Anda di halaman 1dari 24

5

SIMULASI DAN
PRAKTEK SERTA
STUDI KASUS
DALAM
PELAYANAN KEFARMASIAN
• PELAYANAN KEFARMASIAN PADA SAAT INI
TELAH BERGESER ORIENTASINYA DARI OBAT KE
PASIEN YANG MENGACU KEPADA PELAYANAN
KEFARMASIAN (PHARMACEUTICAL CARE).

• KEGIATAN PELAYANAN KEFARMASIAN YANG


SEMULA HANYA BERFOKUS PADA
PENGELOLAAN OBAT SEBAGAI KOMODITAS,
MENJADI PELAYANAN YANG KOMPREHENSIF
YANG BERTUJUAN UNTUK MENINGKATKAN
KUALITAS HIDUP DARI PASIEN.
PERACIKAN OBAT
peracikan obat adalah bagian terpenting dari praktek farmasi,
yang dilakukan oleh Apoteker Pengelola Apotek, Apoteker
Pendamping atau Tenaga Teknis Kefarmasian lainnya
(dibawah pengawasan Apoteker) untuk memenuhi permintaa
resep dokter, menyediakan obat dan atau produk kesehatan
lainnya.

Peracikan obat mencakup semua aktivitas yang terjadi mulai


dari resep diterima, sampai penyerahan obat dan atau produk
kesehatan lainnya kepada pasien.

Apoteker bertanggungjawab untuk menyerahkan obat secara


benar untuk memastikan pengobatan berlangsung sesuai
dengan tujuan yang diinginkan dokter.
Lingkungan peracikan obat yang baik memastikan bahwa peracikan
obat dilakukan secara akurat dan efektif, dengan mencakup hal-hal
berikut ini:

Meja pelayanan resep.


Idealnya meja pelayanan resep harus :
(a) Mudah diakses oleh pasien.
(b) Lebih baik jika berada pada tempat yang terpisah dan tidak
berisik.
(c) Harus bersih, teratur, menarik, dan ditandai dengan
petunjuk identitas atau simbol yang dapat diidentifikasi dengan
mudah dan dapat dilihat dari berbagai sudut.
(d) Warna, tampilan dan tanda yang berbeda dapat diberikan
pada tempat penerimaan resep untuk memberikan penekanan
berbeda.
(e) Memiliki ruang tunggu untuk pasien yang menunggu resep
mereka diserahkan/diracik.
Apabila ruang apotek tidak luas dan tidak
memungkinkan untuk membuat meja
pelayanan resep yang terpisah karena
faktor seperti keterbatasan ruangan,
ekonomi, dan kesulitan untuk
memindahkan sistem yang sudah ada,
maka kebersihan dan rancangan
sistematis dari meja pelayanan dan rak
harus terus dijaga.
Ruang tunggu

 Pasien mungkin harus menunggu resepnya yang sedang diracik


sehingga apotek harus menyediakan ruang tunggu.
 Yang harus tersedia di ruang tunggu yang ideal, al :
 Kursi atau tempat duduk yang nyaman (terutama untuk tempat
istirahat pasien yg sudah tua atau sedang sakit)
 Majalah kesehatan populer terkini, dan bahan-bahan terpilih yang
berhubungan dengan kesehatan, untuk mencegah kebosanan saat
menunggu penyerahan obat.
 Tampilan pamflet dan poster yang berhubungan dengan
kepentingan umum, keluarga, dan masalah kesehatan individual
lain (ruang tunggu dapat digunakan sebagai pusat pendidikan
kesehatan).
Persyaratan untuk lingkungan peracikann obat yang baik

Lingkungan penyerahan obat harus:


Bersih
Teratur
Memiliki ruang yang cukup
Suhu dan kelembapan terkontrol
Tidak memasang musik yang kencang, bergosip,
berbicara, atau menyetel televisi
Obat-obatan tersimpan secara teratur pada rak secara
alfabetis atau dengan menggunakan metode yang biasa
digunakan di apotek tersebut
Kebersihan dan keteraturan memberikan
penampilan apotek yang profesional :
Untuk menjaga kebersihan lingkungan diperlukan:
•Pembersihan rak, obat/produk secara rutin, dan
pembersihan lantai setiap hari.
•Jadwal reguler untuk memeriksa, membersihkan,
dan melelehkan es dalam lemari es.
•Pembersihan segera tumpahan yang tidak
sengaja terjadi akibat barang yang pecah selama
penyerahan obat.
Halangan, keributan, dan gangguan yang dapat
mempengaruhi pelayanan resep

Halangan:
•Penempatan fisik meja pelayanan resep.
•Area kerja tinggi (meja pelayanan yang tinggi).
•Penghalang kaca (dapat menyulitkan
pembicaraan).
•Meja pelayanan yang lebih dari satu.
•Kompleksitas dari regimen/pengobatan pasien.
•Pendidikan pasien.
Keributan:
•Radio dan televisi
•Teriakan anak-anak.
•Bunyi mesin cetak/printer.
•Jarak dengan pinggir jalan (kemacetan), rel kereta,
tempat kerja atau mesin yang bising disekitar.
•Telepon yang berdering.
•Pembicaraan telepon yang terlalu keras.

Gangguan:
•Interupsi telepon dengan frekuensi yang sering.
•Jasa layanan lain yang tidak berhubungan dengan
kesehatan yang disediakan di apotek misalnya
wartel, usaha fotokopi, dll.
•Teman atau pengunjung yang datang untuk
mengunjungi staff.
Keuntungan dari lingkungan pelayanan
resep yang baik:

•Mengurangi kesalahan pd saat penyerahan obat


•Mengurangi kelelahan pada staff farmasi
•Meningkatkan pelayanan
•Meningkatkan penampilan apotek
•Meningkatkan jumlah pelanggan
•Meningkatkan kecepatan
•Membuat penampilan yang professional
Studi Kasus :
1. Rian adalah pasien diabetes umur 55 th.
Apotek tempat dia membeli obat sudah
biasa menyediakan obat2 diabetes untuk Rian
selama 5 thn terakhir.
Hari ini, resep yg diberikan tertulis Humulin 30/70,
35 unit setiap pagi. Selain Humulin Rian mendapatkan
obat-obatan untuk glaucoma dan hypothyroid.
Rian biasanya mendapatkan obat-obatan nya lewat fax
order (elektronik).
2. Ketika anaknya Pak Rendi mengambil obat
untuk ayahnya, dia meminta agar diberikan
Valium tabl untuk ayahnya yang biasa
digunakan setiap malam agar ayahnya bisa
tidur.

3. RINA menelpon apotek ketika petugas


pengantaran masih berada di rumahnya.
RINA sangat terkejut ketika dia tidak
sanggup membayar karena Lorazepam tablet
yg biasa dia beli harganya naik hingga 2x dari
biasanya.
Pada studi kasus tsb:
1.Apoteker dapat berindak sbg “decision maker”
2.Apoteker tidak peduli pada situasi tsb
3.Apoteker tahu apa yg seharusnya dikerjakan,tapi
tidak berusaha untuk memberitahu kepada pasien
4.Apoteker sebagai “care giver” dapat berkomunikasi
dengan dokter untuk menyelesaikan masalah2 tsb
5.Apoteker dapat berkonsultasi dengan dokter dan
selanjutnya membantu pasien dalam mencapai tujuan
dari pengobatannya

Azas Ph Care:
Apoteker bertanggung jawab atas keselamatan pasien
dan memberikan solusi yang terbaik untuk pasien.
Contoh 1 : Resep dokter obat generik- tunggal

R/ Acyclovir 400 mg LXX


S 3 dd II
5. Harga resep
Pro : Nn Kartika
70 X 1600 = Rp 112.000
Toeslag = Rp 500
1. Golongan : obat keras,
bukan obat paten Total Rp 112.500
2. Khasiat : anti virus 6. Bila dibeli ½ nya hrs diberi salinan resep
( herpes) R/ Acyclovir 400 mg No LXX
S 3 dd II
3. Tersedia dalam tablet 200
-det 35-
mg (Rp 800) dan 400 mg
(Rp 1600)
Contoh 2 Tablet Obat paten-tunggal

R/ Xanax tab 0,5 mg No XXX


S 0- 0- 1

1. Golongan obat keras : paten


2. Khasiat : psikotropik
3. Tersedia dalam :
xanax 0,25 mg = Rp 1.550/tab
Xanax 0,5 mg = Rp 2.200/tab
xanax 1 mg = Rp 3.618/tab
4. Harga resep : 30 X 2200 + toeslag Rp 500,- = Rp 66.500
Contoh 3 : Resep dokter - obat paten > 1

R/ Amoxan 500 N0 X
S 3 dd caps 2. Amoxan kaps
250 mg Rp 1800/kap
R/ Mefinal 500 No X 500 mg Rp 3200/kap
S 3 dd kapl
Mefinal kapl
Tn Donny 250 mg Rp 680/kapl
500 mg Rp 1120/kapl
Total = 10 X 3200
1. Gol. obat : keras, paten 10 X 1120
amoxan : amoxicillin (Sanbe 2X 500 +
Farma) gol antibiotik = Rp 44.200
mefinal : as. Mefenamat
( Sanbe farma)
dicek dari buku ISO/IIMS
Contoh 4 : Resep dokter Resep Obat - racikan
R/ Haloperidol 5 mg
Perphenazin 8 mg
Promactil 100 mg
THF (trihexiphenidil) 2 mg
mf da in cap dtd No. XVIII
S 3 dd 1

1. Campuran obat-obat anti psikis

2. Campuran dimasukan dalam kapsul


sebanyak 18 kapsul, pemakaian 3 X 1
kapsul
3. Perhitungan harga resep :
tablet haloperidol 5 mg Rp 200,-/tab X 18 = Rp. 3600
tablet pherphenazin 4 mg Rp 60,/tab X 18 = Rp. 2160
tablet promactil 100 mg Rp 297,-/tab X 18 = Rp. 5346
tablet THF 2 mg Rp 75,-/tab X 18 = Rp. 1350
Kapsul 18 X Rp 50,- = Rp. 900
Toeslag = Rp. 1500 +

TOTAL Harga = Rp. 14.856

= Rp 15.000
Contoh 5 : Sirup antibiotik-tunggal
R/ Erythrocyn Syr fl I
S 3 dd cth I 4. Setelah persetujuan harga, resep
disiapkan, sirup kering, dikocok
dulu, setelah itu ditambahkan
Fani ( 2 ½ thn) aquades sesuai petunjuknya, tutup
dan beri etiket sesuai signa dan
1.Sediaan sirup kering antibiotik beri label harus dengan resep
erithromisin, berkhasiat untuk dokter dan kocok dulu
infeksi saluran pernafasan 5. Penyerahan resep, berikan
2. Signa : 3 dd 1 sendok teh informasi obat dan cara pemakaian
3. Perhitungan harga : 6. Penyalinan resep di buku resep
Erythrocyn syr = Rp. 49.600 7. Stok Obat
Toeslag = Rp. 1.000 8. Bundel resep
TOTAL = Rp. 50.600
Contoh 6 : Resep dokter Sirup- racikan

R/ Potio nigra
Sir Thymi aa 100 cc 1. Khasiat :
Codein HCl 0,200 • potio nigra mgd succus
Ephedrin HCl 0,100 liq.
Dextamin 18 tab
mf sirup • sir. Thymi mgd thymus
S 3 dd CI/pc vulgaris, keduanya obat
batuk
• Codein penekan batuk
• Ephedrin untuk sesak
nafas
• Dextamin anti alergi
2. Signa : dibuat sirup 200 cc, signa sehari 3 X 1 sendok makan,
diminum setelah makan

3. Perhitungan harga :
potio nigra 1 botol 100 cc ( obh combi) = Rp 4.200
Sir Thymi 100 ml ( dibuat di apotek) = Rp 1.500
Codein (1 tab = 10 mg) = 200/10 X Rp500 = Rp 10.000
Ephedrin (1 tab =25 mg) = 4 tab X Rp 50 = Rp 200
Dextamin 18 X Rp 1300 = Rp 32.400
Toeslag = Rp 1.500
Botol plastik = Rp 500

TOTAL Rp 50.300
Contoh 7 : Resep dokter Obat luar, obat keras
R/ As Salisilat 1 %
Albiotin 2% 1. Khasiat : obat luar untuk jerawat
Sulfur pp 3% 2. signa sue : untuk pemakaian luar
Hydrocortison 1 % 10 g
Sue

3. Perhitungan harga resep :


3.1 as salisilat 1/100 X 10 g = 100 mg = Rp 1.000
3.2 Albiotin 2 % = 200 mg
(1 kap berisi 300 mg dihitung 1 kaps) = Rp 6.200
3.3 sulfur 3 % = 300 mg = Rp 1.000
3.4 Hidrokortison 5 g @Rp. 2.900 = Rp 5.800
3.5 Pot = Rp 500
3.6 Toeslag = Rp 1.500

TOTAL Rp 16.000
Contoh 8 : Resep dokter mata

R/ Cendoxitrol fl I
S 3 dd gtt II ods
====================

1. Khasiat : anti radang mata


2. Signa : sehari 3 X 2 tetes mata kanan dan kiri
3. Harga :
cendoxitrol 15 ml = Rp 31.000,-
Toeslag = Rp 500.-

TOTAL = Rp 31.500,-

Anda mungkin juga menyukai