Anda di halaman 1dari 20

KEPOMPOK 7

APLIKASI TEORI SELF CARE PADA KASUS GAWAT


DARURAT “GAGAL JANTUNG”

ANGGOTA:
ALBERTUS BRIANTAMA YOGA
AGNES SRI WAHYUNI
CHRISHADI YULIAN PUTRA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Keperawatan medical bedah merupakan area yang berfokus pada
pasien dewasa baik dengan kasus medical dan kasus bedah baik kondisi
penyakit akut maupun kronis dan pada pasien yang beresiko mengalami
penyakit.
Peran ners spesialis sebagai pemberi asuhan keperawatan lanjut pada
kasus kardiovaskuler yang kompeleks dengan menjunjung prinsip legal, etik
dan humanistic dalam setiap kondisi dengan menerapkan intervensi
keperawatan sesuai dengan perkembangan ilmu terkini.
Intoleransi aktivitas merupakan diagnose keperawatan yang
menitikberatkan respon tubuh yang tidak mampu bergerak karena tubuh tidak
mampu memproduksi energy yang cukup untuk aktivitas sehari-hari
(Herdman, 2014)
Teori Self Care dalam asuhan keperawatan bertujuan untuk
meyakini bahwa setiap individu mempelajari kemampuan untuk merawat
dirinya sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidup, memelihara kesehatan
dirinya, serta kesejahteraanya (Alligood & Tomey, 2014).
B. TUJUAN
Tujuan Umum: Menganalisa proses keperawatan berdasarkan teori
OREM.
Tujuan Kusus:
1.Mahasiswa mampu menganalisa pengkajian self care berdasarkan
teori OREM
2.Mahasiswa mampu menganalisa perencanaan self care berdasarkan
teori OREM
3.Mahasiswa mampu menganalisa implementasi self care berdasarkan
teori OREM
4.Mahasiswa mampu menganalisa Evaluasi self care berdasarkan teori
OREM

C. MANFAAT
Mampu menerapkan intervensi keperawatan pada pasien gagal
jantung dengan gangguan tidur.
BAB II

PROSES KEPERAWATAN BERDASARKAN TEORI OREM

A. Pengkajian
Pengkajian didasarkan pada :
Universal self care , developmental, health deviation
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan ditegakkan berdasarkan self care defisit
C. Perencanaan
Perencanaan memerhatikan:
Wholly compensatory nursing system, partial compensatory nursing system, education nursing system
D. Implementasi
Implementasi dalam OREM yaitu:
Melakukan tindakan langsung, memberi pedoman atau petunjuk, memberi support psikologik, memberi
support fisik, memberikan perkembangan lingkungan yang supportif, mengajarkan/memnerikan
petunjuk.
E. Evaluasi
Evaluasi dalam teori OREM
Kemampuan klien untuk mempertahankan kebutuhan seff carenya, kemampuan klien untuk mengatasi
drficit self carenya dan sampai sejauh mana perkembangan kemandirian klien, kemampuan keluarga
dalam memberikan bantuan self care jika klien tidak mampu
ANALISA KASUS
1. Pengkajian

•Tanggal Masuk : 11 September 2022 Jam: tidak di kaji


•Tanggal Pengkajian : 11 September 2022 Jam: tidak di kaji
•Nama perawat mengkaji : Perawat Unit: tidak di kaji
•Ruang/kamar : Ruang Kelas 1
•Cara pengkajian : wawancara, observasi, dan studi dokumen,

2. Identitas Klien

•Nama : Tn. L
•JenisKelamin : Laki-laki
•Umur : 65
•Tempat/tgl lahir : tidak terjkaji
•Pendidikan : tidak terkaji
•Pekerjaan : Pensiun PNS
•StatusPerkawinan : Kawin
•Agama : islam
•Suku : Jawa
•Alamat : tidak terkaji
•Dx Medis : CHF CF III, Hipertensi grade 2 on therapy, DM 2 NO, dan CAD IVD PCI 1 DES di RCA a/1 NSTEMI Kilip 1

3. Identias Penanggungjawab

•Nama : Ny. I
•Alamat : Banjarsari, Surakarta
•Hubungan dengan klien : Istri
3. Riwayat Keperawatan Masa Lalu

•Riwayat penyakit yang pernah diderita :Klien mengatakan sejak tahun 1995 pasien didiagnosis
hipertensi, tahun 2017 pasien didiagnosis DM 2 No dengan terapi insulin dan CAD 1 VD dengan
dilakukan PCI, Sejak 3 bulan yang lalu pasien mengalami sulit tidur, gelisah, dan sering terbangun saat
malam hari
•Penyakit keturunan: Tidak terkaji
•Operasi yang pernah dilakukan: Tahun 2017 didiagnosisi CAD 1 VD dan dilakukan PCI
•Riwayat Alergi: Tidak terkaji
•Riwayat imunisasi: Tidak terkaji
•Kebiasaan buruk: Pasien tidak memiliki kebiasaan buruk
•Riwayat penggunaan obat-obatan: Saat ini klien menggunakan obat anti ansietas yang diperoleh dari
dokter pribadinya dan diminum saat merasa perlu
•Lingkungan: Tidak terkaji
•Pemanfaatan fasilitas kesehatan: Klien selama ini berobat ke dokter pribadi

4. Riwayat Keperawatan Saat Ini

•Alasan Masuk rumah sakit: Klien mengatakan sejak 3 hari yang lalu mengeluh sesak nafas semakin
memberat, kedua kaki bengkak dan gejala semakin memberat kemudian pasien dibawa ke IGD Rumah
Sakit
•Tindakan/terapi yang sudah diterima: Furosemide 5 mg/jam, Captopril 3x2.5mg, Bisoprolol 1x1,25mg,
Aspilet 1x80mg, Atorvastatin 1x25mg, Nitrocaf 2x5mg, Simarc 1x2mg, Spironolaktone 1x25mg,
Novorapid 6-6-6 unit, Levemir 0-0-16 unit.
•Keluhan utama dan keluhan penyerta:Klien mengatakan sesak nafas, kedua kaki bengkak, sulit tidur dan
sering terbangun tiap malam dan gelisah.

5. Genogram
•Tidak Terkaji
Kebutuhan Universal
Oksigenasi : Pasien tidak memiliki kebiasaan merokok
Nutrisi&Cairan : Tidak terkaji
Eliminasi : Tidak terkaji
Aktivitas dan istirahat :
Keadaan sebelum sakit klien setiap melakukan aktivitas siang hari sering merasa letih dan pusing
sehingga memilih banyak beraktivitas didalam rumah sambil menonton televise, klien jarang
melakukan aktivitas diluar rumah karena merasa kelelahan dan sesak nafas. Klien tidur malam
sekitar 3 -4 jam bersama pasangannya dan pada siang hari Klien hanya tiduran di atas tempat tidur
tetapi jarang untuk dapat tertidur. Klien tidur menggunakan 2-3 bantal, dan lebih sering miring ke
sisi kanan tubuh. Pengkajian kebiasaan tidur normal menunjukkan bahwa Klien biasa mulai
berangkat tidur pukul 21.00, tetapi sulit untuk memulai tidur, sering terbangun tengah malam
karena tiba tiba terasa sesak nafas, dan BAK 1-2 kali dalam semalam dan sulit untuk memulai
tidur kembali. Kualitas tidur setelah bangun pagi klien masih merasa mengantuk dan badan
masih terasa letih. Setelah sakit klien hanya terbaring di tempat tidur karena jika untuk
beraktifitas mudah sesak nafas
Neurosensori : Tidak terkaji
Interaksi soial Relasional :
Klien akhir-akhir ini sering merasa gelisah dan cemas dengan penyakitnya, sudah minum obat tapi
tidak menolong
Kenyamanan :
Klien merasa tidak nyaman karena sesak nafas, sulit tidur dan sering terbangun tiap malam
Keamanan dan Proteksi : Tidak terkaji
Integritas Ego : Tidak terkaji
Kebutuhan Development
• Tumbuh kembang: Tidak terkaji
• Reproduksi dan seksualitas: Klien seorang suami dengan satu
istri dan 2 orang anak

Health Deviation
Klien kurang mengerti dengan penyakit yang dialaminya
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan Umum : Sedang, compos mentis, GCS 15
• TTV : tidak terlampir
• Pemeriksaan Fisik Head to toe:
1. Kepala : tidak terkaji
2. Rambut : tidak terkaji
3. Mata : tidak terkaji
4. Hidung : tidak terkaji
5. Mulut : tidak terkaji
6. Telinga : tidak terkaji
7. Leher : tidak terkaji
8. Dada : auskultasi jantung terdengar suara S1-2 regular, pan sistolik murmur grade
3/6 di apex, batas kiri jantung di sela iga ke Auskultasi paru terdengar suara rales di 1/3
basal paru.
9. Payudara : tidak terkaji
10. Punggung : tidak terkaji
11. Abdomen : tidak terkaji
12. Panggul : tidak terkaji
13. Anus & Rectum : tidak terkaji
14. Genetalia : tidak terkaji
15. Ekstremitas : Terdapat pitting edema ekstremitas bawah dengan skala 4
Pemeriksaan Penunjang Program Terapi
• Hasil pemeriksaan • Furosemid 5 mg/jam
echocardiografi • Captopril 3 x 2,5 mg
menunjukkan adanya • Bisoprolol 1 x 1,25 mg
dilatasi semua ruang
• Aspilet 1 x 80 mg
jantung, LVH eksentrik,
fungsi sistolik global LV • Atorvastatin 1 x 20 mg
menurun dengan EF 38%. • Nitrokaf 2 x 5mg
Hasil foto thoraks • Simarc 1 x 2 mg
menunjukkan gambaran • Spironolakton 1 x 25 mg
oedem pulmonum;
diafragma letak tinggi dan • Novorapid 6-6-6 unit
kardiomegali. • Levemir 0-0-16 unit
Analisa Data
DS :
Klien tidur malam sekitar 3-4 Klien tidur menggunakan 2-3
bantal, tidur sering miring ke sisi kanan tubuh, Tidur pukul
21.00, tetapi sulit untuk memulai tidur, sering terbangun karena
sesak nafas,BAK 1-2 kali dalam semalam, Pagi klien masih
merasa mengantuk dan badan masih terasa letih
Masalah : Kurang Tidur
Penyebab : Ketidaknyamanan
Diagnosa Keperawatan
• Kurang tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan
Rencana asuhan Keperawatan

Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan

• Setelah dilakukan intervensi • Identifikasi keadaan yang


selama 3x24 jam maka mengganggu
tidur dan frekuensinya
Tidur Meningkat dengan • kelola lingkungan untuk klien yang
kriteria hasil : dirawat di rumah sakit;
1. Jam tidur tak terganggu, • Berikan privasi
• Dorong klien untuk membatasi
2. Pola, lama tidur, kualitas asupan
tidur cukup kafein, alkohol, dan zat stimulasi sore
atau malam hari
3. Tempat tidur yang
• Hindari makan diwaktu larut malam
nyaman dengan porsi besar
4. Suhu ruang nyaman • Batasi asupan cairan malam hari
• Bantu klien untuk mengembangkan
5. Perasaan segar setelah program relaksasi
bangun.
Implementasi
1. Membantu mengidentifikasi keadaan yang mengganggu tidur dan
frekuensinya
2. Mengamati tanda-tanda kelelahan fisik
3. Membantu mengelola lingkungan untuk klien yang dirawat di
rumah sakit;
4. Memberikan privasi klien
5. Menganjurkan klien untuk menghindari makan diwaktu larut
malam dengan porsi besar
6. Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam
7. Membatasi asupan cairan malam hari
8. Melakukan aktivitas asuhan dan
monitoring keperawatan tanpa membangunkan klien bila
memungkinkan
9. Membantu mengatur cahaya dalam ruangan yang tepat di siang dan
malam hari
10. Menganjurkan tidur siang di waktu tengah hari jika diperlukan
EVALUASI (SOAP)
• S: Klien mengatakan sesak nafas berkurang, keluhan sulit
tidur berkurang, klien dapat tidur malam dengan bantuan obat
antiansietas, pasien merasa lebih segar saat bangun pagi,
pasien memilih teknik nafas dalam dan relaksasi untuk
mengurangi keluhan
• O: Telah dilakukan pengaturan ulang jadwal monitoring dan
tindakan keperawatan. Ruangan dilakukan
modifikasi penggunaan lampu redup saat malam hari
• A: Kurang tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan
teratasi
• P: Lanjutkan Intervensi
Pembahasan
1. Pengkajian
Kesenjangan yang terjadi antara study kasus
dengan teori OREM meliputi:
• Universal self care: nutrisi dan cairan,
eliminasi, neurosensori, keamanan dan
proteksi, intregitas ego.
• Developmental self care: tumbuh kembang
2. Diagnosa 3. Intervensi

• Dalam kasus didapatkan • Dalam studi kasus sudah


diagnosa keperawatan menerapkan intervensi
keperawatan berdasarkan
kurang tidur
tingkat ketergantunganya
berhubungan dengan yaitu The wholly
ketidaknyamanan sudah compensatory nursing
sesuai dengan data yang system, the partially
terkaji dan sudah sesuai compensatory nursing
dengan teori selfcare. system, the education
nursing system.
4. Implementasi
Dalam study kasus penulis sudah sesuai dengan teori self care yaitu
mengimplementasikan rencana keperawatan dengan :
1. Melakukan tindakan langsung
2. Memberikan pedoman atau petunjuk
3. Memberikan support psikologik
4. Memberikan support fisik
5. Memberikan perkembangan lingkungan yang supportif
6. Mengajarkan/memberikan pendidikan kesehatan.

5. Evaluasi
Dalam study kasus penulis sudah berdasarkan teori self care
yaitu evaluasi difokuskan pada tingkat kemampuan klien untuk
mempertahankan kebutuhan self carenya, kemampuan klien untuk
mengatasi deficit self carenya dan sampai sejauh mana
perkembangan kemandirian klien, kemampuan keluarga dalam
memberikan bantuan self care jika klien tidak mampu.
BAB IV

KESIMPULAN dan SARAN

KESIMPULAN SARAN

• Penerapan intervensi • Pasien gagal jantung


keperawatan sebaiknya dilakukan
pengkajian awal lengkap
peningkatan tidur
dan pengkajian lanjutan
meningkatkan luaran tentang gangguan tidur,
yang lebih baik dalam dilakukan
mengatasi masalah pendokumentasian dan
gangguan tidur pada penanganan menggunakan
pasien gagal jantung. intervensi yang tepat.
TERIMA KASIH…

Anda mungkin juga menyukai