Anda di halaman 1dari 13

KELOMPOK 5

ALI RAHMAN
RIJALUL
KHAIRI
YULIA NINGSIH
ZUL FADLI
ZUHRIATI
PENGOLAHAN LIMBAH
KAKAO SEBAGAI BAHAN
PAKAN TERNAK
TABEL PEMBAHASAN
2. PEMANFAATAN
LIMBAH KULIT KAKAO 4. PROSES PENGOLAHAN
LIMBAH KULIT BUAH KAKAO
TANPA FERMENTASI

1. PENGANTAR

3. PROSES PENGOLAHAN
DENGAN FERMENTASI
1. PENGANTAR

Indonesia merupakan produsen kakao


terbesar ketiga di dunia setelah negara
Pantai Gading dan Ghana.
Tiga besar negara penghasil kakao sebagai
berikut :
- Pantai Gading (1.276.000 ton),
- Ghana (586.000 ton),
- Indonesia (456.000 ton).
• Luas lahan tanaman kakao Indonesia
lebih kurang 992.448 Ha dengan produksi
biji kakao sekitar 456.000 ton per tahun,
dan produktivitas rata-rata 900 Kg perha.
LANJUTAN…

Daerah penghasil kakao di lndonesia adalah:


Sulawesi Selatan 184.000 ton (28,26%),
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tenggara 111.000 ton (17,05%),
Sumatera 51.000 ton (7,85%),
Kalimantan Timur ton (3,84%),
Lampung ton (3,23%) dan
lainnya 122.000 ton (18,74%).
2. PEMANFAATAN LIMBAH
KULIT BUAH KAKAO
1. Kulit buah kakao (shel fod husk) adalah 5. Sebaiknya sebelum digunakan sebagai pakan ternak,
merupakan limbah agroindustri yang limbah kulit buah kakao perlu difermentasikan terlebih
dihasilkan tanaman kakao (Theobroma cacao dahulu untuk menurunkan kadar lignin yang sulit dicerna
L.) oleh hewan dan untuk meningkatkan kadar protein dari
2. Buah coklat yang terdiri dari 74 % kulit buah, 6-8 % menjadi 12-15
2 % plasenta dan 24 % biji. Hasil analisa 6. Pemberian kulit buah kakao yang telah diproses pada
proksimat mengandung 22 % protein dan 3-9 ternak sapi dapat meningkatkan berat badan sapi
% lemak (Nasrullah dan A. Ella, 1993). sebesar 0,9 kg/hari.
3. Pakar lain menyatakan kulit buah kakao
kandungan gizinya terdiri dari bahan kering
(BK) 88 % protein kasar (PK) 8 %, serat kasar
(SK) 40,1% dan TDN 50,8 % dan
penggunaannya oleh ternak ruminansia 30-
40 % (Anonimus, 2001)
4. Hasil penelitian yang dilakukan pada ternak
domba, bahwa penggunaan kulit buah kakao
dapat digunakan sebagai substitusi suplemen
sebanyak 15 % atau 5 % dari ransum.
3. PROSES PENGOLAHAN DENGAN FERMENTASI SKEMA
PEMBUATAN
Melalui proses fermentasi, nilai gizi limbah kulit buah kakao
dapat ditingkatkan, sehingga layak untuk pakan penguat
kambing maupun sapi, bahkan untuk ransum babi dan ayam.
Salah satu fermentor yang cocok untuk limbah kulit buah kakao
adalah Aspergillus niger.
Manfaat fermentasi dengan teknologi ini antara lain :
- Meningkatkan kandungan protein
- Menurunkan kandungan serat kasar
- Menurunkan kandungan tanin (zat penghambat pencernaan)

Proses Pengolahan Limbah Kulit Buah dengan Fermentasi


meliputi:

• Dicingcang
• Dibasahi larutan
• Aspergillus
• Ditutup dengan goni/ plastik
• Dikeringkan 2-3 hari
• Digiling
SKEMA
4. PROSES PENGOLAHAN LIMBAH KULIT PEMBUATAN
BUAH KAKAO TANPA FERMENTASI

1. Kumpulkan limbah kulit buah kakao dari


hasil panen lalu dicingcang. Kemudian
dijemur pada sinar matahari sampai kering
yang ditandai dengan cara mudah
dipatahkan atau mudah hancur kalau
diremas.
2. Setelah kering ditumbuk dengan
menggunakan lesung atau alat penumbuk
lainnya, kemudian dilakukan pengayakan
3. Untuk meningkatkan mutu pakan ternak,
maka tepung kulit buah kakao dapat
dicampur dengan bekatul dan jagung giling
masing-masing 15 %, 35 % dan 30 %. Ini
artinya bahwa ransum tersebut terdiri atas
15% tepung kulit buah kakao, 35 % bekatul
dan 30 % jagung giling.
LIMBAH Kakao dapat berupa:

- Limbah Tercingcang
- Limbah Terfermentasi
- Limbah Kering
- Tepung Limbah
PENGGUNAAN
PENGGUNAAN
1.Pada awal pemberian, biasanya ternak tidak - Kulit Buah Kakao Dikeringkan/ Dijemur
langsung mau memakannya. Karena itu diberikan - Ditumbuk
pada saat ternak lapar dan bila perlu ditambah - Diayak
sedikit garam atau gula untuk merangsang nafsu - Pencampuran Pakan Ternak
makan.
2. Tepung limbah hasil fermentasi bisa langsung
diberikan kepada ternak, atau disimpan.
Penyimpanan harus dengan wadah yang bersih dan
kering.
3. Untuk ternak ruminansia (sapi, kambing) limbah
kakao olahan bisa dijadikan pakan penguat, untuk
mempercepat pertumbuhan atau meningkatkan
produksi susu. Bisa diberikan sebagai pengganti
dedak, yakni sebanyak 0,7-1,0 % dari berat hidup
ternak.
4. Pada ayam buras petelur pemberian limbah kakao
sebagai pengganti dedak hingga 36 % dari total
ransum dapat meningkatkan produksi telur.
LANJUTAN…

5. Pada ternak kambing menunjukkan bahwa ternak


nampak sehat, warna bulu mengkilat dan pertambahan
berat badan ternak dapat mencapai antara 50-150
gram per ekor per hari.
6.Untuk babi dapat juga diberikan sebagai pengganti
dedak padi dalam ransum sekitar 35-40 %
THANKS YOU…

Anda mungkin juga menyukai