Anda di halaman 1dari 52

STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PEMERINTAH DALAM P4GN


DI JAWABARAT
DRS.WURYANTO SUGIRI
KEPALA BIDANG P2M BNNP JAWA BARAT
 UU NO 35 TH 2009 TTG NARKOTIKA
 PP 23 TH 2010 TTG BNN
 INPRES 12 TH 2011 TTG BIJAKSTRA P4GN KPD
SELURUH MENTRI DAN KEPALA DAERAH SERTA
RENCANA AKSINYA .
 PERMENDAGRI NOMOR 21 TH 2013 TENTANG
FASILITASI PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN
NARKOTIKA .
 INGUB NO.1 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA AKSI
DAERAH P4GN
 PERPRES NO.2 TAHUN 2015 TTG RENCANA
PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL 2015-
2019
KERANGKA BERPIKIR PEMBANGUNAN
BERWAWASAN ANTI NARKOBA

“Indonesia Darurat
• Prioritas
Narkoba”
Pemerintahan
Presiden Joko Widodo
Pidato Presiden dalam
• Prioritas Bidang
Musrenbangnas
Hankam dalam
Penyusunan RPJMN
RPJMN 2015-2019
2015-2019

A. Penanganan Lintas Sektor


Pencegahan
Pemberantasan Pendidikan dan
Keamanan dan Kebudayaan,
Penegakan Hukum Kepemudaan, Agama,
Badan POM dll

B. Mainstreaming
Pembangunan Berwawasan Anti-
Narkoba
 Kondisi geografis wilayah Indonesia (negara kepulauan)
Kejahatan Lintas Negara dan
 Kondisi sosial ekonomi masyarakat (masih rendah)
Kejahatan Serius
 Keuntungan finansial yang tinggi di bisnis narkoba
(transit,sasaran,produsen,pem
 Dan lain-lain Angka prevalensi penyalahgunaan akai)
narkoba semakin meningkat, dari Penyalahgunaan
1,55% (2011) menjadi 2,20 % (2015) dan Peredaran Gelap
Narkoba

STRATEGI PEMBANGUNAN
Penguatan pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan narkoba dg indikator
keberhasilan terkendalinya angka prevalensi penyalahgunaan narkoba

ARAH KEBIJAKAN
Intensifikasi sosialisasi bahaya lahgun narkoba(demand side), meningkatkan terapi dan
rehabilitasi pecandu/korban lahgun narkoba (demand side) dan meningkatkan efektivitas
pemberantasan lahgun dan peredaran gelap narkoba (supply side)

S A S A RAN
Pelaksanaan P4GN di daerah,diseminasi informasi ttg bahaya narkoba
melalui berbagai media,penguatan
bb lembaga terapi dan
rehabilitasi,rehabilitasi pada korban lahgun/pecandu narkoba, dan
pelaksanaan kegiatan intelijen narkoba
KOMUNIKASI/ 2,20 % (jabar 2,42 %) 1. DIPERBANYAK FASILITAS
KAMPANYE YG MAMPU MENAMPUNG
TERUS MENERUS III. 2. DIPERBANYAK LAHGUN
1. JANGKAU YG DIREHABILITASI
REHABILITASI
2. SERAHKAN OLH KEL 3. KEMBANGKAN PROGRAM
3. DATANG SENDIRI YG MAMPU PULIHKAN
(JUMLAHNYA HARUS TERUS MENINGKAT 4. KEMBANGKAN PROGRAM
UNTUK KURANGI PERMINTAAN) AFTER CARE AGAR TDK
RELAPSE
LAHGUN
1. PEMBERDAYAAN LINGK DIK. NARKOBA IV.
2. PEMBERDAYAAN LINGK KERJA. PEMBERANTASAN
3. PEMBERDAYAAN MASY
RESIKO TINGGI & RENTAN.
MASY
4. PEMBERDAYAAN LING KEL. II. SEHAT 1. PETAKAN JAR
97,80 % (jabar 97,58%)PEMBERDAYAAN
2. INTERDIKSI
TOLAK NARKOBA MASYARAKAT JARINGAN
3. OPS TERPADU/
SINDIKAT
NARKOBA MANDIRI
4. WAS PREKUSOR
1. MASY MILIKI PENGETAHUAN
I. 2. MASY PAHAM
PENCEGAHAN 3. MASY SADAR
4. MASY UBAH SIKAP TOLAK NARKOBA
Mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat, bebas
VISI dari penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba

Menyatukan dan menggerakkan segenap potensi


MISI masyarakatdalam upaya pencegahan,rehabilitasi, dan
pemberantasan penyalahgunaan narkoba

1.Peningkatan 2.Terwujudnya 3. Meningkatnya 4. Melemahnya


kesadaran kemandirian pecandu dan aktivitas jaringan
SASARAN masyarakat masyarakat dan korban lahgun sindikat pedaran
DAN terhadap bahaya stakeholder narkotika yang gelap narkotika dg
lahgun narkoba berpartisipasi indikator jml
INDIKAT kembali
jaringan narkotika
dg indikator dalam P4GN dg
OR indikator indeks berfungsi sosial yang terungkap
prosentase
DAMPAK masyarakat yg kemandirian dg indikator dan prosentase
(IMPACT) tdk lahgun masy dan jumlah penyelesaian asset
narkoba stakeholder dlm pecandu/lahgun (TPPU) tersangka
P4GN pulih dan tdk tindak pidana
relaps (6 bulan) narkotika

Sebagai penjabaran visi dan misi,BNN menetapkan tujuan : terkendalinya laju


SINKRONISASI BNNP
DENGAN INSTANSI TERKAIT

P4GN
Video Muqodimah

Ternyata Kekayaan Tidak Berbanding Lurus


Dengan Kesejahteraan Bangsa Indonesia. Banyak
Masalah yang dihadapi Bangsa Indonesia di
ARAH KEBIJAKAN BNN PERIODE
2015 - 2019
1.Penanganan permasalahan narkotika secara
seimbang antara demand reduction dan
supply reduction;
2.Mengembangkan berbagai upaya dalam
penanganan permasalahan narkoba secara
holistik, integral dan berkelanjutan;
3.Mengedepankan profesionalisme,
dedikasi,dan tanggungjawab dalam
penanganan permasalahan narkoba..
STRATEGI KEBIJAKAN BNN
PERIODE 2015 - 2019
1. Ekstensifikasi dan intensifikasi informasi pencegahan dan pemberantasan
lahgun narkoba kepada seluruh lapisan masyarakat dg mengintegrasikan
program pencegahanlahgun narkoba ke dalam seluruh isu dan sektor
pembangunan melalui konsep penganggaran berwawasan anti narkoba,
kebijakan berbasis narkoba, serta mendorong pembangunan karakter
manusia dg memasukkan nilai-nilai hidup sehat tanpa narkoba ke dalam
kurikulum pendidikan dasar sampai lanjutan atas

2. Menumbuhkembangkan kepedulian dan kemandirian masyarakat dalam


upaya pencegahan lahgun narkoba dari tingkat -desa/kelurahan dg
mendorong relawan-relawan menjadi pelaku P4GN secara mandiri

3. Mengenbangkan akses layanan rehabilitasi penyalahguna, korban


penyalahguna dan pecandu yang terintegrasi dan berkelanjutan, serta
mengoptimalkan peran kementerian/lembaga dalam pemanfaatan
infrastruktur dan sumberdaya K/L
STRATEGI KEBIJAKAN BNN
PERIODE 2015 - 2019
4. Mengungkap jaringan sindikat peredaran gelap narkoba dan menyita
seluruh asset terkait kejahatan narkotika dg menjalin kerjasama dan
kemitraan yang harmonis dg penegak hukum baik dalam maupun luar
negeri khususnya dalam mengungkap jaringan peredaran gelap
narkotika

5. Melaksanakan tata kelola pemerintahan dg membangun budaya


organisasi yang menjunjung tinggi good geverment dilingkungan BNN
PEREDARAN NARKOBA TELAH MENEMBUS
SEMUA STRATA KEHIDUPAN

KAPOLSEK JAKSA HAKIM IRWAS


DAN LANAL

ANGGOTA DPRD OKNUM ANGGOTA


KORAMIL

PREMAN KETUA MK
TERMINAL WABUP
FREDDY
SINETRON

ANAK
JALANAN
VANNY
RAFI PILOT

JENIFER
ROGER DUNN WK KADIN MODEL SWASTA PUTRA CICIT
ANGKA PREVALENSI PENYALAHGUNAAN NARKOBA
DI BAWAH 2,8 % DARI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA

2008 2011 2014 2015


JENIS PN
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

CP 872,928 26 1,159,649 27 1,624,026 39 1,599,836 39

TP 894,492 27 1,910,295 45 1,455,232 37 1,511,035 37


PNS 1,358,935 40 1,134,358 27 875,248 23 918,256 22

PS 236,172 7 70,031 1 67,722 1 68,902 2

TOTAL 3,362,527 4,274,333 4,022,228 4,098,029

HASIL
1,99 2,23 2,18 2,20
PENELITIAN

PROYEKSI Baseline 2,32 2,68 2,8


KETERANGAN :
1. % hsl penelitian 2015 akan menjadi tolok ukur keberhasilan implementasi Inpres
No. 12 Tahun 2011. (prevalensi di bawah 2,8 %)
2. Kenaikan % thn 2014 ke 2015 akan menjadi milestone tolok ukur keberhasilan
P4GN 2015 – 2019. (Target menahan 0.05 %/Tahun) DAN UTK JABAR PRE VALENSI
2,42 %
Call Center : 021-80880011 SMS Center : 081-221-675-675
 Angka prevalensi penyalahgunaan
narkoba di Jawa Barat mencapai
2,42% (850-900 ribu jiwa)
 Peredaran Gelap Narkoba di Jawa
Barat adalah peringkat ke-6 seluruh
Indonesia
 Setiap hari meninggal dunia akibat
narkoba sebanyak 8-9 orang.
FAKTOR PENYEBAB SESEORANG RENTAN
TERHADAP PENYALAHGUNAAN NARKOBA
BUKAN HANYA DISEBABKAN
KARENA KURANGNYA PENGETAHUAN NARKOBA BESERTA AKIBATNYA
Ref - UNODC : International Standards On Drug Use Prevention - 2012

Proses2 Biologi
Ciri2 Bawaan
Proses Tumbuh Kembang
Sejak lahir
Di Lingk Kekurangan/Miskin
Penyakit Mental
Proses Tumbuh Kembang
Di Lingk Marginal RESIKO Ketelantaran
TERKUAT Dari Keluarga
Lingkungan
Krg Kondusif Perlakuan Kasar/Kejam
Dari Keluarga

Norma Sos Hub Krg Baik


Krg Baik Dng Sekolah
Hub Krg Baik
Dng Komunitas
FAKTOR2 PENYEBAB MARAKNYA
PEREDARAN GELAP NARKOBA DI INDONESIA

FAKTOR2
MARAKNYA
NARKOBA
Peraturan yang mendukung P4GN

 peraturan menteri ketenagakerjaan no.11 tahun 2005 tentang pencegahan


dan penanggulangan penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan adiktif
lainnya ditempat kerja.
 Peraturan menteri perhubungan RI no.PM 17 tahun 2012 tentang standar
prosedur operasional P4GN dan psikotropika di sektor perhubungan
 Peraturan menteri dalam negeri n0.21 tahun 2013 tentang fasilitasi
pencegahan penyalahgunaan narkotika
 Surat edaran menteri pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi
no.B/4741/m.PANRB/12/2015 tentang pelaksanaan program p4gn.
 Instruksi menteri dalam negeri no.354/1120/sj tentang pencegahan
penyalahgunaan narkotika dan obat/bahan berbahaya dilingkungan
pemerintah daerah
 Instruksi gubernur no.1 tahun 2016 tentang rencana aksi daerah di bidang
pencegahan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba
tahun 2016-2020
1. melaksanakan tes urine melalui koordinasi
dg BNN
2. Melaksanakan diseminasi informasi dan
advokasi P4GN
3. Pemberdayaan Kader Anti Narkoba
4. Sosialisasi wajib lapor dan rehabilitasi bagi
pecandu/penyalahguna
5. Ketentuan pelaksanaan lebihlanjut diatur
oleh pimpinan instansi dan pemda masing-
masing dg menyesesuaikan sikon setempat
 Dalam rangka mewujudkan pelayanan
pemerintahan yang prima terhadap
masyarakat diperlukan penyelenggara negara
dan aparatur sipil negara yang sehat jasmani
dan rohani dg menginstruksikan kepada
Gubernur, Ketua DPRD Propinsi,
Bupati/Walikota dan Ketua DPRD Kab/kota
untuk melakukan tes urine
 DASAR:
- peredaran narkoba sudah menyentuh semua lini baik pemerintah,swasta
mupun masyarakat.
- permasalahan tsb merupakan kejahatan luarbiasa yang memerlukan
penanganan sangat serius
- dukungan dan komitmen semua pihak dalam upaya pencegahan
penyalahgunaan narkoba menjadi suatu keharusan
- pernyataan presiden bahwa Indonesia dalam kondisi darurat narkoba
- dlm mewujudkan aparatur pemerintahan yang bersih dari lahgun dan darlap
narkoba diperlukan deteksi dini thd pegawai seluruh kementerian
negara/lembaga dan pemda
- BERDASARKAN DIATAS,diminta kepada Gubernur,Bupati/walikota untuk
menyusun renja pemda th.2017 mengalokasikan anggaran untuk:
- mengadakan tes urine untuk seluruh karyawan minimal satu kali
dalam setahun
- melaksanakan sosialisasi stop narkoba dan membentuk satgas anti
narkoba
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
BERWAWASAN ANTI NARKOBA
( BANG WAWAN )

apa, mengapa, dan bagaimana?

JAKARTA, OKTOBER 2015


MENGAPA PERLU?
Indonesia Darurat Narkoba (Pidato Presiden-Musrenbangnas)
 Angka prevalensi penyalah guna meningkat. 1,9% (2008) menjadi
2,18% (2014) atau 4,02 juta jiwa. Diproyeksikan 5 juta jiwa (2020).
 33 orang meninggal per hari. Dalam jangka panjang berpotensi
terjadi loss generation.
 Estimasi kerugian sosial-ekonomi Rp 63 triliun.
 Kasus tindak pidana narkoba terus meningkat.

Mandat UU dan Wujud Komitmen Politik


 “UU ttg Narkotika bertujuan mencegah, melindungi, dan menyelamatkan
bangsa Indonesia dari penyalahgunaan Narkotika.” (Psl 4 UU 35/2009)
 “Masyarakat mempunyai hak dan tanggung jawab dalam upaya pencegahan
dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan
Prekursor Narkotika.” (Psl 105 UU 35/2009)
 Pelibatan lembaga pemerintah dan seluruh komponen masyarakat dalam
pencegahan & pemberantasan penyalahgunaan & peredaran gelap narkoba.
(Strategi Kebijakan Pembangunan/Prioritas Pemerintah Dalam RPJMN 20152019)
MENGAPA PERLU?

Terbatasnya resource envelope


penanganan permasalahan narkoba

Belum tersedianya instrumen yang


efektif bagi
kementerian/lembaga/daerah untuk
lebih berperan aktif secara konkrit
dalam berbagai upaya penanganan
permasalahan narkoba
(SEPERTI APA?
(SEPERTI APA?
PENGERTIAN TUJUAN
Pembangunan Berwawasan Anti Narkoba 1. Meningkatkan komitmen dan sinergi
1adalah program pembangunan yang seluruh komponen bangsa dalam upaya
menjamin adanya kebijakan, program, penanganan permasalahan narkoba
kegiatan, dan anggaran pada Kementerian/ melalui program pembangunan pada
Lembaga/Daerah yang berorientasi pada seluruh Kementerian/Lembaga/Daerah.
upaya pencegahan, rehabilitasi, dan 2. Meningkatkan kontribusi nyata
penegakan hukum kejahatan narkoba. Kementerian/Lembaga/ Daerah dalam
upaya penanganan permasalahan
narkoba.
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Pembangunan Berwawasan Anti Narkoba meliputi seluruh program kerja
pembangunan pada Kementerian/Lembaga/Daerah dalam upaya pencegahan, rehabilitasi,
dan penegakkan hukum kejahatan narkoba baik dalam bentuk penguatan regulasi maupun
penyelenggaraan aktivitas yang berorientasi pada upaya penanganan permasalahan narkoba.
BAGAIMANA DILAKUKAN?

PERAN BNN SEBAGAI INSTITUSI PENGGERAK PERAN INSTITUSI PELAKSANA BANG WAWAN
BAGAIMANA DILAKUKAN?
( PERAN BNN SEBAGAI INSTITUSI PENGGERAK )
Melakukan penguatan Menyiapkan Melakukan
dasar hukum Bang pedoman/sta sosialisasi, Melakukan
Wawan sebagai upaya ndar teknis fasilitasi, dan pemantauan dan
percepatan pelaksanaan advokasi Bang evaluasi
pelembagaan aktivitas Wawan kepada pelaksanaan
pengarusutamaan penggerak kementerian/ program Bang
Bang Wawan di Bang Wawan lembaga/daerah Wawan secara
kementerian/ (NSKP) periodik
lembaga/ daerah
Meningkatkan Menyelenggarakan program
kapasitas SDM pemberian apresiasi kepada
Penggerak Bang Kementerian/Lembaga/ Daerah yang
Wawan telah mengimplementasikan Bang
Wawan secara maksimal
BAGAIMANA DILAKUKAN?
( PERAN INSTITUSI PELAKSANA BANG WAWAN )

PERENCANAAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN/EVALUASI

1. Kementerian/Lembaga/Daerah mengidentifikasi tugas, Kementerian/Lembaga/ Daerah 1. Kementerian/Lembaga/Daerah


fungsi, kewenangan, dan tanggungjawab serta bentuk dapat menyelenggarakan memberikan laporan kepada BNN
peranan yang akan dilaksanakan terkait program program pembangunan terkait pelaksanan program
penanganan permasalahan narkoba baik upaya berwawasan anti narkoba baik pembangunan berwawasan anti
pencegahan, rehabilitasi, maupun penegakkan hukum dalam aspek pencegahan, narkoba untuk menjadi bahan
kejahatan narkoba. rehabilitasi, maupun evaluasi dan pengendalian
2. Kementerian/Lembaga/Daerah menyusun rencana kegiatan penegakkan hukum kejahatan program pembangunan
dan alokasi anggaran berwawasan anti narkoba yang narkoba untuk kalangan berwawasan anti narkoba
diintegrasikan dengan program dan kegiatan yang menjadi internal maupun eksternal sebagaimana data yang tercantum
tugas dan tanggungjawab pokok. (public) yang bersifat insidental dalam Formulir Pengendalian
maupun rutin. Program Pembangunan
3. Kementerian/Lembaga/Daerah menginput rencana kegiatan
Kementerian/Lembaga/Daerah Berawawasan Anti Narkoba.
dan alokasi anggaran anti narkoba ke dalam dokumen
juga dapat berkoordinasi 2. Evaluasi pelaksanaan program
rencana kerja (Renja) Kementerian/Lembaga/Daerah.
dengan Badan Narkotika pembangunan berwawasan anti
4. Kementerian/Lembaga/Daerah memetakan rencana Nasional (BNN) dalam rangka narkoba akan dikoordinasikan
program dan kegiatan anti narkoba tersebut ke dalam pengembangan substansi dan diselenggarakan oleh BNN
Formulir Pengendalian Program Pembangunan Berawawasan program. setiap semester.
Anti Narkoba.
FAKTOR PENDORONG & PENGHAMBAT
BANG WAWAN
FAKTOR PENDORONG
• Komitmen dan keseriusan pemerintah terhadap penanganan
permasalahan narkoba (prioritas nasional).
• Dukungan masyarakat terhadap penanganan permasalahan narkoba
sangat besar.
• Banyaknya regulasi nasional yang terkait upaya penanganan
permasalahan narkoba.

FAKTOR PENGHAMBAT
• Upaya penanganan permasalahan narkoba masih dianggap sebagai
“tanggung-jawab tunggal” BNN.
• Kurangnya komitmen terhadap keterpaduan program (di lingkup
pemerintah) serta lemahnya mekanisme pembagian peran yang jelas antara
pemerintah, swasta, dan masy dalam penanganan permasalahan narkoba .
MODEL BANG WAWAN DALAM P4GN
( SASARAN, STRATEGI, RENCANA AKSI )
SASARAN STRATEGI RENCANA AKSI (CONTOH)
Pencegahan • Peningkatan faktor protektif dan pengurangan faktor risiko • Sosialisasi Bahaya Penyalahgunaan Narkoba.
penyalahgunaan penyalahgunaan narkoba. • Pelatihan Pengembangan Potensi Diri.
narkoba • Pengembangan sistem deteksi dini penyalahgunaan narkoba. • Pelatihan Penggiat Anti Narkoba
• Pengembangan metode pencegahan penyalahgunaan • Tes Urine Berkala
narkoba. • Pendampingan Khusus Kelompok Berisiko.
• Penyusunan Kebijakan Anti Narkoba
Rehabilitasi Penyalah • Peningkatan fasilitas layanan rehabilitasi penyalah guna • Penyediaan layanan rehabilitasi penyalahgunaan narkoba.
guna narkoba narkoba. • Pelatihan Penanganan Dini Korban Penyalahgunaan
• Peningkatan kapasitas SDM rehabilitasi penyalah guna Narkoba.
narkoba. • Pendampingan Kelompok Pascarehabilitasi.
• Pengembangan metode rehabilitasi penyalah guna narkoba • Pengkajian Metode Terapi dan Rehabilitasi Penyalah guna
yang efektif. Narkoba.
Pemberantasan • Pengembangan sistem pengawasan dan perlindungan • Penyediaan Layanan Informasi Tindak Pidana Narkoba.
Peredaran gelap kejahatan narkoba berbasis masyarakat. • Pelatihan Deteksi Dini Tindak Pidana Narkoba Berbasis
Narkoba • Peningkatan pengawasan jalur peredaran gelap narkoba Masyarakat.
pada jalur-jalur masuk (entry point). • Penguatan Sistem Pengawasan Narkoba pada Pintu Masuk
• Peningkatan pengawasan pada tempat-tempat rawan (Entry Point).
peredaran gelap narkoba. • Pelatihan Profesionalitas Aparat Penegak Hukum Tindak
Pidana Narkoba
• Pengawasan Aparatur dalam Tindak Pidana Narkoba.
 Meliputi Bidang :
1. Pencegahan
2. Pemberdayaan Masyarakat
3. Rehabilitasi
4. Pemberantasan
a. Upaya menjadi masyarakat memiliki pola pikir,
sikap, dan terampil menolak penyalahgunaan
dan peredaran gelap narkoba;
b. Upaya menjadikan siswa /pelajar sekolah dan
mahasiswa memiliki pola pikir, sikap dan
terampil menolak penyalahgunaan dan
peredaran gelap narkoba;
c. Upaya menjadikan para pekerja memiliki pola
pikir, sikap dan terampil menolak
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.
a. Upaya menciptakan lingkungan pendidikan
dan kampus bersih dari penyalahgunaan
dan peredaran gelap narkoba;
b. Upaya menciptakan lingkungan kerja
bersih dari penyalahgunaan dan peredaran
gelap narkoba;
c. Upaya menciptakan lingkungan masyarakat
yang bersih dari penyalahgunaan dan
peredaran gelap narkoba; dan
d. Upaya pemberdayaan alternatif di
lingkungan masyarakat yang rawan
penyalahgunaan dan peredaran gelap
narkoba.
a. Upaya mengintensifkan Wajib Lapor Pecandu Narkotika
kepada Institusi Penerima Wajib Lapor;
b. Upaya memberikan pelayanan rehabilitasi medis dan
sosial kepada Wajib Lapor melalui tempat
perawatan/rehabilitasi yang tersedia baik yang
dikelola oleh Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota maupun komponen
masyarakat;
c. Upaya penguatan dan pembangunan kapasitas tempat
rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial;
d. Upaya pembinaan lanjut (aftercare) kepada
penyalahguna, korban penyalahguna, dan pecandu
narkoba setelah selesai mengikuti program di tempat
perawatan/rehabilitas.
a. Upaya penindakan yang tegas dan keras terhadap
aparat penegak hukum dan aparat pemerintahan
lainnya yang terlibat penyalahgunaan dan terlibat
jaringan sindikat narkoba;
b. Upaya peningkatan kerjasama antar penegak hukum
di Jawa Barat untuk menghindari kesenjangan di
lapangan;
c. Upaya penyelidikan dan penyidikan, penuntutan dan
peradilan jaringan sindikat peredaran gelap narkoba
baik dalam negeri maupun luar negeri secara sinergi;
d. Upaya pengungkapan pabrikan gelap narkoba
dan/atau laboratorium rumahan dan jaringan
sindikat peredaran gelap narkoba yang terlibat;
e. Upaya pengungkapan tindak pidana pencucian uang yang
berkaitan dengan tindak pidana yang berkaitan dengan
masalah narkoba secara tegas dan keras sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
f. Upaya pengawasan ketat terhadap impor, produksi,
distribusi, pengguna (end user), ekspor, dan re-ekspor bahan
kimia prekursor dan penegakan hukum terhadap jaringan
tersangka yang melakukan penyimpangan;
g. Upaya pengawasan ketat terhadap kemungkinan terjadinya
penyimpangan bahan kimia/ prekursor narkotika dari legal
menjadi ilegal;
h. Upaya peningkatan pengawasan tempat-tempat hiburan
rawan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.
 Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat
mengkoordinasikan Rencana Aksi Daerah di
Bidang Pencegahan Pemberantasan
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba
Tahun 2016-2020, dan melaksanakan evaluasi
serta pelaporan untuk disampaikan ke Presiden
melalui Kepala Badan Narkotika Nasional
Provinsi Jawa Barat.
Pencegahan
Penyalahgunaan Narkoba

TANGGUNG JAWAB SIAPA.....?


PERAN SERTA MASYARAKAT
PASAL 104
MASYARAKAT MEMPUNYAI KESEMPATAN YANG SELUAS LUASNYA UNTUK
BERPERAN SERTA DALAM PENCEGAHAN & PEMBERANTASAN
PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOTIKA DAN PREKURSOR
NARKOTIKA.
PASAL 105
MASYARAKAT MEMPUNYAI HAK & TANGGUNG JAWAB DLM UPAYA
PENCEGAHAN & PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN
GELAP NARKOTIKA DAN PREKURSOR NARKOTIKA.
PASAL 106
HAK MASYARAKAT DIWUJUDKAN DALAM BENTUK : MENCARI, MEMPEROLEH,
DAN MEMBERIKAN INFORMASI; MEMPEROLEH PELAYANAN;
MENYAMPAIKAN SARAN DAN PENDAPAT; MEMPEROLEH JAWABAN ATAS
PERTANYAAN TENTANG LAPORANNYA; MEMPEROLEH PERLINDUNGAN
HUKUM.
PASAL 107
MASYARAKAT DAPAT MELAPORKAN KEPADA PEJABAT YANG BERWENANG
ATAU BNN JIKA MENGETAHUI ADANYA PENYALAHGUNAAN ATAU
PEREDARAN GELAP NARKOTIKA DAN PREKURSOR NARKOTIKA.

Anda mungkin juga menyukai