TUJUAN PEMBELAJARAN
SUMBER
Forward Design vs Backward Design
Lebih fokus pada Forward Design Backward Design
pengajaran (aktivitas)
daripada pembelajaran itu
sendiri (output/outcome)
Pendekatan yang
Aktivitas Tujuan lebih disengaja dan
Belajar Pembelajaran terencana untuk
mencapai hasil yang
diinginkan lebih
Bisa menjadi
efektif
miskonsepsi bahwa
Asesmen Asesmen
belajar adalah aktivitas
Padahal pembelajaran
adalah pertimbangan
yang cermat terhadap Tujuan Aktivitas
makna aktivitasnya Pembelajaran Belajar
3 tahapan Backward Design
Merencanakan
Identifikasi Menentukan
tahapan
hasil yang bukti dan
kegiatan
diinginkan asesmen
pembelajaran
Merumuskan TP dan
ATP dengan
menggunakan CP
sebagai ajuan
BEDA TUJUAN PEMBELAJARAN (TP) dan
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP)
• Tujuan pembelajaran merupakan jabaran kompetensi yang dicapai
peserta didik dalam satu atau lebih kegiatan pembelajaran
• Alur tujuan pembelajaran adalah rangkaian tujuan pembelajaran
yang tersusun secara sistematis dan logis, menurut urutan
pembelajaran sejak awal hingga akhir suatu fase.
• Untuk menyusun ATP, pendidik wajib membuat tujuan
pembelajaran terlebih dahulu.
Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Agar berpihak pada anak dan menuntun mereka pada
kekuatan kodratnya,
Tujuan Pembelajaran harus memperhatikan tahap
perkembangan anak.
Pada satuan Pendidikan SMK, tujuan pembelajaran dan alur
tujuan pembelajaran dapat disusun Bersama dengan mitra
dunia kerja
Alt. 1: Merumuskan tujuan
pembelajaran secara langsung
berdasarkan CP
Alt. 2: Merumuskan tujuan Alternatif Perumusan
pembelajaran dengan Tujuan Pembelajaran
menganalisis kompetensi dan
lingkup materi pada CP
Menggambarkan urutan ATP dalam satu fase ATP pada keseluruhan fase
pengembangan menggambarkan cakupan menggambarkan cakupan dan
dan tahapan pembelajaran tahapan pembelajaran yang
kompetensi yang harus menggambarkan tahapan
dikuasai peserta didik yang linear dari awal
perkembangan kompetensi antar
hingga akhir fase
fase dan jenjang
ALUR PENYUSUNAN ATP
Identifikasi elemen dan/atau sub
Identifikasi kompetensi- elemen Profil Pelajar Pancasila
kompetensi yang harus dikuasai yang sesuai dengan tujuan
peserta didik pada fase tersebut pembelajaran yang dirumuskan
02 04
01 03 05
Melakukan analisis CP mata Rumuskan tujuan pembelajaran Susun tujuan pembelajaran
pelajaran pada fase yang akan dengan mempertimbangkan secara linier sebagaimana
dipetakan kompetensi yang akan dicapai dan urutan kegiatan pembelajaran
konten yang akan dipelajari untuk yang dilakukan dari hari ke hari
mencapai tujuan pembelajaran
Cara Menyusun Tujuan Pembelajaran Menjadi ATP
Pengurutan Pengurutan dari konten yang konkret Pengurutan Mengajarkan keterampilan komponen
dari konkret dan berwujud ke konten yang lebih Hierarki konten yang lebih mudah dahulu
ke abstrak abstrak dan simbolis. sebelum mengajarkan keterampilan
Contoh: menjelaskan tentang benda yang lebih kompleks.
geometris (konkret) dahulu sebelum Contoh: belajar tentang penjumlahan
mengajarkan aturan teori objek sebelum perkalian
geometris tsb (abstrak) Pengurutan Mengajarkan tahap pertama dari sebuah
Pengurutan Pengurutan dari konten bersifat umum Prosedural prosedur, kemudian ke tahap
Deduktif ke konten yang spesifik. selanjutnya.
Contoh: mengajarkan konsep database Contoh: mengajarkan cara
dahulu sebelum mengajarkan tentang mengoperasikan Microsoft office
tipe database (hirarki/relasional) Scaffolding Pengurutan yang meningkatkan standar
Pengurutan Pengurutan dari konten paling mudah performa sekaligus mengurangi bantuan
dari Mudah ke ke konten paling sulit. secara bertahap.
yang Sulit Contoh: mengajarkan cara mengeja kata- Contoh: dalam mengajarkan berenang,
kata pendek sebelum mengajarkan kata guru perlu menunjukkan cara
yang lebih panjang mengapung, dan Ketika siswa mencoba,
guru hanya perlu membantu, sampai
akhirnya siswa berenang sendiri
Contoh Penyusunan TP dan ATP
Contoh Penyusunan TP dan ATP
Pendidik dapat menggunakan ATP yang telah tersedia, atau
memodifikasi contoh ATP menyesuaikan kebutuhan peserta didik,
karakteristik dan kesiapan satuan Pendidikan.
Pendidik juga dapat menyusun ATP secara mandiri sesuai dengan
kesiapan satuan pendidikan.