Anda di halaman 1dari 54

PSB 20 D

Pencernaan Makanan
Pada Hewan
Kellompok 2
Ahmad Sulaiman (4203520023)
Akbar Fadhurrahman Sufi (4203220040)
Frans Jaya Hutasoit (4203220018)
Nabila Thafriza (4202520010)
Yolanda Sihite (4201220020)
“Semua hewan adalah heterotrof
dimana dalam rangka memenuhi
seluruh kebutuhan energi untuk hidup
bergantung kepada makanan yang
ditelannya”
A. Pengertian Pencernaan
Pencernaan adalah sebuah proses metabolisme di mana suatu makhluk hidup memproses
sebuah zat, dalam rangka untuk mengubah secara kimia atau mekanik sesuatu zat menjadi
nutrisi.

Pencernaan makanan merupakan proses mengubah makanan dari ukuran besar menjadi
ukuran yang lebih kecil dan halus, serta memecah molekul makanan yang kompleks
menjadi molekul yang sederhana

Sistem pencernaan (digestive system) merupakan sistem organ dalam hewan multiselyang
menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan
sisaproses tersebut melalui dubur

Sistem pencernaan antara satu hewan dengan yang lainnyabisa sangat jauh berbeda.
B. Klasifikasi Pencernaan

01 Sistem Pencernaan Intraseluler

02 Sistem Pencernaan Ekstraseluler

03
1. Sistem pencernaan intraseluler

 Sistem pencernaan intraseluler ini ditemukan pada protozoa dan spons.


 Harus mencerna bahan makanannya sehingga bahan makanan tersebut dapat
digunakan
 Proses pencernaan terjadi di dalam sel yaitu di vakuola makanan
 Dapat berjalan secara efektif jika kondisi lingkungan optimal
 seluruh proses pencernaan baikberupa lipid, karbohidrat, maupun protein
hanya berlangsung di tempat yang sama yaitu di vakuola makanan
 Proses pencernaan tidak dapat dilaksanakan secara spasial ataupun periodik
 keterbatasan ukuran partikel yang akan dicerna
2. Sistem Pencernaan Ekstraseluler

 Sistem pencernaan intraseluler ini ditemukan pada hewan tingkat tinggi yaitu filum
Platyhelminthes sampai filum chordata
 Memiliki sistem pencernaan yang lebih kompleks
 Sistem pencernaan dapat diandaikan seperti suatu tabung yang bagian pangkalnya
adalah mulut yang kemudian memanjang di bagian tengah tubuh hewan lalu
berakhir pada anus.
 Enzim-enzim yang terlibat akan disekresikan ke dalam sistem gastrointestinal.
 Produk hasil pencernaannya dapat diserap ke dalam jaringan tubuh yang akhirnya
menuju sel-sel yang membutuhkan
 Saluran pencernaan akan terbagi menjadi bagian untuk penyimpanan sementara,
tempat pencernaan, dan tempat penyerapan atau absorbsi serta proses lain-lainnya.
Pengelompokan Hewan Berdasarkan
Makanannya.
Dalam satu kelompok, terdapat beragam jenis hewan yang berbeda,
karena itu hewan diklasifikasikan dengan berbagai identitas
untuk memudahkan membedakan setiap jenis dan spesiesnya.

Salah satu klasifikasi yang digunakan untuk membedakan jenis


hewan adalah berdasarkan makanannya. Berdasarkan
makanannya, hewan memiliki karakteristik khusus yang
membedakan tiap-tiap jenisnya.
Herbivora
Herbivora (pemakan tumbuhan) Herbivora adalah kelompok hewan yang bergantung
pada tumbuh-tumbuhan, seperti rumput, daun, biji-bijian, buah-buahan, kulit pohon, dan
bagian tumbuhan lainnya, berperan sebagai konsumen tingkat I.

Ciri-ciri hewan herbivora


● Berkembang biak dengan cara beranak (vivipar)
● Termasuk ke dalam jenis hewan mamalia atau menyusui
● Sebagian besar hidup di darat
● Berdarah panas
● Memiliki gigi geraham yang lebar
● Sebagian besar adalah hewan berkaki empat
● Memiliki tulang belakang (vertebrata)

Contoh hewan herbivore adalah sapi, kambing, kerbau, kelinci, jerapah, gajah, zebra, badak,
panda, dan lain lain.
Karnivora
Karnivora (pemakan daging) Karnivora adalah kelompok hewan pemakan daging. Dalam
rantai makanan, hewan karnivora disebut juga sebagai pemangsa atau predator karena
mereka memangsa hewan lain untuk dijadikan makanannya.

Ciri-ciri hewan karnivora :


● Memiliki kuku atau cakar yang tajam untuk memangsa
● Memiliki pendengaran dan penglihatan yang tajam
● Memiliki tulang belakang (vertebrata)
● Memiliki gigi taring yang berfungsi untuk merobek daging
● Memiliki kemampuan berlari cepat
● Memiliki paruh yang tajam pada jenis burung

Contoh hewan karnivora adalah harimau, macan, singa, beruang kutub, kucing, anjing,
serigala, musang, dan lain-lain
Omnivora
Omnivora (pemakan segalanya) Omnivora adalah kelompok hewan pemakan segalanya
seperti daging dan juga tumbuhan. Pada umumnya, hewan omnivore mendominasi
ekosistem terkecuali jika ekosistem sedang terganggu.

Ciri-ciri hewan omnivora


● Memakan tumbuh-tumbuhan dan daging
● Memiliki sistem pencernaan yang kompleks
● Memiliki gigi yang tajam pada bagian depan dan gigi yang datar pada bagian belakang
● Sebagian besar bukan hewan mamalia
● Sebagian besar berkembang biak secara beranak (vivipar)

Contoh hewan omnivora adalah ayam, bebek, tikus, simpanse, orang utan, kura-kura, babi,
burung gagak, tupai, ikan piranha, burung jalak, landak, dan lain-lain.
Insektivora
Insektivora ( pemakan serangga) Insektivora adalah kelompok hewan pemakan serangga.
Pada dasarnya mereka memakan serangga karena membutuhkan asupan protein yang
tinggi. Insektivora ini populasinya datang menempati sebagian besar biosfer, kemudian
secara keseluruhan dapat melebihi spesies lain.

Ciri-ciri hewan insektivora Ciri-ciri hewan insektivora adalah sebagai berikut:


● Memiliki ukuran tubuh yang kecil Kebanyakan adalah kelompok mamalia terrestrial yang
tinggal di pohon, lubang, atau amfibi
● Memiliki puncak gigi yang lebih tajam
● Daerah olfaktori pada bagian kepala lebih panjang dari daerah kranial
● Tidak mempunyai posorbital
● Tulang airmata tidak melebar ke bagian wajah

Contoh-contoh hewan insektivora adalah katak, cicak, tokek, bunglon, laba-laba, kadal,
trenggiling, capung, iguana, biawak, rakun, landak, meerkat, belalang sentadu, kukang,
kumbang, dan lain-lain.
Selain ke empat penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya juga meliputi beberapa
kelompok lain. Kelompok ini memiliki tipe makanan yang lebih spesifik seperti hewan
pemakan buah, hewan pemakan organisme hidup, hingga hewan pemakan parasit.

a. Frugivora: adalah hewan yang memakan buah mentah atau bagian


tanaman yang berair, empuk, dan enak seperti pucuk, kacang, akar,
dan biji. Frugivora sangat bergantung pada kelimpahan dan
komposisi nutrisi buah-buahan. Sebagian besar hewan pemakan
buah membantu dalam penyebaran benih untuk tanaman. Misalnya,
ketika seekor kera memakan buah dan membuang bijinya, ada
kemungkinan biji tersebut berkecambah di bawah kondisi
lingkungan yang tepat. Dengan cara ini, tumbuhan dan hewan
berinteraksi dan tetap terhubung.
c. Pemulung: adalah hewan tertentu yang
b. Sanguivora: Hewan yang
memakan tumbuhan dan hewan yang mati
memakan darah organisme
dan membusuk, yang dikenal sebagai
hidup lainnya disebut
hewan pemulung. Mereka membantu
sanguivora. Contoh:
menjaga lingkungan tetap bersih dengan
Nyamuk, laba-laba pengisap
memakan bahan yang mati dan
darah, ngengat vampir,
membusuk. Contoh: Hering, hyena, dan
lintah, kutu, dan lain-lain.
lain-lain.
d. Parasit: adalah kelompok khusus hewan
yang hidup di dalam atau di atas hewan
lain untuk makanannya. Hewan yang
mereka tinggali disebut inang. Contoh:
Cacing pita (hidup di usus manusia),
caplak (pada kulit anjing), Plasmodium
(pada manusia, dibawa oleh nyamuk
Anopheles).
Mekanisme Kebutuhan Nutrisi
Kebutuhan Nutrisi

• Hewan adalah organisme heterotrof yang memerlukan makanan untuk


bahan bakar, kerangka karbon, dan nutrien esensial: gambaran umum

• Mekanisme homeostasis mengelola bahan bakar seekor hewan

• Makanan seekor hewan harus menyediakan nutrien esensial dan


kerangka karbon untuk biosintesis
Mekanisme homeostasis mengelola bahan bakar seekor
hewan

1. Hewan mendapatkan bahan bakar (energi kimia) yang memberi energi bagi
kerja sel-sel tubuhnya dari oksidasi molekul organik : karbohidrat, protein,
dan lemak.
Mekanisme Kaarbohidrat di dalam Rumen

● Pakan Ruminansia mengandung sejumlah karbohidrat yang berupa selulosa,


hemiselulosa, pati dan karbohidrat lain. Selulosa dan hemiselulosa tidak dapat
dicerna oleh enzim yang dihasilkan oleh kelenjar pencernaan tetapi dapat
dicerna oleh enzim yang dihasilkan mikroorganisme di dalam rumen.

● Oleh mikroba yang ada di dalam rumen, karbohidrat tanaman dicerna oleh
enzim mikroba (ekstraseluler) menghasilkan gula-gula sederhana
(monosakarida). Gula-gula sederhana ini kemudian difermentasi oleh mikroba
(intraseluler)
Mekanisme Kaarbohidrat di dalam Rumen

• hasil akhir fermentasi mikrobial terhadap karbohidrat di dalam rumen adalah


asam-asam lemak (volatile fatty acids, VFA) yaitu asam asetat, asam propionat
dan asam butirat serta dihasilkan gas karbondioksida dan gas metan.

• Sebagian besar asam lemak (VFA) akan diabsorbsi langsung oleh dinding
rumen, retikulum dan omasum, sisanya akan masuk ke dalam abomasum dan
diabsorbsi di dalam usus halus/intestinum tenue. Sebagian lagi hasil pencrenaan
karbohidrat di dalam rumen akan dipakai oleh mikroorganisme sendiri.
Mekanisme Protein di Dalam Rumen

• Protein dihidrolisis menjadi peptida dan asam amino oleh mikroorganisme.


Sebagian asam amino mengalami degradasi lebih lanjut menjadi asam organik,
ammonia dan karbondioksida. Ammonia diabsorbsi lewat dinding rumen masuk
peredaran darah dan dibawa ke hati yang kemudian diubah menjadi urea.

• Sebagian urea kembali masuk rumen lewat saliva dan dapat juga langsung
melalui dinding rumen, sedang sebagian besar urea dikeluarkan lewat urin.
Mekanisme Protein di Dalam Rumen

• Mikroorganisme di dalam rumen membentuk protein tubuhnya dari peptida,


asam amino, ammonia atau nitrogen non protein yang lain. Untuk itu
mikroorganisme membutuhkan karbohidrat mudah larut seperti pati atau gula.

• Jadi protein mikroorganisme mengandung asam amino esensial yang asalnya


dari senyawa N non esensial. Sehingga ruminansia dapat memperoleh asam
amino esensial meskipun dalam pakannya tidak mengandung asam amino
esensial.
Mekanisme Lipida di Dalam Rumen

● Lemak dalam pakan ruminansia adalah lemak cair (lemak tanaman) yang
tersusun dari asam lemak tak jenuh (mis linoleat dan linolenat).
Mikroorganisme dalam rumen akan melakukan proses hidrogenasi pada asam
lemak tak jenuh menjadi asam lemak jenuh (stearat).

● Lemak tubuh yang padat kaya akan asam lemak jenuh/stearat. Proses
hidrogenasi terjadi di dalam rumen tetapi hasilnya tidak dapat langsung
diserap/diabsorbsi oleh dinding rumen. Baru setelah sampai di usus halus akan
mengalami proses pencernaan seperti pada non ruminansia.
Mekanisme homeostasis mengelola bahan bakar seekor
hewan

2. Monomer dari setiap bahan ini dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk
menghasilkan ATP melalui respirasi seluler, meskipun karbohidrat dan lemak
merupakan penghasil bahan bakar utama.

3. Lemak sangat kaya akan energi, oksidasi lemak membebaskan energi sekitar
dua kali jumlah energi yang dibebaskan dari karbohidrat atau protein dalam
jumlah yang sama.

4. Hewan memiliki kebutuhan energi basal yang harus dipenuhi untuk


memelihara fungsi metabolisme sehingga dapat mempertahankan dan
menopang kehidupannya.
Mekanisme homeostasis mengelola bahan bakar seekor
hewan

5. Seekor hewan yang kurang makan (undernourished) adalah individu yang


makanannya defisien (kekurangan) akan kalori.

6. Penyebab lain kekurangan makanan adalah anorexia nervosa, kelainan pola


makan yang berkaitan dengan penolakan kompulsif terhadap lemak tubuh.

7. Di AS dan negara makmur, kelebihan makan (overnourished) atau obesitas.


Makanan seekor hewan harus menyediakan nurien
esensial dan kerangka karbon untuk biosintesis

PENGATURAN BAHAN BAKAR SELULER DENGAN HOMEOSTASIS


• Penggunaan dan penyimpanan yang dilakukan tubuh terhadap glukosa, yang merupakan bahan
bakar seluler utama, diatur dengan sangat ketat.
1. Setelah makanan dicerna, glukosa dan monomer lain diserap ke dalam darah dari saluran
pencernaan.
Pola Makan Pada
Hewan
NUTRISI DAN PAKAN
TERNAK SAPI
Pakan Ternak Sapi
Pemberian pakan yang tepat dan berkualitas harus dilakukan secara konsisten. Jika
pemberiannya tidak dilakukan secara konsisten, maka akan mengakibatkan
pertumbuhan sapi tersebut terganggu. Hal ini sering terjadi terutama di negara-negara
tropis, seperti Indonesia, dimana pada umumnya pakan ternak yang diberikan pada saat
musim kemarau memiliki kualitas yang lebih rendah dibanding dengan pakan ternak
yang diberikan saat musim hujan. Dengan demikian, pertumbuhan sapi peliharaan akan
mengalami kurva naik turun, pada saat musim kemarau pertumbuhan ternak akan
mengalami penurunan, sementara pada musim hujan pertumbuhan ternak akan
meningkat dengan cepat, karean pakan yang diberikan memenuhi persyaratan yang
dibutuhkan.
Kebutuhan Pola Makanan Dalam Pakan Ternak sebagai berikut :
a. Protein
Pakan yang baik harus mengandung protein yang cukup. Protein memiliki peran yang sangat
penting dalam pertumbuhan dan perkembangan ternak. Berikut ini dijelaskan secara singkat
mengenai peran dan fungsi protein pada ternak sapi.

~ Protein berfungsi untuk emperbaiki dan menggantikan sel tubuh yang rusak, terutama pada sapi
yang sudah lanjut usia.
~ Protein berperan dalam membantu pertumbuhan atau pembentukan sel-sel tubuh, terutama pada
pedet dan sapi muda.
~ Protein berperan dalam mendukung keperluan berproduksi, terutama pada sapi-sapi dewasa yang
masih produktif.
~ Protein akan diubah menjadi energi, terutama pada sapi-sapi yang dimanfaatkan untuk kerja.
Beberapa sumber protein yang bisa dimanfaatkan untuk menopang pertumbuhan dan
perkembangan ternak diantaranya adalah:
Pakan hijauan terutama yang berasal dari famili leguminosae atau kacang-kacangan, seperti
centrosema pubescens, daun turi, lamtoro, daun kacang tanah, daun kacang panjang, daun kedelai,
dan lain-lain.
Makanan tambahan, terutama yang berfungsi sebagai makanan penguat, seperti bungkil kelapa,
bungkil kacang tanah, katul, tepung darah, tepung ikan, tepung daging dan lain-lain.

Kebutuhan protein pada hewan ternak ruminansia, seperti sapi, tidak begitu memerlukan kualitas
protein yang bermutu tinggi karena di dalam rumen dan usus banyak terjadi aktifitas penguraian
oleh mikroorganisme yang terkandung di dalamnya. Hal yang perlu diperhatikan adalah untuk
membangun kembali protein yang telah terurai, maka dibutuhkan protein dengan kandungan asam
amino yang lengkap.
b. Lemak
Lemak memiliki peranan penting bagi pertumbuhan dan perkembangan sapi, sebab lemak
dapat menjadi cadangan sumber energi bagi ternak peliharaan. Berikut ini akan diuraikan
secara singkat beberapa fungsi lemak bagi pertumbuhan dan perkembangan sapi:

Lemak berfungsi sebagai sumber energi atau tenaga.


Lemak berfungsi sebagai pembawa vitamin A, D, E, dan K. Vitamin-vitamin tersebut
merupakan jenis vitamin yang larut dalam lemak.
Lemak yang berasal dari bahan makanan dapat disimpan dalam jaringan sel-sel tubuh dalam
bentuk lemak cadangan. Namun, jika dibutuhkan, lemak juga dapat diubah menjadi pati dan
gula yang digunakan sebagai sumber energi. Tubuh ternak akan membentuk lemak dari
karbohidrat maupun lemak makan yang belum digunakan. Setiap kelebihan lemak, akan
disimpan sebagai lemak cadangan terutama di bawah kulit. Berbeda dengan domba, yang
meyimpan kelebihan lemak terutama pada ekornya, sapi memiliki tempat khusus untuk
menyimpan kelebihan lemak ini terutama pada punuknya yang terletak di belakang leher. Di
samping itu kelebihan lemak juga dapat disimpan di sekitar buah pinggang, selaput
penggantung usus dan di antara otot-otot.
c. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan salah satu zat dalam makanan yang merupakan sumber utama energi bagi
ternak, Beberapa fungsi karbohidrat antara lain:

Karbohidrat sebagai sumber utama tenaga atau energi.


Karbohidrat berfungsi sebagai komponen pembentukan lemak di dalam tubuh.
Setelah dicerna, karbohidrat yang terkandung dalam bahan makanan diserap oleh darah dalam
bentuk glukosa dan langsung dioksidasi untuk menghasilkan energi atau disimpan sebagai
cadangan lemak dalam tubuh. Jagung merupakan salah satu bahan makanan yang mengandung
karbohidrat tinggi. Kebutuhan karbohidrat juga bisa dipenuhi dari hijauan, sehingga dalam
pemenuhan kebutuhan akan karbohidrat, ternak peliharaan bisa mendapatkannya dengan mudah.
d. Mineral
Beberapa fungsi mineral pada sapi antara lain:

~ Mineral berperan dalam pembentukan jaringan tulang dan urat.


~ Mineral berperan dalam membantu keperluan berproduksi.
~ Mineral berperan dalam membantu proses pencernaan dan penyerapan zat-zat makanan.
~ Mineral yang diberikan melalui pakan berperan untuk menggantikan mineral dalam tubuh yang
hilang, dan memelihara kesehatan.

Unsur mineral pada umumnya banyak terdapat pada pakan ternak yang diberikan. Unsur mineral
yang sering dibutuhkan oleh ternak antara lain natrium, khlor, kalsium, phosphor, sulfur,
magnesium, kalium, seng, selenium, dan tembaga. Diantara unsur-unsur tersebut, kadang-kadang
binatang ternak membutuhkan unsur mineral tertentu dalam jumlah lebih banyak dibanding unsur
mineral lain. Unsur mineral yang sering dibutuhkan dalam jumlah lebih banyak diantaranya adalah
natrium klorida, kalsium, dan phosphor.
e. Vitamin
Kesehatan dan kelangsungan hidup ternak bahkan pada kebanyakan mahluk hidup tidak lepas dari
keberadaan vitamin di dalam tubuh. Beberapa fungsi vitamin pada ternak antara lain:

Vitamin berperan dalam mempertahankan dan meningkatkan kekuatan tubuh.


Vitamin berperan dalam meningkatkan kesehatan ternak terutama dalam berproduksi.
Bahan-bahan pakan yang berasal dari hijauan biasanya mengandung banyak vitamin, sehingga
pemenuhan kebutuhan vitamin pada ternak peliharaan tidak terlalu mengalami kesulitan.
Disamping itu, kebanyakan vitamin dapat dibentuk dalam usus binatang pemamah biak, terutama
vitamin B kompleks. Kandungan vitamin yang terdapat pada pakan dari hijauan dipengaruhi oleh
banyak faktor, seperti: tanah, iklim, waktu pemotongan dan penyimpanan. Vitamin A dan E banyak
terdapat pada tanaman hijauan dan padi-padian.
f. Air
Air merupakan komponen yang sangat penting dalam kehidupan mahluk hidup. Tanpa air,
kemungkinan tidak akan berlangsung kehidupan. Beberapa fungsi air, khususnya pada binatang
ternak antara lain:

Air berfungsi sebagai pengatur suhu tubuh.


Air berperan besar dalam membantu proses pencernaan.
Air berfungsi untuk mengeluarkan bahan-bahan yang tidak berguna di dalam tubuh, baik dalam
bentuk keringan, urine, maupun feses (80% air).
Air berfungsi sebagai pelumas persendian dan membantu mata untuk dapat melihat.
Pada umumnya komposisi tubuh hewan ternak lebih dari 50% terdiri dari air. Sebagian besar
jaringan tubuh hewan ternak mengandung air sebanyak 70-90%. Mahluk hidup yang mengalami
kekurangan air akan lebih cepat mati dari pada kekurangan pakan. Hal tersebut membuktikan
bahwa peran air sangat vital dalam kehidupan. Oleh karena itu, peternak atau pembudidaya sapi
harus betul-betul memperhatikan kebutuhan air pada ternak peliharaannya.
Sistem Pencernaan Berdasarkan
Makananya
1. Rongga Mulut
Sama halnya dengan proses pencernaan hewan lain yang bukan termasuk hewan ruminansia,
pencernaan pertama kali dilakukan pada mulut, di dalam mulut pada hewan ruminansia terdiri atas
gigi, lidah, kelenjar ludah (saliva). Bagian kelenjar ludah (saliva) ini merupakan cairan kompleks
yang memiliki komponen organik dan komponen anorganik. Saliva ini memiliki banyak fungsi,
sebut saja untuk membantu penelanan dan suplai nutrien mikroba.
Makanan yang masuk ke dalam mulut, secara mekanik akan dihancurkan dengan gigi dan
campuran saliva.

2. Esofagus
Dapat disebut bahwa esofagus ini adalah kerongkongan, yang mana merupakan saluran untuk
menghubungkan antara rongga mulut dengan lambung. Pada ujung saluran esofagus ini, terdapat
daerah yang disebut faring. Di dalam faring tersebut terdapat klep, yakni epiglotis yang mengatus
supaya makanan tidak masuk ke bagian trakea (tenggorokan).
Fungsi utama dari esofagus ini adalah untuk menyalurkan makanan menuju ke lambung dengan
gerakan peristaltik.
3. Lambung
Sama halnya dengan lambung pada umumnya, lambung pada hewan sapi juga berperan sebagai perut
besar dan tempat makanan yang telah dikunyah. Perbedaannya adalah lambung pada hewan sapi ini
memiliki 4 ruangan yang berbeda, yakni rumen, reticulum, omasum, dan abomasum.

4. Usus Halus
Usus halus pada hewan ruminansia ini memiliki tiga bagian, yakni duodenum, jedunum, dan ileum.
Biasanya, panjang usus halus ini sekitar 22-30 kali dari panjang tubuh hewan ruminansia itu sendiri.
Pada duodenum, menghasilkan cairan alkali yang berfungsi sebagai pelumas dan melindungi dinding
duodenum dari asam hidroklorat yang masuk dari lambung abomasum. Pada bagian usus ini terdapat
juga kelenjar empedu dan pankreas.
Proses pencernaan yang terjadi di dalam usus halus adalah berupa gerakan mendorong dan mencampur
kimus (makanan yang sudah cair). Hewan sapi umumnya menggunakan gerakan peristaltik untuk
mendorong kimus di usus halus ini.
5. Usus Besar
Usus besar pada hewan sapi memiliki 2 bagian dasar yakni Cecum (kantong buntu) dan Colon. Pada
bagian Cecum, berbentuk seperti kantong yang mencabangkan diri dari usus besar dan terletak
mengarah ke arah belakang. Sementara bagian Colon, memiliki bentuk gulungan layaknya obat nyamuk
dan terletak ke arah naik, datar, dan turun.
Pada usus besar, biasanya akan terjadi proses pencernaan terakhir yakni berupa penyerapan air dan
sedikit sisa nutrisi dari makanan yang telah dimamah sebelumnya. Di usus besar juga akan terjadi proses
pembentukan feses, yang nantinya akan dikeluarkan melalui anus.

6. Rektum dan Anus


Rektum adalah bagian lubang tempat pembuangan feses dari tubuh hewan sapi. Sebelum dibuang
melalui anus, feses akan ditampung terlebih dahulu pada bagian rektrum. Nah, apabila feses sudah siap
dibuang, maka otot spinkter rektum akan mengatur pembukaan dan penutupan pada anus. Otot spinkter
pada bagian rektrum ini adalah 2 yakni otot polos dan otot lurik.
Sementara pada bagian anus yang sebagai lubang pembuangan kotoran, dikendalikan oleh otot sphincter
yang juga membantu melindungi pembukaan anus.
Pencernaan Dan Absorbsi
Karbohidrat,Lemak dan Protein serta
Mineral
Absorpsi
Absorpsi merupakan suatu proses pengalihan zat-zat makanan
yang tercerna dari lumen saluran pencernaan (usus) ke dalam
darah dan/atau limfe. Zat-zat yang diabsorpsi itu diangkat ke
jaringan-jaringan untuk proses degradasi, sintesis atau
penimbunan. Absorbsi pada lambung hewan monogastrik sangat
terbatas. Pada galibnya zat-zat makanan belum siap untuk
diabsorpsi. Protein baru sebagian terdegradasi, lemak terhidrolisis
sedikit dan pencernaan karbohidrat belum sempurna.
Pencernaan Karbohidrat

Amilum yang masih tinggal setelah digesti amilase saliva, diserang oleh amilase
pankreas dan kedua tipe polimer glukosa, amilase dan amilopektin dipecah menjadi dextrin,
maltose dan glukose. Hidrolisis berlangsung pada permukaan sel epithelium, yang juga
bertindak sebagai katalisator. Sambungan cabang amilopektin dan dextrin dipecah oleh enzim
spesifik, oligo-1,6-glukosidase dan oligosakarida linier yang tinggal diserang oleh amilase,
membebaskan maltose dan glukose. Disakarida seperti maltose dan sakarose dipecah menjadi
gula oleh disakaridase dalam mikrovilli (brush border). Enzim-enzim itu membentuk bagian
dari membrana dan hasil-hasil dari hidrolisisnya, yaitu gula-gula bebas, tidak dilepaskan ke
dalam lumen intestinum, yang akan dapat digunakan oleh mikroorganisme, tetapi diangkut
langsung ke dalam sel-sel epithelia dan dari sana via jaringan kapiler, venae mesenterika dan
porta ke dalam hati. Mekanisme transport ke dalam sel adalah suatu proses aktif untuk gula
seperti glukose dan galaktose, artinya membutuhkan energi, ion-ion Na dan oxigen untuk
dapat menggerakan gula-gula itu melawan derajat konsentrasinya, (concentrasion gradient) ke
dalam sel xylose dan fruktose diabsorpsi dengan kecepatan sebanding dengan konsentrasinya
tetapi masuknya secara diffusi bukan secara transport aktif.
Pencernaan Lemak
Lemak sedikit mengalami digesti sebelum masuk ke usus halus, meskipun lemak
dapat membentuk emulsi kasar. Dalam usus halus makanan dengan baik bercampur
dengan getah empedu, yang mengemulsikan lemak, yang lalu dapat dipecah menjadi
monogliserida dan asam-asam lemak bebas oleh lipase pankreas. Enzim ini spesifik untuk
memisahkan asam-asam lemak dari gugusanhidroxil gliserol, dengan meninggalkan 2-
monogliserida. Monogliserida ini bersama dengan asam-asam lemak bebas dan garam
empedu berkonjugasi membentuk mikro-emulsi yang disebut micelle, yang mampu
menembus mikrovilli sel epithelium. Pada mammalia monogliserida itu mengalami re-
esterifisasi menjadi trigliserida dalam mukosa usus dan diangkut ke hati via sistem
limfatika dalam bentuk chylomicron. Pada unggas sistem limfatika itu dapat diabaikan dan
90% lemak diangkut dalam darah portal sebagai lipoprotein dengan densitas rendah (LDL
= Low Density Lipoprotein). Garam-garam empedu berkonjugasi (conjugated bile salts)
disekresikan ke dalam lumen usus dan dire- absorpsi dalam ileum dengan proses aktif. Sel-
sel epithelia juga mengandung esterase yang menghidrolisis ester-ester dari gliserol dan
asam-asam lemak berantai pendek yang larut dalam air.
Pencernaan Protein

Semua enzim pencernaan protein adalah spesifik untuk ikatan-ikatan antara asam-asam amino
spesifik. Pepsin, tripsin dan chymotripsin melakukan serangan pertama dan mengurangi rantai yang
panjang menjadi serangkaian polipeptida, yang lalu diserang oleh 2 golongan enzim yang spesifik
untuk memisahkan asam-asam amino terminal, yaitu amino-peptidase yang terdapat dalam
mikrovilli melepaskan asam-asam amino dari ujung-ujung gugusan-amino bebas dan
karboxipeptidase yang disekresikan dalam getah pankreas melepaskan asam-asam amino dari ujung-
ujung gugusan karboxil bebas. Hasil akhir proses itu adalah asam-asam amino bebas dan dipeptida.
Dipeptida dipecah oleh dipeptidase dalam mikrovilli menjadi asam-asam amino tunggal, yang
diangkut dengan mekanisme spesifik yang tergantung pada struktur asam amino sendiri (individual).
Transport aktif memerlukan energi, ion Na, oxigen dan vitamin B6 (pyridoxal phosphate)
Absorbsi Garam dan air
Meskipun ion-ion Na, K dan Cl biasanya hampir sempurna diabsorpsi, tetapi jelas
bahwa ion Na juga memainkan peranan penting dalam fungsi umum mukosa. Lebih-lebih ion
Na juga dikenal tersangkut dalam transport air dan dalam absorpsi monosakarida, asam
amino, pirimidine dan garam empedu secara transport aktif. Transport aktif ion Na tergantung
pada konsentrasi ion K dalam sel dan rupanya ada pasangan dari transport aktif Na keluar
dengan transport K ke dalam. Transport ion Cl merupakan transfer pasif. Bila ada NaCl,
transport air berpasangan dengan transport aktif ion Na. Absorpsi Ca lambat bila
dibandingkan dengan Na dan rupanya meliputi transport aktif. Absorpsi sangat berkurang bila
phosphorilasi oksidatif berkurang. Absorpsi phosphat adalah proses aktif yang berkaitan
dengan transport aktif Ca. Sebaliknya Mg, Sr dan Ba tidak bergerak melawan derajat
konsentrasi. Absorpsi Fe diatur oleh mekanisme yang berkaitan dengan tingkat Fe (ferro)
dalam sel mukosa. Absorpsi dibatasi oleh kemampuan bersenyawa dengan Fe dari apoferritin
(suatu protein) untuk membentuk ferritin. Absorpsi Fe secara transport aktif kebanyakan
terjadi dalam duodenum.
absorbsi makanan pada hewan vertebrata
dan invertebrata
A. Pencernaan Pada Hewan Invertebrata
1.Pencernaan Intraseluler
Beberapa macam protozoa,juga parasit internal dan invertebrata laut tertentu, menganmbil nutrien atau
makan partikel secara langsung melalui dinding tubuh. Nutrien dapat diserap atau ditelan Langsung oleh
sel-sel dinding tubuhnya dan selanjutnya diuraikan melalui pencernaan intraseluler, enzim pencernaan
berperan dalam setiap sel.

contohnya cacing mengambil nutrien dengan cara tertentu dalam usus inangnya dan melalui
transporaktif nutrient tersebut melintasi membran eplasma sel tubuhnya. Paramaecium (protozoa,
ciliata) memiliki organel penelan yang disebut gullet, suatu jalur dengan gerakan silia yang dapat
menyapu partikel makanan yang kecil Setelah mencapai dasar gullet, vakuola makanan mencomot dan
membawanya ke sitoplasma. Vesikel kecil membawa enzim pencernaan dalam sitoplasma bergabung
dengan vakuola, enzim ini menguraikan partikel makanan, menghidrolisisnya menjadi gula, lemak, asam
amino, dan basa asam nukleat, ion organik dan sebagainya. Molekul nutrien selanjutnya bergerak dan
vakuola ke sitoplasma. Terakhir, vakuola makanan memindahkannya ke bagian dalam permukaan sel,
bergabung dengan daerah yang disebut anal pore (lubang dubur),dan mengeluarkan bahan yang tidak
berguna.
2.Pencernaan Ekstraseluler
Pada sebagian besar hewan, pencernaan ekstraseluler memiliki usus berujung dua, yang disebut
alimentary canal, yang meluas dari mulut sampai ke anus. Makanan dibuat dalam rongga pusat tabung
tersebut. Alimentary canal ini juga disebut saluran pencernaan atau usus, memiliki daerah khusus yang
berfungsi : mengurai makanan, menyimpannya sementara, mencernakan secara kimiawi, menyerap
nutrien, reabsorpsi air, menyimpan limbah dan akhirnya membuang limbah.

Pada cacing tanah, sebagai contoh sederhana berkaitan dengan usus yang memiliki daerah dengan fungsi
khusus. Mulut cacing bekerja seperti tabung penghisap untuk menarik kotoran dan partikel makanan.
Sesudah melewati faring, bahan-bahan tersebut dipindahkan ke esofagus dan disini ditambakan cairan
sekresi yang bersifat alkalin. Tanah dan makanan disimpan dalam ruang berdinding tebal yang disebut
crop, selanjutnya masuk ke gizzard, sebuah ruang yang berotot dan berfungsi menggilas dan menumbuk
mengurai makanan menjadi bagian yang lebih kecil. Melalui peningkatan tumbukan dan total daerah
permukaan dengan panjang lipatan-tunggal, menyebabkan enzim ekstraseluler lebih efektif mengurai
makanan menjadi gula, lemak, asam amino dan nutrien lainnya. Makanan diurai secara enzimatik dan
absorpsi terjadi pada intestin cacing tanah. Intestin meluas ke sekum, tempat menyimpan makanan
beberapa saat, menyebabkan enzim berperan dan mengabsorpsi lebih sempurna. Sebagian besar air
direabsorpsi melalui bagian ujung intestin, dan akhimya limbah kering dikeluarkan melalui anus
A. Pencernaan Pada Hewan vertebrata

1. Pencernaan Pada Hewan Vertebrata Pemakan-Daging


Vertebrata pemakan daging memiliki saluran pencernaan yang analog dengan cacing tanah dan serangga,
tetapi mulutnya dilengkapi dengan gigi yang runcing.. Hewan pemakan daging disebut karnivora,
mencabik organisme lain menjadi potongan kecil atau besar yang langsung ditelan.Beberapa karnivora ,
seperti aligator dan paus bergig, hanya memiliki gigi berbentuk kenicut untuk menggigit dan mencabik.
Mamalia seperti kucing dan anjing memiliki gigi taring (caninus) yang terictak di bagian depan mulut
untuk merobek daging; gigi geraham (molar) yang mencapai garis belakang untuk menumbuk tulang dan
daging.

Pencernaan terjadi pada lambung, selanjutnya ke usus halus tempat terjadinya pencernaan dan
penyerapan makanan. Pencernaan jaringan hewan membutuhkan waktu lebih sedikit dibanding
Pencernaan jaringan tumbuhan, sehingga usus karnivora lebih pendek dibandingkan herbivore.
2. Pencernaan Pada Hewan Vertebrata Pemakan-Tumbuhan
Vertebrata terbesar di dunia ini, gajah, kerbau termasuk pemakan tumbuhan dan secara khusus disebut
herbivora, memiliki perlengkapan yang sama untuk menelan bahan-bahan dan tumbuhan.gigi seri
(incisors) mirip pahat,pada bagian depan mulut untuk mengiris dan menggerogot bahan bahan
tumbuhan; gigi geraham yang rata pada bagian belakang, untuk menghancurkan dan menggiling dinding
sel tumbuhan dan serat untuk periode waktu yang lama.Untuk memperlihatkan struktur usus herbivora
berukuran besar, hewan “berdarah dingin” misalnya reptil yang tidak menghasilkan panas tubuhnya,
mengakibatkan hewan ini jarang makan: reptil seberat manusia dewasa, hanya membutuhkankan
makanan dua atau tiga kali makanan kita setiap minggu. Usus halus reptil sangat pendek dibandingkan
dengan usus halus mamalia, karena pencemaan dan penyerapan makanan berlangsung lambat. Cara
hidup mamalia dengan panas tubuh tinggi dan pemakan makanan yang banyak, secara evolusi
bergantung pada bagian intestin yang sangat panjang. Sperti pada herbivora,salunan usus yang
terspesialisasi lebih panjang dibandingkan dengan mamalia lain.
Usus yang terspesialisasi ini dapat menjelaskan mengapa herbivora dapat tumbuh dengan ratusan
kilogram makanan yang berasal dan rumput dan daundaunan. Herbivora memiliki mikroba simbiotik yang
menghancurkan selulosa, hewan itu sendiri tidak memiliki enzim untuk mencema bahan-bahan
tumbuhan secara langsung. Jadi herbivora memperoleh kalori dan selulosa tumbuhan, suatu cara yang
tidak dapat dilakukan manusia Jika tidak memiliki enzim dan mikroba simbiotiç maka selulosa akan
melewati saluran pencernaan tanpa dicerna.Sebaliknya pada ruang lambung sapi, usus besar kuda, dan
usus rayap yang merupakan tempat berlimpahnya monera atau protista yang memiliki enzim seluloce.
kelainan dalam sistem pencernaan pada
hewan
Zoonosis adalah penyakit atau infeksi yang ditularkan secara alamiah di antara hewan vertebrata dan
manusia. Zoonosis merupakan ancaman baru bagi kesehatan manusia. Berdasarkan hewan penularnya,
zoonosis dibedakan menjadi zoonosis yang berasal dari satwa liar, zoonosis dari hewan yang tidak
dipelihara tetapi ada di sekitar rumah, seperti tikus yang dapat menularkan leptospirosis, dan zoonosis
dari hewan yang dipelihara manusia.

Zoonosis mencakup berbagai penyakit menular yang secara biologis berbeda satu dengan lainnya.
Banyaknya penyakit yang dapat digolongkan sebagai zoonosis dikarenakan adanya perbedaan yang
kompleks di antara penyakit tersebut. Penyakit zoonosis dapat dibedakan antara lain berdasarkan
penularannya, reservoir utamanya, asal hewan penyebarnya, dan agens penyebabnya (Suharsono 2002;
Soejodono 2004; Murdiati dan Sendow 2006).
1.Zoonosis yang Disebabkan oleh Virus
Rabies (penyakit anjing gila) adalah penyakit infeksi yang menyerang susunan syaraf pusat, terutama
menular melalui gigitan anjing dan kucing. Penyakit ini bersifat zoonosik, disebabkan oleh virus Lyssa dari
famili Rhabdoviridae.
2.Zoonosis yang Disebabkan oleh Parasit
Toksoplasmosis disebabkan oleh parasit protozoa bersel tunggal yang dikenal dengan nama Toxoplasma
gondii. Penyakit menimbulkan ensefalitis (peradangan pada otak) yang serius serta kematian, keguguran,
dan cacat bawaan pada janin/bayi. T. gondii dapat dibedakan dalam tiga bentuk, yaitu trofozoit, kista, dan
oosit dan dapat menular pada berbagai jenis hewan. Walaupun inang definitifnya sebangsa kucing dan
hewan dari famili Felidae, semua hewan berdarah panas dan mamalia seperti anjing, sapi, kambing, dan
burung juga berperan dalam melanjutkan siklus T. gondii.

Taeniasis ditularkan secara oral karena memakan daging yang mengandung larva cacing pita, baik daging
babi (Taenia solium) maupun daging sapi (Taenia saginata). Penularan taeniasis dapat terjadi karena
mengonsumsi makanan yang tercemar telur cacing pita dan dari kotoran penderita sehingga terjadi
infeksi pada saluran pencernaan (cacing pita dewasa hanya hidup dalam saluran pencernaan manusia).

Anda mungkin juga menyukai