“Indonesia Darurat
• Prioritas
Narkoba”
Pemerintahan
Presiden Joko Widodo
Pidato Presiden dalam
• Prioritas Bidang
Musrenbangnas
Hankam dalam
Penyusunan RPJMN
RPJMN 2015-2019
2015-2019
B. Mainstreaming
Pembangunan Berwawasan Anti-
Narkoba
Kondisi geografis wilayah Indonesia (negara kepulauan)
Kejahatan Lintas Negara dan
Kondisi sosial ekonomi masyarakat (masih rendah)
Kejahatan Serius
Keuntungan finansial yang tinggi di bisnis narkoba
(transit,sasaran,produsen,pem
Dan lain-lain Angka prevalensi penyalahgunaan akai)
narkoba semakin meningkat, dari Penyalahgunaan
1,55% (2011) menjadi 2,20 % (2015) dan Peredaran Gelap
Narkoba
STRATEGI PEMBANGUNAN
Penguatan pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan narkoba dg indikator
keberhasilan terkendalinya angka prevalensi penyalahgunaan narkoba
ARAH KEBIJAKAN
Intensifikasi sosialisasi bahaya lahgun narkoba(demand side), meningkatkan terapi dan
rehabilitasi pecandu/korban lahgun narkoba (demand side) dan meningkatkan efektivitas
pemberantasan lahgun dan peredaran gelap narkoba (supply side)
S A S A RAN
Pelaksanaan P4GN di daerah,diseminasi informasi ttg bahaya narkoba
melalui berbagai media,penguatan
bb lembaga terapi dan
rehabilitasi,rehabilitasi pada korban lahgun/pecandu narkoba, dan
pelaksanaan kegiatan intelijen narkoba
KOMUNIKASI/ 2,20 % (jabar 2,42 %) 1. DIPERBANYAK FASILITAS
KAMPANYE YG MAMPU MENAMPUNG
TERUS MENERUS III. 2. DIPERBANYAK LAHGUN
1. JANGKAU YG DIREHABILITASI
REHABILITASI
2. SERAHKAN OLH KEL 3. KEMBANGKAN PROGRAM
3. DATANG SENDIRI YG MAMPU PULIHKAN
(JUMLAHNYA HARUS TERUS MENINGKAT 4. KEMBANGKAN PROGRAM
UNTUK KURANGI PERMINTAAN) AFTER CARE AGAR TDK
RELAPSE
LAHGUN
1. PEMBERDAYAAN LINGK DIK. NARKOBA IV.
2. PEMBERDAYAAN LINGK KERJA. PEMBERANTASAN
3. PEMBERDAYAAN MASY
RESIKO TINGGI & RENTAN.
MASY
4. PEMBERDAYAAN LING KEL. II. SEHAT 1. PETAKAN JAR
97,80 % (jabar 97,58%)PEMBERDAYAAN
2. INTERDIKSI
TOLAK NARKOBA MASYARAKAT JARINGAN
3. OPS TERPADU/
SINDIKAT
NARKOBA MANDIRI
4. WAS PREKUSOR
1. MASY MILIKI PENGETAHUAN
I. 2. MASY PAHAM
PENCEGAHAN 3. MASY SADAR
4. MASY UBAH SIKAP TOLAK NARKOBA
Mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat, bebas
VISI dari penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba
P4GN
Video Muqodimah
PREMAN KETUA MK
TERMINAL WABUP
FREDDY
SINETRON
ANAK
JALANAN
VANNY
RAFI PILOT
JENIFER
ROGER DUNN WK KADIN MODEL SWASTA PUTRA CICIT
ANGKA PREVALENSI PENYALAHGUNAAN NARKOBA
DI BAWAH 2,8 % DARI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA
HASIL
1,99 2,23 2,18 2,20
PENELITIAN
Proses2 Biologi
Ciri2 Bawaan
Proses Tumbuh Kembang
Sejak lahir
Di Lingk Kekurangan/Miskin
Penyakit Mental
Proses Tumbuh Kembang
Di Lingk Marginal RESIKO Ketelantaran
TERKUAT Dari Keluarga
Lingkungan
Krg Kondusif Perlakuan Kasar/Kejam
Dari Keluarga
FAKTOR2
MARAKNYA
NARKOBA
Peraturan yang mendukung P4GN
PERAN BNN SEBAGAI INSTITUSI PENGGERAK PERAN INSTITUSI PELAKSANA BANG WAWAN
BAGAIMANA DILAKUKAN?
( PERAN BNN SEBAGAI INSTITUSI PENGGERAK )
Melakukan penguatan Menyiapkan Melakukan
dasar hukum Bang pedoman/sta sosialisasi, Melakukan
Wawan sebagai upaya ndar teknis fasilitasi, dan pemantauan dan
percepatan pelaksanaan advokasi Bang evaluasi
pelembagaan aktivitas Wawan kepada pelaksanaan
pengarusutamaan penggerak kementerian/ program Bang
Bang Wawan di Bang Wawan lembaga/daerah Wawan secara
kementerian/ (NSKP) periodik
lembaga/ daerah
Meningkatkan Menyelenggarakan program
kapasitas SDM pemberian apresiasi kepada
Penggerak Bang Kementerian/Lembaga/ Daerah yang
Wawan telah mengimplementasikan Bang
Wawan secara maksimal
BAGAIMANA DILAKUKAN?
( PERAN INSTITUSI PELAKSANA BANG WAWAN )
FAKTOR PENGHAMBAT
• Upaya penanganan permasalahan narkoba masih dianggap sebagai
“tanggung-jawab tunggal” BNN.
• Kurangnya komitmen terhadap keterpaduan program (di lingkup
pemerintah) serta lemahnya mekanisme pembagian peran yang jelas antara
pemerintah, swasta, dan masy dalam penanganan permasalahan narkoba .
MODEL BANG WAWAN DALAM P4GN
( SASARAN, STRATEGI, RENCANA AKSI )
SASARAN STRATEGI RENCANA AKSI (CONTOH)
Pencegahan • Peningkatan faktor protektif dan pengurangan faktor risiko • Sosialisasi Bahaya Penyalahgunaan Narkoba.
penyalahgunaan penyalahgunaan narkoba. • Pelatihan Pengembangan Potensi Diri.
narkoba • Pengembangan sistem deteksi dini penyalahgunaan narkoba. • Pelatihan Penggiat Anti Narkoba
• Pengembangan metode pencegahan penyalahgunaan • Tes Urine Berkala
narkoba. • Pendampingan Khusus Kelompok Berisiko.
• Penyusunan Kebijakan Anti Narkoba
Rehabilitasi Penyalah • Peningkatan fasilitas layanan rehabilitasi penyalah guna • Penyediaan layanan rehabilitasi penyalahgunaan narkoba.
guna narkoba narkoba. • Pelatihan Penanganan Dini Korban Penyalahgunaan
• Peningkatan kapasitas SDM rehabilitasi penyalah guna Narkoba.
narkoba. • Pendampingan Kelompok Pascarehabilitasi.
• Pengembangan metode rehabilitasi penyalah guna narkoba • Pengkajian Metode Terapi dan Rehabilitasi Penyalah guna
yang efektif. Narkoba.
Pemberantasan • Pengembangan sistem pengawasan dan perlindungan • Penyediaan Layanan Informasi Tindak Pidana Narkoba.
Peredaran gelap kejahatan narkoba berbasis masyarakat. • Pelatihan Deteksi Dini Tindak Pidana Narkoba Berbasis
Narkoba • Peningkatan pengawasan jalur peredaran gelap narkoba Masyarakat.
pada jalur-jalur masuk (entry point). • Penguatan Sistem Pengawasan Narkoba pada Pintu Masuk
• Peningkatan pengawasan pada tempat-tempat rawan (Entry Point).
peredaran gelap narkoba. • Pelatihan Profesionalitas Aparat Penegak Hukum Tindak
Pidana Narkoba
• Pengawasan Aparatur dalam Tindak Pidana Narkoba.
Meliputi Bidang :
1. Pencegahan
2. Pemberdayaan Masyarakat
3. Rehabilitasi
4. Pemberantasan
a. Upaya menjadi masyarakat memiliki pola pikir,
sikap, dan terampil menolak penyalahgunaan
dan peredaran gelap narkoba;
b. Upaya menjadikan siswa /pelajar sekolah dan
mahasiswa memiliki pola pikir, sikap dan
terampil menolak penyalahgunaan dan
peredaran gelap narkoba;
c. Upaya menjadikan para pekerja memiliki pola
pikir, sikap dan terampil menolak
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.
a. Upaya menciptakan lingkungan pendidikan
dan kampus bersih dari penyalahgunaan
dan peredaran gelap narkoba;
b. Upaya menciptakan lingkungan kerja
bersih dari penyalahgunaan dan peredaran
gelap narkoba;
c. Upaya menciptakan lingkungan masyarakat
yang bersih dari penyalahgunaan dan
peredaran gelap narkoba; dan
d. Upaya pemberdayaan alternatif di
lingkungan masyarakat yang rawan
penyalahgunaan dan peredaran gelap
narkoba.
a. Upaya mengintensifkan Wajib Lapor Pecandu Narkotika
kepada Institusi Penerima Wajib Lapor;
b. Upaya memberikan pelayanan rehabilitasi medis dan
sosial kepada Wajib Lapor melalui tempat
perawatan/rehabilitasi yang tersedia baik yang
dikelola oleh Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota maupun komponen
masyarakat;
c. Upaya penguatan dan pembangunan kapasitas tempat
rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial;
d. Upaya pembinaan lanjut (aftercare) kepada
penyalahguna, korban penyalahguna, dan pecandu
narkoba setelah selesai mengikuti program di tempat
perawatan/rehabilitas.
a. Upaya penindakan yang tegas dan keras terhadap
aparat penegak hukum dan aparat pemerintahan
lainnya yang terlibat penyalahgunaan dan terlibat
jaringan sindikat narkoba;
b. Upaya peningkatan kerjasama antar penegak hukum
di Jawa Barat untuk menghindari kesenjangan di
lapangan;
c. Upaya penyelidikan dan penyidikan, penuntutan dan
peradilan jaringan sindikat peredaran gelap narkoba
baik dalam negeri maupun luar negeri secara sinergi;
d. Upaya pengungkapan pabrikan gelap narkoba
dan/atau laboratorium rumahan dan jaringan
sindikat peredaran gelap narkoba yang terlibat;
e. Upaya pengungkapan tindak pidana pencucian uang yang
berkaitan dengan tindak pidana yang berkaitan dengan
masalah narkoba secara tegas dan keras sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
f. Upaya pengawasan ketat terhadap impor, produksi,
distribusi, pengguna (end user), ekspor, dan re-ekspor bahan
kimia prekursor dan penegakan hukum terhadap jaringan
tersangka yang melakukan penyimpangan;
g. Upaya pengawasan ketat terhadap kemungkinan terjadinya
penyimpangan bahan kimia/ prekursor narkotika dari legal
menjadi ilegal;
h. Upaya peningkatan pengawasan tempat-tempat hiburan
rawan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat
mengkoordinasikan Rencana Aksi Daerah di
Bidang Pencegahan Pemberantasan
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba
Tahun 2016-2020, dan melaksanakan evaluasi
serta pelaporan untuk disampaikan ke Presiden
melalui Kepala Badan Narkotika Nasional
Provinsi Jawa Barat.
Pencegahan
Penyalahgunaan Narkoba