Anda di halaman 1dari 37

.

Pembentukan Koperasi dari


Kelompok Lumbung Pangan
KELOMPOK MASYARAKAT

POSISI KELOMPOK MASYARAKAT SEBAGAI


ORGANISASI :
 Lembaga pimpinan kolektif masyarakat warga
ditingkat kabupaten / kota / kelurahan / desa
 Diprakarsai dan dikelola secara mandiri oleh
masyarakat
 Sarana membangun sinergi masyarakat agar mampu
menanggulangi persoalan kemiskinan dan
pembanguan
 Berbasis pada nilai – nilai universal kemanusiaan dan
prinsip – prinsip kemasyarakatan

2
FUNGSI KELOMPOK MASYARAKAT

 Dibentuk sebagai wadah perjuangan bersama


untuk memenuhi kebutuhan dan mengatasi
permasalahan bersama.
 Sebagai mediator dalam menjembatani aspirasi
dan kepentingan anggota kelompok.
 Untuk menggerakkan masyarakat dalam upaya
meningkatkan produktifitas.
 Sebagai salah satu bentuk partisipasi
masyarakat dalam pembangunan.

3
PERAN KELOMPOK MASYARAKAT

 Sebagai sarana atau kelembagaan yg menghasilkan kondisi


sosial psikologis yg mendorong tumbuhnya kepekaan,
prakarsa, kreativitas, inovasi, motivasi, solidaritas, rasa
tanggung jawab dan partisipasi anggota utk menanggapi
setiap permasalahan.

 Sebagai penggerak masyarakat dalam upaya diversifikasi


usaha khususnya dlm sektor produksi melalui proses belajar
dlm menerapkan teknologi baru untuk produk unggulan.

 Sebagai lembaga yg membangun solidaritas masyarakat yang


menciptakan insentif yang bersifat ekonomis.

4
KEUNGGULAN KELOMPOK MASYARAKAT

 Mempunyai kedekatan dengan anggota dalam


rangka menumbuhkan interaksi diantara mereka.
 Mudah mendirikan atau membentuknya.

 Relatif lebih flexible karena belum diikat ketentuan


formal sebagai sebuah lembaga atau Badan Hukum.

5
PRINSIP PENGEMBANGAN
KELEMBAGAAN KELOMPOK MASYARAKAT

1. Menjadikan lembaga yang memiliki kemampuan


mengakomodir kebutuhan anggota, baik yang berkaitan
dengan proses produksi, diversifikasi produk, pembiayaan dan
pemasaran produk anggota.

2. Menjadikan lembaga yang memiliki kekuatan untuk bersinergi


antar lembaga yang tumbuh di masyarakat melalui kebijakan
pemerintah dalam mendorong pertumbuhan atau
pengembangan kelembagaan masyarakat (khususnya yang
sudah dibina oleh instansi terkait/ormas), dengan
menghilangkan sifat ego sektoralnya, namun menumbuhkan
sinergi melalui kemitraan antara kelompok masyarakat yang
ada.
6
PRINSIP PENGEMBANGAN
KELEMBAGAAN KELOMPOK MASYARAKAT

3. Menjadikan lembaga yang memiliki kemampuan


menjalin hubungan antar kelembagaan dikalangan
kelompok – kelompok yang sudah ada yang sifatnya
tidak menghilangkan jati diri masing2 lembaga, tapi
saling mendukung dan menciptakan kepercayaan
masyarakat terhadap keberadaan lembaga tersebut.

7
HUBUNGAN KELOMPOK MASYARAKAT
DENGAN KOPERASI

Berdasar
nilai,
prinsip
Am koperasi
Memenuhi
kebutuhan dan atas
Bukan merupakan
bersama kekeluargaan Pelayanan
Am Badan Usaha kepada
Penguatan
secara anggota
Status
kolektif Mengembangkan
Keinginan untuk
Am Kelompok Badan Usaha kegiatan usaha
mengembangkan
Masyrkt potensi usaha yang berkaitan
Koperasi dengan kepentingan
secara sinergis
Mengatasi ekonomi anggota
Organisasi
Am permasalahan Tidak bisa ber- Kelompok
bersama gerak sebagai Masyarakat Laba/SHU
Badan Usaha
Dikelola
secara
Am
profesional
efektif,
efisien dan
transparan
Am : Anggota Masyarakat

8
PERMASALAHAN YANG DIHADAPI
OLEH KELOMPOK USAHA MASYARAKAT

 Bukan merupakan badan usaha, karena tidak ber Badan


Hukum.

 Ketika hendak mempromosikan produk anggotanya


mengalami kendala, karena tidak bisa bergerak bebas
sebagai suatu badan usaha.

 Pengurus cenderung tidak mengelola secara profesional


atau hanya sambilan.

 Rasa memiliki dan komitmen anggota terhadap


kelompoknya belum optimal.

9
KONVERSI KELOMPOK MENJADI KOPERASI
1. LATAR BELAKANG PELAKSANAAN KONVERSI
Perubahan lingkungan
di berbagai aspek khususnya di bidang ekonomi

Tantangan/Kesempatan Penumbuhan Ekonomi


/Tuntutan
Nasional

 Organisasi Kemasyarakatan Penataan dan Peningkatan


Kualitas Kelembagaan Kelompok
Ekonomi Masyarakat  Terciptanya Iklim yang
 Organisasi Keagamaan Kondusif Bagi Kelompok
Usaha Masyarakat
 Kelompok Usaha Binaan
Instansi Terkait Pembentukan Koperasi  Kemudahan Akses Modal,
Dari Kelompok Usaha Teknologi, Informasi Pasar,
SDM, Ortala Manajemen
Masyarakat

 Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi Rakyat Melalui


Kelompok - Kelompok Usaha Produktif

 Meningkatnya Kualitas Kelembagaan Koperasi

 Meningkatnya Wirausaha Baru


10
2. PERTIMBANGAN DILAKSANAKANNYA Terwujudnya
KONVERSI Peningkatan Peran
Serta Anggota
Usaha Kelompok
Menegkop dan UKM Tujuan Masyarakat

Kuantitaif Terwujudnya
Penumbuhan Peningkatan Nilai
Peningkatan Manfaat dan Nilai
Kelembagaan
Ekonomi Tambah Anggota
Koperasi
Nasional Kelompok
Mendorong
Masyarakat
Pertumbuhan
Penurunan Perekonomian
Mewujudkan Rakyat
Angka Meningkatnya
Kemandirian
Berbagai Kemiskinan S Kesadaran dan
Kelompok
Tantangan dan A Partisipasi Anggota
Usaha
Bagi Usaha Pengangguran S Dalam Berkoperasi
Masyarakat Mendorong
Kecil A
Melalui Kapasitas R
Atas
Koperasi Anggota
Perubahan Peningkatan A Meningkatnya
Lingkungan Kesejahteraan Kelompok N Peran Koperasi
Masyarakat Ekonomi
Sebagai Gerakan
Rakyat
Pengembangan Ekonomi Rakyat
Untuk
Kewirausahaan yang mampu
Berkoperasi
Yang Unggul sebagai Badan
Penciptaan Usaha yang legal
Dan Kompetitif
Peluang dan
Kesempatan
Lapangan
Pekerjaan
Mendukung
Pelaksanaan Terbentuknya 3.000
Otda Kualitaif koperasi baru dari
Kelompok Usaha
Masyarakat yang
produktif pada tahun
2006 - 2009

11
3. ALUR PELAKSANAAN KEGIATAN KONVERSI
KEBIJAKAN

KOORDINASI ANTAR INSTANSI/LEMBAGA DEPARTEMEN/INSTANSI


ORMAS/KEAGAMAAN /LEMBAGA ORMAS/ KEAGAMAAN

PENETAPAN TUJUAN DAN SASARAN

IDENTIFIKASI
STRATEGI PENCAPAIAN
KELOMPOK

PEMBINAAN DGN POLA WIL/REGIONAL

ORGANISASI MATERI SASARAN

- MENEG KOP DAN - KELEMBAGAAN - LBG. ORMAS


UKM KOPERASI - LBG. KEAGAMAAN
- KLP. P2KP
- LEMBAGA - ORG DAN MGT - KLP. KUBE
ORMAS/KEAGA PERKOP - KLP. PPK
MAAN - KLP. P4K
- KLP. UPPKS
- KLP. PEMP

PELAKSANAAN SOSIALISASI PROGRAM KONVERSI

PROSES LEGALITAS BH DR KLP. EKONOMI MSY MENJADI KOP.

MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM 12


4. MODEL KONVERSI

Kelompok Usaha Masyarakat Tidak memilki


Legalitas Badan Usaha
Yang Produktif dan Potensial

Konversi  Berbasis pada anggota

 Badan Usaha yang


Mendirikan Mempunyai Legalitas
Koperasi Koperasi (Badan Hukum) Koperasi

 Sesuai dengan prinsip


Bergabung
Ekonomi Kerakyatan
Dengan Koperasi
Yang Ada

 Memperkuat Lembaga Ekonomi Masyarakat menjadi Lembaga Ekonomi Mandiri

 Mampu melakukan pelayanan Hukum dalam kerjasama usaha / Kemitraan

13
KONVERSI

MENDIRIKAN BERGABUNG DGN


KOPERASI KOPERASI

MELAKSANAKAN TIDAK MELAKSANAKAN


PROSES PENDIRIAN PROSES PENDIRIAN KOPERASI TP MELAKUKAN
KOPERASI PROSES HUKUM

1. UU No. 25Thn 1992 Tentang Perkoperasian


2. PP No. 4 Thn 1994 Tentang Persyaratan dan
1. Kepmen No. 36/Kep/M/II/1998, Tentang
Tata Cara Pengesahan Akta Pendirian dan
Penggabungan dan Peleburan Koperasi
Perubahan AD Koperasi
2. Pelaksanaan Rapat Anggota Khusus Tentang
3. PERMEN No. 01/Per/M. KUKM/I/2006 Ttg
“Kesepakatan penggabungan kelompok
Petunjuk Pelaksanaan Pembentukan, Penge
kedalam lembaga koperasi”
sahan Akta Pendirian & Perubahan AD Kop.

1. Segala sesuatu yang dimiliki kelompok (fisik dan non fisik), dijadikan asset koperasi yang baru
dibentuk atau asset unit koperasi tempat bergabung
2. Simpanan anggota kelompok atau modal kerja/usaha kelompok dijadikan modal di koperasi yg baru
dibentuk atau unit koperasi tempat kelompok bergabung
3. Baik asset maupun modal sebagaimana butir 1 dan 2 harus diatur dan ditetapkan dalam AD dan ART
koperasi baru atau tempat kelompok bergabung

14
PROSES
PEMBENTUKAN
KOPERASI BARU
Pengertian Koperasi Menurut
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992

Koperasi adalah :
Badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum Koperasi,
dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan
usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial,
dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip Koperasi.

Koperasi Primer adalah :


Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan orang perseorangan (paling sedikit
20 (dua puluh) orang perseorangan dengan memisahkan sebagian kekayaan
pendiri atau anggota sebagai modal awal koperasi).

Koperasi Sekunder adalah :


Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan badan hukum koperasi (paling
sedikit 3 (tiga) Koperasi Primer).
16
PERSIAPAN PENDIRIAN
KOPERASI

1. Para anggota pendiri menyelenggarakan rapat persiapan pembentukan koperasi


2. Pada rapat tersebut dihasilkan risalah rapat yang memuat :
a. Nama Koperasi
b. Jenis Koperasi
c. Kesepakatan – kesepakatan yang akan dimuat dalam anggaran dasar :

- Besarnya setoran pokok


- Besarnya simpanan Wajib
- Masa bhakti pengawas
- Masa bhakti pengurus
- dan lain – lain
d. Surat Kuasa untuk menandatangani akte pendirian

17
PENDIRIAN KOPERASI

Penerima kuasa untuk menandatangani akte pendirian menghadap


notaris guna menandatangani akte pendirian koperasi

18
Pendirian Koperasi Sebagai Badan Hukum
Produsen

Konsumen
Koperasi USAHA Jasa
Sbg BH
Simpan
Akte Pinjam
AD
Pendiria
(Belum)
n
AD
(sudah)

Sebagai anggota
Mengikatkan ART

Persus - persus
- Pendidikan
- Rekomendasi

Tata tertib
19
AKTA PENDIRIAN KOPERASI

Akta Pendirian Koperasi memuat Anggaran Dasar dan keterangan yang


berkaitan dengan pendirian Koperasi, sekurang-kurangnya memuat :

a.Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, tempat tinggal, dan pekerjaan
pendiri perseorangan.

b.Susunan, nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, tempat tinggal, dan
pekerjaan Pengawas dan Pengurus koperasi yang pertama kali diangkat.

c.Jenis koperasi, sesuai dengan bidang usaha yang akan dilaksanakan.

20
PENGESAHAN AKTA PENDIRIAN
KOPERASI

Pemegang Kuasa Pendirian Koperasi mengajukan


permohonan pengesahan Akta Pendirian Koperasi
kepada Dinas Koperasi dan UKM Kab/Kota setempat,
yang dilampiri dengan :

1.Risalah rapat persiapan pembentukan pendirian


koperasi
2.Surat kuasa pendirian koperasi
3.Akta pendirian koperasi

21
LAMANYA PENGESAHAN

Jika lampiran – lampiran tersebut sudah


lengkap, sesuai dengan Undang – Undang No.
25 tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 10
diperlukan waktu paling lama 3 (tiga) bulan
setelah diterimanya permintaan pengesahan.

22
Time Schedule
Pengajuan
Pengesahan
Pengajuan
akte
Ulang
Ditolak
pendirian

30 Hari 30 Hari 30 Hari

Rapat
Persiapan Penolakan
Pendirian

Pendirian Pengesahan Pengesahan


Penandatangana
n
Akte
Di depan
Notaris
BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
DALAM PEMBENTUKAN KOPERASI

A. Nama Koperasi
Koperasi dilarang memakai nama yang :
1. Telah dipakai secara sah oleh koperasi lain dalam satu kabupaten /
kota “untuk pendirian koperasi baru harus terlebih dahulu
mengajukan usulan nama”
2. Bertentangan dengan ketertiban umum dan atau kesusilaan dan atau,
3. Sama atau mirip dengan nama lembaga negara, lembaga pemerintah, atau
lembaga Internasional, kecuali mendapat izin yang
bersangkutan.

24
B. Jenis – Jenis Koperasi

1. Koperasi Konsumen ;
Menyelenggarakan kegiatan usaha pelayanan di bidang penyediaan barang
kebutuhan Anggota dan non-Anggota.

2. Koperasi Produsen ;
Menyelenggarakan kegiatan usaha pelayanan di bidang pengadaan sarana
produksi dan pemasaran produksi yang dihasilkan Anggota kepada Anggota dan non-
Anggota.

3. Koperasi Jasa ;
Menyelenggarakan kegiatan usaha pelayanan jasa non-simpan pinjam yang
diperlukan oleh Anggota dan non-Anggota.

4. Koperasi Simpan Pinjam.


Menjalankan usaha simpan pinjam sebagai satu-satunya usaha yang melayani
Anggota.
25
C. PERANGKAT ORGANISASI KOPERASI

1. Rapat Anggota

2. Pengawas

3. Pengurus

26
D. Rapat Anggota :

1.Merupakan pemegang kekuasaan tertinggi


dalam koperasi.
2.Rapat anggota dihadiri oleh anggota yang
pelaksanaanya diatur dalam anggaran dasar;

27
E. Rapat Anggota Berwenang :

o Anggaran Dasar;
o Kebijaksanaan umum dibidang organisasi manajemen dan usaha koperasi;
o menetapkan rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja
Koperasi;
o Memilihan, pengangkatan, pemberhentian pengurus dan pengawas ;
o Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi, serta
pengesahan laporan keuangan ;
o Pengesahan pertanggungjawaban pengurus dalam pelaksanaan tugasnya;
o Pembagian sisa hasil usaha;
o Penggabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran koperasi;

28
F. PENGAWAS

1. Dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam Rapat Anggota.

2. Pengawan bertanggung jawab kepada rapat anggota;

3. Persyaratan untuk dapat dipilih dan diangkat sebagai anggota


Pengawas ditetapkan dalam Anggaran Dasar.

29
G. PENGAWAS BERTUGAS

1. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan


kebijakan dan pengelolaan Koperasi yang dilakukan
oleh Pengurus;
2. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasan;

30
H. PENGAWAS BERWENANG

1. Meneliti catatan yang ada pada koperasi;


2. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan;

31
I. PENGURUS KOPERASI

a. Pengurus dipilih dari dan oleh anggota Koperasi


dalam Rapat Anggota;
b. Pengurus merupan pemegang kuasa rapat anggota;
c. Untuk pertama kali susunan dan nama anggota pengurus
di cantumkan dalam akta pendirian;
d. Masa jabatan pengurus paling lama 5 (lima) tahun
e. Persyaratan untuk dapat dipilih dan diangkat menjadi
anggota pengurus ditetapkan dalam anggaran dasar

32
J. PENGURUS BERWENANG

a. Mewakili koperasi di dalam dan di luar pengadilan;


b. Memutuskan penerimaan dan penolakan
anggota baru serta pemberhentian anggota sesuai dengan
ketentuan dalam anggaran dasar;
c. Melakukan tindakan dan upaya bagi
kepentingan dan kemanfaatan koperasi sesuai dengan
tanggung jawabnya dan keputusan rapat anggota;

33
K.PENGURUS BERTUGAS

 Mengelola Koperasi dan Usahana;


 Mengajukan rencana-rencana kerja serta rancangan rencana anggaran
pendapatan dan belanja Koperasi;
 Menyelenggarakan rapat angota;
 mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan
tugas;
 menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib;
 memelihara Daftar Buku Anggota dan Pengurus;

34
L. MODAL KOPERASI

 Modal Koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman.


 Modal sendiri dapat berasal dari:
a. Simpanan Pokok;
b. Simpanan Wajib;
c. Dana cadangan
d. Hibah
• - Modal Pinjaman dapat berasal dari :
a. Anggota
b. Koperasi lainnya dan/atau anggotanya
c. Bank dan Lembaga
d. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya
e. Sumber lain yang sah (yang tidak bertentangan dengan Anggaran
Dasar dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan)
35
PROSES PEMBENTUKAN KOPERASI DAN PENGESAHAN
UU 25/1992
BADAN HUKUM KOPERASI
Pengesahan selambat-
lambatnya 3 bulan
PP 4/1994 Diterima sejak berkas diterima
lengkap
• Pejabat yang berwenang
wajib melakukan penelitian
terhadap materi Anggaran
PERMEN 01/2006 Dasar yang diajukan.
Keputusan penolakan
dan alasannya
• Pejabat yang berwenang disampaikan kembali
Sekelompok orang yang melakukan pengecekan kepada kuasa pendiri
terhadap keberadaan paling lama 3 bulan
mempunyai kegiatan
dan kepentingan koperasi tersebut.
ekonomi yang sama. Terhadap penolakan,
para pendiri dapat
mengajukan
Ditolak permintaan ulang
PRA KOPERASI pengesahan akta
pendirian koperasi
dalam jangka waktu
paling lama 1 bulan.
Kop. Primer
Rapat Persiapan - Sekurang - Keputusan terhadap
permintaan ulang
kurangnya di tersebut diberikan
Rapat Pembentukan hadiri 20 orang paling lambat
1 bulan.
pendiri.
Membahas Anggaran Dasar Koperasi : Mengajukan
Anggaran Dasar memuat antara lain : Kop. Sekunder permohanan pengesahan
• Nama & tempat kedudukan. secara tertulis kepada
Pejabat berwenang.
• Maksud & tujuan - Dihadiri sekurang
• Bidang usaha. kurangnya 3 (tiga) disetujui ditolak
• Keanggotaan. koperasi melalui
wakil-wakilnya.
• Rapat Anggota.
• Pengurus, Pengawas.
• Sisa Hasil Usaha. Keputusan akhir
Pembuatan Akta oleh
Notaris. 1
37

Anda mungkin juga menyukai