Tertulis visum et repertum psikiatricum
hukum tertentu (terdakwa, saksi, penggugat). (VERP) yaitu hasil pemeriksaan medis dan
psikiatri. Dokter psikiatri juga diundang dlm
Dlm Posisi ini dokter netral dan ada kerahasiaan pengadilan sebagai saksi ahli
kecuali diminta oleh lembaga hukum.Tujuannya :
- Menemukan fakta2 sebagai bukti
- Memenuhi unsur pengambilan keputusan di
pengadilan.
Tanggung jawab kriminal Gangguan jiwa yg penting pada psikiatri forensic
- Pada beberapa Gangguan jiwa tertentu 1. Psikosis manik – depresif (psikosis afektif)
bebas/kurang tanggung jawab karena cara - Episode manik : sangat gembira, waham
berpikirnya sudah sangat terganggu jadi kebesaran (merasa kaya raya)
gabisa dimintai pertanggungjawaban - Episode depresif : merasa terhina, sedih,
merasa jadi beban keluarga
- Psikiater/dokter hanya menyampaikan data2
yg objektif dan informasi/pendapat yg relevan
2. Skizofrenia pecah dlm pikirannya, ada
sebagai seorang ahli yg membantu secara
waham yg mengarahkan dia menembak,
sengaja dilakukan observasi terdakwa
membunuh dll
selama 14 hari hari dan tanpa pengobatan
atau jika masih ragu bisa diperpanjang 3. Paranoia gangguan paranoid
observasinya
4. Psikosis organic (demensia paralitika,
- Penderita psikosa diperlakukan hukum yg demensia senelis, alkoholisme)
sama/normal
5. Epilepsi
Tugas dokter/psikiater dalam psikiatri forensic
6. psikoneurosis/ neurosis (histeri, psikopat,
- Sebelum px psikiatri : pelajari dulu kasusnya psikosis purpueralis, psikosis postraumatika)
- Saat pemeriksaan : gunakan cara yg lazim, 7. mental defek / retardasi mental kalau IQ
teliti dan catatan yg lengkap rendah nggak bisa mikir tanggungg jawab
- Sesudah pemeriksaan psikiatrik : rencanakan Visum et Repertum Psychiatricum (VERP) Alat bukti
pemeriksaan khusus untuk memperjelas untuk memberikan keyakinan pada hakim dlm
keadaan pasien mengambil keputusan
a. Jangka waktu observasi antara 3 minggu sampai 6 4. Tidak ada hubungan sengketa dalam perkara
bulan, yang didasarkan pada kemungkinan lain.
penyesuaian diri (adaptasi) terperiksa pada Dokter/psikiater akan berusaha menerbitkan
lingkungan perawatan.
VeRP dalam jangka waktu 14 hari kecuali
b. KUHAP berdasarkan atas Hak Asasi Manusia yang diperlukan waktu yang lebih panjang dan dengan
masa penahanan tidak boleh melebihi 90 hari maka izin inatansi yang meminta.
jangka waktu observasi harus diperpendek.
c. Pedoman pembuatan VeRP dari Direktorat Kesehatan Pemeriksaan dalam Pembuatan Visum et Repertum
Jiwa menyesuaikan jangka waktu observasi dengan Psychiatricum
yang ditentukan KUHAP .
a. Pemeriksaan psikiater merupakan rangkaian
d. Tersangka diobservasi selama-lamanya 14 hari dan
pemeriksaan yang terdiri dari pemeriksaan pada
dapat diperpanjang bila diperlukan dengan fungsi psikomotor, afektif, ddan kognitif.
persetujuan tertulis pemohon, dengan memperhatikan
masa tahanan b. Pemeriksaan fungsi psikomotor merupakan usaha
penelaahan antara lain tentang:
e. Permohonan surat perpanjangan observasi dilakukan
• Keadaan
secara resmi dan tertulis.
• Sikap
f. Selama observasi, tersangka mendapat penjagaan • Tingkah laku
dari pihak pemohon dan tidak diperkenankan • Kontak psikis, dll
menerima kunjungan kecuali dengan persetujuan
kepala sarana yankeswa. c. Pemeriksaan afektif
• Alam perasaan
g. Selama observasi tidak dilakukan terapi, kecuali
• Stabilitas emosi
dalam keadaan darurat medik tertentu.
• Ekspresi dan emosional
h. Selama proses observasi tersangka dilarang dibawa • Empati dan sebagainya
keluar dari sarana yankeswa kecuali untuk
pemeriksaan penunjang medis. d. Pemeriksaan kognitif anatara lain tengtang:
i. Setelah proses observasi selesai, terperiksa harus • Persepsi dan ganguan persepsi
dibawa kembali oleh instansi pemohon dan VeRP harus • Daya ingat
diserahkan dalam 7 hari pasca observasi selesai. • Dugaan taraf kecerdasan
• Kemampuan membatasi dan membedakan
j. Pembiayaan ditanggung oleh instansi pemohon atau fakta, data, dan ide (discriminative
keluarga tersangka. judgement)
• Kemampuan menilik diri sendiri
(discriminative insight)
Syarat-Syarat yang Harus Dipenuhi seorang Dokter • Ada tidaknya kelainan pada isi pikiran,
untuk Membuat VeRP: • Keadaan mutu pikiran
1. Bekerja pada fasilitas perawatan pasien gangguan
jiwa atau bekerja pada lembaga khusus untuk e. Pemeriksaan tambahan
pemeriksaan. • Seperti evaluasi psikilogis, pemeriksaan
laboratories, pemeriksaan radiologi, EEG, CT
2. Tidak berkepentingan dalan perkara yang scan dll.
bersangkutan
Pemeriksaan Psikiater Forensik: Pemeriksaan Kompetensi (cakap) dalam Lalu Lintas
Hukum
Pemeriksaan kemampuan bertanggung jawab
• Tindakan yang mungkin akan dilakukan oleh si
a. Tahap kemampuan menyadari tindakan:
terperiksa terutama yang bersangkutan dengan
- seharusnya pelaku dapat mempersepsi hartanya atau dalam hubunganya dengan
kemudian menginterpretasi dan mengambil hubungan sosial yang memiliki konsekuensi yuridis.
konsklusi dari suatu stimulus.
• Disebut pemeriksaan prognostik dimana tindakan
- kesadaran disini dinilai dengan pemeriksaan diperkirakan akan segera dilakukan sesudah
kesadaran. pemeriksaan.
KESIMPULAN
• Psikiatri forensik diaplikasikan untuk membantu
penegakan hukum dan peradilan.
• Bantuan hukum terutama keterangan ahli yang bisa
tertulis (visum et repertum psychiatricum) maupun lisan
dipengadilan .
• Psikiatri forensik menjadi tanggung jawab seorang
psikiater.