Anda di halaman 1dari 4

Nama : Aulia Sarah Puyana Hamidi

Bp : 1910612086

KERUPUK JANGEK
A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Kulit sebagai salah satu hasil ikutan ternak yang mengandung komponen nutrisi yang
sangat tinggi terutama protein, sehingga kulit dalam hal ini merupakan dapat menjadi
media tumbuh yang sangat baik terhadap perkembangan mikroorganisme. Berdasarkan
hal tersebut dapat dikatakan bahwa produk kulit mentah merupakan produk hasil
sampingan pemotongan ternak yang tentunya harus memerlukan penanganan khusus
setelah lepas dari tubuh ternak.
Pemanfaatan kulit ternak untuk kepentingan manusia itu berjalan searah dengan
perkembangan peradaban manusia. Dari keseluruhan produk sampingan hasil
pemotongan ternak, maka kulit merupakan produk yang memiliki nilai ekonomis yang
paling tinggi.  Berat kulit pada sapi, kambing dan kerbau memiliki kisaran 7-10% dari
berat tubuh.  Secara ekonomis kulit memiliki harga berkisar 10-15% dari harga ternak.

Kulit sapi dapat digunakan sebagai bahan industri kerajinan, cindera mata, maupun
kuliner atau makan ringan seperti kerupuk kulit sapi, rambak, dan lain sebagianya.  Kulit
segar tersusun dari 64% air, 33% protein, 2% lemak, 0,5% garam mineral dan 0,5%
penyusun lainnya misalnya vitamin dan pigmen. Komponen penyusun kulit terpenting
adalah protein terutama protein kolagen.  Protein kulit terdiri dari protein kolagen,
keratin, elastin, albumin, globulin dan musin.  Protein albumin, globulin dan musin larut
dalam larutan garam dapur.  Protein kolagen, keratin dan elastin tidak larut dalam air dan
pelarut organik. 
B. PRODUK

Kerupuk adalah bahan cemilan bertekstur kering, memiliki rasa yang enak dan
renyah sehingga dapat membangkitkan selera makan serta disukai oleh semua lapisan
masyarakat. Kerupuk kulit didefinisikan sebagai produk makanan ringan yang dibuat dari
kulit sapi (Bos indicus) atau kerbau (Bos bubalis) melalui tahapan proses pembuangan bulu,
pengembangan kulit, perebusan, dan pengemasan untuk kerupuk kulit mentah atau
dilanjutkan dengan penggorengan untuk kerupuk kulit atau kerupuk jangek siap
konsumsi. Namun dalam pembuatan bahan dasarnya tidak semua jenis sapi atau kerbau yang
bisa diambil kulitnya untuk pembuatan kerupuk kulit , karena disini lebih diutamakan sapi
atau kerbau yang berumur masih muda dan sapi atau kerbau yang paling bagus untuk bahan
dasar pembuatan kerupuk kulit adalah sapi atau kerbau yang berasal dari kupang dan
bali.karena selain mudah dalam penggolahanya
kerupuk yang dihasilkan juga lebih bagus
kualitasnya ,oleh karena itu kulit yang sapi atau
kerbau untuk dasar pembutannya tidak boleh
sembarangan agar hasilnya memuaskan.
Di Sumatera Barat sangat banyak
pengolahan kerupuk kulit baik itu secara tradisional
maupun yang sudah modern dengan menggunakan
mesin pengeringan, pada umumnya industri kerupuk
kulit melakukan pengeringan dengan cara menjemur produk olahanya langsung di bawah
sinar matahari dengan wadah yang dibentuk dengan kayu dan jaring. Hal ini sangat
bergantung kondisi cuaca, dan efisiensi kerja tidak optimal serta produk yang dihasilkan
kurang higienis. Proses pengeringan tradisional secara langsung membutuhkan waktu selama
5-7 hari. Untuk meningkatkan kapasitas produksi maka di butuhkan alat pengering yang
dapat mempercepat proses pengeringan.

Cara pembuatan kerupuk kulit tidak seperti yang dapat kita bayangkan. Berikut ini
cara pembuatan kerupuk jangek atau kerupuk kulit.
Bahan – Bahan :
1) Kulit sapi
2) Air mendidih sekitar 1 atau 2 bak
3) Penggorengan besar dan oven Panjang
4) Dan alat-alat tajam lainnya

Langkah-langkah :

 Pertama kulit sapi atau kerbau dipesan dari luar daerah seperti kupang atau bali.
Setelah itu dibersihkan bulu-bulu yang ada pada kulit sapi dengan cara dipanggang dalam
bara atau tungku pembakaran .
 Setelah itu kulit sapi terpisah dari bulu-bulunya dilanjutkan dengan mencuci kulit – kulit
sapi kedalam sebuah wadah yang telah berisi air dan di cuci beberapa kali sampai bersih
dan ditiriskan ,
 Setelah itu airnya mulai kering kulit pun mulai dipotong kotak-kotak kecil. Kulit sapi
yang telah dipotong diletakan dalam sebuah tempat segi empat memanjang dan siap
untuk dijemur diluar pabrik tempatnya dilapangan yang telah disediakan .Biasanya kulit
dijemur dari pagi sampai sore.
 Setelah matahari mulai terbenam kulit yang tadi dijemur siap di angkat kedalam pabrik
kembali dan digoreng setengah matang dalam minyak yang telah dipanas kan sedikit
demi sedikit dan kemudian ditiriskan.
 Namun bila tidak ada matahari di siang hari atau pada saat hujan. Pengganti dari
pemanasan matahari yaitu dengan menggunakan pemanasan lewat oven.
 Setelah kulit terpisah dari minyak tadi dan didinginkan, kulitpun dimasukan dalam
karung yang berukuran 50 kg dan siap untuk dipasarkan.
C. KEPUSTAKAAN

http://sittiassambo.blogspot.com/2014/09/laporan-praktikum-pembuatan-kerupuk.html

https://www.academia.edu/5500293/Kerupuk_Kulit

http://fjhfw.blogspot.com/2017/11/analisis-usaha-kerupuk-kulit-sapi.html

http://scholar.unand.ac.id/13844/2/BAB%20I%20pdf.pdf

http://media.unpad.ac.id/thesis/200110/2010/200110100312_1_4984.pdf

http://niayulianty.blogspot.com/2015/01/hasil-ikutan-ternak.html

http://bebasbberkarya.blogspot.com/2013/02/pemanfaatan-kulit-ternak.html

Anda mungkin juga menyukai