Anda di halaman 1dari 63

PRAKTIK HOME CARE DENGAN

PENDEKATAN NUSING PROSES


NS. Andi Parellangi, M.Kep.,M.H
Model Praktek : Manajemen Kasus
• Kasus Kelolaan :
• Medikal Bedah
• Maternitas
• Anak
• Geriatri
• Jiwa
Trend Kasus
Kasus umum, pasca perawatan di rumah sakit

1)Klien dengan penyakit gagal jantung;


2)Klien dengan gangguan oksigenasi;
3)Klien dengan perlukaan kronis;
4)Klien dengan diabetes;
5)Klien dengan gangguan fungsi perkemihan;
Jenis Pelayanan 6)Klien dengan kondisi rehabilitasi;
7)Klien dengan terapi cairan infus di rumah;
8)Klien dengan gangguan fungsi persyarafan;
9)Klien dengan HIV/AIDS.

Kasus dengan kondisi khusus

1)Klien dengan post partum;


2)Klien dengan gangguan kesehatan mental;
3)Klien dengan kondisi usia lanjut;
4)Klien dengan kondisi terminal;
5)klien dengan penyakit obstruktif paru kronis.
Upaya Pelayanan
• Promotif ( Peningkatan Kesehatan)
• Preventif ( Pencegahan Penyakit)
• Caretif ( Penyembuhan)
• Rehabilitatif ( Pemulihan)
DATA PASIEN HOMECARE CAHAYA HUSADA KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2015-2019
Home Care Nursing Cahaya Husada Kaltim

Standar Praktik Mandiri Home Care

Standar
Pelayanan

Standar Standar
Prosedur Dokumentasi
Operasional Keperawatan
Home Care Nursing Cahaya Husada Kaltim

Standar Pelayanan

Administrasi
pembayaran
Penolakan tindakan
medis/keperawatan

Persetujuan tindakan
medis/keperawatan

Persetujuan
menjadi pasien

Penerimaan
pasien baru
Home Care Nursing Cahaya Husada Kaltim
Home Care Nursing Cahaya Husada Kaltim

SOP
Kesedi
aan
Menja
di
Klien
Home
Care
Home Care Nursing Cahaya Husada Kaltim
Home Care Nursing Cahaya Husada Kaltim

SOP
Tin
dak
an
Me
dis/
Kep
era
wat
an
Home Care Nursing Cahaya Husada Kaltim
Home Care Nursing Cahaya Husada Kaltim
Home Care Nursing Cahaya Husada Kaltim

SO
P
Ad
min
istr
asi
Pe
mb
aya
ran
Home Care Nursing Cahaya Husada Kaltim
Home Care Nursing Cahaya Husada Kaltim
Home Care Nursing Cahaya Husada Kaltim
Komponen pasien safety di Rumah
• Kekurangan Nutrisi
Penghitungan kecukupan nutrisi sangat penting untuk
mengetahui kecukupan asupan untuk klien.
BB
• IMT = ---------------------------
TB2 (dalam meter)
• Jika IMT < 20 % dari IMT maka digolongkan mengalami
gangguan nutrisi. Cara lain untuk mengetahui
kekurangan nutrisi dapat dilihat dari rendahnya kadar
albumin pasien. Kadar normal > 3,2 mg/dl.
FAKTOR RISIKO TERHADAP KEAMANAN PASIEN DALAM PELAYANAN HOME
CARE
1.Ketidakmampuan pasien melakukan pemenuhan cairan dan nutrisi sendiri
2.Keterbatasan melalukan mobilisasi
3.Keterbatasan ambulasi
4.Ketidakmampuan melakukan personal hygiene
5.Penurunan system imun
6.Komplikasi dari penyakit
7.Penggunaan alat-alat perawatan ( iv-line, kateter, sonde)
8.Tempat tinggal yang tidak mendukung
9.Ketidakmampuan mengontrol urin dan fecal
10.Penekanan
11.Penularan penyakit dari pengunjung
12.Ruangan yang kurang layak (ventilasi kurang, lembab, cahaya kurang)
13.Disorientasi waktu dan ruang
14.Tekanan mental dan frustasi
15.Kesalahan dalam pemberian obat
16.yang tidak standar
Tindakan yang harus dilakukan :
• Hitung kebutuhan nutrisi pasien dengan mempertimbangkan
penyakit dan kebutuhan nutrisi sesuai dengan umur, aktivitas
dan tumbuh kembang pasien.
• Kerjasama dengan nutritionis untuk melakukan penghitungan
jumlah dan membuat susunan menú untuk pasien.
• Pertimbangkan pemberian makanan sesuai selera pasien
• Untuk pasien diabetes mellitus pertimbangkan pemberian diet
bebas dengan control insulin khususnya pada pasien lanjut usia.
• Penyajian makan sesuai kebiasaan dan kesukaan pasien
• Motivasi pasien untuk makan
• Jelasakan fungsi makanan untuk kesembuhan pasien
• Berikan makan dalam kondisi hangat dan porsi kecil tetapi sering
Kekurangan cairan

• Kekurangan cairan terjadi akibat tidak adanya


keinginan pasien untuk minum karena alasan
mual, lupa dan tidak haus.
• Secara normal kebutuhan cairan tubuh
manusia berkisar antara 30-50 cc/kg berat
badan dalam sehari.
• Penghitungan kebutuhan cairan dilakukan
dengan mengitung Berat Badan dikalikan 30-
50 cc/24 jam.
• Cara yang harus dilakukan untuk memenuhi cairan tubuh
pasien adalah
1. Menghitung secara cermat kebutuhan cairan pasien dalam
24 jam
2. Jangan menggantikan air putih dengan minuman lain.
3. Berikan pasien minum dengan suhu air sesuai kesukaan
pasien
4. Berikan minum air putih pagi hari sebelum berkumur 200-
400 cc
5. Berikan minum air putih sedikit tetapi sering
6. Berikan makanan yang dalam bentuk cair
7. Jika cairan tidak bisa masuk pertimbangkan pemberian
cairan dengan IV-Line.
Jatuh

• Jatuh pada pasien home care bisa terjadi akibat


tempat tidur pasien yang tidak layak, set
pengaman yang tidak baik atau pasien yang
gelisah. Jatuh bisa terjadi akibat pasien yang
mengalami gangguan keseimbangan, gangguan
fungsi alat gerak, keterbatasan penglihatan, lantai
yang licin, kamar mandi yang jauh, dan
keteledoran perawat.
• Jatuh dapat mengakibatkan berbagai masalah
baru, seperti cedera, fraktur dan trauma yang
mengakibatkan pasien malas bergerak
Langkah-langkah yang bisa dilakukan dalam mencegah
terjadinya jatuh pada pasien adalah:

1. Gunakan alat pengamanan tempat tidur


2. Dampingi pasien yang gelisah
3. Bantu pasien BAB,BAK
4. Dekatkan alat-alat yang dibutuhkan pasien
5. Setting ruangan agar lantainya tidak licin, terang
dan lengkapi dengan pegangan.
6. Jangan biarkan pasien malam hari di
rumah/kamar sendiri
7. Pantau keseimbangan dan kemampuan alat gerak
pasien
Dekubitus

• Dekubitus atau luka akibat tekanan


merupakan masalah safety yang cukup serius.
• Kerusakan integritas kulit akibat tekanan yang
terus menerus pada sisi tubuh yang sama
dapat mengakibatkan gangguan sirkulasi,
hipoksia jaringan dan kematian sel yang
berkahir pada timbulnya luka dari yang ringan
berupa warna kemerahan hingga terjadi ulkus
RISIKO DEKUBITUS

1. Pasien tidak sadar


2. Lansia
3. Kurus
4. Kurang mobilisasi
5. BAB dab BAK yang tidak terkontrol
6. Tempat tidur yang lembab
7. Tempat tidur yang kotor
TINDAKAN PERAWATAN UNTUK MENCEGAH DEKUBITUS

1. Massage dengan lotion/minyak kelapa pada daerah


yang tertekan
2. Seka daerah yang berisiko dekubitus dengan air
hangat
3. Miring kanan/kiri setiap 2 jam
4. Perbaiki status gizi pasien
5. Bantu BAB dan BAK secara teratur
6. Bersihkan tempat tidur
7. Ganti linen secara teratur
8. Gunakan kasur air atau kasur udara
Penyakit akibat personal higiene yang kurang
• Menjaga kebersihan diri merupakan tindakan
yang paling penting dalam perawatan pasien
dirumah, terutama pada pasien-pasien yang
ketergantungann penuh (total care).
DAMPAK DARI PERSONAL HYGIENE YANG TIDAK OPTIMAL

• Stomatitis
• Oral Candidiasis
• Serumen
• Smegma dan vaginitis
• Luka akibat garukan
• Selulitis
• Kutu
• Bau mulut
• Kulit terasa gatal
• Dermatitis
TINDAKAN PERSONAL HYGIENE YANG HARUS DILAKUKAN DALAM HOME CARE

• Oral hygiene 2 kali sehari


• Memandikan pasien 2 kali sehari
• Mencuci rambut setiap 3 hari sekali
• Membersihkan serumen 1 minggu sekali
• Membersihkan vulva dan preputium setiap hari
• Potong rambu setiap bulan
• Potong kuku setiap minggu
• Khusus penderita diabetes mellitus dilakukan
perawatan kaki setiap hari
Infeksi silang
• Masalah penting yang menjadi perhatian
utama dalam perawatan pasien. Infeksi silang
terjadi akibat penyebaran kuman dari
lingkungan kepada pasien.
• Secara umum bila dibandingkan dengan di
rumah sakit, risiko terjadi infeksi nasokomial
pasien yang dirawat dirumah lebih sedikit bila
dibandingkan dengan dirumah sakit
MANIFESTASI INFEKSI NASOKOMIAL DI PADA PASIEN
HOME CARE
• Suhu tubuh naik febris tidak turun dengan pemberian
antipiretik
• Warna kemerahan dilokus infeks
• Bengkak
• Nyeri
• Infeksi saluran kecing pada pengguna kateter
• Plebitis pada pengguna IV-line
• Pnemonia pada pasien berbaring lama
• Selulilitis
Tindakan perawatan sangat diperlukan dalam upaya mencegah terjadinya infeksi silang.
Tindakan tersebut meliputi:
• Cuci tangan sebelum ke pasien, sebelum menyentuh tubuh pasien, setelah melakukan suatu
tindakan, setelah menyentuh tubuh pasien dan setelah meninggalkan ruangan pasien.
• Cuci tangan dilakukan dengan air mengalir atau bahan cuci tangan berbasis alcohol.
• Gunakan prosedur septic-aseptik pada pasien
• Gunakan Alat Pelindung Diri sesuai kondisi pasien
• JIka perawat/care giver sedang sakit dan berisiko menularkan sebaiknya tidak kontak dengan
pasien
• Perbaiki status gizi pasien
• Lakukan perawatan chateter dan infus setiap hari
• Ganti selang kateter setiap minggu
• Ganti IV-line setiap 3 hari.
• Untuk pasien yang rentan batasi pengunjung. Gunakan pakaian khusus pengunjung
• Gunakan handshoen untuk tindakan yang berisiko kontak dengan mukosa, darah dan cairan
tubuh pasien.
• Cegah pnemonia dengan cara sebagai berikut
• a) Latih nafas dalam, b) Latih batuk efektif, c) Latihan meniup balon, d) Lakukan massage
pada titik paru dan tenggorokan, e) Hindari minum atau makan dengan posisi tidur, f)
Monitoring suara nafas dan batuk pasien
• Observasi dahak pasien
TINDAKAN UNTUK PENCEGAHAN INFEKSI NASOKOMIAL
• Pasien memiliki ruangan tersendiri
• Bersihkan ruangan pasien setiap hari
• Bersihkan bekas darah dan cairan dengan cairan
hypoclocit 10 %
• Keluarga harus menggunakan sarung tangan yang tidak
steril tetapi disposibel saat menolong pasien BAB, BAK
makan dan minum.
• Pisahkan plastic penyimpanan bahan sisa perawatan dan
buatkan tempat penyimpanan jarum dan benda tajam.
• Simpan makanan yang tidak terpakai di lemari pendingin
• Hubungi dokter penanggungjawab jika ada pasien diare.
PERALATAN YANG HARUS DISIAPKAN UNTUK MENCEGAH INFEKSI
NASOKOMIAL
• Alat Perlindungan Diri (APD)
a.Sarung tangan disposable baik steril maupun non steril
b.Sarung tangan tebal
c.Desinfektan
d.Masker
e.Sabun cair
f.Kertas tissue
g.Plastik tempat menyimpan sisa-sisa perawatan
h.Alat penampung benda runcing yang tidak robek
i.iAlat penyimpan bahan-bahan lab
j.Cairan steril
• Uniform yang harus diganti setiap shif jaga
• Imunisasi untuk tenaga perawatan
Kontraktur dan atrofi
• Kontraktur : sebuah istilah yang menjelaskan
terjadinya kekakuan pada otot dan sendi sebagai
dampak dari kurangnya aktivitas yang
menggunakan otot atau sendi. Kontraktur bisa
terjadi pada semua bagian otot dan sendi
terutama pada alat gerak yang sehari-harinya aktif.
• atrofi : mengecilnya otot akibat berkurangnya
massa otot.
• Pengurangan massa otot terjadi akibat kurangnya
latihan
BAGIAN-BAGIAN TUBUH YANG BERISIKO MENGALAMI
KONTRAKTUR DAN ATROPI
• Leher
• Pinggang
• Paha
• Lengan atas
• Siku
• Lutut
• Pergelangan tangan dan kaki
• Jari-jari tangan dan kaki
• Otot tangan dan kaki
CARA-CARA MENCEGAH KONTRAKTUR DAN
ATROPI OTOT
• Latihan Range of Motion (ROM) 2 kali sehari.
• Hindari bagian tubuh berada pada posisi yang
sama
• Motivasi pasien untuk bergerak
• Massage otot-otot 2 kali sehari
• Kolaborasi melakukan stimulasi dengan TENS
Medication Error
• Medication Error merupakan tindakan yang
sangat berisiko mengancam selamatan pasien.
• Medikation error terjadi akibat kesalahan
diagnosis, kesalahan pemilihan obat,
reaksinalergi obat, efek samping obat, dosis
yang tidak sesuai, cara pemberian yang salah
serta waktu pemberian yang tidak sesuai
waktunya.
TEKNIK UNTUK MENGHINDARI MEDICATION ERROR
• Pastikan 5 benar ( orang, obat, dosis, cara pemberian (route),
waktu pemberian
• Tanyakan riwayat alergi obat
• Tanyakan riwayat gastritis, gangguan hepar dan ginjal
• Lakukan skin test untuk obat-obat injeksi baru
• Observasi reaksi obat
• Pantau efek samping obat ( lambung, hepar dan ginjal)
• Bicarakan jika reaksi obat tidak yang diaharapka
• Kolaborasi untuk penggantian dan atau perubahan dosis dan
cara pemberian
• Selalu siapkan obat-obat emergency dalam home care kit
perawat
Percobaan bunuh diri
• Perhatianterbesar yang harus dilakukan pada pasien
kronis, pasien terstigma dan pasien yang mengalami
depresi adalah perilaku percobaan bunuh diri.
• Bunuh diri adalah salah satu upaya melarikan diri sebagai
bentuk ketidakmampuan pasien dalam menghadapi
kondisi sakitnya.
• Percobaan bunuh diri dapat dilakukan dengan berbagai
cara antara lain menjatuhkan diri dari kamar lantai tinggi,
menggantung diri, menyetrum diri dengan listrik,
meminum obat yang melebihi dosis, memotong nadi atau
bagian vital tubuh lainnya dengan pisau, pecahan botol
atau kuku dan membenturkan kepala di tembok.
UPAYA UNTUK MENCEGAH PERCOBAAN BUNUH DIRI
• Jauhkan benda tajam dari jangkauan pasien
• Potong kuku pasien
• Jangan menempatkan tali, kain panjang di dekat pasien
• Pasang pengaman tempat tidur
• Kunci pintu atau jendela jika sudara tidak yakin bisa
mengawasi
• Jauhkan obat dari jangkauan pasien
• Sebaiknya pasien ditempatkan di kamar lantai bawah
• Berikan dukungan moral dan spiritual serta kehangatan
PENDIDIKAN KESEHATAN
DI RUMAH

Ns. Andi Parellangi, S.Kep., M.Kep., M.H


Conten
• Pengertian pendidikan pasien di rumah
• Konsep tentang pendidikan pasien di rumah
• Motivasi belajar pasien home care
• Prinsip pendidikan
• Strategi pembelajaran di rumah
Pengertian
suatu proses tranformasi pengetahuan, sikap
dan perilaku hidup sehat yang ditujukan pada
pasien di rumah dan keluarganya dalam rangka
meningkatkan tanggungjawab pasien dan
keluarga untuk mencapai tujuan perawatan
(Rice, 2001)
DOMAIN PEMBELAJARAN

1. Cognitive (Pengetahuan)
upaya peningkatan kemampuan intelektual dengan
meningkatkan kemampuan mengulang, pengambilan keputusan,
membuat perbandingan hingga membuat kesimpulan terkait
penyakit, perawatan dan pengobatan.
2. Affective ( Sikap )
suatu proses pembelajaran dalam upaya meningkatkan
kemampuan pasien dan keluarga dalam bersikap, merasakan dan
meningkatkan kepercayaan pasien tentang apa yang diketahui.
3. Psyhomotor (ketrampilan)
proses mentraformasikan ketrampilan, pelaksanaan tugas dan
pelaksanaan prosedur tindakan perawatan.
CONTOH PENDIDIKAN TENTANG PERAWATAN LUKA

Kognitif :
dilakukan tranformasi tentang luka, proses penyembuhan dan cara
penanganan
Afektif :
merubah cara pandang bahwa keluarga tidak bisa merawat luka, takut salah, takt darah
dan jijik
Psikomotor:
ajarkan secara bertahap
1.Ajarkan tentang cara membuka balutan
2.Ajarkan cara melihat luka baik dan tidak baik
3.Ajarkan cara membersihkan luka
4.Ajarkan cara mengisi obat
5.Ajarkan cara menutup luka
6.Ajarkan cara membalut luka
Teori pembelajaran
• Behavioral learning theory
model stimulus-respon dimana penguatan sangat
penting dalam melakukan modifikasi perilaku.
• Cognitive-development learning theory
mengedepankan penghargaan terhadap
pengalaman hidup pasien sebagai salah satu
bagian perkembangan kehidupannya yang
mempengaruhi persepsi mereka terhadap proses
pembelajaran
Cont...
• Humanistic learning theories
Memberikan cara mendidik komprehensif
dengan memandang pasien dan keluarga
sebagai makhluk yang holistik dari sudut
pandang tempat, waktu, bagaimana dan apa
yang menjadi kebutuhan belajar pasien.
Elemen dari humanistik learning theories

• Cinta atau kasih sayang


Pasien akan termotivasi belajar bila proses
belajar yang dilakukan sebagai wujud rasa kasih
sayang perawat kepada pasien dan keluarganya.
Contoh : kita melatih Range of Motion (ROM)
pasien stroke dengan giat dan disiplin agar
pasien tidak mengalami kontraktur dan bisa
cepat berjalan.
Kreativitas :
Pasien dan keluarga akan termotivasi untuk
belajar apabila kreativitas posistif yang dilakukan
dihargai oleh perawat.
Contoh :
Kita memberikan dukungan pada keluarga yang
sudah berinisiatif menggunakan botol berisi air
hangat untuk mengurangi keluhan nyeri pada
lutut yang menderita rhematik.
Perkembangan :
Setiap kemajuan yang ditemukan merupakan hadiah yang patut
disyukuri oleh perawat, keluarga dan pasien.
Konsep diri :
setiap proses belajar yang dilakukan akan optimal, jika proses belajar
tetap memberikan penghargaan terhadap setiap kelebihan
pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang dimilki oleh pasien dan
keluarga.
Otonomi :
Proses edukasi akan berdampak positif jika pasien diberikan
kepercayaan dan diberikan kebebasan dalam memilih dan
melakukanaktifitas belajar yang diinginkan.
Mengatur diri sendiri :
Untuk mewujudkan tujuan proses belajar maka sebaiknya pasien dan
keluarga diberikan kesempatan untuk mengatur sendiri kegiatan
belajar yang dipilih
Cont..
• Social-cognitive learning theories
Cara pasien atau keluarga mendapatkan
pengetahuan, nilai-nilai, stándar moral, dan
standar perilaku yang ada dilingkungannya.
Dipengaruhi faktor internal (Locus of Control).
Motivasi belajar pasien home care
• Disease process
Proses penyakit berpengaruh terhadap kemampuan pasien
melakukan perawatan pada dirinya sendiri.
• Socioenvironmental resourcess:
Kondisi sosial dan lingkungan sangat berpengaruh dalam proses
pembelajaran.
• Interpersonal perception :
mengacu pada perbedaan persepsi pasien terkait konsep sehat dan
sakit. Hal ini sangat dipengaruhi oleh latar belakang buaday individu
tersebut.
• Cultural consideration :
Perawat dalam melakukan edukasi hendaknya memperhatikan
faktor etnik, budaya dan kepercayaan yang terkait dalam
penanganan pasien. Jika perawat bisa memahami dan
menggabungkan antara konsep modern dan tradicional yang
berbasis budaya pasien, maka transformasi akan lebih optimal.
Prinsip pendidikan pasien di rumah

• Buat proses pembelajaran secara bertahap


dan realistis sesuai dengan kemampuan, minat
dan sumber daya yang ada.
• Ikutsertakan keluarga untuk berpartisipasi
dalam melakukan evaluasi hasil belajar sesuai
dengan tingkat pencapaian yang didapatkan
• Berusaha mehamai perilaku manusia yang
kompleks untuk mengetahui cara yang efektif
melakukan pembelajaran.
Strategi edukasi di rumah
• diskusi, storytelling dan demonstrasi.
• Alat yang digunakan dapat berupa computer, video, model, audiocassette
tape, pamphlets,
poster, foto, cheklis dan karton.
Contoh :
• Proses terjadinya peningkatan gula darah dalam bentuk animasicomputer
• Film tentang pasien DM dengan gangrene
• Model luka gangren pada pasien DM
• Audiocasette tentang cara menurunkan gula darah
• Pamlfet tentang cara perawatan kaki
• Poster gangren pada pasien DM
• Foto-foto tahap penyembuhan luka ganggren
• Cheklist cara perawatan kaki untuk mencegah diabetetic foot
• Karton wayang untuk melakukan HE
TINDAKAN-TINDAKAN YANG BISA DIAJARKAN PADA KELUARGA PASIEN HOME CARE KRONIS

1. Melakukan injeksi obat insulin


2. Manajemen diabetes pada kasus baru
3. Cara pemberian oksigen
4. Perawatan luka sederhana
5. Perawatan ostomy
6. perut dan kandung kecing
7. Latihan ADL
8. Cara memindahkan pasien
9. Melakukan latihan miring kanan dan kiri
10. Melakukan oral hygiene
11.Menyiapkan diet
LANGKAH-LENGKAH EDUKASI PADA PASIEN DI RUMAH
Lakukan pengkajian kebutuhan belajar dan subyek yang
akan diedukasi
1. Identitas pasien/keluarga ( umur, pendidikan
terakhir, lama dirawat )
2. Faktor penghembat edukasi ( fungsi indera, kognitif,
mental, penyakit kronis, dukungan keluarga, minat
belajar )
3. Materi yang edukasi yang pernah diberikan
sebelumnya
4. Kemampuan pasien menguasai materi
5. Perubahan perilaku yang sudah terjadi
• Rumuskan masalah yang akan diedukasi dan buat
diagnose keperawatan terkait kebutuhan belajar.
• Buat rencana edukasi
1. Kapan ( hari, tanggal, waktu)
2. Dimana
3. Siapa yang diikutsertakan
4. Alat yang dibutuhkan
5. Bahan yang diperlukan
6. Media
7. Seting tempat pembelajaran
8. Materi sesuai topic
• Proses pembelajaran
1. Salam
2. Perkenalan diri
3. Penyampaian maksud dan tujuan
4. Kontrak waktu
5. Round down (tata cara ) proses edukasi
6. Apersepsi
7. Penyampaian materi
8. Diskusi
9. Feedback
10.Evaluasi

Anda mungkin juga menyukai