Anda di halaman 1dari 73

AKREDITASI RUMAH SAKIT

Versi 2012
PERUBAHAN PARADIGMA STANDAR
AKREDITASI BARU
1. Tujuan akreditasi: QUALITY AND SAFETY
2. Standar akreditasi: MEMENUHI kriteria –kriteria
internasional dan bersifat dinamis
3. Peran Direktur sangat sentral
4. Patient Centered Care
5. Patient Safety
6. Continuity Of Care
7. CONTINOUS QUALITY IMPROVEMENT
8. Pedoman dan cara survei akreditasi  TRACER
Methodology ( Metode Telusur) Kepatuhan terhadap
SPO,Standar dan etika Profesi
9. IMPLEMENTASI
STANDAR AKREDITASI
IV. SASARAN
I. KELOMPOK II. KELOMPOK III. SASARAN MILENIUM
STANDAR KESELAMATAN
STANDAR MANAJEMEN PASIEN RUMAH
DEVELOPMENT
GOALS
PELAYANAN RUMAH SAKIT SAKIT

BERFOKUS
PADA PASIEN
1. PENINGKATAN I. KETEPATAN
MUTU DAN IDENTIFIKASI
PASIEN; II. I. PENURUNAN ANGKA
1. AKSES KE PELAYANAN KESELAMATAN KEMATIAN BAYI DAN
DAN KONTINUITAS PASIEN (PMKP); 2. PENINGKATAN
KOMUNIKASI YANG PENINGKATAN
PELAYANAN (APK) 2. HAK PENCEGAHAN DAN KESEHATAN IBU; II.
PASIEN DAN KELUARGA PENGENDALIAN EFEKTIF; III.
PENINGKATAN PENURUNAN ANGKA
(HPK) 3. ASESMEN PASIEN INFEKSI (PPI;) 3. KESAKITAN HIV/AIDS;
(AP) 4. PELAYANAN PASIEN TATA KELOLA, KEAMANAN OBAT
YANG PERLU PENURUNAN ANGKA
(PP) 5. PELAYANAN KEPEMIMPINAN, KESAKITAN TB
ANESTESI DAN BEDAH DAN PENGARAHAN DIWASPADAI; IV.
(PAB) 6. MANAJEMEN DAN (TKP); 4. KEPASTIKAN TEPAT
PENGGUNAAN OBAT MANAJEMEN LOKASI,TEPAT
(MPO) 7. PENDIDIKAN FASILITAS DAN PROSEDUR,TEPAT
PASIEN DAN KELUARGA KESELAMATAN PASIEN OPERASI; V.
(PPK) (MFK); 5. PENGURANGAN
KUALIFIKASI DAN RISIKO INFEKSI
PENDIDIKAN STAF TERKAIT
(KPS); 6. PELAYANAN
MANAJEMEN KESEHATAN; VI.
KOMUNIKASI DAN PENGURANGAN
INFORMASI (MKI) RISIKO PASIEN
JATUH
BAB 1. AKSES PELAYANAN DAN
KONTINUITAS PELAYANAN (APK)

 Maksud dan Tujuan


◦ Pelayanan haruslah berlanjut dengan mulus, mulai dari
bila seorang pasien masuk rawat di RS sampai pulang
rawat (discharge)
◦ Pelayanan haruslah berlanjut dengan mulus baik bagi PPA
maupun bagi pasien
◦ Pelayanan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan
kesehatan pasien
◦ Pelayanan yang diberikan haruslah dikoordinasikan
◦ Pemulangan pasien (discharge) harus direncanakan dan
ditindak-lanjuti
BAB 1. AKSES PELAYANAN DAN KONTINUITAS PELAYANAN
(APK)

Lima area Fokus (Areas of Focus) APK


1. Admisi ke rumah sakit
2. Kesinambungan pelayanan / asuhan
3. Pemulangan pasien, Rujukan, dan
Tindak Lanjut
4. Pemindahan / transfer pasien
5. Transportasi
1. Admisi (RI) atau Pendaftaran (RJ)
Pertanyaan penting :
 Apakah kita mempunyai fasilitas, staf, teknologi dan
keahlian (expertise) untuk memenuhi kebutuhan Pasien?
 Bagaimana kia dapat menggunakan pemeriksaan
penapisan (screening tests) untuk melakukan hal ini secara
tepat, dan menggunakan kriteria untuk menggunakan
setiap pemindahan (transfer) Pasien begitu seseorang
masuk RI ?
 Halangan apa saja yang perlu kita atasi?
 Apakah ada suatu tipe Pasien yang Anda tidak ingin
masukkan ke RS Anda?
 Adakah suatu standar yang dapat mendukung atau
melarang kebijakan ini?
2. Kesinambungan Asuhan/Pelayanan

Kesinambungan yan antar berbagai RS


Kesinambungan yan antar unit / disiplin
dan praktisi di dalam RS
Bagaimana kita dapat secara efisien
memindahkan Pasien secara mulus dari
suatu bagian ke bagian lain?
Siapa yang bertanggung-jawab atas
Pasien saat mereka dipindahkan ke
bagian lain di RS?
3. Pemulangan, Rujukan dan Tindak-lanjut

Pemulangan : asuhan telah lengkap.


Rujukan : asuhan atau tindak-lanjut di RS
lain atau praktisi di komunitas
Tindak-lanjut : memastikan bahwa asuhan
telah lengkap dan berhasil
Informasi apa yang perlu diberikan kepada
Pasien?
Apa saja yang perlu diketahui oleh Pasien
atau keluarga?
4. Transfer / Pemindahan Pasien

Transfer : akuntabilitas asuhan Pasien


secara resmi dipindahkan ke RS lain
Apakah benar untuk memindahkan
Pasien ini?
Asuhan apa yang dibutuhkan yang dapat
diberikan oleh RS ?
Bagaimana kita dpt memenuhi kebutuhan
Pasien selama transfer ?
5. Transportasi
Transport : pemindahan baik Pasien yg stabil
(misalnya mengantar mereka ke rumah saat
mereka discharge/dipulangkan) atau Pasien
yang tidak stabil/ yang membutuhkan
pelayanan urgen/mendesak (misalnya, pasien
emergensi)
Bagaimana kita melakukan asesmen dan
memenuhi kebutuhan transportasi dari Pasien?
Bagaimana kita menjamin keselamatan Pasien
selama transportasi?
 APK.1. : Skrining di dalam dan diluarR S, menentukan
kebutuhan pelayananpasien
 APK.2. RS mendisain dan melaksanakan proses untuk
memberikan pelayanan asuhan pasien yg berkelanjutan
di dalam RS dan koordinasi antar para tenaga medis
(praktisi pemberi asuhan).
 APK.3. : Ada kebijakan untuk merujuk dan
memulangkan pasien
 APK.4. : Pasien dirujuk ke RS lain berdasarkan atas
kondisi dan kebutuhan pelayanan lanjutan.
 APK.5. : Kegiatan proses rujukan, dan pemulangan
pasien RI atau RJ, termasuk perencanaan untuk
kebutuhan transportasi pasien.
2. HAK PASIEN DAN
KELUARGA (HPK)
 GAMBARAN UMUM HPK
 Setiap pasien adalah unik, dengan kebutuhan, kekuatan,
nilai-nilai dan kepercayaan masing-masing. Rumah sakit
membangun kepercayaan dan komunikasi terbuka dengan
pasien untuk memahami dan melindungi nilai budaya,
psikososial serta nilai spiritual setiap pasien.
 Hasil pelayanan pasien akan bertambah baik bila pasien
dan keluarga yang tepat atau mereka yang berhak
mengambil keputusan diikut sertakan dalam keputusan
pelayanan dan proses yang sesuai harapan dan
budaya.
 Untuk meningkatkan hak pasien di rumah sakit, harus
dimulai dengan mendefinisikan hak tersebut, kemudian
mendidik pasien dan staf tentang hak tersebut. Pasien
diberitahu hak mereka dan bagaimana harus bersikap. Staf
dididik untuk mengerti dan menghormati kepercayaan dan
HPK mengemukakan proses untuk :
Mengidentifikasi, melindungi dan
meningkatkan hak pasien-
Memberitahukan pasien tentang hak mereka-
Melibatkan keluarga pasien, bila
memungkinkan, dalam keputusan tentang
pelayanan - pasien
Mendapatkan persetujuan tindakan- (informed
consent)
Mendidik staf tentang hak pasien.
HAK PASIEN (berdasarkan UU RS pasal32)

Memperoleh informasi tentang:


◦ Tata tertib dan peraturan yang berlaku
◦ Hak dan kewajiban pasien
Memperoleh layanan kesehatan
◦ yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa
diskriminasi
◦ Bermutu sesuai dengan standar profesi dan
standar prosedur operasional
◦ Efektif dan efisien sehingga pasien terhindar
dari kerugian fisik dan materi
Mendapat informasi yang meliputi:
diagnosis dan tata cara tindakan medis,
Tujuan tindakan medis, alternatif
tindakan,
Resiko dan komplikasi yang mungkin
terjadi, dan prognosis terhadap tindakan
yang dilakukan serta
Perkiraan biaya pengobatan
Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai
dengan keinginannya dan peraturan yang
berlaku di RS
Second opinion: meminta konsultasi tentang
penyakit yang dideritanya kepada dokter lain
yang mempunyai SIP baik di dalam maupun di
luar RS
Memberikan persetujuan atau menolak atas
tindakan
Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya
selama dalamperawatandi RumahSakit

•mendapatkanprivasidankerahasiaanpenyakityang
dideritatermasukdata-data medisnya;
•didampingikeluarga-nyadalamkeadaankritis

•menjalankanibadahsesuaiagama ataukepercayaan
•menolakpelayananbimbinganrohaniyang
tidaksesuaidenganagama dankepercayaan
 KARS
HPK
Mengajukan pengaduan atas kualitas
pelayanan yang didapatkan
Mengajukan usul, saran, perbaikan
•mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit
melalui media
cetakdanelektroniksesuaidenganketentuanpr
UUanperaturanperundang-und
Menggugatdan/ataumenuntutRS
apabilaRSdidugamemberikanpelayananyang
tidaksesuaidenganstandarbaiksecaraperdata
ataupunpidana
Standar HPK.2.4
Rumah sakit mendukung hak pasien terhadap
asesmen yang sesuai manajemen nyeri yang
tepat1. Rumah sakit menghormati dan
mendukung hak pasien dengan cara asesmen
manajemen nyeri yang sesuai (lihat juga PP.7.1,
EP 1).
2. Staf rumah sakit memahami pengaruh
pribadi, budaya dan sosial pada hak pasien
untuk melaporkan rasa nyeri, serta pemeriksaan
dan pengelolaan nyeri secara akurat.
3. ASESMEN PASIEN (AP)
3. ASESMEN PASIEN (AP)
TIGA FOKUS AREA
1. Asesmen Pasien
2. Pelayanan Laboratorium
3. Pelayanan Radiologi dan diagnostik
imaging
AP
Maksud dan Tujuan
Proses AP (asesmen pasien) yg efektif
akan menghasilkan keputusan ttg
kebutuhan pengobatan Pasien yg segera
dan kontinu
Asesmen pasien terdiri dari :
◦ Pengumpulan informasi pasien
◦ Analisis informasi yang diperoleh
◦ Pengembangan rencana asuhan
AP
GAMBARAN UMUM
 Proses asesmen pasien yang efektif akan menghasilkan keputusan ttg
◦ pengobatan pasien yg harus segera dilakukan dan
◦ kebutuhan pengobatan berkelanjutan untuk emergensi, elektif atau yan terencana,
bahkan ketika kondisi pasien berubah.
 Proses asesmen pasien adalah proses yg terus menerus dan dinamis yg digunakan
pada sebagian besar unit kerja RI dan RJ.
 Asesmen pasien terdiri atas 3 proses utama :
◦ Mengumpulkan informasi dari data keadaan fisik, psikologis, sosial, dan riwayat
kesehatan pasien.
◦ Analisis informasi dan data termasuk hasil laboratorium dan “Imajing Diagnostic”
(Radiologi) untuk mengidentifikasi kebutuhan yan kesehatan pasien.
◦ Membuat rencana pelayanan untuk memenuhi semua kebutuhan pasien yang telah
diidentifikasi.
 Asesmen pasien sdh benar bila memperhatikan kondisi pasien, umur, kebutuhan
kesehatan, dan permintaan atau preferensinya.
 Proses2 ini paling efekif dilaksanakan bila berbagai profesional kesehatan yg bertg-jwb
atas pasien bekerja sama
4. PELAYANAN PASIEN (PP)
PP
Maksud dan Tujuan
Pelayanan pasien adalah tujuan utama
RS. Untuk memberikan pelayanan yang
terbaik, RS harus :
◦ Merencanakan dan memberikan pelayanan
◦ Memonitor/memantau Pasien utk
memahami hasil-hasil pelayanan
◦ Memodifikasi pelayanan bila perlu
◦ Melengkapi pelayanan
◦ Merencanakan tindak-lanjut
Lima Area Fokus
Pemberian Pelayanan bagi Semua Pasien
Perencanaan pelayanan
Pelayanan Pasien Risiko-Tinggi dan
Pemberian Pelayanan Risiko-Tinggi
Terapi Makanan dan Nutrisi
Manajeman Nyeri dan Pelayanan Akhir-
Kehidupan
PP

Pelayanan Pasien
Perencanaan
Pengobatan
Pemberian Makanan
Memenuhi kebutuhan pasien
Setiap interaksi dengan pasien
Pemberian Pelayanan kepada Semua Pasien
Bagaimana kita memastikan pelayanan yg
seragam kpd pasien dgn kebutuhan
serupa?
Bagaimana kita dapat membuat
pencatatan pasien suatu alat yang efektif
bagi pelayanan yg baik?
Apa yang kita katakan kepada pasien
bilamana ada kejadian yg salah?
 Perencanaan Pelayanan
◦ Bagaimana kita menggabungkan semua asesmen ke
dlm rencana yan bagi Px?
◦ Bagaimana kita mendapat kepastian bahwa praktisi yg
bertangg-jwb thd Px mempunyai pengetahuan yg
sepenuhnya bagi perencanaan pelayanan?
PP ◦ Bagaimana bila rencana pelayanan perlu dirubah?
 Pelayanan Pasien Risiko-Tinggi dan Pemberian Pelayanan
Risiko-Tinggi
◦ Tipe Px risiko-tinggi yg bagaimana yg kita obati dan tipe
pelayanan risiko-tinggi mana yg kita sediakan?
◦ Apakah RS mempunyai kebijakan dan prosedur sbg
pedoman thd proses dmk?
◦ Hal apa saja yg perlu ada dalam kebijakan dan
prosedur?
 Terapi Makanan dan Nutrisi

◦ Apa yg hrs kita kerjakan utk memberikan suatu variasi


pilihan makanan yg benar?
◦ Apakah area penyiapan makanan s/d kebersihannya
memenuhi standar?
◦ Bagaimana dengan mereka yang membutuhkan terapi
PP nutrisi?
 Pelayanan Pasien yg Nyeri dan Mereka yg pada Akhir-
Kehidupan
◦ Bagaimana kita mengelola nyeri para pasien?
◦ Bagaimana kepedulian kita terhadap pasien yg tidak
diharapkan dapat hidup?
◦ Siapa saja selain pasien yang terdampak?
◦ Bagaiman kita melatih staf untuk memberikan pelayanan
ini sedemikian rupa sehingga menjaga pilihan,
kehormatan dan kenyamanan pasien?
5. PELAYANAN ANESTESI DAN
BEDAH (PAB)
PAB
Maksud dan Tujuan
Anesthesi, sedasi, dan intervensi
bedah/surgikal adalah umum dan komplex
Semua ini membutuhkan:
◦ Asesmen yang lengkap dan komprehensif
◦ Perencanaan pelayanan terintegrasi
◦ Monitoring pasien secara kontinu
◦ Transfer berdasarkan-kriteria untuk pelayanan
yang kontinu
◦ Rehabilitasi
◦ Transfer sewaktu-waktu dan pemulangan pasien
PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH
Sedasi Dalam
Sedasi Moderat
-
Pasien berespon dengan -Pasien tidak bisa dengan mudah
sengaja terhadap perintah dibangun-kan tetapi berespon
verbal secara sengaja setelah stimulasi
yang berulang dan menyakitkan

-Tidak ada intervensi -Airway mungkin terganggu


dibutuhkan untuk menjaga (impaired) / kurang berfungsi
airway (jalan nafas) pasien
-Fungsi kardiovaskuler -Fungsi kardiovaskuler biasanya
biasanya dijaga dijaga
Standar Anestesi & Bedah dpt dipakai
dlm tata (setting) anestesi apapun dan
atau sedasi moderat maupun dalam serta
prosedur invasif lain yg membutuhkan
persetujuan. (lih.juga HPK.6.4).
Penataan tsb termasuk kamar bedah RS,
unit bedah sehari (day surgery), unit
pelayanan sehari, unit gigi dan klinik
rawat jalan lainnya, yan emergensi, yan
intensif dan yan lain dimanapun.
6.
MANAJEMEN DAN
PENGGUNAAN OBAT (MPO)
PERAN DOKTER DALAM MPO

Kompetensi:
–Kemampuan menulis resep: pemilihan
obat, indikasi, manfaat, dosis, efek
samping, alergi, interaksi,
◦ Perbaikan budaya:
 Penulisanresep
Singkatan yg dilarang
Illegible hand writing
Kepatuhan terhadap standar dan prosedur
Memperhatikan: alergi, kontraindikasi dan
interaksi
PERAN APOTEKER DALAM MPO

Medication history
Visite  Drug Related Problem 
rekonsiliasi obat, PTO, MESO, PIO
Telaah resep
Telaah obat
Supervisi
Pencampuran obat (IV admixture,
cytotoxic}
Discharge
PERAN PERAWAT DALAM MPO

Memastikan minimal 5 right sebelum


memberikan obat
Hati hati dalam pemberian dan
penyimpanan obat High alert  double
check
Identifikasi pasien sebelum memberi obat
Memahami dan selalu mempraktikkan
SPO perintah lisan/via telepon
Melaksanakan tatalaksana obat sesuai
standar dan kompetensi
7. PENDIDIKAN PASIEN DAN
KELUARGA (PPK)
GAMBARAN UMUM
Pendidikan pasien dan keluarga membantu pasien
berpartisipasi lebih baik dalam asuhan yang diberikan dan
mendapat informasi dalam mengambil keputusan tentang
asuhannya. Berbagai staf yang berbeda dalam rumah sakit
memberikan pendidikan kepada pasien dan keluarganya.
Pendidikan diberikan ketika pasien berinteraksi dengan dokter
atau perawatnya. Petugas kesehatan lainnya juga memberikan
pendidikan ketika memberikan pelayanan yang spesifik,
diantaranya terapi diet, rehabilitasi atau persiapan pemulangan
pasien dan asuhan pasien berkelanjutan. Mengingat banyak staf
terlibat dalam pendidikan pasien dan keluarganya, maka perlu
diperhatikan agar staf yang terlibat dikoordinasikan kegiatannya
dan fokus pada kebutuhan pembelajaran pasien.
Pendidikan yang efektif diawali dengan asesmen
kebutuhan pembelajaran pasien dan
keluarganya. Asesmen ini menentukan bukan
hanya kebutuhan akan pembelajaran, tetapi juga
bagaimana pembelajaran dapat dilaksanakan
dengan baik. Pembelajaran paling efektif ketika
cocok dengan pilihan pembelajaran yang tepat,
agama, nilai budaya, juga kemampuan
membaca, serta bahasa. Pembelajaran akan
berdampak bila terjadi selama proses asuhan.
Pendidikan termasuk pengetahuan yang diperlukan
selama proses asuhan, maupun pengetahuan yang
dibutuhkan setelah pasien dipulangkan (discharged)
ke pelayanan kesehatan lain atau ke rumah. Sehingga,
pendidikan dapat mencakup informasi sumber–
sumber di komunitas untuk tambahan pelayanan dan
tindak lanjut pelayanan apabila diperlukan, serta
bagaimana akses ke pelayanan emergensi bila
dibutuhkan. Pendidikan yang efektif dalam suatu
rumah sakit hendaknya menggunakan format visual
dan elektronik, serta berbagai pembelajaran jarak
jauh dan teknik lainnya.
 PPK. 1. Rumah sakit menyediakan pendidikan untuk menunjang partisipasi
pasien dan keluarga dalam pengambilan keputusan dan proses pelayanan.
 PPK.2 dilakukan asesmen kebutuhan pendidikan masing-masing pasien dan
dicatat di rekam medisnya.
 Standar PPK. 3 Pendidikan dan pelatihan membantu pemenuhan kebutuhan
kesehatan berkelanjutan dari pasien.
 Standar PPK.4 Pendidikan pasien dan keluarga termasuk topik-topik berikut
ini, terkait dengan pelayanan pasien : penggunaan obat yang aman,
penggunaan peralatan medis yang aman, potensi interaksi antara obat
dengan makanan, pedoman nutrisi, manajemen nyeri dan teknik-teknik
rehabilitasi.
 Standar PPK. 5 Metode pendidikan mempertimbangkan nilai-nilai dan pilihan
pasien dan keluarga, dan memperkenankan interaksi yang memadai antara
pasien, keluarga dan staf agar terjadi pembelajaran.
 Standar PPK. 6 Tenaga kesehatan profesional yang memberi pelayanan
pasien berkolaborasi dalam memberikan pendidikan.
PENINGKATAN MUTU DAN
KESELAMATAN PASIEN
(PMKP)
AREA FOKUS PMKP
PROGRAM KEPEMIMPINAN DAN
KOORDINASI
RANCANGAN PROSES KLINIS DAN
MANAJERIAL
PEMILIHAN INDIKATOR DAN PENGUMPULAN
DATA
VALIDASI DAN ANALISIS DARI DATA
PENILAIAN
MENCAPAI DAN MEMPERTAHANKAN
PENINGKATAN
 Pendekatan komprehensif dari peningkatan mutu dan
keselamatan pasien.
 Peningkatan mutu secara menyeluruh adalah
PMKP memperkecil (reduction) risiko pada pasien dan staf secara
berkesinambungan. Risiko ini dapat diketemukan baik
diproses klinis maupun di lingkungan fisik. Pendekatan ini
meliputi :
◦ memimpin dan merencanakan program peningkatan
mutu dan program keselamatan - pasien;
◦ merancang proses-proses klinis baru dan proses
manajerial dengan benar;-
◦ mengukur apakah proses berjalan baik melalui
pengumpulan data;-
◦ analisis data;-
◦ menerapkan dan melanjutkan - (sustaining) perubahan
yang dapat menghasilkan perbaikan.
PMKP

Perbaikan mutu dan program keselamatan


pasien, keduanya adalah digerakkan oleh
kepemimpinan;
◦ upaya menuju perubahan budaya rumah sakit;-
◦ identifikasi dan menurunkan risiko dan
penyimpangan secara proaktif;-
◦ menggunakan data agar fokus pada isu prioritas;
◦ mencari cara yang menunjukkan perbaikan yang
langgeng sifatnya
KONSEP PENINGKATAN MUTU DALAM STANDAR
AKREDITASI RS Indikator
11 IAK (PMKP 3.1) • Input
* 9 IAM (PMKP 3.2 • Proses
* 5 IIL (PMKP 3.1) • Output/ Outcome
Indikator * 6 ISKP (PMKP 3.3)
Mutu Kunci
Indikator
Mutu
Indikator
mutu Unit/ Unit kerja di RS : IRJ,
Penilaian IRI, dll
Unit yg di outsourcing
PENGUKURAN kinerja
(TKP 3.3)
unit/IKU
MUTU (TKP 5.5)

Penilaian Penilaian Dokter


Governing Board Perawat
kinerja kinerja Direktur RS Staf klinis lainnya
individu/ Staf Klinis
IKI Staf non Klinis
Sistem Kinerja
Pegawai
PPK & CP
INPUT

ASUHAN KLINIS PCC

STANDARISASI
PROSES
LABORATORIUM

RADIOLOGI
INTEGRASI
PELAYANAN ANESTHESI
OUTPUT/
OUTCOME STERILISASI
PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI
(PPI)
Tujuan pengorganisasian program PPI
adalah mengidentifikasi dan
menurunkan risiko infeksi yg didapat dan
ditularkan diantara pasien, staf, tenaga
profesional kesehatan, tenaga kontrak,
tenaga sukarela, mahasiswa dan
pengunjung
FOKUS DARI PROGRAM
PROSEDUR ISOLASI
TEKNIK PENGAMANAN (BARRIER) DAN
HAND HYGIENE
INTEGRASI PROGRAM DENGAN
PENINGKATAN MUTU DAN
KESELAMATAN PASIEN
PENDIDIKAN STAF TENTANG PROGRAM
BESARNYA MASALAH INFEKSI
NOSOKOMIAL

World-wide: 1,400,000/day.
•ICU infection rate: 25%.
•USA: 2,000,000/yr---90,000 deaths ( 274/day).
•Great Britain: 5,000 deaths/year.
•Mexico: Third most common cause of deaths.
•Brazil: 50 & of newborns infected, 12-52% die.
•Sub-Saharan Africa: SSI is common cause of death.
•Worldwide: 4,500 children die of HAI.
DAMPAK EKONOMI

One surgical site infection may cost up to


$15-$30,000 to treat.
•One blood stream infection cost up to
$50,000 to treat.
•$40 – $75 billion dollars are spent to
treat HAIs.
The Big Five
Central line associated blood stream
infection (CLABSI)
Ventilator associated pneumonia (VAP)
Surgical site infection (SSI)
Catheter-associated UTI (CAUTI)
Clostridium difficile associated disease
(CDAD)
Infeksi aliran darah

14 % of all HAI


◦ •Primary
◦ •Secondary
◦ •Catheter (device)-associated
Surgical site infection

22 % of all HAIs


1.Superficial
2.Deep
3.Organ Space
Pneumonia

15% of all HAI


1.Ventilator Associated Pneumonia (VAP)
2.Aspiration Pneumonia/pneumonitis
3.Hematogenous
TATA KELOLA, KEPEMIMPINAN
DAN PENGATURAN
(TKP)
Tata kelola (TKP 1; 1.1; 1.2; 1.3; 1.4; 1.5)

Kepemimpinan RS (TKP 2; 3; 3.1; 3.2; 3.2.1;


FOKUS
3.3; 3.3.1; 3.3.2; 3.4; 3.5; 4)
AREA
Pengarahan (TKP 5; 5.1; 5.1.1; 5.2; 5.3; 5.4;
5.5)

Etika organisasi (TKP 5; 5.1; 5.1.1; 5.2; 5.3; 5.4;


5.5)
MANAJEMEN KOMUNIKASI
DAN INFORMASI
(MKI)
CAKUPAN TATA KELOLA INFORMASI
mengidentifikasi kebutuhan informasi;-
merancang suatu sistem manajemen informasi;
-
mendefinisikan dan mendapatkan data dan
informasi;-
menganalisis data dan mengolahnya menjadi
informasi;-
mentransmisi/mengirim serta melaporkan data
dan informasi; dan-
mengintegrasikan dan menggunakan informasi
KOMUNIKASI DENGAN
MASYARAKAT/KOMUNITAS
KOMUNIKASI DENGAN PASIEN DAN
KELUARGA
KOMUNIKASI ANTAR PEMBERI PELAYANAN /
PRAKTISI DI DALAM DAN DI LUAR  RUMAH
SAKIT
KEPEMIMPINAN DAN PERENCANAAN
REKAM MEDIS PASIEN
KUMPULAN DATA DAN INFORMASI
REKAM MEDIS PASIEN

MKI. 19 Rumah sakit membuat / memprakarsai


dan memelihara rekam medis untuk setiap
pasien yang menjalani asesmen/pemeriksaan
(assessed) atau diobati.
EP
◦ Rekam medis dibuat untuk setiap pasien yang
menjalani asesmen atau diobati oleh rumah sakit.
◦ Rekam medis pasien dipelihara dengan menggunakan
pengidentifikasi pasien yang unik/khas menandai
pasien atau metode lain yang efektif.
MKI.19.1.1. 
Rekam medis setiap pasien yang
menerima pelayanan emergensi
memuat/mencantumkan jam kedatangan,
kesimpulan saat mengakhiri pengobatan,
kondisi pasien pada saat dipulangkan, dan
instruksi tindak lanjut pelayanan
MKI. 19.2 
Kebijakan rumah sakit mengidentifikasi
mereka yang berhak untuk mengisi rekam
medis pasien dan menentukan isi dan
format rekam medis.
MKI.19.3. 
Setelah mengisi catatan di rekam medis
setiap pasien, dituliskan juga identitas
penulisnya.
MKI.19.4 
Sebagai bagian dalam kegiatan
peningkatan kinerja, rumah sakit secara
reguler melakukan asesmen terhadap isi
dan kelengkapan berkas rekam medis
pasien.
KUMPULAN DATA DAN INFORMASI
Standar MKI. 20 •
Kumpulan data dan informasi mendukung
asuhan pasien, manajemen rumah sakit,
dan program manajemen mutu.

Anda mungkin juga menyukai