Pembimbing :
dr. Yulisnawati H, Sp.A(K)
Outlines
01 Ketoasidosis Diabetik
02 Frekuensi KAD
03 Tatalaksana KAD
Dimana Anak dengan KAD
04 Harus Ditatalaksana
02
01 03
04
Ketoasisdosis 05
Diabetikum
06
Ketoasidosis Diabetik (KAD)
Kriteria biokimia untuk diagnosis KAD :
• Hiperglikemia : GD >11 mmol/L (200 mg/dL)
• pH vena <7,3 / serum bikarbonat <15 mmol/L
• Ketonemia (ß-hidroksibutirat darah ≥3 mmol/L) / ketonuria sedang-berat (keton urin positif 2+)
* ß-hidroksibuirat darah (BOHB) harus diukur bila memungkinkan tetapi tidak tersedia secara universal.
Nilai ≥ 3 mmol/L Indikasi KAD
* Konsentrasi serum bikarbonat saja dapat menggantikan pH vena dalam mendiagnosis KAD & mengklasifikasikan
derajat keparahan pada anak-anak berdasarkan derajat asidosis
- Ringan : pH vena <7.3 / serum bikarbonat <15 mmol/L
- Sedang : pH vena <7.2 / serum bikarbonat <10 mmol/L
- Berat : pH vena <7.1 / serum bikarbonat <5 mmol/L
01
02
02 03
04
Frekuensi KAD 05
06
Frekuensi KAD
• Variasi geografis luas dengan onset diabetes : 15% - 70% di Eropa & Amerika Utara
• Saat terdiagnosis : sering pada anak yang lebih muda (<2 tahun)
• Bayi dengan diabetes neonatal sementara / permanen : 66% frekuensi keseluruhan
• Sering kali akibat dari kesalahan diagnostik atau penatalaksanaan yang tertunda
• Sering pada anak-anak yang tidak memiliki akses ke perawatan medis karena alasan sosial / ekonomi
Awal muncul terapi pompa insulin : KAD pada pasien terapi pompa insulin > terapi injeksi
Perbandingan terbaru : KAD pada pasien terapi pompa insulin < terapi injeksi ( 3,64 : 4,26 per 100 pasien per
tahun)
Pada KAD berulang : kelalaian insulin / kegagalan mengikuti pedoman manajemen kegagalan pompa hampir
seluruh kejadian
Frekuensi KAD
Risiko KAD pada orang yang terdiagnosis DM tipe 1 : 1% - 10% / pasien / tahun. Risiko ↑ pada :
o Anak yang tidak patuh penggunaan insulin
o Anak dengan metabolik yang buruk / riwayat KAD sebelumnya
o Gastroenteritis dengan muntah persisten & ketidakmampuan untuk mempertahankan hidrasi
o Anak dengan gangguan kejiwaan & gangguan makan
o Anak dengan keadaan keluarga yang sulit / tidak stabil (kekerasan orang tua)
o Gadis peripubertas & remaja
o Konsumsi alkohol berlebihan
o Anak dengan keterbatasan akses ke layanan medis
01
02
03 03
04
Tatalaksana KAD 05
06
Tatalaksana KAD
Gambar 1. Algoritma Penatalaksanaan KAD
Penatalaksanaan Kegawatdaruratan
Penatalaksanaan akut pedoman umum PALS, dengan perhatian khusus pada:
• Segera ukur glukosa darah dan konsentrasi BOHB darah dengan bedside meter atau dengan strip tes urin
• Pengukuran konsentrasi BOHB darah dengan point-of-care meter jika tersedia untuk konfirmasi ketoasidosis (≥ 3
mmol/L pada anak-anak)
• Timbang pasien. Jika menggunakan luas permukaan tubuh untuk perhitungan terapi cairan, ukur tinggi atau
panjang badan untuk menentukan luas permukaan
• Nilai tingkat keparahan dehidrasi
• Nilai tingkat kesadaran dengan GCS, tidak sadar / muntah hebat tanpa refleks jalan napas : suction nasogastrik
terus-menerus untuk mencegah aspirasi paru
• Intubasi harus dihindari : peningkatan pCO2 selama / setelah intubasi ↓ pH CSF edema serebral
Penatalaksanaan Kegawatdaruratan
• Jika terdapat riwayat konsumsi cairan yang mengandung glukosa (jus / minuman ringan manis) dalam
jumlah besar, kosongkan lambung penyerapan glukosa dan air bebas elektrolit dari traktus intestinal
• Berikan oksigen pada pasien dengan gangguan sirkulasi / syok
• Monitor jantung (EKG) terus-menerus : menilai gelombang T untuk bukti hiper / hipokalemia
• Pasang kateter IV perifer kedua untuk pengambilan sampel darah berulang tanpa rasa sakit
• Hindari pemasangan kateter vena sentral kecuali sangat diperlukan berisiko terjadi trombosis (anak)
• Insulin sebaiknya tidak diberikan melalui jalur sentral terganggu ketika cairan lain diberikan
01
02
04 03
04
Dimana Anak dengan
KAD Harus 05
Ditatalaksana 06
Tempat Penatalaksanaan
KAD pada Anak
Setelah bantuan hidup awal, anak harus dirawat di fasilitas kesehatan yang memiliki:
• Staf kesehatan berpengalaman yang terlatih dalam memonitor dan penatalaksanaan KAD pada
anak
• Pedoman tertulis / akses online untuk pedoman manajemen KAD pada anak
• Akses ke laboratorium yang dapat menyediakan pemeriksaan biokimia secara berkala & tepat
waktu
• Dokter spesialis / konsultan anak dengan pelatihan dan keahlian dalam penatalaksanaan KAD
untuk mengarahkan pengelolaan rawat inap
Tempat Penatalaksanaan
KAD pada Anak
Jika kendala geografis tidak memungkinkan / mengharuskan penatalaksanaan tanpa memenuhi
ketentuan diatas harus ada dukungan melalui telepon / video dari dokter dengan keahlian
KAD
Anak dengan KAD berat / ↑ risiko edema serebral dipertimbangkan rawat di ICU (PICU
bila tersedia) atau unit dengan pengawasan yang setara seperti bangsal anak yang berspesialisasi
pada perawatan diabetes. Tim transportasi harus memiliki kemampuan manajemen KAD &
harus memiliki obat penyelamat selama transportasi (dekstrosa IV konsentrasi tinggi & manitol /
salin hipertonik 3%)
01
02
05 03
04
Pemantauan Klinis 05
dan Biokimia
06
Pemantauan Klinis & Biokimia
Setelah penatalaksanaan KAD & HHS berhasil : diperlukan pemantauan & pencatatan respons klinis dan
biokimiawi pasien terhadap hasil pengobatan penyesuaian obat dapat tepat waktu sesuai indikasi dari keadaan
klinis / data laboratorium pasien
Hal yang perlu di dokumentasi adalah pengamatan klinis setiap jam, obat melalui IV & oral, cairan, dan hasil
laboratorium, yang mencakup:
TTV (HR,RR,TD) / jam
Neurologis (GCS) / jam
Timbulnya sakit kepala setelah memulai pengobatan KAD / perburukan sakit kepala yang sudah ada sebelum
memulai pengobatan
Konsentrasi natrium serum yang ↑ cepat hilangnya air bebas pada urin (diabetes insipidus)
Jumlah insulin yang telah diberikan, input & output cairan, glukosa darah setiap jam, pemeriksaan lab
(elektrolit serum, glukosa, BUN, kalsium, fosfat, ht, gas darah, dan BOHB) setiap 2-4 jam
Ukur BB setiap pagi
Pemantauan Klinis & Biokimia
Perhitungan :
• Celah anion = Na (Cl + HCO3): normal adalah 12 ± 2 mmol/L. KAD : celah anion biasanya 20- 30
mmol/L; celah anion >35 mmol/L menunjukkan asidosis laktat
• Natrium terkoreksi = Na terukur + 2([glukosa plasma - 5,6]/5,6) mmol/L atau Na terukur + 2([glukosa
plasma - 100]/100) mg/dL
• Osmolalitas efektif (mOsm/kg) = 2 × (Na plasma) + glukosa plasma mmol/L; nilai normal adalah 275 - 295
mOsm/kg
Tujuan terapi :
o Koreksi asidosis dan membalikkan ketosis
o Korensi dehidrasi
o Kembalikan glukosa darah mendekati normal
o Monitor komplikasi KAD dan pengobatannya
o Mengidentifikasi dan mengobati setiap kejadian pencetus
Prinsip Terapi Pengganti
Cairan & Elektrolit
Tujuan terapi penggantian cairan & elektrolit :
• Kembalikan volume sirkulasi
• Menggantikan natrium dan defisit air ekstraseluler & intraseluler
• Meningkatkan filtrasi glomerulus dan pembersihan glukosa & keton dari darah
Pasien dengan KAD disertai syok (jarang) : pulihkan volume sirkulasi dengan saline isotonik dalam
bolus 20 mL/kg IV secepat mungkin melalui kanula lubang besar & penilaian ulang status sirkulasi
setelah setiap bolus dengan cairan kristaloid tidak ada data yang mendukung penggunaan koloid
Penggantian Defisit Cairan
• Terapi cairan harus dimulai dengan penggantian defisit + kebutuhan cairan pemeliharaan
• Semua anak akan mengalami ↓ volume vaskular saat konsentrasi glukosa plasma ↓ penting untuk
memberikan cairan & garam yang cukup untuk mempertahankan perfusi jaringan adekuat
• Penggantian harus dengan cairan yang memiliki tonisitas 0,45% - 0,9% salin, dengan tambahan kalium
klorida, kalium fosfat atau kalium asetat.
• Penilaian klinis status hidrasi & perhitungan osmolalitas yang efektif marupakan panduan yang berguna
untuk terapi cairan dan elektrolit. Harus ada ↑ konsentrasi natrium serum yang bersamaan dengan ↓
konsentrasi glukosa serum (0,05 mmol/L Na setiap 1 mmol/L glukosa)
Terapi Insulin
• KAD disebabkan oleh ↓ tingkat sirkulasi insulin yang efektif yang berkaitan dengan ↑ konsentrasi hormon
kontraregulator
• Terapi insulin sangat penting mengembalikan metabolisme sel normal, menekan lipolisis & ketogenesis,
dan untuk menormalisasi konsentrasi glukosa darah
• Cara yang aman dan efektif : insulin IV dosis rendah
- Dosis: 0,05 – 0,1 unit/kg/jam (satu metode mengencerkan 50 unit insulin reguler [larut] dalam 50 mL
salin normal, 1 unit = 1 mL)
- Rute pemberian IV. Pemberian bolus IV harus dihindari saat awal terapi ↑ risiko edema serebral, dapat
mencetus syok, hipoglikemia, dan memperburuk hipokalemia
• Dosis insulin biasanya harus tetap pada 0,05 - 0,1 unit/kg/jam setidaknya sampai resolusi dari KAD (pH
>7,30, bikarbonat serum >15 mmol/L, BOHB <1 mmol/L, atau penyempitan celah anion)
• Pada anak dengan pH ≥ 7,0, insulin kerja pendek SC /4 jam adalah alternatif yang aman & efektif
Penggantian Kalium
• Anak dengan KAD defisit kalium pergeseran transseluler akibat hipertonisitas, asidosis, glikogenolisis,
dan proteolisis akibat defisiensi insulin
• Kalium hilang dari tubuh : muntah & diuresis osmotik
• Deplesi volume hiperaldosteronisme sekunder ekskresi kalium urin ↑
• Terapi penggantian diberikan terlepas dari konsentrasi kalium serum, kecuali terdapat gagal ginjal
- Konsentrasi awal dalam infus 40 mmol/L, selanjutnya berdasarkan pengukuran kalium serum
- Jika kalium diberikan dengan ekspansi volume awal yang cepat konsentrasi 20 mmol/L
- Kalium fosfat dapat digunakan bersama dengan kalium klorida / asetat
- Dosis maksimal penggantian kalium IV yang direkomendasikan : 0,5 mmol/kg/jam
Penggantian Fosfat
• Anak dengan KAD terjadi penipisan fosfat intraseluler diuresis osmotik
• Kadar fosfat plasma ↓ setelah memulai pengobatan & diperburuk oleh insulin fosfat masuk ke dalam sel
• Hipofosfatemia yang signifikan secara klinis terapi IV tanpa konsumsi makanan yang memanjang lebih
dari 24 jam
• Studi prospektif yang melibatkan jumlah subjek yang relatif kecil & dengan kekuatan statistik yang terbatas
belum menunjukkan manfaat klinis dari terapi penggantian fosfat
• Hipofosfatemia berat dapat terjadi selama pengobatan KAD namun gejalanya jarang terjadi
Asidosis
• Asidosis berat dapat dikembalikan dengan penggantian cairan & insulin
- Insulin menghentikan produksi asam keto lebih lanjut & memungkinkan asam keto untuk
dimetabolisme, yang menghasilkan bikarbonat.
- Penggantian cairan ↑ perfusi ke jaringan dan fungsi ginjal, sehingga ↑ ekskresi asam organik
• Uji coba terkontrol tidak menunjukkan manfaat klinis dari pemberian bikarbonat. Koreksi cepat asidosis
dengan menggunakan bikarbonat hipokalemia
• Pemberian bikarbonat mungkin bermanfaat (sedikit pasien) : hiperkalemia yang mengancam jiwa / asidosis
berat yang tidak biasa (pH vena <6,9) yang telah mengganggu kontraktilitas jantung
• Bila dirasa perlu, berikan dengan hati-hati: 1-2 mmol/kg selama 1 jam. Dapat terjadi komplikasi:
- Edema serebral
- Hipokalemia, Hipoglikemia
- Rehidrasi yang inadekuat
- Asidosis hiperkloremik
01
02
06 03
04
Pengenalan Cairan
Oral dan Transisi 05
Suntik Insulin 06
Pengenalan Cairan Oral dan Transisi Suntik Insulin
• Cairan oral harus diberikan hanya ketika perbaikan klinis yang signifikan telah terjadi.
• Ketika ketoasidosis telah teratasi, asupan oral dapat ditoleransi, dan direncanakan perubahan ke
insulin subkutan (SC), dosis insulin basal (kerja panjang atau menengah) harus diberikan sebagai
tambahan pada insulin kerja cepat atau pendek. waktu yang tepat untuk mengganti insulin SC
adalah sebelum waktu makan.
• Pemberian dosis insulin basal (insulin glargine SC 0,3 unit/kg) lebih awal dalam 6 jam pengobatan
pertama saat pasien masih menerima infus insulin IV dapat menyebabkan resolusi KAD lebih
cepat. Pemberian bersama insulin glragine ( 0,4 unit/kg) di awal pengobatan KAD dapat ditoleransi
dengan baik dan tidak meningkatkan resiko hipoglikemia.
• Injeksi SC pertama harus diberikan 15-30 menit (insulin kerja cepat) atau 1-2 jam (insulin reguler)
sebelum menghentikan infus insulin untuk memberikan waktu yang cukup bagi insulin untuk
diserap guna mencegah terjadinya rebound hiperglycemia.
• Dosis dan jenis insulin SC harus sesuai dengan preferensi dan keadaan lokal. Setelah transisi ke
insulin SC, pemantauan glukosa darah diperlukan untuk menghindari hiperglikemia dan
hipoglikemia.
Morbiditas dan Mortalitas
• Angka kematian akibat KAD pada anak-anak adalah 0,15-0,30 %, dan mungkin menurun.
• KAD masih menjadi penyebab utama kematian pada pasien dengan T1DM yang didiagnosis
< 15 tahun. Risiko kematian meningkat pada pasien dengan kontrol gula yang buruk secara
kronis dan KAD berulang.
• Cedera serebral adalah penyebab utama mortalitas dan morbiditas yang menyumbang 60-
90% dari semua kematian KAD.
• Dari 10-25% yang selamat dari edema serebral memiliki morbiditas residual yang signifikan.
Anak-anak tanpa gejala neurologis yang jelas selama pengobatan KAD mungkin memiliki
bukti halus cedera otak, terutama defisit memori, setelah pemulihan dari KAD.
• Gangguan kognisi akut ("status mental") umum terjadi pada diabetes tipe 1 yang baru
didiagnosis dan lebih mungkin terjadi pada anak-anak yang datang dengan KAD.
Morbiditas dan Mortalitas
• Insiden edema serebral dalam studi populasi nasional adalah 0,5-0,9% dan angka kematian
adalah 21-24%.
• Kelainan status mental (skor GCS <14), bagaimanapun, terjadi pada sekitar 4% hingga 15 %
anak-anak yang dirawat karena KAD dan dikaitkan dengan bukti edema serebral pada
neuroimaging. Edema serebral jarang terlihat setelah masa remaja. Studi neuroimaging
menyatakan bahwa edema serebral bukanlah fenomena langka pada anak-anak dengan KAD,
tetapi sering terjadi dan dengan tingkat keparahan yang bervariasi. Edema serebral yang nyata
secara klinis merupakan manifestasi paling parah.
• Penyebab edema serebral masih kontroversial. Pemberian cairan yang cepat dengan perubahan
osmolalitas serum yang mendadak diketahui memiliki peran dalam patogenesis edema serebral.
• Dehidrasi dan hipoperfusi serebral mungkin berhubungan dengan KAD terkait cedera serebral.
• Faktor intrinsik KAD dapat menjadi penyebab cedera otak, yang dapat diperburuk selama
pengobatan.
Edema Serebral
• Usia muda, diabetes onset baru, durasi gejala yang lebih lama meningkatkan resiko terjadinya
edema serebral
Studi epidemiologis telah mengidentifikasi beberapa faktor risiko potensial saat diagnosis
atau selama pengobatan KAD, meliputi :
• Hipokapnia yang lebih besar setelah disesuaikan dengan derajat asidosis
• Peningkatan nitrogen urea serum
• Asidosis lebih parah
• Pengobatan bikarbonat untuk koreksi asidosis
• Penurunan awal yang nyata dalam osmolalitas efektif serum
• Peningkatan konsentrasi natrium serum yang dilemahkan atau penurunan dini
dalam natrium yang dikoreksi glukosa selama terapi
• Volume cairan yang lebih banyak diberikan dalam 4 jam pertama
• Pemberian insulin pada jam pertama pengobatan cairan
Edema Serebral
Edema serebral yang signifikan secara klinis biasanya berkembang dalam 12 jam pertama
setelah pengobatan dimulai tetapi dapat terjadi sebelum pengobatan dimulai dan walaupun jarang
terjadi dapat berkembang hingga 24-48 jam setelah dimulainya pengobatan.
Edema Serebral
Kriteria diagnostik
Respon motorik atau verbal yang abnormal terhadap nyeri
Dekortikasi atau deserebrasi postur
Kelumpuhan saraf kranial (terutama III, IV, dan VI)
Pola pernapasan neurogenik abnormal (misalnya, merintih, takipnea, pernapasan Cheyne-
Stokes, apneusis)
Edema Serebral
Kriteria mayor
Perubahan mental, kebingungan, tingkat kesadaran yang berfluktuasi
Deselerasi denyut jantung yang berkelanjutan (menurun > 20 denyut/menit) yang tidak
disebabkan oleh peningkatan volume intravaskular atau keadaan tidur
Inkontinensia yang tidak sesuai usia
Kriteria minor
Muntah
Sakit kepala
Lesu atau tidak mudah terangsang
Tekanan darah diastolik >90 mm Hg
Usia <5 tahun
Pengobatan Edema Serebral
• Sindrom HHS ditandai dengan konsentrasi glukosa serum yang sangat tinggi dan
hiperosmolalitas tanpa ketosis yang signifikan.
• Insiden HHS meningkat dan terjadi pada 2% remaja dengan diabetes tipe 2. Meskipun
demikian, hal ini jauh lebih jarang terjadi pada anak-anak dan remaja dibandingkan KAD.
• Poliuria dan polidipsia HHS yang meningkat secara bertahap mungkin tidak dikenali sehingga
mengakibatkan dehidrasi berat dan kehilangan elektrolit pada saat datang.
• Pada orang dewasa, kehilangan cairan pada HHS diperkirakan dua kali lipat dari KAD.
• Pada pasien obesitas dan hiperosmolalitas meskipun terjadi deplesi volume dan kehilangan
elektrolit yang parah, hipertonisitas mempertahankan volume intravaskular dan tanda dehidrasi
mungkin kurang jelas.
Pengobatan HHS
Terapi Cairan
• Selama terapi, penurunan osmolalitas serum (dari peningkatan glukosuria dan ambilan glukosa
yang diperantarai insulin) menyebabkan pergerakan air keluar dari ruang intravaskular yang
mengakibatkan penurunan volume intravaskular, dan diuresis osmotik yang dapat berlanjut
selama berjam-jam pada pasien dengan peningkatan konsentrasi glukosa plasma yang sangat
parah.
• Pada awal pengobatan, kehilangan cairan urin mungkin cukup besar, karena volume
intravaskular dapat menurun dengan cepat selama pengobatan pada pasien dengan HHS.
Penggantian volume intravaskular yang lebih banyak (dibandingkan dengan pengobatan anak-
anak dengan KAD) diperlukan untuk menghindari kematian vaskularisasi.
Terapi cairan ditujukan untuk meningkatkan volume intra dan ekstravaskular dan
mengembalikan perfusi ginjal normal. Tingkat penggantian cairan harus lebih cepat dari yang
direkomendasikan untuk KAD.
Terapi Cairan
Bolus IV awal yang diberikan yaitu saline isotonik (0,9% NaCl) dengan dosis 20 mL/kg dan
defisit cairan harus diasumsikan sekitar 12-15% dari berat badan. Jika perlu, bolus cairan
tambahan harus diberikan dengan cepat untuk mengembalikan perfusi perifer.
Setelah itu, NaCl 0,45-0,75% harus diberikan untuk menggantikan defisit selama 24-48 jam
untuk mendorong penurunan bertahap pada konsentrasi natrium serum dan osmolalitas serum
Karena cairan isotonik lebih efektif dalam mempertahankan volume sirkulasi, saline isotonik
harus dimulai kembali jika perfusi dan status hemodinamik tampak tidak adekuat karena
osmolalitas serum menurun.
Konsentrasi natrium serum harus sering diukur dan konsentrasi natrium dalam cairan harus
disesuaikan untuk mendorong penurunan bertahap konsentrasi natrium serum. Mortalitas
dikaitkan dengan kegagalan penurunan konsentrasi natrium serum yang dikoreksi dengan
pengobatan, yang mungkin merupakan indikasi untuk hemodialisis. Hemodialisis telah
menghasilkan 80% kelangsungan hidup, berlawanan dengan dialisis peritoneal (20%).
Terapi Cairan
Rekomendasi tingkat penurunan konsentrasi natrium serum yang optimal yaitu 0,5 mmol/L/jam
untuk dehidrasi hipernatremik. Dengan rehidrasi yang memadai saja, serum konsentrasi
glukosa harus turun sebesar 4,1-5,5 mmol/L (75-100 mg/dL) per jam.
Tingkat penurunan konsentrasi glukosa serum yang lebih cepat sangat umum terjadi selama
beberapa jam pertama pengobatan ketika volume vaskular yang meluas menyebabkan
peningkatan perfusi ginjal. Jika terjadi penurunan cepat glukosa serum (>5 mmol/L, 90
mg/dL/jam) setelah beberapa jam pertama, pertimbangkan untuk menambahkan 2,5% atau 5%
glukosa ke dalam cairan rehidrasi. Kegagalan penurunan konsentrasi glukosa plasma yang
diharapkan harus segera dilakukan penilaian ulang dan evaluasi fungsi ginjal.
Tidak seperti pengobatan KAD, penggantian pengeluaran urin dianjurkan. Konsentrasi natrium
urin yang khas selama diuresis osmotik mendekati 0,45% saline, namun, bila ada kekhawatiran
tentang kecukupan volume sirkulasi, pengeluaran urin dapat diganti dengan cairan yang
mengandung konsentrasi natrium yang lebih tinggi.
Terapi Insulin
• Hipoperfusi jaringan pada HHS biasanya menyebabkan asidosis laktat, walaupun demikian,
ketosis biasanya minimal.
• Pemberian insulin dini tidak diperlukan pada HHS.
• Tekanan osmotik yang diberikan oleh glukosa dalam ruang vaskular berkontribusi pada
pemeliharaan volume darah.
• Penurunan konsentrasi glukosa serum dan osmolalitas yang cepat setelah pemberian insulin
dapat menyebabkan gangguan sirkulasi dan trombosis vena, kecuali penggantian cairannya
adekuat.
• Pemberian insulin kerja cepat pada pasien HHS dapat menginduksi pergeseran kalium ke ruang
intraseluler yang mengakibatkan defisit kalium yang ekstrim dan dapat memicu aritmia.
Terapi Insulin
Pemberian insulin harus dimulai ketika konsentrasi glukosa serum tidak lagi menurun pada
kecepatan minimal 3 mmol/L (~50 mg/dL) per jam dengan pemberian cairan saja.
Pada pasien dengan ketosis dan asidosis yang lebih parah, pemberian insulin harus dimulai
lebih awal.
Pemberian insulin terus menerus dengan kecepatan 0,025-0,05 unit/kg/jam dapat digunakan
pada awalnya, dengan dosis dititrasi untuk mencapai penurunan konsentrasi glukosa serum 3
hingga 4 mmol/L (~50-75 mg/dL) per jam.
• Secara umum, defisit kalium, fosfat, dan magnesium lebih besar pada HHS daripada KAD.
• Penggantian kalium (40 mmol/L cairan pengganti) harus dimulai segera setelah konsentrasi
kalium serum dalam kisaran normal dan fungsi ginjal yang memadai telah ditetapkan.
• Tingkat pemberian kalium yang lebih tinggi mungkin diperlukan setelah memulai infus insulin.
• Konsentrasi kalium serum harus dipantau setiap 2-3 jam bersama dengan pemantauan EKG.
• Jika pasien mengalami hipokalemia pengukuran kalium per jam perlu dipertimbangkan.
• Terapi bikarbonat dikontraindikasikan karena meningkatkan risiko hipokalemia dan dapat
mempengaruhi pengiriman oksigen jaringan.
Elektrolit
• Penatalaksanaan episode KAD tidak komplit sampai penyebabnya telah diidentifikasi dan
upaya dilakukan untuk mengobatinya.
• Kelalaian insulin, baik secara tidak sengaja atau sengaja, merupakan penyebab KAD dalam
banyak kasus.
• Penyebab paling umum KAD pada pengguna pompa insulin adalah kegagalan untuk
mengambil insulin ekstra dengan pena atau jarum suntik ketika terjadi hiperglikemia dan
hiperketonemia atau ketonuria.
• Biasanya ada alasan psikososial penting untuk kelalaian insulin.
• Kelalaian insulin dapat dicegah dengan program komprehensif yang memberikan pendidikan,
evaluasi psikososial dan pengobatan yang dikombinasikan dengan pengawasan orang dewasa
dari seluruh proses pemberian insulin.
Pencegahan KAD Berulang
• Orang tua dan pasien harus belajar bagaimana mengenali dan mengobati ketosis dan KAD yang
akan datang dengan tambahan insulin kerja cepat atau pendek dan cairan oral.
• Keluarga harus memiliki akses telepon 24 jam ke saluran bantuan untuk mendapatkan saran
dan perawatan darurat.
• Pengukuran konsentrasi BOHB darah di rumah, jika dibandingkan dengan tes keton urin,
menurunkan kunjungan rumah sakit terkait diabetes (baik kunjungan gawat darurat maupun
rawat inap) dengan identifikasi dini dan pengobatan ketosis.99 Pengukuran BOHB darah
mungkin sangat berguna untuk mencegah KAD pada pasien yang menggunakan pompa karena
gangguan pengiriman insulin dengan cepat menyebabkan ketosis.
07 01
02
Ringkasan Apa yang
Baru/Berbeda 03
04
02
Thank 03
04
You !!! 05
06
DISKUSI 01
1.
2. 02
3.
03
04
05
06
EXPERT 01
Well done! 02
03
04
05
06
EXPERT 01
Well done! 02
03
04
05
06