Anda di halaman 1dari 29

TANGGUNG JAWAB,

DISIPLIN DAN
PERLINDUNGAN
HUKUM
TENAGA KESEHATAN
PERT-5, MATA KULIAH ETIKA PROFESI DAN
HUKUM KESEHATAN
TK 3 JURUSAN TLM, POLTEKKES
KEMENKES BANTEN
DOSEN PENGAMPU : BARLIAN, SH, M.KES.
02 AGUSTUS 2022
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tanggung
jawab adalah kewajiban menanggung segala sesuatunya, bila
terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, dan
diperkarakan.

Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku


atau perbuatan baik yang disengaja maupun yang tidak di
sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai
perwujudan kesadaran akan kewajiban.
PENGERTIAN
TANGGUNGJAWAB
Tanggung jawab adalah sebuah perbuatan yang dilakukan oleh
SECARA UMUM
setiap individu yang berdasarkan atas kewajiban maupun
panggilan hati seseorang. Yaitu sikap yang menunjukkan
bahwa seseorang tersebut memiliki sifat kepedulian dan
kejujuran yg sangat tinggi.
Secara harfiah tanggung jawab dapat diartikan sebagai
keadaan wajib menanggung segala sesuatunya, jika terjadi
apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan atau juga
berarti hak yang berfungsi menerima pembebanan sebagai
akibat sikapnya oleh pihak lain.
Menurut Titik Triwulan, pertanggungjawaban harus
mempunyai dasar, yaitu hal yang menyebabkan
timbulnya hak hukum bagi seorang untuk menuntut
orang lain sekaligus berupa hal yang melahirkan
kewajiban hukum orang lain untuk memberi
pertanggungjawabannya.
PENGERTIAN Menurut George Bernard Shaw, Orang yang dapat
TANGGUNG bertanggungjawab terhadap tindakannya dan
mempertanggungjawabkan perbuatannya hanyalah
JAWAB orang yang mengambil keputusan dan bertindak tanpa
MENURUT tekanan dari pihak manapun atau secara bebas.
AHLI Menurut Sugeng Istanto, Pertanggungjawaban berarti
kewajiban memberikan jawaban yang merupakan
perhitungan atas semua hal yang terjadi dan kewajiban
untuk memberikan pemulihan atas kerugian yang
mungkin ditimbulkannya.
Dalam kamus hukum, tanggung jawab
adalah suatu keharusan bagi seseorang
untuk melaksanakan apa yang telah
PENGERTIAN diwajibkan kepadanya.
TANGGUNG
JAWAB
Menurut ilmu hukum, tanggung jawab
MENURUT adalah suatu akibat atas konsekuensi
ILMU HUKUM kebebasan seorang tentang
perbuatannya yang berkaitan dengan
etika atau moral dalam melakukan
suatu perbuatan.
Tanggung jawab terhadap profesi

Tanggung jawab terhadap hukum


BENTUK
TANGGUNG Tanggung jawab terhadap
JAWAB pelayanan kesehatan
NAKES
Tanggung jawab terhadap
Lembaga/organisasi

Tanggung jawab terhadap pasien.


Menurut Undang-Undang No. 36 Tahun 2014 Tentang
Tenaga Kesehatan ;

Pasal 60
Tenaga Kesehatan bertanggung jawab untuk:

a. Mengabdikan diri sesuai dengan bidang keilmuan


yang dimiliki;
TANGGUNG b. Meningkatkan Kompetensi;
c. Bersikap dan berperilaku sesuai dengan etika profesi;
JAWAB d. Mendahulukan kepentingan masyarakat daripada
kepentingan pribadi atau kelompok; dan
NAKES e. Melakukan kendali mutu pelayanan dan kendali biaya
dalam menyelenggarakan upaya kesehatan.
TERHADAP Pasal 61

PROFESI Dalam menjalankan praktik, Tenaga Kesehatan yang


memberikan pelayanan langsung kepada Penerima
Pelayanan Kesehatan harus melaksanakan upaya terbaik
untuk kepentingan Penerima Pelayanan Kesehatan dengan
tidak menjanjikan hasil.
Menurut Pasal 58 UUK :
(1). Setiap orang berhak menuntut ganti rugi
terhadap seseorang, tenaga kesehatan, dan/atau
penyelenggara kesehatan yang menimbulkan
kerugian akibat kesalahan atau kelalaian dalam
TANGGUNG pelayanan kesehatan yang diterimanya.
JAWAB (2). Tuntutan ganti rugi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tidak berlaku bagi tenaga kesehatan
NAKES yang melakukan tindakan penyelamatan nyawa
atau pencegahan kecacatan seseorang dalam
TERHADAP keadaan darurat.
HUKUM (3). Ketentuan mengenai tata cara pengajuan
tuntutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
TANGGUNG JAWAB ETIS :
kewajiban umum, kewajiban
terhadap pasien, kewajiban terhadap
profesi, kewajiban terhadap diri
sendiri.
TANGGUNG
JAWAB TANGGUNG JAWAB PROFESI :
NAKES Pendidikan, pengalaman, kualifikasi
TERHADAP lainnya. Derajat resiko perawatan,
Peralatan dan fasilitas perawatan.
PELAYANAN
KESEHATAN
TANGGUNG JAWAB HUKUM :
Hukum Perdata, Hukum Pidana,
Hukum Administrasi
• Tenaga Kesehatan harus membentuk Organisasi Profesi
sebagai wadah untuk meningkatkan dan/atau
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan,
martabat, dan etika profesi Tenaga Kesehatan. Setiap
jenis Tenaga Kesehatan hanya dapat membentuk 1
Organisasi Profesi (Pasal 50 UU Nakes)
• Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit
harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar
pelayanan Rumah Sakit, standar prosedur operasional
TANGGUNG JAWAB NAKES
yang berlaku, etika profesi, menghormati hak pasien dan
TERHADAP mengutamakan keselamatan pasien. (Pasal 13 UURS.
ORGANISASI/LEMBAGA
• Rumah Sakit bertanggung jawab secara hukum terhadap
semua kerugian yang ditimbulkan atas kelalaian yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan di Rumah Sakit. (Pasal
46 UURS). Rumah Sakit bertanggung jawab atas
“semua kerugian”artinya rumah sakit menanggung
kerugian materiil maupun immaterial.
• Menjalani profesinya dalam memberikan pelayanan
kepada pasien dengan professional, dengan cara
melakukan pemeriksaan dengan ramah, sopan dan
menyenangkan tanpa membeda-bedakan agama,
budaya, suku, profesi, dan status ekonomi.
• Bertanggung jawab untuk merujuk pasien apabila
pasien yang datang dengan kasus di luar kompetensi
tenaga kesehatan tersebut, sehingga tidak terjadi
kesalahan penanganan.
TANGGUNG JAWAB TENAGA
KESEHATANTERHADAP • Bertanggung jawab memberi tahu keadaan pasien
PASIEN (1) kepada pasien atau keluarga atas sakit yang di derita
pasien keadaanya bagaimana, dilakukan dengan cara
memberitahukan kepada pasien dan keluarganya
tentang perawatan apa saja yang di lakukan dan
fungsi dari perawatan yang di lakukan, bertujuan
untuk apa, sehingga pasien dan keluarga bisa
mengerti.
• Menjawab pertanyaan yang dikemukakan oleh
pasien atau keluarga dengan bahasa yang mudah
di mengerti oleh pasien, menyarankan hal-hal
yang baik dalam merawat kesehehatan agar tetap
sehat, dengan baik, ramah, dan sopan sehingga
pasien merasa puas dengan pelayanan yang
diberikan.
• Wajib dan bertanggung jawab merahasiakan
TANGGUNG JAWAB TENAGA segala sesuatu yang di ketahui tentang pasienya,
KESEHATANTERHADAP apabila pasien yang datang memiliki kekurangan,
PASIEN (2)
seperti kekurangan fisik, identitas dan lain-lain,
kecuali di pertintahkan untuk memberi tahu oleh
undang-undang.
• Bertanggung jawab meminta persetujuan kepada
pasien atau keluarga atas tindakan yang akan di
lakukan sehingga pasien mengerti tindakan
apasaja yang harus di jalani.
• Wajib membuat dan memelihara rekam medis.
Ini sangat penting untuk mengetahui sakit apa
saja yang di derita oleh pasien dan pernah
melakukan tindakan perawatan apa saja.
• Berusaha meningkatkan kesehatan masyarakat
dalam bidang promotif, preventif, dan kuratif.
Tenaga ATLM harus mengerti tentang tindakan
TANGGUNG JAWAB TENAGA promotif, preventif dan kuratif, sehingga dapat
KESEHATANTERHADAP
PASIEN (3) menjalankan tugasnya dengan baik dan benar.
• Memberikan pertolongan gawat darurat sesuai
dengan batas kewenangannnya. Hal ini dapat
dilakukan dengan mengerti tanda-tanda pasien
gawat darurat, mengerti cara mencegah dan
mengatasinyrtama sesuai dengan
kompetensinya.
• Disiplin berasal dari sebuah bahasa latin Discare yang berarti
belajar. Dari kata ini kemudian timbulah kata Disciplina yang
berarti pengajaran atau pelatihan. Disiplin juga berasal dari
bahasa inggris yaitu Disciple yang berarti pengikut atau murid.

• Pengertian Disiplin atau definisi disiplin adalah rasa taat dan


patuh terhadap nilai yang di percaya dan menjadi tanggung
PENGERTIAN jawabnya.

DISIPILIN • Disiplin merupakan sikap patuh terhadap peraturan atau tunduk


pada pengawasan dan pengendalian.

• Pendisiplinan adalah sebuah usaha yang di laksanakan untuk


menenamkan nilai atau pemaksaan supaya subjek mentaati
sebuah peraturan.
• Perintah atas diri sendiri
• Menaklukan kuasa kemauan
• Memperbaiki kebiasaan-kebiasaan
• Mengajarkan menghormati orang tua dan ilahi
TUJUAN • Penurutan atas dasar prinsip
• Menghancurkan benteng setan
DISIPLIN • Untuk mengembangkan suatu keteraturan dalam
tindakan manusia
• Untuk memberikanh sasaran tertentu sekaligus
membatasi cakrawala.
 
• Disiplin preventif adalah suatu upaya untuk
JENIS- menggerakkan pegawai untuk mengikuti atau mematuhi
pedoman kerja dan aturan-aturan yang telah digariskan.
Disiplin preventif merupakan sistem yang berhubungan
JENIS DISIP dengan kebutuhan semua bagian.
• Disiplin korektif adalah upaya menggerakkan pegawai
LIN KERJA  dalam menyatukan
suatu peraturan, supaya tetap mematuhi peraturan sesuai
 dengan pedoman yang berlaku pada perusahaan.
Disiplin korektif karyawan yang melanggar disiplin perlu
diberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
FAKTOR-
• Pemberian Penghargaan
FAKTOR
• Komunikasi
YANG BERH • Pelimpahan Wewenang
UBUNGAN D • Motivasi Kerja
ENGAN DISIP • Jarak tempat kerja
LIN TENAGA • Beban Kerja
KESEHATAN
Berdasarkan pasal 49 UU Nakes.
• Untuk menegakkan disiplin Tenaga Kesehatan dalam
penyelenggaraan praktik, konsil masing-masing
Tenaga Kesehatan menerima pengaduan, memeriksa,
PENEGAKAN dan memutuskan kasus pelanggaran disiplin Tenaga
Kesehatan.
DISIPILIN • Tenaga Kesehatan dapat mengajukan keberatan atas
NAKES putusan sanksi disiplin sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) kepada Menteri.
• Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengenaan
sanksi disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Menteri.
Dalam hal Tenaga Kesehatan terbukti melakukan
pelanggaran dapat dikenakan sanksi disiplin profesi
berupa:
a. pemberian peringatan tertulis;
PELANGGARAN b. rekomendasi pencabutan surat tanda registrasi atau
DISIPLIN OLEH surat izin praktik
NAKES dan/atau
c. kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di
institusi pendidika
kesehatan.
• Menurut Satjipto Raharjo, fungsi hukum adalah
melindungi kepentingan seseorang dengan cara
mengalokasikan suatu kekusaan kepadanya untuk
bertindak dalam rangka kepentingan tersebut.
Pengalokasian kekuasaan ini dilakukan secara terukur,
dalam arti ditentukan keluasan dan kedalamannya.

• Perlindungan diartikan sebagai perbuatan memberi


jaminan, atau keamanan, ketentraman, kesejahteraan
PENGERTIAN dan kedamaian dari pelindung kepada yang dilindungi
PERLINDUNGAN atas segala bahaya atau resiko yang mengacamnya.
HUKUM
• Menurut Soetoprawiro, perlindungan hukum adalah
suatu upaya dari pihak berwenang untuk memberikan
jaminan dan kemudahan yang sedemikian rupa sehingga
setiap warga Negara ataupun segenap warga Negara
dapat mengaktualisasikan hak dan kewajiban mereka
secara optimal dengan tenang dan tertib.
Menurut Philipus Hardjo perlindungan hukum ada
bentuk perlindungan hukum bagi rakyat ada dua
yaitu:

1. Perlindungan hukum preventif artinya rakyat


diberi kesempatan mengajukan pendapatnya
sebelum keputusan pemerintah mendapat bentuk
BENTUK yang definitif yang bertujuan untuk mencegah
PERLINDUNGAN terjadinya sengketa.
HUKUM 2. Perlindungan hukum refresif yang bertujuan
menyelesaikan sengketa. Perlindungan hukum
adalah suatu jaminan yang diberikan oleh
Negara kepada semua pihak untuk dapat
melaksanakan hak dan kepentingan hukum yang
dimilikinya dalam kapasitasnya sebagai subyek
hukum.
• Pasal 23 UU Kes. Tenaga kesehatan berwenang
untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan.
(2) Kewenangan untuk menyelenggarakan
pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan bidang
keahlian yang dimiliki.
• Pasal 24 UU Kes. Tenaga kesehatan
PERLINDUNGAN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 harus
HUKUM NAKES memenuhi ketentuan kode etik, standar profesi,
DALAM UU hak pengguna pelayanan kesehatan, standar
KESEHATAN pelayanan, dan standar prosedur operasional.
• Pasal 27 UU 36 Tahun 2009. Tenaga kesehatan
berhak mendapatkan imbalan dan pelindungan
hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan
profesinya.
• Pasal 57 ; Tenaga Kesehatan dalam menjalankan
praktik berhak:a. memperoleh pelindungan
hukum sepanjang melaksanakan tugas
sesuaidengan Standar Profesi,
Standar Pelayanan Profesi, dan Standar Prosedur
Operasion.
• Pasal 58 ; Tenaga Kesehatan dalam menjalankan
PERLINDUNGAN praktik wajib: a. memberikan pelayanan
HUKUM NAKES kesehatan sesuai dengan Standar Profesi,
DALAM UU Standar Pelayanan Profesi, Standar Prosedur
KESEHATAN (2) Operasional, dan etika profesi serta kebutuhan
kesehatan Penerima Pelayanan Kesehatan;
• Pasal 75 ; Tenaga Kesehatan dalam menjalankan
praktik berhak mendapatkan pelindungan hukum
sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-
undangan
Tenaga Kesehatan dilindungi secara
adminitratif apabila memiliki :
• Registrasi dan perizinan Tenaga kesehatan
PERLINDUNGAN • Pasal 44 (1) Setiap Tenaga Kesehatan yang
HUKUM menjalankan praktik wajib memiliki STR.
ADMINISTRASI • Pasal 46 (1) Setiap Tenaga Kesehatan yang
NAKES menjalankan praktik di bidang pelayanan
kesehatan wajib memiliki izin.
Tenaga Kesehatan dapat dilindungi secara
perdata apabila :
• Pasal 29 UU Kesehatan : Dalam hal tenaga
kesehatan diduga melakukan kelalaian
dalam menjalankan profesinya, kelalaian
tersebut harus diselesaikan terlebih dahulu
PERLINDUNGAN melalui mediasi.
HUKUM
• Pasal 46 UU Rumah Sakit : Rumah Sakit
PERDATA
bertanggung jawab secara hukum terhadap
semua kerugian yang ditimbulkan atas
kelalaian yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan di Rumah Sakit.
Tenaga Kesehatan terlindungi secara pidana
apabila :
• Tidak melakukan kesalahan atau kelalaian ;
• Memberikan pelayanan kesehatan sesuai
dengan :
• Standar Profesi,
PERLINDUNGAN
HUKUM PIDANA
• Standar Pelayanan Profesi,
• Standar Prosedur Operasional, dan
• etika profesi serta
• kebutuhan kesehatan Penerima Pelayanan
Kesehatan;
Pasal 77 ; Setiap Penerima Pelayanan Kesehatan yang dirugikan
akibat kesalahan atau kelalaian Tenaga Kesehatan dapat meminta
ganti rugi sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan
Pasal 78 ;Dalam hal Tenaga Kesehatan diduga melakukan
kelalaian dalam menjalankan profesinya yang menyebabkan
kerugian kepada penerima pelayanan kesehatan, perselisihan yang

SANKSI
timbul akibat kelalaian tersebut harus diselesaikan terlebih dahulu
melalui penyelesaian sengketa di luar pengadilan sesuai dengan
ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

HUKUM Pasal 79 : Penyelesaian perselisihan antara Tenaga Kesehatan dan


Fasilitas Pelayanan Kesehatan dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
BAGI Setiap Tenaga Kesehatan yang tidak melaksanakan ketentuan
Pasal 47, Pasal 52 ayat (1), Pasal 54 ayat (1), Pasal 58 ayat (1),
NAKES Pasal 59 ayat (1), Pasal 62 ayat (1), Pasal 66 ayat (1), Pasal 68
ayat (1), Pasal 70 ayat (1), Pasal 70 ayat (2), Pasal 70 ayat (3) dan
Pasal 73 ayat (1) dikenai sanksi administratif.
• Pasal 84 (1) Setiap Tenaga Kesehatan yang melakukan kelalaian berat
yang mengakibatkan Penerima Pelayanan Kesehatan luka berat
dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun. (2) Jika
kelalaian berat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan
kematian, setiap Tenaga Kesehatan dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 (lima) tahun.
SANKSI • Setiap Tenaga Kesehatan yang dengan sengaja menjalankan praktik
tanpa memiliki STR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (1)

HUKUM
dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp100.000.000,00
(seratus juta rupiah). (2) Setiap Tenaga Kesehatan warga negara asing
yang dengan sengaja memberikan pelayanan kesehatan tanpa memiliki
STR Sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat (1)
BAGI dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp100.000.000,00
(seratus juta rupiah).

NAKES
• Setiap Tenaga Kesehatan yang menjalankan praktik tanpa memiliki izin
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1) dipidana dengan pidana
denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah). (2) Setiap
Tenaga Kesehatan warga negara asing yang dengan sengaja
(2) memberikan pelayanan kesehatan tanpa memiliki SIP sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 55 ayat (1) dipidana dengan pidana denda paling
banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
1. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan
2. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 Tentang
Rumah Sakit
3. Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 Tentang
Praktek Kedokteran

DAFTAR 4. Undang-Undang No 36 Tahun 2014 Tentang


Tenaga Kesehatan
REFERENSI 5. Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang
Perlindungan Konsumen
6. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
7. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH
Perdata).
SELESAI

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai