Anda di halaman 1dari 13

JARINGAN IKAT

(Jaringan Penyambung)

Kelompok 4
XI MIA 2
Anggota Kelompok :
Amay Aulia Azzahra (06)
Cindy Aulia (11)
Intan Rafica Nabila A (17)
M. Tegar Septian W (21)
Pengertian Jaringan Ikat
Jaringan ikat merupakan salah satu dari empat jaringan dasar. Jaringan ikat memiliki struktur yang berbeda dengan
jenis jaringan lain. Jaringan ikat tersusun atas struktur berupa sel dan matriks ekstraseluler. Matriks ekstraseluler
merupakan molekul non seluler, yang dihasilkamn oleh sel dalam jaringan ikat.

Fungsi Jaringan Ikat


- Pengikat dan penyambung antar jaringan, contohnya: jaringan ikat tendon yang menghubungkan jaringan
tulang dan jaringan otot.
- Penyokong dan pembentuk struktur tubuh, contohnya: jaringan ikat tulang.
- Penyimpan energi, misalnya jaringan lemak.
- Pertahanan tubuh terhadap invasi bibit penyakit, misalnya jaringan ikat darah yang mengandung antibody
dan sel-sel darah putih.
- Pelindung suatu organ, yaitu jaringan ikat berbentuk selaput yang membungkus organ-organ tubuh.
- Transpor cairan tubuh yang dilakukan oleh jaringan ikat darah dan limpa.
Jaringan ikat tersusun dari bahan intersel (matriks) dan sel-sel penyusun jaringan ikat

1. Matriks Jaringan Ikat


Matriks terdiri atas substansi intersel amorf (tidak berbentuk) dan substansi intersel fibrosa (serat).

a. Substansi intersel amorf (tidak berbentuk) merupakan media cair homogen yang berbentuk sol, gel, atau gel kaku. Cairan
berbentuk sol dan gel memudahkan terjadinya difusi nutrisi dan zat-zat buangan antara kapiler dengan sel, sedangkan cairan yang
berbentuk gel kaku membantu menyokong jaringan. Komponen utama substansi amorf adalah glikominoglikans atau asam
mukopolisakarida (polisakarida yang mengandung gula amino) dan glikoprotein (protein dengan satu atau lebih rantai heterosakarida).

b. Substansi intersel fibrosa (serat) berfungsi sebagai penyokong. Serat dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

(1) Serat kolagen tersusun dari protein kolagen, berwarna putih bening dengan garis samar-samar yang memanjang,
berbentuk lurus atau sedikit bergelombang, dan berdiameter 1-12 mikrometer. Serat kolagen bersifat liat, ulet,
lunak, mudah dibengkokkan, dan relatif tidak elastis. Serat kolagen terdapat pada tendon, ligament, tulang, dan
kulit.

(2) Serat retikular merupakan serat kolagen yang sangat halus, berukuruan kurang dari 1 mikrometer, dan berbentuk
jala (retikulum). Serat retikular bersifat sama seperti serat kolagen dengan kelenturan yang rendah. Serat ini
bersifat sebgai penyokong yang mengitari pembuluh darah kecil,serat otot, serat saraf, sel lemak, di dalam sekat-
sekat halus dari paru-paru, dibawah membrane epitel, serta di dalam jaringan limfoid dan mileoid.

(3) Serat elastik berwarna kekuning-kuningan, berbentuk pita pipih atau benang silindris panjang, tipis, berdiameter
kurang dari 1-4 mikrometer. Serat bersifat sangat lentur (elastis). Serat elastik tersusun dari protein elastin
albuminoid. Serat elastic terletak di bagian tengah dan dikelilingi oleh microfibril (fibrillin). Serat elastic terdpat
di sekitar pembuluh darah, antar ruas tulang belakang, dan selaput tulang rawan laring.
2. Sel-Sel Penyusun Jaringan Ikat
Sel-sel yang terdapat pada jaringan ikat, yaitu fibrolas, makrofag (histiosit), sel lemak (sel adiposa), mast cell (sel
tiang), sel plasma, sel pigmen, leukosit (sel darah putih), dan sel mesenkim.

a. Fibroblas dan makrofag merupakan dua jenis sel yang terdapat paling banyak di jaringan ikat longgar areolar. Fibroblas
dapat disebut sebagai sel tetap pada jaringan ikat karena mampu tumbuh dan bergenerasi seumur hidup.

b. Makrofag (histiosit) terdapat di dalam jaringan ikat longgar dengsn jumlah hampir sama dengan fibroblas dan terdapat di
dekat pembuluh darah. Makrofag memiliki ciri-ciri, antara lain; tidak beraturan, bercabang-cabang pendek dan lebur atau kecil
dan panjang, membran plasma terlipat-lipat, jika dirangsang dapat melakukan gerakan ameboid, serta bersifat fagositosis
(memakan zat-zat buangan, sel mati, bakteri, benda asing, dan sel darah yang keluar dari pembulu darah). Makrofag berfungsi
pada reaksi imunologis tubuh dan sekresi enzim-enzim, misalnya lisozim, elastase, kolagenase, dan agen anti virus interferon.

c. Sel lemak (sel adiposa) dapat ditemukan hanya satu sel saja atau berkelompok di sepanjang pembuluh darah. Jika
berkumpul dalam jumlah yang besar akan membentuk jaringan lemak. Setiap sel lemak mengandung satu tetes minyak yang
besar dan sedikit sitoplasma dengan inti berbentuk pipih pada salah satu sudutnya. Sel lemak merupakan sel yang telah
berdiferensiasi sempurna dan tidak mampu membelah diri lagi. Sebelum sel berisi lemak, berbentuk lemak, berbentuk seperti
fibroblas. Jika lemak dipakai, sel akan mengerut.

d. Mast cell (sel tiang) tersebar luas dalam jaringan ikat atau membentuk kelompok kecil di dekat pembuluh darah. Sel
berbentuk lonjong, tidak teratur, kadang-kadang memiliki pseudopodia yang pendek, serta berinti kecil yang tertutup oleh
granula-granula. Sel tiang menghasilkan sejenis antikoagulan heparin dan histamin. Heparin berfungsi dalam pembekuan
darah, sedangkan histamin berfungsi untuk meningkatkan permeabilitas pembuluh darah kecil.
e. Sel plasma mirip dengan limfosit, mengandung banyak sitoplasma, dan memiliki jari-jari roda di tepi inti
sel yang terbentuk dari gumpalan kromatin. Sel plasma berfungsi untuk menghasilkan antibodi. Sel plasma
jarang ditemukan pada jaringan ikat pada umumnya, tetapi sering ditemukan pada membran serosa, jaringan
limfoid, serta di bawah membran epitel yang basah pada saluran pencernaan dan pernapasan.

f. Sel pigmen mengandung pigmen (kromatofor). Sel pigmen terdapat pada jaringan ilkat padat kulit, lapisan
koroid mata, dan pia mater (membran halus yang membungkus otak). Sel pigmen jenis melanosit
mengandung melanosom. Melanosom merupakan badan yang memiliki membran berbentuk lonjong berisi
pigmen melanin. Pigmen melanin berfungsi untuk menyerap cahaya.

g. Leukosit (sel darah putih) diangkut oleh sirkulasi darah, tetapi melakukan fungsinya di luar pembuluh
darah, sehingga dapat ditemukan pada jaringan ikat.
Leukosit melakukan gerakan ameboid menerobos dinding-dinding pembuluh darah dan menyusup ke dalam
jaringan ikat. Leukosit berfungsi sebagai pertahanan dan asidofil (cosinofil). terhadap benda asing. Jenis
leukosit, yaitu limfosit, monosit, neutrofil, basofil, dan asidofil (eosinofil).

h. Sel mesenlim merupakan sel embrional yang masih dapat dicemukan pada orang. devasa., berukuran lebih
kecil daripada fibroblas, dan berbentuk seperti bintang Larena memiliki banyak tonjolan memanjang yang
mengecil di bagian ujungnya. Sel ini ditemukan di sepanjang pembuluh darah kapiler. Sel mesenkim akan
berdiferensiasi menjadi jenis sel penyusun jaringan ikat longgar atau meniadi sel otot polos pada pembuluh
darah yang cedera.
Jaringan ikat dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu jaringan ikat sejati, jaringan ikat cair, dan jaringan ikat penyokong
1. Jaringan Ikat Sejati
Jaringan ikat sejati dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut.

a. Jaringan ikat longgar.


Jaringan yang termasuk jaringan ikat longgar, sebagai berikut.
(1) Jaringan mukosa merupakan jaringan embryonal yang muncul untuk sementara pada pembentukan jaringan ikat, serta
tersusun dari sel-sel fibroblast yang besar, makrofag, limfosit, kolagen halus, dan substansi dasar yang lunak mirip gel
berlendir (musin). Jaringan mukosa terdapat pada tali pusar bayi.

(2) Jaringan areolar bersifat Aleksibel dengan substansi dasar yang relatif cair.Jaringan areolar mengandung banyak sel
fibroblas, makrofag, serat kolagen,dan sedikit serat elastin yang membentuk jaring-jaring. Jaringan ini terdapat diantara
kulit dengan otot, serta berfungsi sebagai materi pengikat/ pembungkus

(3) Jaringan lemak (adiposa) tersusun dari sel-sel lemak yang dibungkus oleh retikulinanyaman serat retikulin yang halus,
dengan celah-celah berisi hibroblas, limfosit, eosinofil, dan sejumlah sel tiang. Sel Lemak dapat menyintesis Lemak dari
karbohidrat dan asam lemak di bawah pengaruh hormon insulin. Jaringan lemak berfungsi sebagai bantalan yang
melindung! organ-organ, cadangan makanan, dan isolator penjaga suhu tubuh. Jaringan ini terdapat di bawah kulit, di
sekitar persendian, sumsum tulang, omentum (selaput pada lambung), mesenterium (selaput pada perut), di sekitar
ginjal, dan di belakang bola mata. Pada umumnya lemak manusia berwarna putih. Lemak khusus yang berwarna cokelat
berperan untuk menghasilkan panas, terdapat pada mamalia yang melakukan hibernasi, fetus, dan anak-anak.
(4) Jaringan retikuler tersusun dari jarring- jarring serta retikuler dan sel-sel dengan sitoplasma yang
bercabang-cabang Panjang. Sebagian sel bersifat fagositosis dan merupakan bagian dari sistem retikuloendotel.
jaringan ini terdapat pada nodus limfa, sumsum tulang belakang, dan hati.
b. Jaringan ikat padat tersusun dari serat-serat yang berhimpitan padat dengan sedikit sel dan substansi dasar. Serat kolagen merupakan bahan yang
dominan, schingga jaringan ikat padat sering disebut jaringan kolagen. Jaringan ikat padat bersifat tidak elastis. Jaringan ini dapat dibedakan menjadi
dua jenis, yaitu sebagai berikut.

1. Jaringan ikat padat teratur tersusun dari serat-serat kolagen yang berhimpitan secara paralel dan sangat kuat. Di antara serat-serat tersebut
terdapat sel fibroblas. Contoh jaringan ikat padat adalah tendon (jaringan yang menghubungkan tulang dengan otot), ligamen (jaringan yang
menghubungkan tulang dengan tulang), dan aponeurosis (urat otot yang berbentuk lebar dan pipih).

2. Jaringan ikat padat tidak teratur berbentuk seperti lembaran-lembaran dengan serat-serat membentuk anyaman kasar yang kuat. Jaringan ini
mengandung banyak serat kolagen kasar serta sedikit serat elastin dan retikular. Jaringan ikat padat tidak teratur terdapat pada sebagian besar fasia
(selaput pembungkus atau penyekat), dermis kulit, periosteum (lapisan luar tulang), perikondrium (lapisan luar tulang rawan), serta kapsul
pembungkus beberapa organ termasuk hati dan testis.

2. Jaringan Ikat Cair


Jaringan ikat cair tersusun dari sel-sel yang berada di dalam suatu matriks berupa larutan atau berbentuk cairan. Larutan tersebut mengandung protein-
protein. Jaringan ikat cair di dalam tubuh meliputi darah dan limfa (getah bening).

a. Jaringan darah terdiri atas plasma darah, trombosit (keping-keping darah), dan sel-sel darah. Plasma darah berupa cairan yang mengandung
berbagai macam protein, asam amino, peptida, enzim, hormon, vitamin, dan mineral.Trombosit berbentuk lempengan, tidak bernukleus, dan
berfungsi dalam pembekuan darah agar darah tidak keluar jika terjadi luka pada pembuluh darah. Sel-sel darah meliputi eritrosit (sel darah
merah) dan leukosit (sel darah putih). Eritrosit berbentuk balat dengan lekukan pada bagian sentral (bikonkaf), tidak bernuldeus, dan memiliki
sitoplasma yang mengandung hemoglobin untuk mengikat oksigen dan karbon dioksida. Leukosit bentuknya bervariasi karena bergerak ameboid,
bernukleus, dan berfungsi untuk pertahanan tubuh dari infeksi.

b. Jaringan limfa (getah bening) merupakan cairan yang dikumpulkan dari jaringan jaringan dan kembali ke aliran darah. Antibodi
(immunoglobulin) dan sel-sel yang sebagian besar berupa limfosit akan ditambahkan pada saat limfa melewati nodus limfa. Nodus limfa terdapat
di dalam tonsil, limpa, timus, dan sepanjang saluran pencernaan. Limfa yang mengalir dari dinding usus halus berwarna seperti susu karena
mengandung lemak. Limfa dapat membeku, tetapi prosesnya lebih lambat daripada pembekuan darah. Hasil pembekuan limfa lebih lunak daripada
pembekuan darah.
3. Jaringan Ikat Penyokong
Jaringan ikat penyokong merupakan jaringan kerangka yang berfungsi sebagai penyokong tubuh. Jaringan ikat penyokong meliputi jaringan
tulang rawan (kartilago) dan tulang keras (osteon). Tulang rawan dan tulang keras tersusun dari sel, serat, dan substansi dasar. Serat dan
substansi dasar tersebut membentuk matriks.

a. Jaringan Tulang Rawan (Kartilago) tersusun dari sel-sel tulang rawan kondrosit dan matriks yang mengandung kondroitin sulfat. Kondrosit
berbentuk bulat arau lonjong, memiliki inti dan beberapa anak inti. Kondrosit berada di dalam rongga kecil yang disebut lakuna. Sel tulang
rawan yang masih muda disebut kondroblas, kecuali pada permukaan persendian. Tulang rawan dibungkus oleh lapisan perikondrium.
Jaringan tulang rawan tidak memiliki saraf dan bersifat avaskuler (tidak memiliki pembuluh darah dan pembuluh limfa). Nutrisi, sisa sisa
metabolisme, dan gas-gas yang terlarut. berdifusi di antara pembuluh darah kecil pada perikondrium dengan kondrosit-kondrosit yang
letaknya berada di tengah tulang rawan. Tulang rawan pada anak-anak berbeda dengan tulang rawan pada orang dewasa. Tulang rawan pada
anak-anak lebih banyak mengandung kondrosit dan berasal dari mesenkim, sedangkan tulang rawan pada orang dewasa lebih banyak
mengandung matriks dan berasal dari perikondrium yang banyak mengandung kondroblas maupun kondrosit. Berdasarkan perbedaan
kandungan senyawa pada matriksnya, jaringan tulang rawan dibedakan menjadi tiga macam, yaitu tulang rawan hialin, tulang rawan elastik,
dan tulang rawan fibroblas (fibrokartilago).
(1) Tulang rawan hialin berasal dari kata Yunani hyalos yang berarti kaca. Tulang rawan hialin berwarna bening atau putih kebiruan, selalu
dibungkus oleh perikondrium, serta memiliki matriks yang banyak mengandung mukopolisakarida sulfat dan serat kolagen. Tulang
rawan hialin dapat mengalami klasifikasi sehingga dapat berubah menjadi keras dan rapuh. Tulang rawan hialin terdapat pada
kerangka fetus (stadium embrio), sedangkan pada orang dewasa terdapat pada permukaan sendi tulang, ujung tulang rusuk yang
melekat pada tulang dada, hidung, laring, trakea, dan bronkiolus.

(2) Tulang rawan elastik berwarna kuning, dibungkus oleh perikondrium, bersifat lentur, dan tidak mengalami kalsifikasi. Matriksnya
mengandung banyak serat elastik dan sedikit serat kolagen. Tulang rawan elastik terdapat pada dinding saluran telinga luar. daun
telinga, dinding saluran Eustachius, epiglotis, dan laring

(3) Tulang rawan fibroblas (fibrokartilago) berwarna gelap keruh, tidak memiliki perikondrium, mengandung banyak serat kolagen yang
tersusun rapat, merupakan jaringan tulang rawan yang paling kuat, dan berada menyatu dengan tulang rawan hialin di dekatnya atau
jaringan ikat padat fibrosa. Tulang rawan fibroblas terdapat di bagian-bagian yang sering mengalami tarikan, misalnya antarruas
tulang belakang, simfisis pubis (tulang kemaluan), persendian tulang bahu dan paha, serta tempat lekat tendon dan ligamen.
b. Jaringan Tulang Keras (Osteon) atau tulang sejati merupakan penyusun kerangka tubuh yang tersusun dari komponen nonseluler
berupa matriks dan komponen seller. Matriks tulang sangat padat dan kaku, mengandung substansi semen glikosaminoglikans
(protein polisakarida), serat osteokolagen, garam anorgani kalsium fosfat, kalsium karbonat, sedikit kalsium Auorida, serta
magnesium fluorida. Komponen seller ada empat macam, yaitu sebagai berikut.

- Osteoprogenitor merupakan sel induk dari osteoblas dan osteoklas, yang berasal dari mesenkim. Sel osteoprogenitor berbentuk
gelendong, terdapat pada permukaan tulang di lapisan dalam periosteum (lapisan pembungkus tulang), endosteum (lapisan yang
membatasi rongga sumsum tulang), dan saluran vaskuler tulang kompak.
- Osteoblas merupakan sel yang memiliki banyak variasi bentuk seperti kuboid, piramidal, atau lembaran. Osteoblas terdapat pada
permukaan tulang, berfungsi menyintesis unsur organik matriks tulang seperti kolagen dan glikoprotein. Osteoblas mengandung
enzim fosfatase alkali yang berfungsi dalam proses kalsifikasi (pengapuran) sehingga matriks menjadi keras. Osteosit (sel tulang)
adalah osteoblas yang tertimbun di dalam matriks.
- Osteosit (sel tulang) berada di dalam lakuna, yaitu rongga berbentuk lonjong bikonveks. Tonjolan-tonjolan halus sitoplasma
osteosit menjulur ke dalam kanalikuli yang keluar dari lakuna. Kanalikuli dari lakuna yang berdekaran akan saling berhubungan
dan berfungsi untuk transportasi zat nutrisi dan zat sisa.
- Osteoklas disebut juga giant cell karena berukuran bear, berinti banyak (3-6 buah) dengan jumlah anak inti yang bervariasi.
Osteoklas terdapat di dekat permukaan tulang atau di dalam lekukan dangkal lakuna Howship. Osteoklas mengeluarkan
kolagenase dan enzim proteolitik yang berfungsi dalam proses resorpsi tulang atau osteolisis (penghancuran tulang).
Berdasarkan strukturnya, tulang keras dibedakan menjadi dua macam,
yaitu tulang spongiosa (spons) dan tulang kompak.
(1) Tulang spongiosa (tulang spons) memiliki rongga-rongga, tersusun dari trabekula (lamela-lamela dengan lakuna yang mengandung
osteosit) dan lempeng-lempeng yang saling berhubungan. Tulang spongiosa terletak pada bagian dalam tulang dan langsung berhubungan
dengan sumsum tulang.
(2) Tulang kompak tidak memiliki rongga, terletak di bagian luar tulang spons. Tulang kompak terdiri atas berjuta-juta sistem Havers yang
tersusun menurut sumbu panjang tulang. Sistem Havers ditemukan pertama kali oleh dokter berkebangsaan Inggris, yaitu Clopton Havers.
Sistem Havers terdiri atas lamela matriks tulang, lakuna, kanalikuli, dan saluran Havers. Setiap saluran Havers dikelilingi 5-20 lamela
secara konsentris. Di dalam lakuna berisi sel-sel tulang (osteosit). Lakuna dan kanalikuli berhubungan langsung dengan saluran Havers.
Saluran Havers berisi pembuluh darah, limfa, serabut saraf, dan jaringan ikat. Kanalikuli bagian tepi sistem Havers tidak berhubungan
dengan kanalikuli dari sistem Havers yang lainnya. Antara saluran Havers yang satu dengan saluran Havers yang lain, dihubungkan oleh
saluran melintang yang disebut saluran Volkmann.

Anda mungkin juga menyukai