Anda di halaman 1dari 89

KERJASAMA REGIONAL:

Kerjasama Multilateral, Bilateral


dan Regional

Drs. Md. Yusri Zamhuri, MA.,


PhD
Perencanaan Pembangunan & Keuangan Publik
UNHAS
mzamhuri@yahoo.com
+62 81340649177
Diklat Fungsional Penjenjangan Perencana
Muda
Angkatan XXIII, 07 Oktober 2020
P3KM Universitas Hasanuddin
Brief Resume:
Muhammad Yusri Zamhuri
Pendidikan Formal:
S1 (Drs): Sarjana Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Hasanuddin, Makassar, Indonesia
S2 (MA): Master in Economics, Andrew Young School of Policy Studies,
Georgia State University, Atlanta, USA
S3 (PhD): Doctor of Philosophy in Economics, Graduate School of Economics,
Ryukoku University, Kyoto, Japan
Pekerjaan Saat Ini:
 Direktur Eksekutif SDGs Center UNHAS 2019 - ?
 Dosen Tetap Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) FEB-UNHAS;
 Ketua Departemen Studi Ilmu-Ilmu Ekonomi FEB-UNHAS
2014 -2018;
 Peneliti Senior pada Puslitbang Kebijakan dan Manajemen
(P3KM) UNHAS;
KERJASAMA REGIONAL:
INDONSIAN PERSPECTIVE ON ASEAN
ECONOMIC COMMUNITY
Outline:
1. Pendahuluan
2. Manfaat Perdagangan Bebas dan Kerjasama
Regional
3. AFTA dan Perkembangannya
4. ASEAN Economic Comparison
5. ASEAN Social Life Comparison
6. PERSPECTIVE ON AEC: Regional Development
and Value Chain
7. Current Issues Indonesia: Kerjasama Bilateral
dan Multilateral
8. Penutup
Ad.1. Pendahuluan

 ASEAN Economic Community terbentuk


sebagai manifestasi keinginan berbagai
negaran untuk melaksanakan integrasi
ekonomi, selanjutnya disebut sebagai
regionalism
 Integrasi ekonomi regional dilakukan
untuk mencapai tujuan efisiensi
perdagangan, melalui eliminasi
hambatan perdagangan yang ada
(hambatan tarif dan non-tarif)
Ad.1. Pendahuluan cont’d

• Bentuk integrasi ekonomi berbeda antara


satu kawasan/region dengan kawasan
lain menurut tingkat kerjasama ekonomi
yang dilakukan (comprehensiveness of
trade cooperation)

• Terdapat 4 bentuk dasar integrasi


ekonomi yang formal (Free Trade Area,
Custom Union, Common Market, dan
Economic Union)
Ad.2. Manfaat Perdagangan Bebas dan
Kerjasama Regional

Implikasi Integrasi Ekonomi kawasan:


1. Static Effects of Economic Integration
(SEEI)
2. Dynamic Effects of Economic Integration
(DEEI)

Kedua Implikasi tersebut menciptakan:


• Trade creation and welfare
• Trade diversion dan welfare
Trade creation and welfare

Price
SA

PA= PB (1+t)
$ 1,50
$ 1,00 a b c d PB

DA

100 160 200 250 Quantity


Trade creation and welfare

Keterangan Grafik:

DA = kurve permintaan konsumen negara A


SA = kurve penawaran produsen negara A

Asumsi, bila negara A mengimpor dari negara B dan


melakukan produsi dalam negeri.
Keterangan Grafik cont’d

Bila negara A adalah sebagai price taker dalam pasaran


dunia yaitu $1 per unit barang dari barang negara B,
dan tarif impor barang sebesar 50 %, sehingga harga
dalam negeri sebesar $ 1,50; jumlah barang yang
dikonsumsi sebesar 200 unit sedangkan jumlah barang
disupply dalam negeri sebesar 160 unit, untuk itu harus
mengimpor dari negara B sebesar 40 unit.
Keterangan Grafik cont’d

Setelah integrasi ekonomi antara negara A


dan B, tarif dari negara B dihapus, sehingga
harga barang di negara A menjadi $ 1, jumlah
konsumsi barang meningkat sebesar 250 unit,
jumlah yang diproduksi dalam negeri menurun
dari 160 unit menjadi 100 unit, dan jumlah
barang yang harus diimpor sebesar 150 unit
(250 -100).
Keterangan Grafik cont’d

Integrasi Ekonomi negara A dan B menciptakan


perdagangan (trading-creating union) karena
60 unit barang (160 - 100) yang sebelumnya
diproduksi pada negara A, sekarang diimpor
dari negara B (diproduksi pada negara B dengan
biaya yang lebih rendah)

50 unit (250 -200) mencerminkan kenaikan


konsumsi negara A pada harga baru $ 1
Dampak Integrasi Ekonomi pada
Kesejahteraan

Dampak kesejahteraan pada negara A adalah


positif,
Konsumen menerima tambahan consumer’s
surplus sebesar luas area a + b + c + d ;

a adalah producer’s surplus dari negara A,


sedangkan c tariff revenue yang diperoleh
konsumen negara A.
Dampak Integrasi Ekonomi pada
Kesejahteraan cont’d
Netto kesejahteraan (net welfare) yang
terjadi setelah integrasi ekonomi sebesar:
Luas area b + luas area d

atau

(1/2)(60)($ 0,50) + (1/2)(50)($ 0,50) = $27,50


Dampak Integrasi Ekonomi pada
Kesejahteraan cont’d

Dampak negatif integrasi ekonomi pada kesejahteraan, muncul


ketika terjadi trade diversion
Trade Diversion and welfare

Price
SA

$ 1,50 b PA= PC (1+t)


a c d PB
$ 1,20
e PC
$ 1,00

DA

100 130 180 200 Quantity


Trade Diversion and welfare cont’d

Keterangan grafik:

• Terdapat tiga negara A, B dan negara C;


• Negara A (home country) dan B (potential
union patner)
• Negara C adalah negara non-anggota dalam
kawasan kerjasama
Keterangan grafik cont’d

• Biaya produksi pada negara C sebesar $ 1,00


• Biaya produksi pada negara B sebesar $ 1,20
• Harga produk pada negara A, sebesar $ 1,50,
karena pada negara A dikenakan tarif
sebesar 50 %.

Negara A akan membeli pada negara C selama


harga pada negara C termasuk tarifnya lebih
rendah dari negara B (tariff-inclusive price)
yaitu sebesar $1,20 + 50%($1,20) = $ 1,80
Keterangan grafik cont’d
• Setelah negara A melakukan integrasi ekonomi
dengan negara B (eliminasi trade barriers),
sementara dengan negara C tetap ada proteksi
(hambatan tarif)

• Negara A mengimpor dari negara B dengan


harga $ 1,20 (bandingkan bila diimpor dari
negara C seharga $ 1,50)

• Negara C tidak lagi kompetitif untuk negara A


(dibandingkan dengan negara B), sehingga
sumber produk negara A diharapkan dari
negara B
Keterangan grafik cont’d

• Dampak integrasi ekonomi negara A dan B harga


pada negara A turun dari $1,50 menjadi $ 1,20,
dan menciptakan kesejahteraan sebesar luas
segitiga b dan d (deadweight)

• Luas b dan d bukan merupakan total


kesejahteraan yang dinikamati oleh negara A,
akan tetapi sejak negara A mengimpor dari
negara B, dengan bebas tarif, berarti
pendapatan tarif (pajak) pemerintah juga
hilang.
Keterangan grafik cont’d
• Pendapatan tarif pemerintah yang hilang sebesar
selisih low cost supply pada negara C ($ 1,00)
dengan harga per unit barang yang di impor oleh
negara A sebesar $ 1,50 (sebelum ada integrasi
ekonomi dengan negara B) yaitu sebesar luas
segitiga c dan e.

• c merupakan besarnya pendapatan pemerintah


negara A yang hilang setelah integrasi ekonomi
dengan negara B, dan e merupakan merupakan
selisih biaya pada negara C dan negara B
Keterangan grafik cont’d

• Net welfare integrasi ekonomi negara A dan B sebesar (b + d – e)


atau

b + d = ½(30)($0,30) + ½ (20)($0,30) = $ 7,50


e = (50)($0,20) = 10,00;
b + d – e = 7,50 – 10,00 = - 2,50
Keterangan grafik cont’d

• Area b merupakan trade creating


• Area d merupakan consumer’s surplus yang
diterima oleh konsumen pada negara A
• Area e adalah trade diversion

TRADE DIVERSION MENYEBABKAN


NEGATIVE NET WELFARE
Ad.2. Manfaat Perdagangan Bebas dan
Kerjasama Regional cont’d

1. Meningkatkan kesejahteraan, baik pada


nasional maupun regional/kawasan.
• Dengan adanya ekspansi ekspor, nasional
dan regional memiliki kesempatan untuk
mengakses perdagangan.
• Dengan meningkatnya kegiatan ekspor
dan impor, nasional dan kawasan dapat
memanfaatkan sumberdaya, melakukan
substitusi terhadap sumberdaya yang
diolah, sehingga dapat meningkatkan
status kesejahteraan
Ad.2. Manfaat Perdagangan Bebas dan
Kerjasama Regional cont’d

2. Mempercepat peningkatan pertumbuhan


ekonomi.
• Tecapainya kinerja produksi dan
pengeluaran konsumsi dengan tingkat yang
lebih tinggi;
• Dengan mobilisai penduduk yang cepat,
barang dan jasa dapat menciptakan
aktifitas ekonomi.
Ad.2. Manfaat Perdagangan Bebas dan
Kerjasama Regional cont’d

3. Surplus produksi

Dengan investasi dan kemajuan teknologi


 menghasilkan output dengan teknologi
yang baik  drive the prices lower
Ad.2. Manfaat Perdagangan Bebas dan
Kerjasama Regional cont’d

4. Berkurangnya pengangguran (Less


unemployment) berarti adanya
kesempatan kerja (more employment
free internal trade):

• Mempengaruhi iklim usaha lokal


• Menciptakan kewirausahaan baru
• Menyerap kesempatan kerja
Ad.2. Manfaat Perdagangan Bebas dan
Kerjasama Regional cont’d

5. Menciptakan pelayanan publik yang besar

• Dengan meningkatkan sektor usaha


dan pendapatan, kemajuan ekonomi akan
membutuhkan more services (commercial
& public services)
Ad.2. Manfaat Perdagangan Bebas dan
Kerjasama Regional cont’d

6. Keunggulan komparatif dan kempetitif

• Regional/kawasan dapat berspesialisasi


untuk menghasilkan produk dengan cost
dan kualitas yang competitive
Ad 3. AFTA dan Perkembangannya

ASEAN FREE TRADE AREA (AFTA):


• Merupakan kawasan bebas
perdagangan/integrasi ekonomi ASEAN
(terbentuk KTT informal ASEAN ke-4 di
Singapura 24-25 November 2000)

• Menghasilkan initiative for ASEAN (IAI)


yang bertujuan untuk memperkecil
kesenjangan di antara negara-negara
ASEAN dan meningkatkan daya saing
Ad 3. AFTA dan Perkembangannya cont’d

• Pertemuan menteri ekonomi ASEAN 3-4


Mei 2001 di Kamboja, menyetujui
diterapkan skema generalized system of
preferences (GSP) bagi negara-negara
Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam
yang didasarkan pada keputusan
bilateral.

• Negara-negara tersebut diminta untuk


memberikan daftar produk-produk
ekspornya pada 6 negara-negara ASEAN
(Indonesia, Singapura, Thailand,
Malaysia, Brunai, dan Philippines).
Ad 3. AFTA dan Perkembangannya cont’d

• Pada sidang ASEAN ke-15, GSP ASEAN


diubah menjadi ASEAN integration
system of preferences (AISP), dan
disepakati 1 Januari 2002, berdasarkan
produk-produk yang disampaikan oleh
anggota ASEAN yang baru
Percepatan AFTA dan Masalahnya

• AFTA sebagai bentuk kerja sama


perdagangan ASEAN, muncul didasarkan
atas keinginan untuk meningkatkan efisiensi
di sektor industri manufaktur.

• Common Effective Preferential Tariff (CEPT)


telah dilaksanak sejak bulan Januari 1993,
hambatan pergadangan berupa tarif secara
bertahap diturunkan dari 0 % - 5% dalam
kurun waktu 15 tahun mejadi 10 tahun atau
sampai tahun 2003
Percepatan AFTA dan Masalahnya
cont’d
• Perdagangan dengan zero tariff untuk
seluruh produk akan berlaku secara
bertahap hingga tahun 2010/2015

• Penurunan tarif impor harus diikuti dengan


penghapusan non-tariff barrier paling
lambat 2003

• Dampak krisis ekonomi di indonesia sejak


1997, dengan AFTA telah menambah tingkat
kesejahteraan ekonomi Indonesia meskipun
dengan penambahan yang kecil (pangestu,
2003)
Daftar Produk Common Effective Preferential
Tariff (CEPT)

Dikategorikan sebagai:

• Produk-produk dalam Inclusion List harus


memenuhi kriteria:
- Produk tersebut disertai program
pengurangan tarif
- Tidak boleh ada quntitative restriction
(QRs)
- Non-tariff barriers (NTBs) lainnya harus
dihapuskan dalam waktu 5 tahun
Daftar Produk CEPT cont’d

• Temporary Exclusion List adalah produk-


produk yang ada dalam kategori sementara
dibebaskan dari kewajiban penurunan tarif,
penghapusan QRs dan bentuk NTBs
lainnya, dan secara bertahap masuk dalam
inclusion list

• Sensitive List adalah produk yang ada


dalam kategori unproceed agrcultural
products (gula, beras, gula, daging,
gandum, cengkeh dll): untuk Brunai,
Indonesia, Malaysia, Philipina, dan Thailand
harus telah memasukan list tersebut pada
tahun 2010 dengan tarif fleksibilitas,
Vietnam pada tahun 2013, Laos dan
Myanmar 2015 dan Kamboja 2017.
Daftar Produk CEPT cont’d

• General Exception List adalah produk-


produk permanen yang tidak perlu
dimasukan kedalam CEPT, karena alasan
keamanan seperti: senjata, amunisi,
narkotik dll
4 Pilar
ASEAN Economic Community

Kawasan berdaya Kawasan dengan


saing tinggi: pembangunan Integrasi dengan
Terbentuknya Perekonomian
•Kebijakan ekonomi yang
pasar dan basis Dunia:
persaingan merata:
produksi tunggal: •Pengembangan •Pendekatan
•Perlindungan
•Bebas arus barang
konsumen HKI UKM koheren terhadap
•Bebas jasa
•Pembangunan •Mempersempit hubungan
•Bebas investasi
Infrastruktur kesenjangan ekonomi eksternal
•Bebas tenaga kerja •Partisipasi yang
•Kerjasama pembangunan
•Bebas arus modal
energy antar Negara semakin
•Priority integration
•Perpajakan ASEAN meningkat dalam
sectors jaringan suplai
•E-commerce
•Pengembangan
global
sector food
agriculture
Global Competitiveness Ranking
Quality of overall Infrastructure Quality of Roads

1 Switzerland 1 United Arab Emirates

2 Hong Kong SAR 2 France

5 Singapore 7 Singapore

25 Malaysia 23 Malaysia

61 Thailand 42 Thailand

82 Indonesia 78 Indonesia

Quality of Port Infrastructure Quality of Railroad Infrastructure


1 Netherlands 1 Japan
2 Singapore 2 Switzerland
3 Hong Kong SAR 10 Singapore
24 Malaysia 18 Malaysia
56 Thailand 44 Indonesia
89 Indonesia 72 Thailand
Note: Ranked out of 148 countries
Source: World Economic Forum-Global Competitiveness Index 2013-2014
Produk-produk Unggulan Indonesia terhadap
ASEAN
Terhadap Produk-produk Indonesiayang Unggul berdasarkan TPI Tahun 2013
Negara

Singapore Woods Products, Textiles, Leather, Clothing, Minerals


Vietnam Processed Food, Wood Products, Textiles, Chemical, Non-electronic
Machinery, Electronic Component, Transport Equipment, Misc.
Manufacturing, Minerals
Kamboja Fresh Food, Processed Food, Wood Products, Textiles, Chemicals,
Leather products, Basic Manufacturers, Non-Electronic Machinery, IT
and Consumers Electronic, Transport Equipment, Misc.
Manufacturing, Minerals
Myanmar Fresh Food, Processed Food, Wood Products, Textiles, Chemicals,
Leather products, Basic Manufacturers, IT and Consumers Electronic,
Trsansport Equipment, Misc. Manufacturing, Minerals

Sumber: International Trade Center-Trade Performance Index 2013-2014


Produk-produk Unggulan Indonesia terhadap
ASEAN cont’d
Terhadap Produk-produk Indonesiayang Unggul berdasarkan TPI Tahun 2013
Negara
Laos Fresh Food, Processed food, Wood Products, Textiles, Chemicals, Leather
products, Basic Manufacturers, Non-electronic Machinery, IT and
Consumers Electronic, Electronic Components, Transport Equipment, Misc.
Manufacturing, Clothing

Brunei Fresh Food, Processed food, Wood Products, Chemicals, Basic


Manufacturers, Non-electronic Machinery, IT and Consumers Electronic,
Electronic Components, Transport Equipment, Misc. Manufacturing,
Clothing, Minerals

Malaysia Fresh Food, Leather Products, Clothing

Thailand Fresh Food, Leather Products, Clothing, Minerals

Filipina Fresh Food, Processed food, Wood Products, Textiles, Chemicals, Leather
Products, Basic Manufacturers, Non-electronic Machinery, IT and
Consumers Electronic, Electronic Components, Transport Equipment,
Clothing, Minerals
Sumber: International Trade Center-Trade Performance Index 2013-2014
Sektor Integrasi Prioritas

Sektor Barang Sektor Jasa


1. Agro-based products 1. Health care
2. Rubber-based products 2. Air travel
3. Wood-based products 3. E-ASEAN
4. Fisheries 4. Tourism
5. Textiles and apparels 5. Logistics services
6. Automotive
7. Electronics
Liberalisasi Jasa dalam
ASEAN Framework Agreement on Services
(AFAS)
 Ditandatangani oleh Negara-Negara ASEAN pada 15
Desember 1995 di Bangkok;
 Liberalisasi jasa dilakukan melalui paket-paket
komitmen, bahwa Negara anggota ASEAN telah
melakukan negosiasi dan telah menghasilkan 8 paket
komitment dari 10 paket komitmen yang dijadwalkan
akan rampung pada akhir tahun 2015;
 Tahun 2015, terdapat 2015 sector jasa (+ sektor
keuangan dan non-bank, jasa angkutan udara) akan
terbuka dengan kepemilikan ASEAN maksimum 70 %
serta tidak ada hambatan untuk cross border supply dan
consumption abroad
Pengelompokan Sektor dan Sub-sector
AFAS
 Air transport: sales and marketing of air
transport services, computer reservation,
aircraft services and maintenance dll;
 Business services: IT services, accounting,
auditing, legal, architecture, engineering,
market research dll;
 Construction: construction of commercial
building, civil engineering, installation works,
rental of construction equipment dll;
 Financial services: banking, insurance,
securities and broking, financial advisory,
consumer finance dll;
Pengelompokan Sektor dan Sub-Sector AFAS
Cont’d

 Maritime transport: international


passenger and freight transport, storage
and warehousing dll;
 Telecommunication: public telephone
services, mobile phone services, business
network services, data and message
transmission dll;
 Tourism: hotel and lodging services, food
serving, tour operator, travel agency dll.
Mutual Recognition Agreement (MRA)
No. MRA Tempat dan Tanggal
Penandatanganan

1. MRA on Engineering Services Kuala Lumpur 9-12-2005


2. MRA on Nursing Services Cebu, Philippines 8-12-2006
3. MRA on Architecture Services Singapore, 19-11-2007
4. Framework Agreement for Mutual Singapore, 19-11-2007
Recognition on Surveying Qualification

5. MRA on Tourism Professional Hanoi, Vietnam, 9-1-2009


6. MRA on Accounting Services Cha-am, Thailand 26-2-2009
7. MRA on Medical Practitioners Cha-am, Thailand 26-2-2009
8. MRA on Dental Practitioners Cha-am, Thailand 26-2-2009
Sumber: Presentasi Adolf Warrouw, Kemendag (2013)
 Southeast Asia region is a region with a highly
developed and emerging market;
 Southeast Asia countries join in the community
known as the ASEAN Community 2015;
 ASEAN community 2015 would establish an
advanced society in term of economic and social
life, but still found the economic disparities among
countries in Southeast Asia that would be a
problem in this communities;
 The following of a comparison of achievement data
in the economic and social development among
ASEAN member countries.
Ad.4. ASEAN Economic Comparison (2010-
2011)
NEGARA GDP GDP- PPP GDP GDP- Real Inflation
Nominal (US$) Nominal PPP GDP (%)
(US$ Per Per Growth
billion) Capita Capita (%)
(US $) (US$)

BRUNEI 16.313 21.337 B 38.192 49.719 3.1 1.2


KAMBOJA 13.001 32.489 B .901 2.251 6.5 5.1
INDONESIA 822.631 1.106 T 3.465 4.657 6.2 5.3
LAOS 6.946 17.054 B 1.058 2.598 7.5 5.7
MALAYSIA 242.781 442.01 B 8.642 15.385 5.5 2.8
MYANMAR 21.260 81.553 B .821 1.307 5.3 8.0
PHILIPPINES 202.865 372.814 B 2.117 3.890 5.0 4.9
SINGAPURA 253.736 310.689 B 48.286 59.124 5.2 3.3
THAILAND 332.427 616.738 B 5.174 9.598 4.0 4.0
VIETNAM 118.567 297.095 B 1.327 3.326 6.3 13.5
ASEAN Economic Comparison (2010-2011)
cont’d
NEGARA Unemplo Public Total Best Country for Doing
yment Debt (%) Export Business
Rate (%) (US$)

BRUNEI 3.7 0 10.67 B Rank 112/183


KAMBOJA 3.5 30.4 4.68 B Rank 147/183
INDONESIA 6.7 25.4 146.3 B Rank 121/183
LAOS 2.5 57.6 1.95 B Rank 171/183
MALAYSIA 3.2 55.1 210.3 B Rank 21/183
MYANMAR 4.0 46 5.01 B -
PHILIPPINES 7.2 47 50.72 B Rank 148/183
SINGAPURA 2.2 93.7 351.2 B Rank 1/183
THAILAND 1.2 43.7 191.3 B Rank 19/183
VIETNAM 5.0 51.5 72.03 B -
AD.5. ASEAN Social Life Comparison (2010-
2011)
NEGARA Population Urban Populati Life Adult Poverty
Population on Expect Literacy Index
(%) Growth ancy (%)
Rate (%) (age/ye
ars)

BRUNEI 420,000 75.3 1.71 77 95 0.2


KAMBOJA 22.3 1.69 59 76 31
INDONESIA 234.56 M 52.6 1.06 70 91 13.33
LAOS 6.44 M 32.0 1.60 64 73 26
MALAYSIA 28.23 M 71.3 1.50 74 92 3.6
MYANMAR 61.19 M 33.2 1.08 69 89 32.7
PHILIPPINES 94.01 M 65.7 1.90 72 93 22.7
SINGAPURA 5.1 M 100 0.8 80 94 0.1
THAILAND 33.7 0.6 70 94 9.6
VIETNAM 28.3 1.07 74 90 10.6
PERSPECTIVE ON AEC: Regional
Development and Value Chain
 Regional Value Chain  integrasi dan konektifitas
melalui produksi, investasi, perdagangan dan
kerterkaitan bisnis;
 Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan Penguatan
daya saing wilayah;
 Percepatan Pembangunan Ekonomi melalui value
chain dengan Policy Driven Pemerintah untuk menjaga
Market Driven yang terjadi;
 Penguatan value chain dengan basis factor driven
economy menuju basis productivity driven economy;
 Penguatan daya saing melalui konektifitas kuat rantai
nilai global dan regional.
CURRENT ISSUES OF
INDONESIA ECONOMIC
DAYA SAING
INDONESIA
Potensi dan Daya Saing Indonesia

$1 trillion
GDP
Peringkat EODB Indonesia
terus meningkat signifikan
dalam 5 tahun
Sovereign credit
PDB lebih rating menunjukkan
dari $1 triliun tren yang terus
membaik

Destinasi investasi
paling prospektif
ke-4
Populasi 260 million, Negara dengan
44% di bawah 25 keanekaragaman
hayati terbesar ke-2
Jumlah pengguna
internet terbesar ke-
5 di dunia
53
Indonesia menjadi kontributor terbesar ke-5 bagi pertumbuhan ekonomi dunia

TRILLION DOLLAR CLUB Top-5 negara yang


Negara dengan GDP lebih dari USD 1 Triliun per tahun, dan
tahun tercapainya menghasilkan
Joining Joining
pertumbuhan ekonomi (%)
Country year Country year
Source: World Economic Forum (WEF),
2017. Percent of estimated global growth

United Canada 2005


1970
States
Brazil 2006
Japan 1979
India 2007
France 1988
Russia 2007
Germany 1990
Mexico 2007
Italy 1990
South Korea 2007
UK 1990
Australia 2008
China 1998 Dalam tiga tahun (2017-2019) diperkirakan ekonomi dunia akan
meningkat sebesar US$ 6.5 triliun.
Indonesia 2017
Spain 2004
Source: SEASIA
Indonesia CEPA & FTA: Basis produksi untuk mencapai pasar global

China
•ASEAN-China FTA ASEAN FTA
Japan •10 members
•Japan-Indonesia EPA Indonesia-EFTA
•ASEAN-Japan CEPA •Indonesia,
Korea Iceland, Norway,
•Korea-Indonesia FTA Lichtenstein,
•ASEAN-Korea CEPA Switzerland
Pakistan Regional CEPA
•Pakistan- •ASEAN, Australia,
Indonesia FTA China, India,
Hong Kong Japan, Korea, NZ
•ASEAN-HK, China Trade Preferential
Trade Preferential System FTA System
(41 anggota OIC)
Australia •41 OIC members
ASEAN FTA •Australia-Indonesia
(10 anggota) CEPA Preferential Tariff
•ASEAN-Australia & Agr.
NZ CEPA •8 developing
New Zealand countries
Regional CEPA •ASEAN-Australia &
(ASEAN & 6 negara)
NZ CEPA
Chile
•Chile-Indonesia FTA
TANTANGAN:
TREN INVESTASI GLOBAL

INDONESIA INVESTMENT COORDINATING BOARD


Trend FDI (inflows) Global terus menurun, FDI ke negara berkembang naik
terbatas..

Key Points:
FDI inflows, global and by economic •Aliran FDI Global terus turun
group, 2007-2018 ($ billions, %) dalam tiga tahun berturut-turut,
2018 turun 13% menjadi $ 1,3
triliun.
•Aliran FDI ke negara maju
jatuh ke level terendah
dalam 15 tahun terakhir,
turun 27%
•FDI ke negara berkembang
masih stabil, tumbuh 2%
menjadi $706 billions
•Prospek rebound
dimungkinkan, namun masih
lemah
•Masih dibayang-bayangi
pelambatan jangka panjang
Driver utama pelambatan jangka panjang:
• menurunnya tingkat imbal hasil FDI
• bentuk investasi yang makin ringan
(cenderung ke intangible aset)
• iklim investasi yang kurang
Sumber: Unctad, World Investment Report 2019 menguntungkan
..di tengah kondisi sulit, Developing Asia masih jadi tujuan utama FDI,
namun persaingan semakin ketat

FDI inflows, by region, FDI inflows, Developing Asia


2017 and 2018 ($ Economies,
billions) 2017 and 2018 ($ billions)

Sumber: Unctad
Perang
Perang Dagang AS – Tiongkok: Dagang
Tantangan bagiAS -
perekonomian global?
Tiongkok

Pada 2018, US
menerapkan tariff
sebesar 25%
terhadap barang asal
Tiongkok senilai US$
Total exports China to the US (2018)
250 Milyarmenerapkan
Tiongkok
tariff balasan
terhadap barang asal
US senilai US$ 110
Milyar.
US akan kembali
Total exports the US to China (2018) menerapkan tariff
tambahan kepada
barang asal Tiongkok
sebesar US$ 325
Milyar.

Sumber: BBC
Dampak Perang Dagang US-Tiongkok
Dampak ke Ekonomi
ke Ekonomi Global
Global

Perang Dagang
antara US-China
diperkirakan akan
menyebabkan
penurunan GDP
Global sebesar 0.6%
di pertengahan
Perang dagang antara AS dan
Tiongkok berdampak pada:
2021
1.Industri(Bloomberg, 2019)
Komputer dan Barang
Elektronik di Asia Timur – yang
merupakan bagian dari supply chain
ekspor Asia – menjadi industry yang
paling rentan terhadap tariff yang
diterapkan US kepada Tiongkok
2.Kanada dan Meksiko menjadi
negara yang paling rentan terhadap
tariff yang diterapkan Tiongkok
kepada US.
3.Pergerakan Kurs Dunia yang
diakibatkan perubahan trade flows,
ekspektasi pertumbuhan ekonomi,
dan kebijakan moneter.

Sumber:
Bloomberg
Melihat Peluang Mengantisipasi Tantangan
Peningkatan Hubungan RI-Pakistan

Disampaikan pada Focus Group Discussion bersama


Duta Besar RI untuk Pakistan

Muhammad Yusri Zamhuri, Ph.D


Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Hasanuddin Makassar, 5 Agustus 2019
UPDATE HUBUNGAN
BILATERAL
INDONESIA-PAKISTAN
INDONESIA INVESTMENT COORDINATING BOARD
Realisasi Investasi asal Pakistan di Indonesia

Selama periode 2014-


2018, total realisasi
investasi dari Pakistan
tercatat sebesar 20.73
Juta USD dengan
investasi di sektor
perdagangan, jasa, dan
industry.

63
Neraca Perdagangan Indonesia-Pakistan (Ribu US$)

Uraian 2014 2015 2016 2017 2018


TOTAL PERDAGANGAN 2.204.684,0 2.164.075,8 2.175.496,7 2.639.293,4 3.109.452,3
Migas 4,7 14,8 22,5 31,7 83.024,9
Non migas 2.204.679,3 2.164.061,0 2.175.474,2 2.639.261,7 3.026.427,4
EKSPOR 2.045.294,4 1.989.563,4 2.018.240,9 2.398.197,3 2.468.029,3
Migas 4,7 14,8 22,5 31,7 83.024,9
Non migas 2.045.289,7 1.989.548,6 2.018.218,4 2.398.165,6 2.385.004,4
IMPOR 159.389,6 174.512,4 157.255,8 241.096,1 641.423,0
Migas 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
Non migas 159.389,6 174.512,4 157.255,8 241.096,1 641.423,0
NERACA PERDAGANGAN 1.885.904,7 1.815.051,0 1.860.985,1 2.157.101,1 1.826.606,4
Migas 4,7 14,8 22,5 31,7 83.024,9
Non migas 1.885.900,1 1.815.036,2 1.860.962,6 2.157.069,5 1.743.581,4

Pada periode 2014-2018, Indonesia selalu mencatakan


surplus neraca perdagangan dengan Pakistan dengan nilai
surplus pada tahun 2018 mencapai 1,8 Milyar USD.
Sumber: BPS, Kemendag
(2019)

64
Peraturan Presiden No. 114/2018: Ratifikasi PTA Indonesia-Pakistan

Sejak tanggal 12 November


2018, Pemerintah telah
meratifikasi amandemen PTA
Indonesia-Pakistan melalui
Peraturan Presiden Nomor 114
Tahun 2018.
Sebagian produk dalam
Amandemen Indonesia-
Pakistan PTA merupakan
bahan baku untuk industri
di Indonesia, sehingga akan
memberikan dampak positif
bagi industri dalam negeri
dengan pilihan bahan baku
yang kompetitif.

65
Hubungan Ekonomi RI-Kamboja

Muhammad Yusri Zamhuri, Ph.D


SDGs Center
Universitas Hasanuddin Makassar, 14 Juli 2020
TANTANGAN:
KONDISI PEREKONOMIAN
GLOBAL DAN LOKAL
DI TENGAH PANDEMI
COVID-19
INDONESIA INVESTMENT COORDINATING BOARD

28/09/22 67
Pertumbuhan ekonomi global mengalami gangguan akibat pandemi
Covid-19

6
4.97
2.3 2.1
0.3

Korsel US Uni Tiongko Indones


Eropa k ia

Dampak Negatif Pandemi Covid-19 terhadap Perekonomian Global

195 juta orang


Aktivitas perdagangan FDI global diprediksi kehilangan pekerjaan,
dunia turun 13-32% turun 30-40% 420-580 juta orang
menjadi miskin

Sumber: OECD, Worldbank, 2020

28/09/22
68
Pandemi Covid-19 juga mempengaruhi Perekonomian Indonesia secara
signifikan

Pertumbuhan PDB Indonesia Per Triwulan 2018-2020 (y-o-y % )


Dampak Negatif Pandemi Covid-
19 terhadap Perekonomian
Indonesia
Pertumbuhan Ekonomi
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Indonesia hanya 2.97%
2018 2018 2018 2018 2019 2019 2019 2019 2020

Komposisi PDB Indonesia Q1 2020


FDI global diprediksi
Komponen Share (%)
Pertumbuhan Q1
Komponen Share (%)
Pertumbuhan Q1 turun 30-40%, realisasi
2020 2020
PMA TW I turun -9.2%
Konsumsi 59,4 2,7% Manufaktur 19,9 2,1%
Perdagangan 13,2 1,6%
Investasi 31,9 1,7% Transportasi 5,2 1,3%
Belanja Akomodasi &
Pemerintah
6,5 3,7%
Mamin
2,8 2,0% 5.5 Juta TKI terkena
Pertanian 12,8 0,0% dampak negatif pandemi
Ekspor 17,4 0,2%
Pertambangan 6,8 0,4% (PHK, dirumahkan, dll)
Impor -17,6 -2,2% Konstruksi 10,7 2,9%

Sumber: BPS, Kemenkeu (2020)

28/09/22
69
FDI diproyeksikan turun 30-40% di 2020 akibat penurunan pendapatan
perusahaan

Proyeksi Pertumbuhan
Pendapatan Perusahaan Sebagai dampak dari pandemi
Covid-19, perusahaan telah
Top 5000 Dunia (%) melakukan revisi proyeksi
pendapatan pada tahun 2020.
-7%
Industri yang paling terdampak
-47% adalah energi, penerbangan,
serta industri hospitality
(restoran, hotel, resort) dengan
penurunan pendapatan berkisar
-208% antara 40-200%
-41% Hal tersebut dapat berdampak
kepada keputusan re-investasi
perusashaan, yang akan
-116% menyebabkan tertundanya
rencana ekspansi investasi ke
-20% negara-negara di Dunia.

Prediksi dari UNCTAD, FDI global


akan menurun hingga -40%
pada 2020.

Sumber: UNCTAD Investment Trend Monitor (2020)

28/09/22
70
Aktivitas perdagangan Indonesia mengalami pelemahan di tengah
pandemi

Ekspor Indonesia (Juta USD) Impor Indonesia (Juta USD)

Top 3 Negara Tujuan Ekspor


14 852.2 14 606.7 Non Migas Mei 2020
- 10 533.8 -42.95%
28.95% (YoY) 8 442.1
Tiongkok
(YoY) USD 2.21 Milyar
USA
Mei Mei Mei Mei USD 1.09 Milyar
2019 2020 2019 2020 Jepang
USD 827 Juta
Ekspor-Impor Migas + Nonmigas Indonesia Mei 2019 – Mei 2020
(Milyar USD)
Top 3 Negara Asal Impor
Non Migas Mei 2020

Tiongkok
USD 2.33 Milyar
USA
USD 622 Juta
Singapura
USD 571 Juta

Sumber: BPS (2020)

28/09/22
71
HUBUNGAN
EKONOMI
INDONESIA-
KAMBOJA
INDONESIA INVESTMENT COORDINATING BOARD

28/09/22 72
Top 10 Investor Asing di Indonesia (2015 – Mar
2020) Berdasarkan negara tidak termasuk sektor hulu migas dan jasa keuangan
dalam USD juta

Jan-Mar
Rank Negara 2015 2016 2017 2018 2019 Total
2020
1 Singapura 5.901,2 9.178,7 8.441,6 9.193,2 6.509,6 2.723,3 41.947,5

2 Jepang 2.877,0 5.400,9 4.996,2 4.952,8 4.310,9 604,2 23.142,0

3 Tiongkok 628,3 2.665,3 3.361,2 2.376,5 4.744,5 1.285,9 15.061,9

4 Hongkong Tiongkok 937,2 2.248,3 2.116,5 2.011,4 2.891,0 634,1 10.838,6

5 Malaysia 3.077,0 1.115,6 1.213,6 1.774,9 1.357,5 480,0 9.018,5

6 Belanda 1.307,8 1.475,2 1.489,4 943,1 2.596,8 197,6 8.009,9

7 Korea Selatan 1.213,5 1.065,8 2.024,6 1.604,7 1.070,2 130,4 7.109,2

8 Amerika Serikat 893,2 1.161,9 1.992,8 1.217,6 989,3 114,1 6.369,0

9 British Virgin Islands 730,5 1.157,3 844,8 1.043,3 744,6 176,2 4.695,9

10 Mauritius 503,2 307,3 774,8 271,1 85,4 28,6 2.059,3

Total Top-10 17.610,0 26.045,5 27.537,4 25.385,4 25.299,0 6.374,5 128.251,7

104 Kamboja - 0,2 0,2 - 0,0 - 0,4

Total (145 negara) 29.275,9 28.964,1 32.239,7 29.307,9 28.208,8 6.803,6 154.800,1
*dalam USD ribu Sumber: BKPM, April 2020

28/09/22
73
Kinerja Investasi asal Kamboja (2015 – 2019)

- Berdasarkan sektor
ribu USD
Periode Jan-Mar

400,0
2020
Rank

104
diantara sumber
ribu USD
Total realisasi
PMA di 2015 –
Mar 2020
-
ribu USD
periode 2019
Perdagangan dan reparasi (100,0%)

PMA periode
2015 – Mar 2020
-
ribu USD
periode 2018

Berdasarkan lokasi

Jawa (100.0%)

Sumber: BKPM, April 2020


Total Proyek: 2 Tenaga kerja lokal: 21

28/09/22
74
Neraca Perdagangan Indonesia dengan Kamboja

dalam USD juta

Jan-Feb
Trend (%) Perub. (%)
Uraian 2015 2016 2017 2018 2019
2015-2019 2020/2019
2019 2020

Total Perdag. 450,8 452,2 542,2 558,6 661,1 10,26 98,2 134,4 3,69

Migas 0,0 - 2,4 0,2 12,4 1.063,69 5,6 - -

Non Migas 450,8 452,2 539,8 558,4 648,8 9,84 92,5 134,4 45,22

Ekspor 429,7 426,9 513,9 525,6 618,5 9,82 89,2 123,4 38,26

Migas 0,0 - 2,4 0,2 12,4 1.063,69 5,6 - -

Non Migas 429,7 426,9 511,5 525,4 606,2 9,37 83,6 123,4 47,56

Impor 21,1 25,3 28,3 33,0 42,6 18,15 8,9 11,0 2,33

Migas - - - - - - - - -

Non Migas 21,1 25,3 28,3 33,0 42,6 18,15 8,9 11,0 2,33

Neraca perdag. 408,6 401,6 485,6 492,6 575,9 9,32 80,3 112,4 39,92

Migas 0,0 - 2,4 0,2 12,4 1.063,69 5,6 - -

Non Migas 408,6 401,6 483,2 492,4 563,6 8,84 74,7 112,4 50,47

Sumber: Ministry of Trade, 2020

28/09/22
75
Produk-produk Unggulan Indonesia terhadap
ASEAN
Produk-produk Unggulan Indonesia terhadap
ASEAN cont’d
Terhadap Produk-produk Indonesiayang Unggul berdasarkan TPI Tahun 2013
Negara
Laos Fresh Food, Processed food, Wood Products, Textiles, Chemicals, Leather
products, Basic Manufacturers, Non-electronic Machinery, IT and
Consumers Electronic, Electronic Components, Transport Equipment,
Misc. Manufacturing, Clothing
Brunei Fresh Food, Processed food, Wood Products, Chemicals, Basic
Manufacturers, Non-electronic Machinery, IT and Consumers Electronic,
Electronic Components, Transport Equipment, Misc. Manufacturing,
Clothing, Minerals
Malaysia Fresh Food, Leather Products, Clothing
Thailand Fresh Food, Leather Products, Clothing, Minerals
Filipina Fresh Food, Processed food, Wood Products, Textiles, Chemicals, Leather
Products, Basic Manufacturers, Non-electronic Machinery, IT and
Consumers Electronic, Electronic Components, Transport Equipment,
Clothing, Minerals
Sumber: International Trade Center-Trade Performance Index 2013-2014
PROFIL NEGARA
KAMBOJA

INDONESIA INVESTMENT COORDINATING BOARD

28/09/22 78
Profil Kamboja

Kamboja adalah negara Asia Tenggara dan berbatasan langsung dengan Laos di timur laut, Vietnam di
timur, Teluk Thailand di barat daya, dan Thailand di barat laut, Teluk Thailand. Kamboja mencakup
wilayah total 181.035 km2 dan memiliki populasi sekitar 15 juta orang, yang terkonsentrasi di tenggara,
khususnya di dan sekitar ibu kota Phnom Pen, dengan 48,7% populasi bekerja di pertanian. Kamboja
menerima kemerdekaannya pada tahun 1953.

Kamboja dibagi menjadi 24 provinsi dan 1 kotamadya (Phnom Penh). Setiap provinsi dipimpin oleh
seorang gubernur, yang ditunjuk oleh Kementerian Dalam Negeri. Ibu kota dan kota terbesar terletak
di Phnom Penh. Orang-orang menggunakan bahasa Khmer sebagai bahasa lisan di Kamboja. Sistem
politik negara adalah monarki konstitusional parlementer. Kepala perwakilan negara adalah raja.
Perdana menteri, sebagai kepala cabang eksekutif adalah kepala pemerintahan dan memimpin Kabinet
Kamboja.

28/09/22
79
Gambaran Kamboja
Informasi Umum :
Luas wilayah : 181.035 km2 Kepala Negara:
Mata uang : Cambodian Raja Norodom SIHAMONI (sejak 29 Oktober 2004)
Riel
Ibukota : Phnom Penh Kepala Pemerintahan
Bahasa : Khmer Perdana Menteri HUN SEN (sejak 14 Januari 1985)
Jumlah penduduk : 16.926.984 (Jul 2020
est)
Indikator Perekonomian :

PDB (purchasing power parity) : USD 64,21 miliar (2017 est.)


PDB (harga berlaku) : USD 22,09 miliar (2017 est.)
PDB - pertumbuhan : 6,9% (2017 est.)
PDB - per kapita (PPP) : USD 4.000 (2017 est.)
PDB - per sektor : Pertanian 25,3%, Industri 32,8%, Jasa 41,9% (2017 est.)
Angkatan kerja : 8,913 juta (2017 est.)
Angkatan kerja - per sektor : Pertanian 48,7%, Industri 19,9%, Jasa 31,5% (2013 est.)
Tk. Pengangguran : 0,3 % (2017 est.)
Investasi di modal tetap : 21,8% dari PDB (2017 est.)
Anggaran : Pendapatan: USD 3,947 miliar, Belanja: USD 4,354 miliar (2017 est.)
Utang pemerintah : 30,4% dari PDB (2017 est.)
Tk. Inflasi : 2,9% (2017 est.)
Sumber:
CIA Worldfacts Book,
28/09/22 2020 80
Hubungan Bilateral dengan Indonesia

 Indonesia dan Kamboja telah lama menjalin hubungan dekat. Kedua negara telah menjalin hubungan sosial-budaya sejak abad ke-9
dan ke-10. Ikatan bilateral antara Indonesia dan Kamboja sangat baik di berbagai bidang. Kamboja dalam banyak hal menempatkan
Indonesia sebagai contoh model dalam pembangunan negara.

 Hubungan diplomatik Indonesia dan Kamboja telah terjalin sejak tahun 1957. Kedua negara menandatangani perjanjian
persahabatan di Jakarta pada 13 Februari 1959. Sementara itu, kerja sama pertahanan dan keamanan antara Indonesia dan Kamboja
telah dimulai sejak tahun 1970-an.

 Indonesia dan Kamboja menandatangani perjanjian visa gratis pada Juni 2010. Penandatanganan perjanjian itu berharap fasilitas itu
akan meningkatkan tidak hanya hubungan kedua negara, tetapi juga hubungan individu antara kedua negara serta interaksi antara
pengusaha kedua negara. Hubungan perdagangan antara Kamboja dan Indonesia telah menunjukkan peningkatan yang stabil.
Menurut angka terbaru dari Kementerian Perdagangan Kamboja, volume perdagangan bilateral tahun lalu adalah 220 juta dolar AS,
naik 10 persen, dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

 Hubungan ekonomi Indonesia-Kamboja saat ini didominasi oleh perdagangan luar negeri, dengan neraca perdagangan Indonesia-
Kamboja selama 5 tahun terakhir selalu menunjukkan surplus untuk Indonesia. Beberapa produk Indonesia yang paling populer di
Kamboja adalah barang konsumen dan produk farmasi. Beberapa perusahaan farmasi Indonesia seperti Dexa Medica, Sanbe dan
Kalbe Farma, Sanbe Farma dan Indo Farma telah menjelajahi pasar Kamboja. Selain produk farmasi, produk Indonesia yang cukup
sukses di Kamboja adalah produk makanan dan minuman dalam kemasan, dengan merek dagang seperti Milkita, Kopiko dan Nutri C
yang cukup populer di pasar Kamboja.

 Pada 28 Agustus 2012, Menteri Perdagangan Indonesia dan Kamboja telah menandatangani MOU Perdagangan Beras Indonesia-
Kamboja yang mengatur pengadaan cadangan beras untuk Indonesia hingga 100.000 ton per tahun jika diperlukan. MOU
ditandatangani oleh kedua menteri dan akan berfungsi sebagai basis untuk perdagangan beras kedua negara.

Sumber: KBRI Phnom Penh, 2018

28/09/22
81
KEBIJAKAN
EKONOMI
INDONESIA
5 Tantangan Umum di Domestik (yang Dihadapi Pelaku Usaha)

1 2 3 4 5

Pajak & Akuisisi Lahan TK Terampil & Infrastruktur
Regulasi Publik
Insentif TKA

Issues: Issues: Issues: Issues: Issues:


•Ketidakpastian •Rumit •Makan waktu lama •Jumlah tenaga kerja •Dwelling time lambat
•Rumit •Insentif fiskal kurang untuk akuisisi lahan terampil yang tebatas •Keterbatasan
•Kurang koordinasi menarik •Kenaikan harga tanah •Prosedur rumit untuk infrastruktur
yang spekulatif perizinan TKA

Upaya Pemerintah: Upaya Pemerintah: Upaya Pemerintah: Upaya Pemerintah: Upaya Pemerintah:
•Percepatan Kegiatan •Sistem Integrasi Data •Penerbitan PP RTRW •Super Deduction •Implementasi “post-
Berusaha (Perpres Pajak untuk (PP 13/2017) insentif untuk industry border” system untuk
91/2017, PP 24/2018). meningkatkan •Kementerian yang mendukung pemeriksaan barang
transparansi data Perindustrian program vokasi dan tertentu di luar daerah
•Online Single •Revisi regulasi incentive menetapkan pagu harga pengembangan SDM (PP pabean
Submission pajak untuk sektor yang untuk lahan industri 45/2019) •Alternatif pembiayaan
lebih luas. •Kemudahan perizinan untuk infrastruktur i.e.
•Mekanisme baru untuk TKA (Perpres 20/2018) PINA (Pembiayaan
pengajuan Tax Holiday Infrastruktur Non APBN)

83
Sejak 2015, 16 paket kebijakan ekonomi dikeluarkan untuk menarik lebih banyak
investasi

    

Insentif pajak untuk Daftar negative
Sistem UMR yang industri padat karya Pengurangan waktu investasi yang lebih
Kebijakan kemudahan
entry visa
lebih terprediksi Dwelling time terbuka


Insentif untuk
industri



Percepatan
pengembangan
  Tarif listrik yang

Insentif pajak
infrastruktur dan Layanan perizinan 3 lebih rendah
transportasi pembangkit listrik jam di BKPM untuk industri untuk properti

EODB e-
 % Logistik Perizinan
melalui
electronic
commerce single
Ease of Doing Dokumen subission
Perumahan Insentif untuk elektronik
Percepatan Business terjangkau pengembangan melalui INSW
Satgas
perizinan tanah
Sources: Ministry of Economic Affairs, 2018
Improvement untuk rakyat e-commerce dan Penurunan
biaya logistik Pengawalan
nvestasi

84
Online Single Submission (OSS), sistem perizinan online terintegrasi

A. INVESTOR BARU Monitorin


(Registrasi Baru) g
B. EXISTING INVESTOR
(Re-registration)
Satgas
Nasional

Perusahaan OSS
www.oss.go.
Mendapatkan Satgas
id K/L
Perizinan Investasi

 Nomor Induk Satgas


Berusaha Provinsi
 Izin Usaha dan
Kab/Kota
 Izin Komersial/
Perorangan
Operasional
Peningkatan kebutuhan akan sekolah vokasi: mempersiapkan tenaga kerja
Indonesia di masa depan

Dimana lulusan vokasi


Revitalisasi dibutuhkan?
Pendidikan
Vokasi

Pangan dan Energi Pariwisata Maritim

Lulusan univ 5.4% pertanian dan industry


kreatif
Institusi pendidikan
tidak match adalah program
dengan kebutuhan vokasi, dibandingkan
industri 50% rata2 di luar
negeri
Apa yang dapat dilakukan
industri?
Regulasi
Penerbitan Inpres No.
9/2016 tentang
Revitalisasi Pendidikan
Vokasi Pengemban Mengatur Menyedia Menyediakan
gan joint- kan pemagangan
pendidikan curriculum dosen/
vokasi pengajar

Sumber: Kemristekdikti, 2017

86
Strategi Menghadapi Tantangan Tren Perlambatan Investasi dan Ketidakpastian
Global

INVESTMENT
EXPORT ORIENTED
COMPETITIVENESS
INDUSTRY •Deregulasi peraturan
Peningkatan daya saing melalui: yang menghambat
•Program efisiensi nasional •Pengembangan produk yang investasi
•peningkatan produktivitas memiliki nilai tambah tinggi
•Perluasan Pasar •Iklim persaingan usaha
•pengembangan kompetensi
SDM (program vokasi) •Memperluas basis produk yang sehat dan
•Perluasan infrastruktur manufaktur yang berorientasi mengurangi dominasi/
ekspor
•Pengembangan RnD dan
•Mengurangi ketergantungan
proteksionisme BUMN.
Penguasaan Teknologi •Memperbanyak
ekspor ke China dan AS
kerjasama FTA.

87
Penutup

 Kesejahteraan yang berkeadilan;


 “Urgent issues” disparaties;
 Transfer knowledge and technology
 Implikasi trade creation and diversion within
regions to non-member country  integrated
sectors diplomacy

88
END SESSION

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai