Anda di halaman 1dari 40

PERAWAT SEBAGAI SAKSI (AHLI)

&
CRIMINAL LAW OF JUSTICE PROCESS

OLEH:

A. Azis Muhammad
Proses peradilan hingga pembuktian di pengadilan
yang dilakukan oleh penegak hukum senantiasa
melibatkan
berbagai disiplin ilmu.
Cara pandangnya (tidak hanya secara parsial namun
dilakukan secara diametral), atau dengan kata lain
tidak hanya dilihat dari satu sudut pandang saja,
namun harus dari berbagai sudut pandang yang
berbeda.
Sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 8
Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana
(KUHAP)
Keterangan Ahli :
adalah keterangan yang diberikan oleh seorang
yang memiliki keahlian khusus tentang hal
yang diperlukan untuk membuat terang suatu
perkara pidana guna kepentingan
pemeriksaan.
Sebagai orang yang memiliki keahlian dan
kemampuan dibidang keperawatan, perawat
dapat dilibatkan sebagai saksi ahli untuk
dimintai pendapat dan keterangannya sesuai
dengan keahliannya di pengadilan.
(lihat Pasal 179 ayat (1,2) KUHA Pidana).

Setiap orang yang dimintai pendapatnya sebagai :


Ahli Kedokteran Kehakiman atau Dokter atau Ahli
lainnya (Keperawatan) berkewajiban memberikan
keterangan ahli demi Keadilan.
Demikian juga sebagaimana Pasal 53 ayat (2)
UU No. 23 tahun 1992 jo UU No. 36 tahun 2009
tentang Kesehatan.
Ditegaskan bahwa tenaga kesehatan dapat
dilibatkan dalam upaya pembuktian dengan
melakukan tindakan medis tertentu, baik
dalam perkara pidana maupun perkara lainnya
melalui permintaan tertulis oleh pihak pejabat
yang berwenang yang menangani
kasus tersebut.
1. PERAWAT SEBAGAI SAKSI (AHLI)

Saksi Ahli adalah Seseorang yang dapat


menjelaskankan berdasarkan pengalaman
keahliannya, tentang fakta atau data dari
suatu kejadian, baik yang ditemukan sendiri
maupun orang lain, serta mampu
menyampaikan pendapatnya tersebut.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa


sebagai ahli harus dapat menarik kesimpulan,
serta menyatakan pendapat sesuai dengan
keahliannya.
Berdasarkan Undang-undang Hukum Acara
Pidana (KUHAP) UU N0. 8 tahun 1981
Pasal 184 ayat (1) KUHAP
Keterangan ahli yang diberikan oleh saksi ahli di
pengadilan adalah merupakan salah satu alat
bukti yang sah, dintaranya yakni : keterangan
saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk dan
keterangan terdakwa.

Lebih lanjut berdasarkan Pasal 186 KUHAP yang


menyatakan bahwa keterangan ahli ialah apa
yang seorang ahli nyatakan disidang pengadilan.
Saksi ahli, adalah orang yang mempunyai kepakaran
dibidang ilmu dan pengetahuan tertentu, yang
keterangannya diperlukan dalam persidangan.

Saksi ahli tidak menerangkan fakta atau peristiwa,


tetapi menerangkan sesuatu yang ditanyakan dalam
sidang sesuai keahliannya.
Definisi lainnya disebutkan dalam Pasal 1 KUHA Pidana
bahwa :
Keterangan ahli adalah keterangan yang diberikan oleh
seseorang yang memiliki keahlian khusus tentang hal
yang diperlukan untuk membuat terang suatu perkara
pidana guna kepentingan pemeriksaaan.
2. SYARAT PERAWAT SEBAGAI (AHLI)

a. Perawat harus memiliki/


minimal sarjana dalam ilmu Keperawatan;
b. Perawat yang memiliki pengalaman klinis
dibidang minat atau perhatian;
c. Sertifikasi specialy, adalah faktor lain
yang dipertimbangkan tatkala
mempertahankan perawat sebagai konsultan
hukum atau saksi ahli;
d. Reputasi perawat didaerahnya, dan
keahlian merupakan faktor penting
yang mendukung sebagai saksi ahli;

e. Seorang perawat harus dapat


menerjemahkan isu-isu kompleks
tentang kesehatan dengan istilah
sederhana yang dimengerti oleh
semua pihak, pengacara, dan hakim
(proses peradilan)
f. Seorang perawat yang memiliki
masalah hukum sebelumnya, tidak
dapat dijadikan atau bertindak sebagai
saksi ahli.
3. TATA CARA PEMANGGILAN SAKSI (AHLI)

Tata cara pemanggilan Ahli, diatur dalam Pasal 227 KUHAP, secara garis
besarnya
adalah meliputi :

(1). Semua jenis pemberitahuan atau panggilan oleh pihak yang


berwenang disampaikan selambat2nya tiga hari sebelum tanggal hadir
ditentukan;
(2). Petugas yang melaksanakan panggilan harus
bertemu sendiri dan berbicara langsung dengan
orang yang dipanggil;

(3). Bila orang yang dipanggil tidak terdapat


disalah satu tempat tinggalnya, atau tempat
kediamannya yang terakhir, maka surat panggilan
disampaikan melalui desa atau pejabat, dan jika
di luat negeri melalui Perwakilan RI di tempat
dimana orang yang tinggal dipanggil.
4. PERSIAPAN PERAWAT SEBAGAI
SAKSI (AHLI)

Perawat sebagai konsultan hukum dan yang


akan berperan sebagai saksi ahli,
membutuhkan fleksibilitas dalam
memberikan keterangannya dalam
sejumlah kasus, saksi atau ahli atau
konsultan dengan bersikap tindak,
maka perlu untuk :
a. Menyiapkan bahan dan meninjau
dokumen2 produktif dalam waktu yang
relatif singkat;

b. Saksi ahli Perawat, juga harus siap


untuk tampil dalam sidang ketika
diperintahkan.
5. KEWAJIBAN DAN HAK PERAWAT SEBAGAI SAKSI
(AHLI)
Didasarkan pada KUHAP, saksi ahli memiliki
kewajiban dan hak sebagai berikut :

a. Kewajiban sebagai Saksi (Ahli)


1). Berdasarkan pada Pasal 159 ayat (2) KUHAP
saksi ahli wajib menghadap
ke persidangan setelah
dipanggil dengan patut;
2). Berdasarkan pada Pasal 160
ayat (3) KUHAP saksi ahli wajib
bersumpah menurut agamanya
untuk memberi keterangan yang
sebenar2nya
b. Hak sebagai Saksi (Ahli)

1). Berdasarkan pada Pasal 229 KUHAP, saksi ahli


yang telah hadir berhak mendapatkan penggantian
biaya menurut undang2 yang berlaku.
Walaupun seorang “perawat dapat menggunakan
hak ingkar” untuk tidak memberikan keterangan
karena adanya kewajiban menyimpan rahasia
jabatan;
2). Berdasarkan pada Pasal 197 ayat (1)
KUHAP, Setiap orang yang diminta
pendapatnya sebagai Keperawatan
atau tenaga kesehatan lainnya, maka
harus atau wajib memberikan
keterangan ahli demi keadilan.
Sekalipun “perawat memiliki hak
ingkar”, untuk dapat menolak untuk
memberikan keterangan yang
berhubungan dengan pasiennya.
Hal dimaksud, oleh karena
kewajiban melekat untuk menjaga
rahasia jabatan, namun harus
disadari disisi lain bahwa tanggung
jawabnya harus senantiasa
mengutamakan kepentingan
masyarakat dan negara.
6. PERAWAT DAPAT MEMBUKA KERAHASIAAN
PASIEN
Perawat dapat saja membuka rasia pasien jika
dikarenakan alasan tertentu misalnya:
a. Ada perintah dari hakim, sesuai Pasal 180 ayat
(1) KUHAP;
b. Ada permintaan tertulis dari Penyidik, sesuai
Pasal 133 KUHAP;
c. Untuk melaksanakan perintah atasan, sesuai
Pasal 51 KUHAP (perawat militer).
d. Untuk melaksanakan ketentuan
undang2, sesuai ketentuan Pasal 50
KUHAP;
e. Kasus yang dihadapi menyangkut
kepentingan umum yang
membahayakan ketertiban umum,
dimana pendapat dan keterangan yang
diberikan perawat dapat dapat memberi
nilai bagi proses peradilan untuk
tegaknya hukum dan keadilan.
Apabila perawat menolak untuk memenuhi
kewajiban untuk dipanggil sebagai saksi ahli
di bidang Keperawatan, maka berdasarkan
Pasal 224 KUH Pidana, menyatakan bahwa :

Barang siapa dipanggil sebagai saksi, ahli


atau juru bahasa menurut undang2, dengan
sengaja tidak memenuhi kewajiban
berdasarkan undang2 yang harus
dipenuhinya, diancam :
Pasal 224 KUH Pidana
Ketentuannya sebagai berikut :

1). Dalam perkara pidana, dengan


pidana penjara paling lama
sembilan bulan;
2). Dalam perkara lain, dengan pidana
penjara paling lama enam bulan.
SEMOGA BERMANFAAT

TERIMA KASIH
SOAL UAS S.2 KEPERAWATAN UMJ
SEMESTER GANJIL 2018/2019
A. Azis Muhammad

1. Keperawatan dalam perspektif Etik dan Hukum erat kaitannya dengan Hak dan Kewajiban Perawat
sebagaimana diatur dalam Pasal 36 dan Pasal 37 Undang-undang No. 38 Tahun 2014 untuk menjadi
pedoman dasar bagai perawat dalam melaksanakan Praktik Keperawatan.

Saudara tulis dengan lengkap hak dan kewajiban perawat sebagaimana ketentuan perundang-undangan
tersebut;

2. Kemajuan ilmu dan pengetahuan/teknologi di bidang kesehatan akhir-akhir ini sangatlah pesat, sehingga
dalam keadaan-keadaan tertentu perawat dapat saja membuka rahasia pasien jika dikarenakan alasan-
alasan tertentu pula.

Saudara tulis dan uraikan dengan singkat, sebab masing-masing alasan-alasan tertentu sebagaimana
dimaksud disertai dasar hukumnya;

3. Bahwa Tenaga Kesehatan dapat dilibatkan dalam upaya pembuktian dalam kasus tertentu, dengan
melalukan tindakan medis tertentu pula baik dalam perkara pidana maupun perkara lainnya melalui
mekanisme permintaan tertulis oleh pihak pejabat yang berwenang yang menangani kasus tersebut.

Kemukakan pendapat Saudara, berkenaan dengan perawat sebagai saksi (Ahli) dalam perkara-perkara
tertentu.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai