Anda di halaman 1dari 24

ORGANISASI

BUDI UTOMO
Nama Kelompok

01 02
Adinda Putri Nefrizal Dwi Rama Pratiwi

03 04
Marsya Shifa Bianda Putri
01
Latar Belakang
Latar Belakang Organisasi Budi Utomo
Latar belakang pembentukan organisasi Budi Utomo datang dari
Dr. Wahidin Sudirohusodo. Ia adalah seorang dokter Jawa yang
berasal dari Surakarta. Ia adalah orang yang dulunya dengan giat
menyebarkan cita-cita pendirian organisasi.
Ia ingin agar di daerah Jawa memiliki sebuah perkumpulan yang
bertujuan untuk memajukan pendidikan. Selain itu, tujuan
perkumpulan tersebut adalah membiayai anak-anak yang tidak
bisa bersekolah tetapi memiliki potensi dan kemauan. Gagasan
tersebut disambut oleh para pelajar asal STOVIA, Batavia,
terutama oleh Soeradji, Gondwana dan Soetomo.
Setelah melalui serangkaian diskusi, pada tanggal 20 Mei 1908,
didirikanlah sebuah perhimpunan. Perhimpunan tersebut diberi
nama Budi Utomo. Ada Sembilan orang yang masuk ke dalam
pendiri tokoh organisasi budi Utomo.
Akan tetapi, dalam perjalanannya banyak tokoh yang bergabung di
organisasi Budi Utomo. Seperti Soewardi Soerjaningrat (Ki Hajar
Dewantara), Tjipto Mangoenkoesoemo, Tirto Adhi Soerjo, Raden
Adipati Tirtokoesoemo, Pangeran Noto Dirodjo dan seterusnya.
Organisasi Budi Utomo memiliki peran penting dalam mengawali
era pergerakan nasional pada saat itu. Ini sebelum munculnya
beberapa organisasi lainnya. Organisasi Budi Utomo berakhir pada
tahun 1935, setelah perhimpunan ini melebur ke dalam Partai
Indonesia Raya atau Parindra dibawa pimpinan Soetomo.
02
Tujuan
Tujuan Organisasi Budi Utomo
Organisasi Budi Utomo menggelar kongres
pertama pada Oktober 1908, di Yogyakarta.
Tujuan didirikannya organisasi Budi Utomo ini
tercetus di dalam kongres pertama ini. tujuannya
adalah untuk menjadi kehidupan sebagai bangsa
yang terhormat. Fokus dari pergerakan
organisasi ini dalam bidang pengajaran,
pendidikan, dan kebudayaan.
Itulah ulasan lengkap mengenai organisasi Budi
utomo.
Tujuan lainnya:

1.Menyadarkan kedudukan masyarakat Jawa, Sunda,


dan Madura pada diri sendiri.
2.Berusaha meningkatkan kemajuan mata pencaharian
serta penghidupan bangsa dengan memperdalam
kesenian dan kebudayaan.
3.Menjamin kehidupan sebagai bangsa yang terhormat
Fokus pada masalah pendidikan, pengajaran, dan
kebudayaan.
4.Membuka pemikiran penduduk Hindia seluruhnya
tanpa melihat perbedaan keturunan, kelamin, dan agama.
03
Tokoh
Pendiri organisasi Budi Utomo didirikan oleh pelajar dari
STOVIA atau School tot Opleiding van Inlandsche Artsen.
1. Suetomo
Soetomo memiliki nama asli Soebroto. Lahir di Nganjuk, Jawa Timur
pada tanggal 30 Juli 1888. Dilansir dari buku karya Angkasa, yang
berjudul Riwayat Hidup dan Perjuangan dr Soetomo (1960) Soetomo
adalah seorang dokter. Di samping menjadi dokter, Soetomo aktif di
dalam bidang politik.

Setelah itu, Soetomo mendirikan sebuah perkumpulan. Nama


perkumpulan tersebut adalah Budi Utomo. Selain sebagai
perkumpulan, Budi Utomo dijadikan sebagai organisasi pelajar.
Selain organisasi Budi Utomo, Soetomo juga mendirikan
organisasi lain. Organisasi tersebut adalah ISC atau
Indonesische Studie Club. Di dalam organisasi tersebut
melahirkan sekolah tenun, koperasi, bank kredit dan lain
sebagainya.

Soetomo kemudian wafat pada tanggal 30 Mei 1938. Ia


meninggal di usia 50 tahun karena terlalu sibuk dengan berbagai
kegiatan organisasinya. Akibatnya, kondisi fisiknya terus
menurut dan meninggal.
2.Mochammad Saleh

Mochammad Saleh lahir pada tanggal 15 Maret 1888 di Kecamatan Simo,


Boyolali Jawa Tengah. Ia merupakan dokter pertama yang diberikan sebuah
wewenang oleh Pemerintahan Indonesia. Mochammad Saleh ditugaskan untuk
menjadi pemimpin sebuah rumah sakit umum yang ada di kota Probolinggo.
Dalam menjalankan tugasnya, ia dibantu oleh Dr. Peter dari Swiss dan Dr.
Sardadi.

“Setia dan pendiam”, itu adalah kesan dari Soetomo, mengenai Mochammad
Saleh. Mochammad Saleh adalah orang yang selalu bekerja menurut apa
yang diputuskan oleh rapat. Ia mengatur urusan rumah tangga secara
tertib.untuk bekerja sebagai seorang dokter swasta di daerah Probolinggo.
Perangai yang sudah melekat pada dirinya yang membuatnya memiliki
pengaruh besar. Hal itu juga menjadi alasan ia dicintai oleh para
masyarakat sekitarnya. Mochammad Saleh meninggal pada tanggal 2
Maret 1952, ketika berusia 63 tahun.
3.Mohammad Soelaiman
Mochammad Soelaiman lahir pada tahun 1886 di Grabag,
Kemutihan, Purworejo, Jawa Tengah. Semasa kecil, ia dipanggil
Sleman. Ayahnya adalah Sonto Wirok atau Sonto Suwondo,
seorang ketib. Dapat juga dikatakan bahwa ayahnya adalah
seorang pemuka agama.

Soelaiman lulus dari ELS atau Europeesche Lagere School pada usia
16 tahun. Ia menyadari bahwa kungkungan masyarakat kolonial
hanya bisa ditembus dengan peningkatan kualitas dari manusia
Jawa. Peningkatan kualitas tersebut didapatkan dari
pendidikan.

Berdasarkan hal itu, ia mantap untuk masuk ke STOVIA atau


School Tot Opleiding van Indlansche Artsen pada tanggal 1
Maret 1903. Ia meninggalkan Purworejo dan masuk ke
Weltevreden, Batavia. Ia dikenal sebagai seseorang yang sangat
cerdas, bahkan dijuluki en lopende woordenboek atau sebuah
kamus berjalan.
4.Goenawan Mangoenkoesoemo

Goenawan Mangoenkoesoemo adalah salah satu sahabat


dekat dari Soetomo. Bahkan, keduanya tak bisa dipisahkan,
terlebih dalam hal kaitannya dengan pendirian dari organisasi
Budi Utomo. Goenawan menjabat sebagai sekretaris di dalam
organisasi Budi Utomo.

Ia dinilai sangat konsisten pada pendiriannya. Bahkan, ia


menjadi penggerak sekaligus motivator dari organisasi
Budi Utomo tersebut. Di dalam kegiatan berorganisasi,
Goenawan memiliki jiwa pekerti serta rasa dalam
berbahasa.
5.Gondo Soewarno
Gondo Soewarno sering dipanggil Soewarno. Ia lahir di Boyolali, pada
1887. Soewarno masuk ke dalam pendidikan STOVIA pada tanggal 25
Januari 1902. Kemudian ia lulus pada tanggal 20 September 1910.

Pada awal pendirian organisasi Budi Utomo, Soewarno mendapat


jabatan sebagai sekretaris sementara di organisasi Budi Utomo.

Soewarno adalah sosok yang dikenal pendiam. Bahkan lebih


pendiam dibandingkan Soerdji dan Mochammad Saleh. Akan
tetapi, dibalik sifat pendiamnya tersimpan kekuatan besarnya
sebagai pemikir.

Soewarno adalah orang yang mahir dalam menulis dan berbicara


dalam bahasa Belanda. Kemahiran utamanya adalah dalam
bidang seni. Berbagai kemahiran yang dimilikinya tentu saja
bermanfaat untuk organisasi Budi Utomo.
6. R. Angka Prodjosoedirdjo

Angka Prodjosoedirdjo atau Dokter Angka lahir pada Selasa Kliwon,


tanggal 13 Desember 1987. Ayahnya merupakan asisten wedana
atau camat di Madukara, Banyumas yang bernama
Prodjodiwirjo. Ketika masa kanak-kanak, ia dititipkan kepada
orang tua ibunya, yaitu eyang R. Santadiredja.

Pada tahun 1967 Dokter Angka kemudian menyempatkan untuk


menulis silat mengenai pendirian organisasi Budi Utomo. Ia
menulis surat untuk menjawab surat dari Prof. Sardjito yang
mengatakan bahwa organisasi Budi Utomo didirikan oleh
pelajar dari STOVIA, sesuai dengan kejadian yang ia saksikan
pada tanggal 20 Mei 1908.

Dokter Angke meninggal di Purwokerto, pada tahun 1975. Saat itu ia


meninggal pada usia 88 t ahun. Kemudian ia dimakamkan di
Pesarean keluarga.
7.Mas Goembrek

Goembrek lahir pada tanggal 28 Juni 1885, hal itu sesuai dengan
perhitungan tarikh Jawa. Ibunya bernama Raden Ajeng
Marsidah dan Ayahnya bernama R. M. Padmokoesoemo.
Nama Goembrek berasal dari salah satu wuku di dalam
kalender Jawa.

Saat di STOVIA Goembrek merasakan adanya sistem kekolotan


suksesi bupati berdasarkan faktor keturunan. Melalui hal itu,
kemudian ia bergabung dengan kelompok Soetomo yang
masuk ke STOVIA pada tahun berikutnya.

Mereka saling berdiskusi masalah negara dan kebangsaan.


Gombrek memiliki peran yang penting dalam melakukan
pendekatan dengan para bupati. Hal itu dilakukan untuk
perjuangan mendukung organisasi Boedi Oetomo.
8.M. Soewarno

Tidak banyak hal-hal yang terekam mengenai M. Soewarno. Menurut


catatan, M. Soewarno lahir pada tahun 1886 di Kemirie. Ia masuk ke
dalam STOVIA pada tanggal 6 Februari 1901. Kemudian lulus pada
tanggal 10 September 1910.

Semasa menempuh pendidikan di STOVIA, M. Soewarno aktif di


dalam sebuah pergerakan. Di antara teman-teman lainnya, M.
Soewarno adalah angkatan pelajar yang masuk lebih awal. Di
dalam kepengurusan organisasi Budi Utomo, nama M. Soewarno
tercatat sebagai seorang komisaris atau pembantu umum. Ia
bertugas bersama komisaris lainnya, seperti Soeradji,
Mochammad Saleh dan Goembrek.
9.Soeradji Tirtonegoro
Tokoh pendiri kesembilan organisasi Budi Utomo adalah Soeradji
Tirtonegoro. Dilansir dari Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia, Soeradji adalah salah satu
pelajari di STOVIA yang mahir dalam berbahasa Jawa. Selain
itu, ia juga sebagai perantara antara pelajar yang aktif di
organisasi Budi Utomo dengan masyarakat.

Selain itu, ia adalah orang yang peduli pada hal-hal yang berbau
kemanusiaan. Pada tanggal 17 September 1946, ia mendirikan
sebuah organisasi. Organisasi tersebut bernama Palang Merah
Indonesia atau PMI.

Palang Merah Indonesia ini didirikan di daerah Klaten, Jawa


Tengah. Berkat jasa-jasanya dan pengabdiannya pada rakyat,
Soeradji mendapatkan sebuah gelar. Gelar tersebut adalah
Raden Tumenggung Tirtonegoro. Kemudian ia meninggal pada
tanggal 13 Desember 1959, dan dimakamkan di Mlati,
Yogyakarta.
04
Akhir Perjalanan
• Meskipun Budi Utomo memiliki peranan penting dalam
pendidikan, namun perkembangan organisasi ini tidaklah
pesat.
• Organisasi ini hanya terfokus pada Jawa dan Madura saja.
• Pada waktu yang sama, organisasi yang berkembang di
Indonesia juga ada Sarekat Islam, di mana SI terbuka secara
keanggotaan bagi kalangan masyarakat tanpa ada batasan
wilayah.
• Hal ini mengakibatkan organisasi Budi Utomo mengalami
kemunduran.
• Akhirnya, pada 1935, Budi Utomo bergabung dengan
pergerakan lainnya dan membentuk Partai Indonesia Raya
(Parindra).
• Terbentuknya partai baru ini juga menjadi akhir dari kiprah
Budi Utomo.
05
Sifat Organisasi
Organisasi Budi Utomo bersifat
sosial, ekonomi, dan kebudayaan,
tetapi tidak bersifat politik.
Berdirinya Budi Utomo menjadi awal
mula gerakan yang mempunyai
tujuan mencapai kemerdekaan
Indonesia.
Thank you!

Anda mungkin juga menyukai