PERMASALAHANNYA
definisi NARKOTIKA
menurut UU NO. 35 Tahun 2009 tentang
NARKOTIKA
zat/obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,
baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri dan dapat
Gol 1 menimbulkan ketergantungan
Gol 3
hanya dapat digunakan untuk
tujuan pengembangan IPTEK digunakan sebagai pilihan terakhir memiliki daya adiktif
& tidak digunakan dalam dalam pengobatan & terapi
ringan, tetapi bermanfaat
terapi, berpotensi sangat tinggi dan/atau untuk tujuan
dan berkhasiat untuk
mengakibatkan ketergantungan pengembangan IPTEK serta
pengobatan dan penelitian
(Ganja, Heroin, Kokain, berpotensi
Gol 2 tinggi menyebabkan
(Kodein, Buprenorfin,
Opium, Katinon, ketergantungan (Morfin, Petidin,
TUJUAN HUKUM
DALAM
MENANGANI
PERMASALAHAN
NARKOTIKA
TUGAS BNN RI SESUAI UU NO. 35 TAHUN 2009
Menyusun dan Mencegah dan Berkoordinasi dengan
Memberantas
melaksanakan Kepala POLRI dalam
Kebijakan P4GN Penyalahgunaan dan P4GN
Peredaran
Meningkatkan Memberdayakan Memantau, Mengarahkan,
Kemampuan Lembaga masyarakat dalam dan Meningkatkan
Rehabilitasi p4GN Kegiatan P4GN
PETA RAWAN
PENYELUNDUPAN
NARKOBA
8
Pola Perdagangan
Narkoba Internasional di Perbandingan Harga Jual Shabu
(dalam Rupiah)
Indonesia
Inggris,
Turki
20.000
Tiongkok
50.000
Timur Tengah
(Qatar, UEA, Iran,
Suriah)
1.5 juta
Golden Triangle per gram per gram per gram
(Thailand, Laos,
Golden Crescent Myanmar)
India
(Afghanistan, Pakistan)
Tiongkok Iran Indonesia
Malaysia
d i b a l i k FA K TA
GEOGRAFIS
Kondisi geografis negara Indonesia yang mayoritas
berupa lautan dimanfaatkan sebagai jalur favorit
bagi para sindikat melakukan penyelundupan
Narkoba dari Luar Negeri
BARANG BUKTI 107 KG SABU DAN 114.699 BUTIR
EKSTASI
PROYEKSI ANGKA
PENYALAHGUNA NARKOBA
PREVALENSI
PRESENTASE PERTUMBUHAN
BERDASARKAN PROYEKSI 2045
PADA KATEGORI
PENGGUNA
318,7 Juta Jiwa
populasi Penduduk
50%
penduduk
produktif
8 . 6 Juta
p e ng g u na 3 juta
RT
2,5 juta pelajar
4 , 8 juta pekerja
Kontribusi
narkoba Jumlah
berasalterbanyak penyalahguna
dari kelompok pekerja,
ka
rena memiliki
finansial kemampuan
dan tekanan secara
kerja yang tinggi,
c
MISI PRESIDEN RI 1. Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia
2020 - 2024 2. Struktur Ekonomi Yang Produktif, Mandiri, dan Berdaya Saing
7. Perlindungan Bagi Segenap Bangsa dan Memberikan Rasa Aman pada Seluruh Warga
VISI PRESIDEN RI
2020 - 2024
“ Terwujudnya Indonesia maju yang
berdaulat, mandiri, dan berkepribadian,
berlandaskan gotong-royong “ 15
Visi Presiden Berkaitan
dengan P4GN Tujuan BNN 2020-2024 Angka Prevalensi
“ Terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, Melindungi dan Menyelamatkan Masyarakat dari Penyalahgunaan dan
mandiri, dan berkepribadian, berlandaskan 1 Peredaran Narkoba
gotong-royong “
Indeks Pelayanan Publik
TERWUJUDNYA MASYARAKAT YANG TERLINDUNGI
DAN TERSELAMATKAN DARI KEJAHATAN
NARKOTIKA
2 Mewujudkan Transformasi Layanan Publik yang Berkualitas
Point-point Misi Presiden
dalam P4GN 2020-2024
1 Memberantas Peredaran Sasaran BNN 2020-2024
Gelap dan Pencegahan Terwujudnya Manajemen
Penyalahgunaan Narkotika Meningkatnya Penanganan Organisasi, Profesional
secara Professional 1 Penyalahgunaan dan
Peredaran Gelap Narkoba
2 Produktif, dan Proporsional
serta Berkinerja Tinggi
3 Mengembangkan dan
Memperkuat Kapasitas
Kelembagaan
16
T A H U N 2 0 2 0
INPRES 2
R A N P 4 G N 2020-2024
TENTANG
17
POLA KERJA PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT 3 (PILAR)
CEGAH
SATGAS/Relawan
REHAB
DAYAMAS
Penggiat
BRANTAS
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)
1 PENCEGAHAN
Penyalahgunaan dan Peredaran
Gelap Narkoba
BERS
AM A & BERSI
NERGI
PERKEMBANGAN NPS MENCIPTAKAN CELAH BAGI
KEJAHATAN DIKARENAKAN BANYAK NARKOBA JENIS
BARU YANG BELUM DIATUR OLEH HUKUM.
899
Narkotika jenis baru di
dunia
76
NPS beredar di
Indonesia
71
Permenkes Nomor 20
Tahun 2018
5
Jenis NPS belum
diatur
Permenkes
KRATOM
JALUR PENYELUNDUPAN
PAKET POS DARI LUAR
NEGERI TAHUN 2019
Keterangan
Methamphetamine
Ecstasy
Ganja
Cocaine
28
PASARAN HARGA
NARKOTIKA Paparan Deputi Brantas
Rapimnas Bali 28/01/2020
Rata-rata Harga Sabu 1.598.966 setara dengan Rp. 1.600.000,-/gr ,Ekstasi 435.286 setara dengan Rp. 436.000,-/pil, Ganja 4.461 setara 4.500,/gram,
Heroin 1.500.000,-/gram dan Cocain 4.250.000,-/gram 29
Daerah Rawan/ Paparan Deputi Brantas
Kampung Narkotika Rapimnas Bali 28/01/2020
30
S W O T
(STRENGTHS) (WEAKNESSES) (OPPORTUNITIES) (THREATS)
UU No 35 Tahun 2009 tentang Belum adanya Peraturan Mengurangi peredaran Hingga saat ini terdapat
Narkotika Daerah tentang P4GN 76 narkoba jenis baru di
Permendagri No 12 Tahun gelap narkoba
Indonesia, sebanyak 71
2019 tentang Fasilitasi P4GN Belum dilakukan Adanya relawan
pemulihan Kawasan sudah diatur dalam
dan Prekursor Narkotika /penggiat dengan Permenkes
Inpres No.2/2020 tentang Rawan Narkoba
RAN P4GN
motivasi yg tinggi Hampir seluruh desa /
Pendidikan Anti Narkoba kelurahan terpapar
belum dilaksanakan
Mewujudkan
narkoba
dengan baik, secara keterpulihan kawasan Kondisi geografis
massif dan komprehensif rawan narkoba Kalimantan Barat yg
Masih rendahnya Mengurangi dampak merupakan daerah transit
kesadaran melapor diri ke buruk Penyalahgunaan dan perbatasan
IPWL Narkoba di lingkungan Mudahnya mendapatkan
Keterbatasan Pelayanan narkotika melalui situs
pendidikan online
Rehabilitasi pecandu Meningkatkan Modifikasi teknik
narkoba kesadaran masyarakat (modus) penyelundupan
Masih rendahnya narkoba yang terus
utk rehabilitasi
komitmen seluruh berkembang dan semakin
perangkat daerah
Meningkatkan
sulit terdeteksi aparat
Tidak tersedianya alat tes komitmen lintas Berdasarkan analisis
PROGRAM UNGGULAN TEMATIK P4GN
BIDANG PENCEGAHAN
(1) Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum pidana penjara 4 -12 tahun
menanam, memelihara, memiliki, menyimpan, pidana denda Rp800.000.000,00 -
menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I Rp8.000.000.000,00
dalam bentuk tanaman,
(2) menanam, memelihara, memiliki, menyimpan, menguasai, pidana penjara seumur hidup atau 5 -
atau menyediakan Narkotika Golongan I dalam bentuk 20 tahun
tanaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) beratnya
melebihi 1 (satu) kilogram atau melebihi 5 (lima) batang pohon pidana denda max sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditambah 1/3
Pasal 112
(1) Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum pidana penjara 4 -12 tahun
memiliki, menyimpan, menguasai, atau pidana denda Rp800.000.000,00 -
menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman, Rp8.000.000.000,00
(2) Dalam hal perbuatan memiliki, menyimpan, menguasai, pidana penjara seumur hidup atau 5 -
atau menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman 20 tahun
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) beratnya melebihi 5 pidana denda max sebagaimana
(lima) gram dimaksud pada ayat (1) ditambah 1/334
Pasal 113
(1) Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum pidana penjara 5 – 15 tahun
memproduksi, mengimpor, mengekspor, atau menyalurkan pidana denda Rp1.000.000.000,00 -
Narkotika Golongan I Rp10.000.000.000,00
Pasal 114
pidana penjara seumur hidup atau 5 -20
(1) Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum tahun
menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima,
pidana denda Rp1.000.000.000,00 -
menjadi perantara dalam jual beli, menukar, atau
Rp10.000.000.000,00
menyerahkan Narkotika Golongan I,
(2) Dalam hal perbuatan menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, Pidana mati, pidana penjara seumur
menjadi perantara dalam jual beli, menukar, menyerahkan, atau hidup atau 6 - 20 tahun
menerima Narkotika Golongan I dalam bentuk tanaman beratnya
melebihi 1 (satu) kilogram atau melebihi 5 (lima) batang pohon atau
pidana denda max Rp8.000.000.000,00
dalam bentuk bukan tanaman beratnya 5 (lima) gram, ditambah 1/3 35
Pasal 115
(1) Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum pidana penjara 4 -12 tahun
membawa, mengirim, mengangkut, atau mentransito
pidana denda Rp800.000.000,00 -
Narkotika Golongan I
Rp8.000.000.000,00
(2) Dalam hal perbuatan membawa, mengirim, mengangkut, pidana penjara seumur hidup atau 5 -
atau mentransito Narkotika Golongan I dalam bentuk tanaman 20 tahun
beratnya melebihi 1 (satu) kilogram atau melebihi 5 (lima)
batang pohon beratnya melebihi 5 (lima) gram, (sepertiga). pidana denda max sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditambah 1/3
Pasal 116
37
PENYELIDIK DAN PENYIDIK
1. Penyelidik dan Kewenangannya
Pasal 1 angka 4 KUHAP menjelaskan bahwa penyelidik adalah pejabat polisi negara Republik
Indonesia yang diberi wewenang oleh undang-undang ini untuk melakukan penyelidikan.
Adapun wewenang dari penyelidik diatur dalam Pasal 5 KUHAP, yaitu :
• Menerima laporan atau pengaduan dari seorang tentang adanya tindak pidana;
• Mencari keterangan dan barang bukti;
• Menyuruh berhenti seorang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa tanda pengenal diri
• Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung-jawab.
2. Penyidik dan kewenangannya
Pasal 1 angka 1 KUHAP menyebutkan penyidik adalah pejabat polisi negara Republik Indonesia
atau pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang untuk
melakukan penyidikan.
Pengertian Tertangkap Tangan menurut
KUHAP adalah
“tertangkapnya seorang pada waktu sedang melakukan
tindak pidana, atau dengan segera sesudah beberapa
saat tindak pidana itu dilakukan, atau sesaat kemudian
diserukan oleh khalayak ramai sebagai orang yang
melakukannya”
Delik tertangkap tangan tidak memerlukan surat
penangkapan sebagaimana delik lainnya.
KEBIJAKAN TERHADAP PENYALAH GUNA
NARKOBA
2 Model Pendekatan SLIDE 40
Abstinensia
• Kondisi tidak menggunakan kembali zat/narkoba
• Memperbaiki kondisi kesehatan
Pengurangan frekuensi dan keparahan kekambuhan
• Pencegahan kekambuhan dan dampak buruk narkoba
SIL KLIEN
Skrining Intervensi Lapangan
PBM
Pemulihan Berbasis Massyarakat
SIL AP
AP
Agen Pemulihan
Feedback
42
AGEN 45
PEMULIHAN
Orang atau masyarakat yang tinggal di desa/kelurahan,
yang terpilih melalui berbagai pertimbangan dan telah
mendapatkan pembekalan sebagai mitra kerja BNN
untuk melakukan pemantauan dan pendampingan bagi
klien pascarehabilitasi.
STANDARDISASI
PENYELENGGARAAN
REHABILITASI SESUAI SNI
8807/2019
Asistensi Implementasi
Persiapan Evaluasi
(4 bln) (2 bln)
Evaluasi dilaksanakan oleh tim evaluator yang berasal dari BNN, Kemensos, dan Kemenkes
48
THANKS!