Anda di halaman 1dari 8

KELOMPOK 1

Chairini Fikri
Cici Nikyta Anggraini
Erlina
Fitri Deviana Zendrato
Indah Mutia
Nadzara Yolanda
Sasmita Prima Dani
Sya’baniah
PERIO
DE U
NDAN
G – UND
ANG
DASA
R 1945
PERIODE BERLAKUNYA UUD 1945
Selama periode ini, sistem pemerintahan yang berlaku adalah sistem presidensial
dengan bentuk negara kesatuan.

Hal ini tercermin dari landasan yuridis yang dijalankan pemerintahan Indonesia, yaitu :
a. Pembukaan UUD 1945 alinea 4, yang berbunyi :
“… melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia …’’ Hal
tersebut menunjukan satu kesatuan bangsa Indonesia dan satu kesatuan wilayah
Indonesia.
b. Pasal 1 ayat 1 UUD 1945 yang berbunyi :
“Negara Republik Indonesia adalah Negara kesatuan yang berbentuk Republik’’.
Kata kesatuan dalam pasal tersebut menunjukkan bentuk
Negara, sedangkan Republik menunjukkan bentuk pemerintahan.
 UUD 1945 tidak menganut teori pemisahan kekuasaan secara murni
seperti yang diajarkan Montesquieu dalam ajaran Trias Politika.
 UUD 1945 lebih cenderung menganut prinsip Pembagian Kekuasaan
(Distribution of Power)
 Menurut UUD 1945, seperti yang telah disebutkan diatas bahwa
kekuasaan-kekuasaan dalam Negara dikelola oleh 5 lembaga, yaitu :
1. Fungsi Legislatif, yang dilakukan oleh DPR
2. Fungsi Eksekutif, yang dilakukan oleh presiden
3. Fungsi Konsultatif, yang dijalankan oleh DPA
4. Fungsi Eksaminatif(mengevaluasi), kekuasaan inspektif(mengontrol),
dan kekuasaan auditatif(memeriksa) yang dijalankan oleh BPK
5. Fungsi Yudikatif, yang dijalankan oleh Mahkamah Agung
Namun, pembagian kekuasaan pada masa UUD 1945 kurun waktu 18
agustus 1945 sampai dengan 27 desember 1949 belum berjalan sebagai
mana mestinya. Hal ini disebabkan belum terbbentuknya lembaga-lembaga
Negara seperti yang dikehendaki UUD 1945

Pada kurun waktu itu di Indonesia hanya ada Presiden,Wakil Presiden ,


dan Mentri- Mentri serta KNIP. Oleh karena itu, sejak 18 Agustus 1945
sampai 16 Oktober 1945 segala kekuasaan(legislative, eksekutif dan
yudikatif) diajalan kan oleh satu badan atu lembaga, yaitu Presiden dibantu
oleh KNIP. Jadi, dapat dikatakan belum ada pembagian kekuasaan presiden
yang demikian luas itu berdasarkan Pasal IV aturan peralihan UUD 1945
Namun, setelah munculnya maklumat wakil presiden no.X tanggal 16 Oktober 1945, terjadi
pembagian kekuasaan dalam 2 badan, yaitu kekuasaan legislative dijalankan oleh KNIP dan kekuasaan-
kekuasaan lainnya masih tetap dipegang oleh presiden samapi tnggal 14 November 1945.

Dengan keluarnya maklumat pemerintahan tanggal 14 November 1945, kekuasaan eksekutif yang
semula dijalankan oleh presiden beralih ke tangan perdana menteri sebagai konsekuensi dari dibentuknya
sistem pemerintahan parlementer.

Mengingat keadaan pada masa awal kemerdekaan Negara kita masih berada pada masa peralihan
hukum dan pemerintahan, pelaksanaan ketatanegaraan seperti yang diamanatkan oleh UUD 1945 belum
dapatsepenuhnya dilaksanakan. Namun, penjelasan UUD 1945 telah mengantisipasi keadaan itu. Menurut
pasal IV aturan peralihan, bahwa sebelum MPR, DPR, dan DPA dibentuk menurut UUD 1945, segala
kekuasaan Negara dijalankan oleh Presiden dengan bantuan komite nasional.
Namun, dalam perkembangannya KNIP yang dibentuk itu menutut
kekuasaan legislatif kepada pemerintahan/Presiden sehingga keluarlah
maklumat wakil Presiden No.X, yang memberikan kewenangan kepada
KNIP untuk menjalankan kekuasaan legislatif(DPR/MPR).

Penyimpangan kekuasaan KNIP menjadi lembaga legislatif (parlemen)


waktu itu dimungkinkan setelah keluarnya maklumat pemerintah pada 14
November 1945, yang menyatakan bahwa prinsip pertanggung jawaban
menteri-menteri kepada KNIP secara resmi diakui. Akibatnya,
dibentuklah cabinet baru yang dipimpin oleh Sutan Syahir (sebagai
perdana menterinya).
N T I ON
AT TE
YO UR
U FOR
N K Y O
THA
   

Anda mungkin juga menyukai