Anda di halaman 1dari 17

Article Review

Chapter 7 :
Financial Responsibility Centers
Muhamad Luthfi Adi P / S412108019
Sony Ahmad Wardani / S412108026
The use of information technology
for international transfer pricing
in multinational enterprises
(International Journal of Accounting
Information Systems)
Las Hemling a*
Jacob Christian Plesner Rossing b*
Andreas Hoffjan a*
a : TU Dortmund Univesity, Germany
b : The University of Tampa, US
2022
Introduction
 Strategi pajak oleh perusahaan multinasional (MNE)
semakin menjadi perhatian publik, terlebih dalam
memanfaatkan International Transfer Pricing (ITP)
 Hal tersebut menjadikan beberapa sengketa hukum
antara MNE dan otoritas pajak
 ITP digunakan perusahaan untuk memindahkan
produk harga tinggi ke negara dengan pajak rendah
 Hal ini mendapat perhatian dari berbagai organisasi
internasional untuk mengawasi penghindaran pajak
 Bagi MNE, dibutuhkan sinkronisasi antara teknologi
informasi dengan penerapan otomasi ITP
Literature Review
 Base Erosion and Profit Shifting (BEPS)
Strategi perencanaan pajak yang memanfaatkan
kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam
peraturan perpajakan untuk mengalihkan
keuntungan perusahaan di negara lain yang
bertarif lebih rendah
Literature Review
 Transfer pricing
• Dampak langsung pada sistem pengendalian manajemen di
organisasi domestik dan multinasional

Transfer Perencanaan
pricing Penganggaran
Impact
Pengukuran Kinerja

Siklus akuntansi

• Penelitian awal berfokus pada penetapan harga transfer untuk tujuan


mengoptimalkan alokasi sumber daya (Hirshleifer, 1956)
• Litelatur lain menjelaskan penggunaan instrument survey sebagai
metode pengumpulan data yang khas mengidentifikasi hubungan
antara struktur organisasi dan pilihan metode penetapan harga
transfer (biaya, pasar, atau harga yang dinegosiasikan) dan prioritas
manajerial dan tujuan strategis dari keputusan penetapan harga
transfer (Cravens dan Shearon, 1996). ; Cravens, 1997).
Literature Review
 Transfer pricing (2)
• Penelitian terbaru telah mengidentifikasi pergeseran dalam tujuan
pajak strategis MNE, dan dalam banyak kasus, praktik penghindaran
pajak sebelumnya telah diganti dengan strategi yang lebih
berorientasi pada kepatuhan (Cools et al., 2008; Hummel et al.,
2019; Klassen et al., 2017; Mulligan dan Oats, 2009, 2016; Plesner
Rossing, 2013; Wunder, 2009).

• Apalagi penelitian (Wunder, 2009) dan survei profesional (EY, 2016,


2019) telah mengidentifikasi manajemen risiko pajak sebagai
prioritas utama bagi MNE dalam penetapan harga transfer.

• Pentingnya manajemen risiko pajak di MNEs menyiratkan perlunya


interaksi yang lebih langsung antara akuntan manajemen, pakar
teknologi informasi, dan profesional departemen pajak, yang
memerlukan penyelidikan lebih lanjut.
Literature Review
 Automation of Accounting
• Akuntansi dan teknologi informasi dipertimbangkan dalam berbagai
aliran literatur, dengan sebagian besar penelitian berada di domain
sistem informasi akuntansi (AIS) dan sistem ERP

• Beberapa literatur sebelumnya telah memajukan pemahaman


tentang tekanan berbeda yang muncul dari dalam dan luar
organisasi, mendorong adopsi sistem AIS dan tingkat kecanggihan
sistem ini. Informasi akuntansi (AIS) dan sistem ERP.

• Teknologi dalam konteks ITP dan fokus pada dua tugas utama
operasional ITP, yaitu implementasi kebijakan ITP melalui penetapan
harga dan pengembangan dokumentasi selanjutnya untuk
menunjukkan kepatuhan pada prinsip kewajaran.
Research Strategy and Design
 Studi kualitatif ini berfokus pada 20 MNE yang
beroperasi di berbagai industri dan semuanya
berbasis di Jerman, kecuali satu yang berbasis di AS.

 Data dikumpulkan antara Agustus 2018 dan Januari


2019

 Bertujuan sebagai bagian dari studi yang lebih luas


tentang ITP dan manajemen risiko pajak di MNEs dan
mencakup wawasan khusus tentang ITP dalam
konteks teknologi informasi serta wawasan
operasional ke dalam umum pengelolaan ITP.
Waktu Pengumpulan Data
 20 MNEs yang diteliti melakukan volume tinggi antar
perusahaan, transaksi lintas batas yang berinteraksi dengan
sistem ERP dengan desain.

 Total waktu wawancara berjumlah 26 jam dan 59 menit dan


semua wawancara direkam dan ditranskrip.

 Analisis diambil dari berbagai sumber data, dan input data


utama berasal dari 21 wawancara dengan 25 profesional
akuntansi dan 4 pajak internal.
Findings
 The MNE tax function
Fungsi pajak di MNE di bawah departemen
finance. Sangat sedikit perusahaan yang
menyiapkan khusus fungsi pajak di anak
perusahaannya.
MNE mulai mempertimbangkan penerapan
otomatisasi ITP agar bisa menjalankan BEPS
Findings
 ITP Automation: Setting transfer prices
◦ Kebijakan ITP dilakukan di pusat. Namun sumber
informasi harus tetap dari anak perusahaan
◦ Terpakainya sistem ERP (Enterprise Resource
Planning) : sistem informasi yang memungkinkan
perusahaan meng-otomasi dan meng-integrasi
seluruh proses-proses bisnisnya
◦ Muncul tantangan baru : pusat harus bisa memfilter
informasi mana saja yang berguna
Findings
◦ Bebarapa narasumber (profesional pajak di MNE),
mengaku membatasi perannya dalam ERP untuk
menghindari tanggung jawab berlebih dari
penerapan ITP
◦ Mereka lebih memilih penerapan sistem pajak
tradisional (asas kepatuhan) daripada harus terlibat
dengan sistem teknologi yang kompleks
Findings
 ITP Automation: Documenting transfer prices
◦ Dalam proses dokumentasi ITP, dilakukan di kantor
pusat, namun secara kualitatif
◦ Namun, di level anak perusahaan dibutuhkan data
secara detail kualitatif mengenai ITP yang
diterapkan
◦ Harus terdokumentasi penetapan harga yang wajar,
mengingat data akan terintegrasi di dalam ERP
Findings
◦ Kebutuhan data untuk manajerial : profitabilitas
setiap divisi
◦ Kebutuhan data untuk pajak : profitabilitas satu
perusahaan utuh
◦ Otomasi akan sangat membantu bag. Pajak, namun
pengaturan Transfer Pricing (dan dokumentasinya)
masih bersifat manual
Discussion
 Ada beberapa hambatan dalam pelakasanaan
ERP untuk mengatur ITP :
◦ Ada perbedaan kebutuhan informasi antara pelaporan
manajemen dengan pelaporan pajak
◦ Bag. pajak masih memakai program tradisional Excel
untuk mengolah data, sehingga menghambat integrasi
 Dibutuhkan kebijakan ITP yang terstandar di
seluruh value chain untuk terlaksanan ERP yang
baik
 Diperlukan pula rekrutmen personel Pajak yang

faham dengan kemajuan teknologi


Limitation
 Penelitian ini fokus pada otomasi ITP di MNE
namun tidak spesifik menyebutkan software
ERP yang dipakai atau add-on ITP tool secara
detail
 Penelitian tidak membahas jenis value chain

secara khusus atau jenis business model


tertentu
 Penelitian ini hanya berfokus pada

perusahaan yang berkantor pusat di Jerman


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai