Anda di halaman 1dari 29

lnflammatory Bowel Diseose (lBD) adalah penyakit

inflamasi kronik yang melibatkan saluran cerna, bersifat


remisi dan relaps/kambuhan, dengan penyebab pastinya
sampai saat ini belum diketahui jelas.

Secara garis besar


IBD terdiri dari 3 jenis, yaitu Kolitis Ulseratif (KU, Ulcerative Cotitis),
Penyakit Crohn (PC, Crohn's Diseose), dan bila sulit membedakan kedua
hal tersebut, maka dimasukkandalam kategori lndeterminate Colitis.
COLITIS ULSERATIF

- Mutasi HLA B-27


- Hiperaktif sel Th2, sel T sitotoksik, sel plasma
- IL-4 mengaktifkan naive T cell menjadi Th2 -> melepaskan IL-5 dan IL-13
- Sel B -> sel plasma -> menghasilkan P-ANCA
Gejala
- Diare berdarah, dehidrasi, tenesmus
- LLQ pain
- Ekstraintestinal= episcleritis, uveitis, demam, eritema nodusum,
pyoderma gangrenosum, spondylitis, sacroilitis, primary sclerosing
cholangitis
- 10 stools/day = fulminant colitis
Diagnosis
1. Pmx feses= rule out infeksi, fecal calprotectin dan fecal lactoferrin (+)
2. Pmx darah= anemia, peningkatan CRP dan ESR
3. Kolonoskopi. KI= megacolon
4. Biopsi ditemukan crypt abscess
5. X ray
6. Barium enema= lead pipe sign
Treatment
1. Sulfasalazine= inhibitor COX
2. Kortikosteroid
- Budesonid
- Prednison
- Metilprednisolon (IV)
1. Biologic
- TNF-a inhibitor= infliximab
- a4-b7 integrin antibodies= vedolizumab
2. DMARDs= methotrexate, azathiopirine (untuk mempertahankan remisi)

Surgery= proctocolectomy
Crohn disease
- Mutasi NOD-2
- Peningkatan IL-6, IL-17, TNF-a
- Bakteri lebih mudah translokasi melewati epitel -> difagosit makrofag-> menghasilkan IL-
12 -> aktivasi naive T cell menjadi sel Th1→ menghasilkan IL-1, IL-6, TNF-a ->
peningkatan permeabilitas kapiler & kemotaxis -> makrofag dan neutrofil menghasilkan
ROS dan protease
- Makrofag menghasilkan IL-23 -> aktivasi naive T cell menjadi sel Th17 -> menghasilkan
IL-17 -> mengundang lebih banyak neutrofil -> lebih banyak ROS dan protease
Manifestasi Klinis
1. Malabsorpsi -> anemia mikrositik, anemia makrositik, weight loss
2. RLQ pain
3. Diare
4. Edema, penebalan dinding usus
5. Fistula = enterocutaneus, enterovesical, rectovaginal, enteroenteric
6. Abses
7. Perdarahan
8. Ekstraintestinal= sama seperti UC
Diagnosis
Gold standard= ileocolonoscopy + biopsy. Ada skip lesion, cobblestone appearance
MRE= creeping fat sign
Mikroskopis= non caseating granuloma
Terapi
- Induce remission= kortikosteroid, biologics
- Maintain remission= biologics, imunosuppresive

1. Sulfasalazine (5-ASA)
2. Antibiotik jika ada komplikasi pyogenik (abses)= metronidazol, amoxicillin, asam
klavunalat, fluorokuinolon
3. Kortikosteroid
4. Imunosuppresive
- Azathiopirine, 6-mercaptopurine
- Metotrexate
1. Biologics
- Severe= TNF-a inhibitor= infliximab, adalimumab
IL-12/IL-23 inhibitor= ustekinumab
- Vedolizumab= mengikat a4-b7 integrin
1. Reseksi
Komplikasi
Crohn= fistula, abses, kanker usus halus, striktur
Colitis= colorectal cancer, megacolon, cholangiocarcinoma, colitis fulminant
Dalam perjalanan penyakit ini, dapat terjadi
komplikasi;
. Perforasi usus yang terlibat
. Terjadinya stenosis usus akibat proses fibrosis
. Megakolon toksik (terutama pada KU)
. Perdarahan
. Degenerasi maligna
laki-laki berusia 55 tahun datang mengeluhkan buang air besar cair sejak kurang lebih 6
bulan yang lalu. Pasien juga mengeluhkan terdapat peningkatan frekuensi BAB > 5 kali
sehari dengan volume sedikit. Pasien mengeluhkan terkadang BAB terlihat kemerahan
dan berlendir. Pasien juga mengeluhkan nafsu makan menurun, penurunan berat badan,
lemas dan nyeri pada seluruh lapang perut. pasien memiliki riwayat dispepsia dan
memiliki kebiasaan merokok.
Pada pemeriksaan fisik pasien keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran kompos
mentis dengan GCS E4M6V5. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan Tekanan darah
110/70, nadi 72x/menit (teratur, isi dan tegangan cukup), frekuensi pernafasan 24x/menit,
suhu 36,8oC. Pada pemeriksaan mata konjungtiva terlihat anemis pada kedua mata, dan
sklera tidak ikterik pada kedua mata. Pada pemeriksaan abdomen, inspeksi didapatkan
abdomen yang datar dan simetris, pada auskultasi didapatkan bising usus (+) normal 3-
5x/ menit, pada perkusi didapatkan timpani pada seluruh lapang abdomen, dan pada
palpasi didapatkan nyeri tekan diseluruh lapang perut, dan teraba massa di perut kiri
atas.
Pada pemeriksaan darah lengkap didapatkan leukosit 7.800/uL, eritrosit 3,27 juta/uL,
hemoglobin 6,7 g/dL, Hematokrit 22,4%, MCV 68,5 fL, MCH 20,5 pg, MCHC 29,9
g/dL, dan trombosit 823 ribu/uL. Pemeriksaan serologi/imunologi antibodi HIV SD
negatif,pemeriksaan feses lengkap didapatkan feses berwarna coklat, konsistensi
lembek, lendir negatif, darah negatif, cacing negatif, leukosit negatif, parasit negatif,
lemak negatif, serat positif.

Pada pemeriksaan kolonoskopi didapatkan hasil pemeriksaan dilakukan hingga


48 cm, tidak dilanjutkan karena terdapat penyempitan lumen. Mukosa granulomatosa
circumference spastik dengan eksudasi dan ulcerasi rapuh, mudah berdarah,
kemudian dilakukan biopsi di 48 cm tersebut, dengan kesimpulan pemeriksaan
suspek granulomatosa prochto colitis.. Biopsi didapatkan hasil sediaan berupa
mukosa terdiri dari stroma dan kelenjar dilapisi epitel torak bersebukan sel radang
limfosit, sel plasma dan histiosit membentuk granuloma. Apakah diagnosis dan tata
laksana kasus tersebut

Anda mungkin juga menyukai