Pencernaan Makanan
Pada Hewan
Kellompok 2
Ahmad Sulaiman (4203520023)
Akbar Fadhurrahman Sufi (4203220040)
Frans Jaya Hutasoit (4203220018)
Nabila Thafriza (4202520010)
Yolanda Sihite (4201220020)
“Semua hewan adalah heterotrof
dimana dalam rangka memenuhi
seluruh kebutuhan energi untuk hidup
bergantung kepada makanan yang
ditelannya”
A. Pengertian Pencernaan
Pencernaan adalah sebuah proses metabolisme di mana suatu makhluk hidup memproses
sebuah zat, dalam rangka untuk mengubah secara kimia atau mekanik sesuatu zat menjadi
nutrisi.
Pencernaan makanan merupakan proses mengubah makanan dari ukuran besar menjadi
ukuran yang lebih kecil dan halus, serta memecah molekul makanan yang kompleks
menjadi molekul yang sederhana
Sistem pencernaan (digestive system) merupakan sistem organ dalam hewan multiselyang
menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan
sisaproses tersebut melalui dubur
Sistem pencernaan antara satu hewan dengan yang lainnyabisa sangat jauh berbeda.
B. Klasifikasi Pencernaan
03
1. Sistem pencernaan intraseluler
Sistem pencernaan intraseluler ini ditemukan pada hewan tingkat tinggi yaitu filum
Platyhelminthes sampai filum chordata
Memiliki sistem pencernaan yang lebih kompleks
Sistem pencernaan dapat diandaikan seperti suatu tabung yang bagian pangkalnya
adalah mulut yang kemudian memanjang di bagian tengah tubuh hewan lalu
berakhir pada anus.
Enzim-enzim yang terlibat akan disekresikan ke dalam sistem gastrointestinal.
Produk hasil pencernaannya dapat diserap ke dalam jaringan tubuh yang akhirnya
menuju sel-sel yang membutuhkan
Saluran pencernaan akan terbagi menjadi bagian untuk penyimpanan sementara,
tempat pencernaan, dan tempat penyerapan atau absorbsi serta proses lain-lainnya.
Pengelompokan Hewan Berdasarkan
Makanannya.
Dalam satu kelompok, terdapat beragam jenis hewan yang berbeda,
karena itu hewan diklasifikasikan dengan berbagai identitas
untuk memudahkan membedakan setiap jenis dan spesiesnya.
Contoh hewan herbivore adalah sapi, kambing, kerbau, kelinci, jerapah, gajah, zebra, badak,
panda, dan lain lain.
Karnivora
Karnivora (pemakan daging) Karnivora adalah kelompok hewan pemakan daging. Dalam
rantai makanan, hewan karnivora disebut juga sebagai pemangsa atau predator karena
mereka memangsa hewan lain untuk dijadikan makanannya.
Contoh hewan karnivora adalah harimau, macan, singa, beruang kutub, kucing, anjing,
serigala, musang, dan lain-lain
Omnivora
Omnivora (pemakan segalanya) Omnivora adalah kelompok hewan pemakan segalanya
seperti daging dan juga tumbuhan. Pada umumnya, hewan omnivore mendominasi
ekosistem terkecuali jika ekosistem sedang terganggu.
Contoh hewan omnivora adalah ayam, bebek, tikus, simpanse, orang utan, kura-kura, babi,
burung gagak, tupai, ikan piranha, burung jalak, landak, dan lain-lain.
Insektivora
Insektivora ( pemakan serangga) Insektivora adalah kelompok hewan pemakan serangga.
Pada dasarnya mereka memakan serangga karena membutuhkan asupan protein yang
tinggi. Insektivora ini populasinya datang menempati sebagian besar biosfer, kemudian
secara keseluruhan dapat melebihi spesies lain.
Contoh-contoh hewan insektivora adalah katak, cicak, tokek, bunglon, laba-laba, kadal,
trenggiling, capung, iguana, biawak, rakun, landak, meerkat, belalang sentadu, kukang,
kumbang, dan lain-lain.
Selain ke empat penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya juga meliputi beberapa
kelompok lain. Kelompok ini memiliki tipe makanan yang lebih spesifik seperti hewan
pemakan buah, hewan pemakan organisme hidup, hingga hewan pemakan parasit.
1. Hewan mendapatkan bahan bakar (energi kimia) yang memberi energi bagi
kerja sel-sel tubuhnya dari oksidasi molekul organik : karbohidrat, protein,
dan lemak.
Mekanisme Kaarbohidrat di dalam Rumen
● Oleh mikroba yang ada di dalam rumen, karbohidrat tanaman dicerna oleh
enzim mikroba (ekstraseluler) menghasilkan gula-gula sederhana
(monosakarida). Gula-gula sederhana ini kemudian difermentasi oleh mikroba
(intraseluler)
Mekanisme Kaarbohidrat di dalam Rumen
• Sebagian besar asam lemak (VFA) akan diabsorbsi langsung oleh dinding
rumen, retikulum dan omasum, sisanya akan masuk ke dalam abomasum dan
diabsorbsi di dalam usus halus/intestinum tenue. Sebagian lagi hasil pencrenaan
karbohidrat di dalam rumen akan dipakai oleh mikroorganisme sendiri.
Mekanisme Protein di Dalam Rumen
• Sebagian urea kembali masuk rumen lewat saliva dan dapat juga langsung
melalui dinding rumen, sedang sebagian besar urea dikeluarkan lewat urin.
Mekanisme Protein di Dalam Rumen
● Lemak dalam pakan ruminansia adalah lemak cair (lemak tanaman) yang
tersusun dari asam lemak tak jenuh (mis linoleat dan linolenat).
Mikroorganisme dalam rumen akan melakukan proses hidrogenasi pada asam
lemak tak jenuh menjadi asam lemak jenuh (stearat).
● Lemak tubuh yang padat kaya akan asam lemak jenuh/stearat. Proses
hidrogenasi terjadi di dalam rumen tetapi hasilnya tidak dapat langsung
diserap/diabsorbsi oleh dinding rumen. Baru setelah sampai di usus halus akan
mengalami proses pencernaan seperti pada non ruminansia.
Mekanisme homeostasis mengelola bahan bakar seekor
hewan
2. Monomer dari setiap bahan ini dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk
menghasilkan ATP melalui respirasi seluler, meskipun karbohidrat dan lemak
merupakan penghasil bahan bakar utama.
3. Lemak sangat kaya akan energi, oksidasi lemak membebaskan energi sekitar
dua kali jumlah energi yang dibebaskan dari karbohidrat atau protein dalam
jumlah yang sama.
~ Protein berfungsi untuk emperbaiki dan menggantikan sel tubuh yang rusak, terutama pada sapi
yang sudah lanjut usia.
~ Protein berperan dalam membantu pertumbuhan atau pembentukan sel-sel tubuh, terutama pada
pedet dan sapi muda.
~ Protein berperan dalam mendukung keperluan berproduksi, terutama pada sapi-sapi dewasa yang
masih produktif.
~ Protein akan diubah menjadi energi, terutama pada sapi-sapi yang dimanfaatkan untuk kerja.
Beberapa sumber protein yang bisa dimanfaatkan untuk menopang pertumbuhan dan
perkembangan ternak diantaranya adalah:
Pakan hijauan terutama yang berasal dari famili leguminosae atau kacang-kacangan, seperti
centrosema pubescens, daun turi, lamtoro, daun kacang tanah, daun kacang panjang, daun kedelai,
dan lain-lain.
Makanan tambahan, terutama yang berfungsi sebagai makanan penguat, seperti bungkil kelapa,
bungkil kacang tanah, katul, tepung darah, tepung ikan, tepung daging dan lain-lain.
Kebutuhan protein pada hewan ternak ruminansia, seperti sapi, tidak begitu memerlukan kualitas
protein yang bermutu tinggi karena di dalam rumen dan usus banyak terjadi aktifitas penguraian
oleh mikroorganisme yang terkandung di dalamnya. Hal yang perlu diperhatikan adalah untuk
membangun kembali protein yang telah terurai, maka dibutuhkan protein dengan kandungan asam
amino yang lengkap.
b. Lemak
Lemak memiliki peranan penting bagi pertumbuhan dan perkembangan sapi, sebab lemak
dapat menjadi cadangan sumber energi bagi ternak peliharaan. Berikut ini akan diuraikan
secara singkat beberapa fungsi lemak bagi pertumbuhan dan perkembangan sapi:
Unsur mineral pada umumnya banyak terdapat pada pakan ternak yang diberikan. Unsur mineral
yang sering dibutuhkan oleh ternak antara lain natrium, khlor, kalsium, phosphor, sulfur,
magnesium, kalium, seng, selenium, dan tembaga. Diantara unsur-unsur tersebut, kadang-kadang
binatang ternak membutuhkan unsur mineral tertentu dalam jumlah lebih banyak dibanding unsur
mineral lain. Unsur mineral yang sering dibutuhkan dalam jumlah lebih banyak diantaranya adalah
natrium klorida, kalsium, dan phosphor.
e. Vitamin
Kesehatan dan kelangsungan hidup ternak bahkan pada kebanyakan mahluk hidup tidak lepas dari
keberadaan vitamin di dalam tubuh. Beberapa fungsi vitamin pada ternak antara lain:
2. Esofagus
Dapat disebut bahwa esofagus ini adalah kerongkongan, yang mana merupakan saluran untuk
menghubungkan antara rongga mulut dengan lambung. Pada ujung saluran esofagus ini, terdapat
daerah yang disebut faring. Di dalam faring tersebut terdapat klep, yakni epiglotis yang mengatus
supaya makanan tidak masuk ke bagian trakea (tenggorokan).
Fungsi utama dari esofagus ini adalah untuk menyalurkan makanan menuju ke lambung dengan
gerakan peristaltik.
3. Lambung
Sama halnya dengan lambung pada umumnya, lambung pada hewan sapi juga berperan sebagai perut
besar dan tempat makanan yang telah dikunyah. Perbedaannya adalah lambung pada hewan sapi ini
memiliki 4 ruangan yang berbeda, yakni rumen, reticulum, omasum, dan abomasum.
4. Usus Halus
Usus halus pada hewan ruminansia ini memiliki tiga bagian, yakni duodenum, jedunum, dan ileum.
Biasanya, panjang usus halus ini sekitar 22-30 kali dari panjang tubuh hewan ruminansia itu sendiri.
Pada duodenum, menghasilkan cairan alkali yang berfungsi sebagai pelumas dan melindungi dinding
duodenum dari asam hidroklorat yang masuk dari lambung abomasum. Pada bagian usus ini terdapat
juga kelenjar empedu dan pankreas.
Proses pencernaan yang terjadi di dalam usus halus adalah berupa gerakan mendorong dan mencampur
kimus (makanan yang sudah cair). Hewan sapi umumnya menggunakan gerakan peristaltik untuk
mendorong kimus di usus halus ini.
5. Usus Besar
Usus besar pada hewan sapi memiliki 2 bagian dasar yakni Cecum (kantong buntu) dan Colon. Pada
bagian Cecum, berbentuk seperti kantong yang mencabangkan diri dari usus besar dan terletak
mengarah ke arah belakang. Sementara bagian Colon, memiliki bentuk gulungan layaknya obat nyamuk
dan terletak ke arah naik, datar, dan turun.
Pada usus besar, biasanya akan terjadi proses pencernaan terakhir yakni berupa penyerapan air dan
sedikit sisa nutrisi dari makanan yang telah dimamah sebelumnya. Di usus besar juga akan terjadi proses
pembentukan feses, yang nantinya akan dikeluarkan melalui anus.
Amilum yang masih tinggal setelah digesti amilase saliva, diserang oleh amilase
pankreas dan kedua tipe polimer glukosa, amilase dan amilopektin dipecah menjadi dextrin,
maltose dan glukose. Hidrolisis berlangsung pada permukaan sel epithelium, yang juga
bertindak sebagai katalisator. Sambungan cabang amilopektin dan dextrin dipecah oleh enzim
spesifik, oligo-1,6-glukosidase dan oligosakarida linier yang tinggal diserang oleh amilase,
membebaskan maltose dan glukose. Disakarida seperti maltose dan sakarose dipecah menjadi
gula oleh disakaridase dalam mikrovilli (brush border). Enzim-enzim itu membentuk bagian
dari membrana dan hasil-hasil dari hidrolisisnya, yaitu gula-gula bebas, tidak dilepaskan ke
dalam lumen intestinum, yang akan dapat digunakan oleh mikroorganisme, tetapi diangkut
langsung ke dalam sel-sel epithelia dan dari sana via jaringan kapiler, venae mesenterika dan
porta ke dalam hati. Mekanisme transport ke dalam sel adalah suatu proses aktif untuk gula
seperti glukose dan galaktose, artinya membutuhkan energi, ion-ion Na dan oxigen untuk
dapat menggerakan gula-gula itu melawan derajat konsentrasinya, (concentrasion gradient) ke
dalam sel xylose dan fruktose diabsorpsi dengan kecepatan sebanding dengan konsentrasinya
tetapi masuknya secara diffusi bukan secara transport aktif.
Pencernaan Lemak
Lemak sedikit mengalami digesti sebelum masuk ke usus halus, meskipun lemak
dapat membentuk emulsi kasar. Dalam usus halus makanan dengan baik bercampur
dengan getah empedu, yang mengemulsikan lemak, yang lalu dapat dipecah menjadi
monogliserida dan asam-asam lemak bebas oleh lipase pankreas. Enzim ini spesifik untuk
memisahkan asam-asam lemak dari gugusanhidroxil gliserol, dengan meninggalkan 2-
monogliserida. Monogliserida ini bersama dengan asam-asam lemak bebas dan garam
empedu berkonjugasi membentuk mikro-emulsi yang disebut micelle, yang mampu
menembus mikrovilli sel epithelium. Pada mammalia monogliserida itu mengalami re-
esterifisasi menjadi trigliserida dalam mukosa usus dan diangkut ke hati via sistem
limfatika dalam bentuk chylomicron. Pada unggas sistem limfatika itu dapat diabaikan dan
90% lemak diangkut dalam darah portal sebagai lipoprotein dengan densitas rendah (LDL
= Low Density Lipoprotein). Garam-garam empedu berkonjugasi (conjugated bile salts)
disekresikan ke dalam lumen usus dan dire- absorpsi dalam ileum dengan proses aktif. Sel-
sel epithelia juga mengandung esterase yang menghidrolisis ester-ester dari gliserol dan
asam-asam lemak berantai pendek yang larut dalam air.
Pencernaan Protein
Semua enzim pencernaan protein adalah spesifik untuk ikatan-ikatan antara asam-asam amino
spesifik. Pepsin, tripsin dan chymotripsin melakukan serangan pertama dan mengurangi rantai yang
panjang menjadi serangkaian polipeptida, yang lalu diserang oleh 2 golongan enzim yang spesifik
untuk memisahkan asam-asam amino terminal, yaitu amino-peptidase yang terdapat dalam
mikrovilli melepaskan asam-asam amino dari ujung-ujung gugusan-amino bebas dan
karboxipeptidase yang disekresikan dalam getah pankreas melepaskan asam-asam amino dari ujung-
ujung gugusan karboxil bebas. Hasil akhir proses itu adalah asam-asam amino bebas dan dipeptida.
Dipeptida dipecah oleh dipeptidase dalam mikrovilli menjadi asam-asam amino tunggal, yang
diangkut dengan mekanisme spesifik yang tergantung pada struktur asam amino sendiri (individual).
Transport aktif memerlukan energi, ion Na, oxigen dan vitamin B6 (pyridoxal phosphate)
Absorbsi Garam dan air
Meskipun ion-ion Na, K dan Cl biasanya hampir sempurna diabsorpsi, tetapi jelas
bahwa ion Na juga memainkan peranan penting dalam fungsi umum mukosa. Lebih-lebih ion
Na juga dikenal tersangkut dalam transport air dan dalam absorpsi monosakarida, asam
amino, pirimidine dan garam empedu secara transport aktif. Transport aktif ion Na tergantung
pada konsentrasi ion K dalam sel dan rupanya ada pasangan dari transport aktif Na keluar
dengan transport K ke dalam. Transport ion Cl merupakan transfer pasif. Bila ada NaCl,
transport air berpasangan dengan transport aktif ion Na. Absorpsi Ca lambat bila
dibandingkan dengan Na dan rupanya meliputi transport aktif. Absorpsi sangat berkurang bila
phosphorilasi oksidatif berkurang. Absorpsi phosphat adalah proses aktif yang berkaitan
dengan transport aktif Ca. Sebaliknya Mg, Sr dan Ba tidak bergerak melawan derajat
konsentrasi. Absorpsi Fe diatur oleh mekanisme yang berkaitan dengan tingkat Fe (ferro)
dalam sel mukosa. Absorpsi dibatasi oleh kemampuan bersenyawa dengan Fe dari apoferritin
(suatu protein) untuk membentuk ferritin. Absorpsi Fe secara transport aktif kebanyakan
terjadi dalam duodenum.
absorbsi makanan pada hewan vertebrata
dan invertebrata
A. Pencernaan Pada Hewan Invertebrata
1.Pencernaan Intraseluler
Beberapa macam protozoa,juga parasit internal dan invertebrata laut tertentu, menganmbil nutrien atau
makan partikel secara langsung melalui dinding tubuh. Nutrien dapat diserap atau ditelan Langsung oleh
sel-sel dinding tubuhnya dan selanjutnya diuraikan melalui pencernaan intraseluler, enzim pencernaan
berperan dalam setiap sel.
contohnya cacing mengambil nutrien dengan cara tertentu dalam usus inangnya dan melalui
transporaktif nutrient tersebut melintasi membran eplasma sel tubuhnya. Paramaecium (protozoa,
ciliata) memiliki organel penelan yang disebut gullet, suatu jalur dengan gerakan silia yang dapat
menyapu partikel makanan yang kecil Setelah mencapai dasar gullet, vakuola makanan mencomot dan
membawanya ke sitoplasma. Vesikel kecil membawa enzim pencernaan dalam sitoplasma bergabung
dengan vakuola, enzim ini menguraikan partikel makanan, menghidrolisisnya menjadi gula, lemak, asam
amino, dan basa asam nukleat, ion organik dan sebagainya. Molekul nutrien selanjutnya bergerak dan
vakuola ke sitoplasma. Terakhir, vakuola makanan memindahkannya ke bagian dalam permukaan sel,
bergabung dengan daerah yang disebut anal pore (lubang dubur),dan mengeluarkan bahan yang tidak
berguna.
2.Pencernaan Ekstraseluler
Pada sebagian besar hewan, pencernaan ekstraseluler memiliki usus berujung dua, yang disebut
alimentary canal, yang meluas dari mulut sampai ke anus. Makanan dibuat dalam rongga pusat tabung
tersebut. Alimentary canal ini juga disebut saluran pencernaan atau usus, memiliki daerah khusus yang
berfungsi : mengurai makanan, menyimpannya sementara, mencernakan secara kimiawi, menyerap
nutrien, reabsorpsi air, menyimpan limbah dan akhirnya membuang limbah.
Pada cacing tanah, sebagai contoh sederhana berkaitan dengan usus yang memiliki daerah dengan fungsi
khusus. Mulut cacing bekerja seperti tabung penghisap untuk menarik kotoran dan partikel makanan.
Sesudah melewati faring, bahan-bahan tersebut dipindahkan ke esofagus dan disini ditambakan cairan
sekresi yang bersifat alkalin. Tanah dan makanan disimpan dalam ruang berdinding tebal yang disebut
crop, selanjutnya masuk ke gizzard, sebuah ruang yang berotot dan berfungsi menggilas dan menumbuk
mengurai makanan menjadi bagian yang lebih kecil. Melalui peningkatan tumbukan dan total daerah
permukaan dengan panjang lipatan-tunggal, menyebabkan enzim ekstraseluler lebih efektif mengurai
makanan menjadi gula, lemak, asam amino dan nutrien lainnya. Makanan diurai secara enzimatik dan
absorpsi terjadi pada intestin cacing tanah. Intestin meluas ke sekum, tempat menyimpan makanan
beberapa saat, menyebabkan enzim berperan dan mengabsorpsi lebih sempurna. Sebagian besar air
direabsorpsi melalui bagian ujung intestin, dan akhimya limbah kering dikeluarkan melalui anus
A. Pencernaan Pada Hewan vertebrata
Pencernaan terjadi pada lambung, selanjutnya ke usus halus tempat terjadinya pencernaan dan
penyerapan makanan. Pencernaan jaringan hewan membutuhkan waktu lebih sedikit dibanding
Pencernaan jaringan tumbuhan, sehingga usus karnivora lebih pendek dibandingkan herbivore.
2. Pencernaan Pada Hewan Vertebrata Pemakan-Tumbuhan
Vertebrata terbesar di dunia ini, gajah, kerbau termasuk pemakan tumbuhan dan secara khusus disebut
herbivora, memiliki perlengkapan yang sama untuk menelan bahan-bahan dan tumbuhan.gigi seri
(incisors) mirip pahat,pada bagian depan mulut untuk mengiris dan menggerogot bahan bahan
tumbuhan; gigi geraham yang rata pada bagian belakang, untuk menghancurkan dan menggiling dinding
sel tumbuhan dan serat untuk periode waktu yang lama.Untuk memperlihatkan struktur usus herbivora
berukuran besar, hewan “berdarah dingin” misalnya reptil yang tidak menghasilkan panas tubuhnya,
mengakibatkan hewan ini jarang makan: reptil seberat manusia dewasa, hanya membutuhkankan
makanan dua atau tiga kali makanan kita setiap minggu. Usus halus reptil sangat pendek dibandingkan
dengan usus halus mamalia, karena pencemaan dan penyerapan makanan berlangsung lambat. Cara
hidup mamalia dengan panas tubuh tinggi dan pemakan makanan yang banyak, secara evolusi
bergantung pada bagian intestin yang sangat panjang. Sperti pada herbivora,salunan usus yang
terspesialisasi lebih panjang dibandingkan dengan mamalia lain.
Usus yang terspesialisasi ini dapat menjelaskan mengapa herbivora dapat tumbuh dengan ratusan
kilogram makanan yang berasal dan rumput dan daundaunan. Herbivora memiliki mikroba simbiotik yang
menghancurkan selulosa, hewan itu sendiri tidak memiliki enzim untuk mencema bahan-bahan
tumbuhan secara langsung. Jadi herbivora memperoleh kalori dan selulosa tumbuhan, suatu cara yang
tidak dapat dilakukan manusia Jika tidak memiliki enzim dan mikroba simbiotiç maka selulosa akan
melewati saluran pencernaan tanpa dicerna.Sebaliknya pada ruang lambung sapi, usus besar kuda, dan
usus rayap yang merupakan tempat berlimpahnya monera atau protista yang memiliki enzim seluloce.
kelainan dalam sistem pencernaan pada
hewan
Zoonosis adalah penyakit atau infeksi yang ditularkan secara alamiah di antara hewan vertebrata dan
manusia. Zoonosis merupakan ancaman baru bagi kesehatan manusia. Berdasarkan hewan penularnya,
zoonosis dibedakan menjadi zoonosis yang berasal dari satwa liar, zoonosis dari hewan yang tidak
dipelihara tetapi ada di sekitar rumah, seperti tikus yang dapat menularkan leptospirosis, dan zoonosis
dari hewan yang dipelihara manusia.
Zoonosis mencakup berbagai penyakit menular yang secara biologis berbeda satu dengan lainnya.
Banyaknya penyakit yang dapat digolongkan sebagai zoonosis dikarenakan adanya perbedaan yang
kompleks di antara penyakit tersebut. Penyakit zoonosis dapat dibedakan antara lain berdasarkan
penularannya, reservoir utamanya, asal hewan penyebarnya, dan agens penyebabnya (Suharsono 2002;
Soejodono 2004; Murdiati dan Sendow 2006).
1.Zoonosis yang Disebabkan oleh Virus
Rabies (penyakit anjing gila) adalah penyakit infeksi yang menyerang susunan syaraf pusat, terutama
menular melalui gigitan anjing dan kucing. Penyakit ini bersifat zoonosik, disebabkan oleh virus Lyssa dari
famili Rhabdoviridae.
2.Zoonosis yang Disebabkan oleh Parasit
Toksoplasmosis disebabkan oleh parasit protozoa bersel tunggal yang dikenal dengan nama Toxoplasma
gondii. Penyakit menimbulkan ensefalitis (peradangan pada otak) yang serius serta kematian, keguguran,
dan cacat bawaan pada janin/bayi. T. gondii dapat dibedakan dalam tiga bentuk, yaitu trofozoit, kista, dan
oosit dan dapat menular pada berbagai jenis hewan. Walaupun inang definitifnya sebangsa kucing dan
hewan dari famili Felidae, semua hewan berdarah panas dan mamalia seperti anjing, sapi, kambing, dan
burung juga berperan dalam melanjutkan siklus T. gondii.
Taeniasis ditularkan secara oral karena memakan daging yang mengandung larva cacing pita, baik daging
babi (Taenia solium) maupun daging sapi (Taenia saginata). Penularan taeniasis dapat terjadi karena
mengonsumsi makanan yang tercemar telur cacing pita dan dari kotoran penderita sehingga terjadi
infeksi pada saluran pencernaan (cacing pita dewasa hanya hidup dalam saluran pencernaan manusia).