Anda di halaman 1dari 24

EFEKTIFITAS MENGAJAR GAYA

INKLUSI DAN LATIHAN


TERHADAP HASIL BELAJAR
TENDANGAN SABIT PENCAK
SILAT PADA SISWA KELAS VIII
SMP HARAPAN SROGOL
KABUPATEN BOGOR
ADE YUSUP
6135123086
PENDIDIKAN JASMANI
KESEHATAN DAN REKREASI

05-Aug-19 1
A. LATAR BELAKANG MASALAH
◼Dalam proses belajar mengajar, guru pendidikan jasmani
diharapkan dapat mengajarkan berbagai keterampilan gerak
dasar, teknik dasar, strategi olahraga, nilai-nilai yang harus
diterapkan dalam olahraga (kejujuran, sportivitas dan kerja
sama), serta pembiasaan pola hidup sehat.
◼Cabang olahraga Pencak Silat terdapat unsur gerak (motorik)
yang dapat membantu siswa untuk menjalani proses
perkembangan jasmani, psikomotorik, kognitif, dan afektif.
◼Teknik dasar serangan Pencak Silat yang didalamnya terdapat
banyak bentuk- bentuk tendangan salah satunya adalah
tendangan sabit (menyamping).

05-Aug-19 2
◼Menurut pengalaman guru Pendidikan Jasmani saat pembelajaran
Pendidikan Jasmani ketika materi Pencak Silat diberikan oleh guru
seiring ditemui masalah pada siswa ketika melakukan tendangan sabit
masih sulit dikuasai oleh siswa kelas VIII SMP Harapan Srogol
Kabupaten Bogor. Yaitu peserta didik masih mengalami kesulitan
dalam gaya mengajar guru dan faktor kondisi peserta.
◼Minat belajar anak dapat berkurang dari minimnya metode guru tetapi
sebaliknya apabila cara mengajar menggunakan teknik yang beraneka
ragam dan di sertai dengan pengertian yang memadai dari pihak guru
akan menjadi menarik bagi murid-murid dan akan menambah prestasi
hasil belajar mereka.

05-Aug-19 3
B. IDENTIFIKASI
MASALAH
◼ Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dalam proses pembelajaran pendidikan
jasmani?
◼ Apakah gaya mengajar inklusi efektif terhadap hasil belajar tendangan sabit pada siswa
kelas VIII SMP Harapan Srogol Kabupaten Bogor?
◼ Apakah gaya mengajar latihan efektif terhadap hasil belajar tendangan sabit pada siswa
kelas VIII SMP Harapan Srogol Kabupaten Bogor?
◼ Apakah gaya mengajar inklusi lebih efektif terhadap hasil belajar tendangan sabit
dibandingkan dengan gaya mengajar latihan pada siswa kelas VIII SMP Harapan Srogol
Kabupaten Bogor?
◼ Apakah gaya mengajar latihan lebih efektif terhadap hasil belajar tendangan sabit
dibandingkan dengan gaya mengajar inklusi pada siswa kelas VIII SMP Harapan Srogol
Kabupaten Bogor?
◼ Apakah gaya mengajar inklusi dan latihan dapat meningkatkan minat siswa dalam
pembelajaran pendidikan jasmani pada siswa kelas VIII SMP Harapan Srogol
Kabupaten Bogor?

05-Aug-19 4
C. PEMBATASAN MASALAH
◼Berdasarkan latar belakang yang teridentifikasi, maka
penelitian ini dapat dibatasi sebagai berikut:
”Efektifitas mengajar gaya inklusi dan gaya mengajar
latihan terhadap hasil belajar tendangan sabit pencak
silat pada siswa kelas VIII SMP Harapan Srogol
Kabupaten Bogor”.

05-Aug-19 5
D. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka masalah dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
◼Apakah gaya mengajar inklusi efektif terhadap hasil belajar
tendangan sabit pencak silat pada siswa kelas VIII SMP Harapan
Srogol Kabupaten Bogor?
◼Apakah gaya mengajar latihan efektif terhadap hasil belajar
tendangan sabit pencak silat pada siswa kelas VIII SMP Harapan
Srogol Kabupaten Bogor?
◼Apakah gaya mengajar inklusi lebih efektif dibandingkan gaya
mengajar latihan terhadap hasil belajar tendangan sabit pencak silat
pada siswa kelas VIII SMP Harapan Srogol Kabupaten Bogor?

05-Aug-19 6
E. KEGUNAAN PENELITIAN
Adapun manfaat yang diharapkan dari kegiatan penelitian ini adalah:
◼Mengetahui efektifitas gaya mengajar inklusi dan gaya mengajar
Latihan terhadap hasil belajar tendangan sabit pencak silat pada siswa
kelas VIII SMP Harapan Srogol Kabupaten Bogor.
◼Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa pendidikan jasmani FIK
UNJ dalam mengajar Pencak Silat.
◼Sebagai bahan masukan bagi guru pendidikan jasmani dalam
menggunakan metode yang tepat sebagai usaha meningkatkan hasil
belajar pendidikan jasmani khususnya dalam mengajar Pencak Silat di
SMP/MTs.

05-Aug-19 7
KERANGKA TEORITIS, KERANGKA
BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
1. Hakikat Belajar
◼Menurut Djamara, Syaiful Bahri dalam buku Sofan Amri, S.Pd,
mengatakan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa
raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari pengalaman individu dalam intraksi dengan
lingkungan yang menyangkut kognitif , afektif dan psikomotor
http://m.inkuiri.com/wahana/cendikia-peningkatan-mutu-
pendidikan-sekoal-dasar-dan-menengah. Diakses selasa,17 mei
2019

05-Aug-19 8
HAKIKAT MENGAJAR
Mengajar memiliki beberapa peranan penting antara lain:
◼Mengajar adalah menanamkan pengetahuan sebanyak-banyaknya
dalam diri anak didik.
◼Mengajar merupakan usaha penyampaian kebudayaan kepada anak
didik.

Arifin (1978) mendefinisikan mengajar sebagai suatu rangkaian


kegiatan penyampaian bahasa belajar kepada murid agar dapat
menerima, menanggapi, menguasai, dan mengembangkan bahasa
pelajaran itu.
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru(Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2004),h.181.

05-Aug-19 9
HAKIKAT GAYA MENGAJAR INKLUSI

◼ Dalam metode mengajar inklusi, peran guru adalah guru menentukan tugas
pembelajaran yang memiliki target atau kriteria yang berbeda tingkat
kesulitannya dan siswa di beri keleluasaan untuk menentukan tingkat tugas
mana yang sesuai.

Peranan guru dalam gaya cakupan ini adalah:


◼ Guru membuat aturan sebelum pertemuan
◼ Guru harus merencanakan seperangkat tugas dalam berbagai tingkat yang
disesuaikan dengan perbedaan individu dan yang memungkinkan siswa untuk
beranjak dari tugas yang mudah ke yang sulit.

05-Aug-19 10
HAKIKAT GAYA MENGAJAR INKLUSI

Sasaran dalam gaya ini adalah sebagai berikut:


◼ Melibatkan semua siswa
◼ Penyesuaian terhadap perbedaan individu
◼ Memberi kesempatan untuk memulai penampilan sesuai kemampuan sendiri
◼ Memberi kesempatan untuk memulai bekerja dengan tugas yang lebih ringan
◼ Belajar melihat kemampuhan yang dilakukan oleh siswa
◼ Individualisasi dimungkinkan untuk menyesuaikan tugas yang akan dipilih.

Terdapat tiga bagian dari Gaya Mengajar Inklusi: Pra Pertemuan, Selama
Pertemuan dan Pasca Pertemuan

05-Aug-19 11
HAKIKAT GAYA MENGAJAR LATIHAN

Sasaran gaya latihan ini adalah sasaran yang berhubungan dengan tugas
penampilan:
◼ Berlatih tugas-tugas yang diberikan
◼ Memperagakan/mendemonstrasikan tugas
◼ Lamanya waktu latihan
◼ Memiliki pengalaman dan pengetahuan dari balikan guru.

Pengajaran dengan gaya pemberian latihan didesain untuk meningkatkan


keterampilan siswa dengan cara menugaskannya untuk melakukan kegiatan
berulang-ulang.
Langkah-langkah pelaksanaan gaya latihan sebagai berikut: Pra pertemuan,
Selama Pertemuan dan Pasca Pertemuan

05-Aug-19 12
HAKIKAT HASIL BELAJAR
◼ Hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor
setelah diberikan tes hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran. Nilai yang
diperoleh siswa menjadi acuan untuk melihat penguasaan siswa dalam
menerima materi pelajaran.
◼ Nana Sudjana membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan
kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita – cita.
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010), h.22
◼ Hasil belajar dalam penelitian ini adalah hasil yang diperoleh atau disebabkan
dari adanya proses belajar mengajar yang dirancang atau disusun oleh guru
secara sistematis dengan alat bantu dan metode mengajar.

05-Aug-19 13
HAKIKAT BELAJAR GERAK

◼Tujuan belajar gerak adalah untuk menguasai sebagai keterampilan


gerak dan mengembangkannya agar keterampilan gerak yang dikuasai
bias dilakukan untuk menyelesaikan tugas-tugas gerak dalam
mencapai sasaran tertentu misalnya gerak olahraga.
◼Terdapat enam konsep gerak yang berguna dalam pendidikan jasmani
yang harus tercakup dalam pengajaran: Rangkaian aksi
▪ Kualitas gerak
▪ Prinsip gerak
▪ Strategi gerak
▪ Pengaruh gerak
▪ Emosi gerak.

05-Aug-19 14
HAKIKAT PENCAK SILAT
Pencak silat merupakan salah satu budaya asli bangsa Indonesia, yang sudah
diterima oleh masyarakat Internasional. Hal ini akan terlihat dari kejuaraan
seperti SEA Games, Asian Beach Games, Asian Indoor Games, Kejuaraan
Dunia dan yang paling terbaru adalah perhelatan olahraga se asia yaitu ASIAN
Games.
◼ Pengertian Tendangan Sabit
◼ Tendangan Sabit, merujuk pada namanya, merupakan suatu teknik tendangan
yang lintasan geraknya membentuk garis setengah lingkaran, atau tendangan
ini cara kerjanya mirip dengan sabit (arit/clurit), yaitu didayun dari samping
luar menuju samping dalam.
◼ Tendangan sabit adalah tendangan yang lintasannya setengah lingkaran ke
dalam dengan sasaran seluruh bagian tubuh, dengan punggung telapak kaki
atau jari telapak kaki.

05-Aug-19 15
KERANGKA BERPIKIR
◼ Dalam kejuaraan Dunia Pencak Silat, peserta tidak lagi hanya berasal dari
kawasan Asia, tetap juga utusan dan wakil Negara di setiap benua.
◼ Pengajaran pencak silat di sekolah berbeda sifatnya dengan pelatihan di luar
sekolah.
◼ Terdapat dua gaya pengajaran menurut Mosston Pengajaran dengan Gaya
Inklusi dan Pengajaran dengan Gaya latihan (practice).
◼ Kedua gaya mengajar tersebut, masing-masing memiliki kelebihan dan
kekurangannya. Guru dengan gaya inklusi siswa dapat menentukan latihan
gerakan dari yang mudah ke yang lebih sulit. Sebaliknya dengan gaya
latihan, guru memberikan umpan balik kepada siswa yang di ajar sehingga
akan banyak membuang waktu siswa untuk berlatih.

05-Aug-19 16
HIPOTESIS TINDAKAN
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, kerangka teori dan kerangka
berfikir yang telah diuraikan tersebut diatas, maka dapat diajukan hipotesis
sebagai berikut:
◼ Mengajar gaya inklusi dapat meningkatkan hasil belajar tendangan sabit Pencak
silat pada siswa kelas VIII SMP Harapan Srogol Kabupaten Bogor
◼ Mengajar gaya latihan dapat meningkatkan hasil belajar tendangan sabit Pencak
silat pada siswa kelas VIII SMP Harapan Srogol Kabupaten Bogor
◼ Secara keseluruhan bahwa hasil belajar tendangan sabit Pencak silat pada siswa
kelas VIII SMP Harapan Srogol Kabupaten Bogor yang diajarkan dengan gaya
inklusi lebih efektif dibandingkan dengan siswa yang dijadikan dengan gaya latihan.
◼ 

05-Aug-19 17
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan
Penelitian C. Metodologi Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk


mengetahui manakah diantara dua Metode yang digunakan adalah eksperimen
dengan uji t. Kepada unit percobaan
gaya mengajar, yaitu gaya mengajar dikenakan perlakuan dengan dua kali
inklusi dan gaya mengajar latihan pengukuran, pengukuran yang pertama
yang lebih efektif terhadap dilakukan sebelum perlakuan diberikan, dan
peningkatan hasil belajar tendangan pengukuran kedua dilakukan sesudah
sabit pencak silat. perlakuan dilaksanakan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian D. Populasi dan Sampel


Tempat: Penelitian dilakukan di lapangan Populasi: SMP Harapan Srogol
olahraga VIII SMP Harapan Srogol Kabupaten kabupaten Bogor kelas
Bogor. VIII(delapan) sebanyak dua kelas
dengan jumlah 70 siswa.
Waktu: pada tanggal (15 juli 2019) dan (27 juli
Sampel: Teknik pengambilan
2019). Penelitian dilakukan satu minggu sekali sampel yang digunakan yaitu
dan lamanya pelajaran 2 x 45 menit (dua jam Cluster random sampling
pelajaran).

05-Aug-19 18
METODOLOGI PENELITIAN
Teknik Pengumpulan Data Teknik analisis data
Dalam penelitian terdapat dua variabel, yaitu Dalam penelitian ini
variabel bebas dan variabel terikat : menggunakan teknik statistik uji-t
Variabel bebas adalah gaya mengajar Inklusi menurut Anas Sudjono
dan gaya mengajar Latihan. Anas Sudjono, pengantar statistik
Variabel terikat adalah hasil belajar tendangan pendidikan, (Bandung: Tarsito, 2002),
sabit pencak silat. h.47
 
Sumber Data Dihitung menurut :
A. dua sampel yang saling berhubungan
di dapat dari hasil belajar tendangan sabit B. dua sampel yang tidak saling
pencak silat pada siswa kelas VIII SMP berhubungan
Harapan Srogol Kabupaten Bogor.
 
Instrument Test Hipotesis Statistik
Tes yang digunakan adalah proses tendangan
sabit pencak silat, yaitu setiap siswa melakukan H0= : :
gerakan tendangan sabit pencak silat, kemudian Hipotesis ditolak
dinilai berdasarkan norma yang sudah dibuat H1 = :
oleh peneliti. Hipotesis diterima

05-Aug-19 19
HASIL PENELITIAN
◼ 

Tabel Distribusi Hasil Tes Awal

 N Kelas Batas kelas Titik Tengah


Frekuensi
o Interval
Absolut Relatif

63 – 64 62,5 – 64,5 63,5 3 20 %


1
65 – 66 64,5 – 66,5 65,5 5 33,3 %
2
67 – 68 66,5 – 68,5 67,5 3 20 %
3
69 – 70 68,5 – 70,5 69,5 4 26,67 %
4

05-Aug-19 Jumlah 15 20
100%
HASIL PENELITIAN

◼ 

 N Kelas Batas Kelas Titik Frekuensi

o Interval Tenga Absolut Relatif

68 – 69 67,5 – 69,5 68,5 1 6,7%


1
70 – 71 69,5 – 71,5 70,5 2 13,3 %
2
72 – 73 71,5 – 73,5 72,5 6 40%
3
74 – 75 73,5 – 75,5 74,5 4 26,7 %
4
76 - 77 75,5 – 77,5 76,5 2 13,3 %
5
05-Aug-19 21
Jumlah 15 100%
PENGUJIAN HIPOTESIS
Data Hasil Tes Awal Tendangan Sabit Data Hasil Tes Akhir Tendangan
dengan Gaya Mengajar Inklusi dan Pencak Silat pada Gaya Mengajar
Latihan Inklusi dan Latihan
◼ Hipotesis yang menyatakan tidak
terdapat perbedaan antara hasil tes awal ◼ Berdasarkan hasil analisis data,
tendangan sabit pencak silat pada maka Ho ditolak dan H1 diterima
kelompok gaya mengajar inklusi dan atau hipotesis yang menyatakan
latihan diterima. terdapat perbedaan antara hasil tes
◼ Dengan demikian dapat disimpulkan akhir kemampuan tendangan sabit
dua kelompok yang akan diberikan Pencak Silat pada kelompok gaya
perlakuan atau treatment tendangan mengajar lnklusi dan latihan
sabit pencak silat pada kelompok gaya
mengajar Inklusi dan latihan tersebut, terbukti.
masing-masing memiliki kemampuan
dasar melakukan tendangan sabit yang
sama.

05-Aug-19 22
Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Tendangan Sabit Pencak Silat pada
Gaya Mengajar Inklusi

Berdasarkan hasil analisis data tersebut dapat disimpulkan Hipotesis nol (H o)


ditolak, Hipotesis Kerja (H1) diterima, atau terjadi peningkatan hasil belajar
tendangan sabit pencak silat menggunakan gaya mengajar inklusi

Hasil tes awal dan tes akhir tendangan sabit pencak silat pada
gaya mengajar latihan

05-Aug-19 23
KESIMPULAN DAN SARAN
◼Kesimpulan
Gaya mengajar lnklusi lebih efektif terhadap hasil belajar
tendangan sabit pencak silat dibandingkan gaya mengajar
latihan pada siswa kelas VIII SMP Harapan Srogol
Kabupaten Bogor.
◼Saran
Untuk guru sekolah Perhatikan gaya mengajar yang akan
diberikan, agar guru mudah dalam menyampaikan materi
serta dapat diterima dengan baik oleh siswa. 

05-Aug-19 24

Anda mungkin juga menyukai