Anda di halaman 1dari 55

GANGGUAN SISTEM IMUN

By. Kelompok 4
Anggota Kelompok 4

Yusuf
Johansyah

Imam Muhamma
Maulana d Suwandi

M. Putra Ahmad
Pratama U Ramadani
PENDAHULUAN
• Sistem imun adalah sistem pertahanan di dalam
tubuh kita yang tugasnya untuk melindungi tubuh
dari infeksi berbagai jenis kuman seperti virus,
bakteri dan parasit dan juga untuk menghancurkan
sel-sel yang rusak, seperti sel Tumor dan sel Kanker.
• Sistem ini terdiri dari organ-organ dan sistem-sistem
bagian yang ada di banyak tempat di tubuh kita agar
dari manapun ancaman penyakit muncul – organ
imun terdekat bisa segera mengatasinya
• Sistem ini memulihkan kesehatan dengan cara yang kerap
membuat kita tidak nyaman. Misalnya demam
(sebenarnya adalah cara sistem ini melemahkan kuman
agar mudah dikalahkan)
• Sistem ini bisa menjadi terlalu aktif dan naif dimana
sistem ini bisa menyerang tubuh sendiri (autoimun) atau
bisa terlalu kreaktif terhadap rangsangan dari luar (alergi)
• Sistem ini cenderung menolak benda asing yang masuk.
Penggantian organ (transplantasi) punya resiko penolakan
FUNGSI SISTEM IMUN
• Penangkal benda asing masuk ke dalam tubuh
• Untuk kesimbangan fungsi tubuh terutama menjaga keseimbangan komponen tubuh yang
telah tua.
• Sebagai pendeteksi adanya sel-sel abnormal, termutasi atau ganas serta menghancurkannya

Luar tubuh
Inflamasi
Dalam tubuh
Penghalang
misalnya kulit Non-spesifik
Patogen dalam
tubuh
Fagositosis
Luka Respon
imun
Imunitas
Pembekuan
humoral
darah
(antibodi)
Patogen misalnya Spesifik
bakteri

Imunitas
Lisozim diperantai sel
dalam (sel-sel)
keringat
NATURAL/INNATE ADAPTIVE/ACQUIRED
Lisozim pada air mata
Lisozim pada mukus dalam hidung
Lisozim pada ludah
Mukus dan silia pada
Asam lemak dan bakteri saluran udara
alami

Asam pada lambung


Lisozim pada usus halus

Bakteri pada usus besar

Lisozim pada urin


Bakteri alami pada vagina
ANTIGEN DAN ANTIBODI
ANTIGEN
• Zat yang dapat merangsang pembentukan antibodi
jika diinjeksikan kedalam tubuh. Antibodi ini dapat
bereaksi secara spesifik dengan antigen yang dapat
menyebabkan pembentukan antibodi tersebut
• Bahan yang asing untuk badan, yang dapat
menimbulkan pembentukan antibodi dengan reaksi
yang khas.
• Protein besar dengan berat molekul > 40.000 dalton
dan kompleks polisakarida mikrobial
ANTIBODI
• Imunoglobulin (Ig) adalah golongan protein
yang dibentuk sel plasma (proliferasi sel B)
setelah terjadi kontak dengan antigen.
Antibodi ditemukan dalam serum dan jaringan
dan mengikat antigen secara spesifik
• Mempunyai 4 polipeptid dasar yang terdiri
atas 2 rantai berat dan 2 rantai ringan yang
identik, dihubungkan satu dengan yang lainnya
oleh ikatan disulfida
STRUKTUR ANTIBODI
CARA KERJA ANTIBODI
REAKSI HIPERSENSITIVITAS
MEKANISME RESPON HYPERSENSITIVITAS

1. Opsonisasi dan fagositosis yang diperantarai


komplemen dan Fc reseptor

2. Inflamasi yang diperantarai komplemen dan


Fc reseptor

3. Disfungsi sel yang diperantarai oleh antibodi


ASMA BRONCHIAL
• Penyakit paru dengan karakteristik :
– Obstruksi saluran napas yang reversibel (tetapi
tidak lengkap pada beberapa pasien) baik secara
spontan maupun dengan pengobatan dengan
memberikan gelaja seperti batuk, mengi dan sesak
napas
– Inflamasi saluran napas
– Peningkatan respon saluran napas terhadap
berbagai rangsangan
• Prevalensi asam dipengaruhi banyak faktor :
– Jenis kelamin
– Usia
– Status atopi
– Keturunan dan
– Factor lingkungan
PATOGENESIS ASMA
• Diawali dengan inhalasi yang bersifat
alergen maupun polutan yang
kemudian sampai pada dinding
mukosa dari saluran bronchus
• Terjadi respon imun terhadap antigen
tersebut sehingga menstrimulasi
hipersekresi mukus dan edema pada
mukosa oleh mediator kimia yang
dihasilkan dan menyebabkan
terjadinya bronkokonstriksi yang
menyebabkan udara sulit untuk
masuk dan keluar yang dalam gejala
klinis tampak sesak
FAKTOR FAKTOR PENYEBAB ASMA
• Gambaran klinik asma klasik adalah
– Serangan episodik batuk
– Mengi dan
– Sesak napas
• DIAGNOSIS
• Riwayat penyakit
• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan penunjang
– Spirometri
– Uji propokasi bronkus
– Pemeriksaan sputum
– Darah rutin
– Uji kulit
– IgE
– Analisa gas darah
• Foto thorax
• TERAPI
– Mencegah ikatan alergen-IgE
– Mencegah pelepasan mediator
– Melebarkan saluran napas dengan bronkodilator
– Mengurangi respon dengan jalan meredam
inflamasi saluran napas
HIV DAN AIDS
• Pertama kali kasus ditemukan tahun 1987
• Perkembangan tajam mulai tahu 1993
• Setiap hari kasus bertambah kita-kira 8.500 kasus
• Bayi yang lahir HIV + lebih dari 400.000 bayi
• Untuk orang dewasa bertambah kira-kira 7000
kasus setiap hari
• Sampai akhir tahun 2002 ada 28,7 juta kasus
• 60% kasus adalah usia produktif
DATA ORANG TERJANGKIT HIV
PATOGENESIS
• Perjalan infeksi HIV
• Stadium-stadium yang terjadi antara lain :
– Infeksi primer (8-12 minggu)
– Penyebaran virus keorgan-organ limfoid
– Masa laten klinik (bisa sampai 10 tahun )
– Infeksi opurtonustik (AIDS)
– Kematian
• Lama waktu antara infeksi primer dan perkembangan
penyakit klinik rata-rata sekitar 10 tahun
• Kematian biasanya terjadi dalam 2 tahun setelah timbul
mulai gejala
ALUR PENULARAN VIRUS HIV
• Infeksi Oportunistik :
• Infeksi yang muncul lebih sering dan lebih parah
disebabkan oleh kondisi imunosupresi pada pasien
dengan HIV
– Banyak pasien HIV tidak sadar statusnya dan baru ke dokter
saat IO muncul
– Yang sudah sadar status HIV namun tak berobat karena
masalah psikososioekonomi
– Sudah sadar, sudah ARV, namun gagal terapi karena
pelayanan yang tidak konsisten, kepatuhan buruk, efek
samping obat yang tidak menyenangkan, dll
DERMATITIS ATOPIK
• Peradangan kulit
• Gejala utama gatal
• Hilang timbul
• Kulit kering
• Lesi eksematosa
• Mekanisme terjadinya lesi dikaitkan dengan
keadaan atopi
• Adalah keadaan peradangan kulit kronis dan
residif, disertai gatal yang umumnya sering
terjadi selama masa bayi dan anak-anak,
sering berhubungan dengan peningkatan
kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada
keluarga atau penderita (dermatitis atopi,
rhinitis alergi, asma bronkial dan konjungtivitis
alergica
• Kata “atopi” pertama kali
diperkenalkan oleh Coca (1923)
• Istilah yang dipakai untuk
sekelompok individu yang
mempunyai riwayat kepekaan
dalam keluarganya misalnya :
– Asma bronkial
– Rhinistis alergi
– Konjungtivitis alergi
– Dermatitis atopik
ETIOLOGI
• Belum diketahui dengan pasti
• Interaksi berbagai faktor :
genetik, imunologik,
farmakologik, lingkungan, sawar
kulit.
• 80% penderita DA memiliki kadar
IgE dan eosinofil yang meningkat.
• Terdapat defisiensi imunologik,
karena fungsi sel-T menurun
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pada serum darah terdapat peningkatan IgE
pada sebagian besar pasien dermatitis atopik
• Pada darah tepi banyak ditemukan eosinofil
• Kira-kira 85% positip pada skin test dan
atibody IgE
• Lebih baik dilakukan pemeriksaan biopsy
(histopatologi)
• Pemeriksaan asetilkolin, dll
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai