Anda di halaman 1dari 32

TEORI DASAR LISTRIK

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LISTRIK


JURUSAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
UNIVERSITAS BALIKPAPAN

MUHAMAD SALEH , ST ; MT
Teori Dasar Listrik
• Arus Listrik

adalah mengalirnya elektron secara terus menerus dan berkesinambungan pada


konduktor akibat perbedaan jumlah elektron pada beberapa lokasi yang jumlah
elektronnya tidak sama. satuan arus listrik adalah Ampere.
Arus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negatif (-), sedangkan
aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang bergerak dari
terminal negatif (-) ke terminal positif(+), arah arus listrik dianggap berlawanan
dengan arah gerakan elektron.

Gambar 1. Arah arus listrik dan arah gerakan elektron.


“1 ampere arus adalah mengalirnya elektron sebanyak 624x10^16 (6,24151 ×
10^18) atau sama dengan 1 Coulumb per detik melewati suatu penampang
konduktor”
Teori Dasar Listrik
• Arus Listrik
“1 ampere arus adalah mengalirnya elektron sebanyak
624x10^16 (6,24151 × 10^18) atau sama dengan 1
Coulumb per detik melewati suatu penampang konduktor”
Formula arus listrik adalah:
I = Q/t (ampere)
Dimana:
I = besarnya arus listrik yang mengalir, ampere
Q = Besarnya muatan listrik, coulomb
t = waktu, detik
Teori Dasar Listrik
• Kuat Arus Listrik
Adalah arus yang tergantung pada banyak sedikitnya elektron bebas yang pindah
melewati suatu penampang kawat dalam satuan waktu.
Definisi : “Ampere adalah satuan kuat arus listrik yang dapat memisahkan 1,118
milligram perak dari nitrat perak murni dalam satu detik”.
Rumus – rumus untuk menghitung banyaknya muatan listrik, kuat arus dan waktu:
Q=Ixt
I = Q/t
t = Q/I
Dimana :
Q = Banyaknya muatan listrik dalam satuan coulomb
I = Kuat Arus dalam satuan Amper.
t = waktu dalam satuan detik.


“Kuat arus listrik biasa juga disebut dengan arus listrik”
Rapat Arus
Difinisi :
“Rapat arus ialah besarnya arus listrik tiap-tiap mm² luas
penampang kawat”.

Gambar 2. Kerapatan arus listrik.

Arus listrik mengalir dalam kawat penghantar secara merata menurut luas
penampangnya. Arus listrik 12 A mengalir dalam kawat berpenampang
4mm², maka kerapatan arusnya 3A/mm² (12A/4 mm²), ketika penampang
penghantar mengecil 1,5mm², maka kerapatan arusnya menjadi 8A/mm²
(12A/1,5 mm²).
Kerapatan Arus
• Kerapatan arus berpengaruh pada kenaikan temperatur. Suhu penghantar
dipertahankan sekitar 300°C, dimana kemampuan hantar arus kabel sudah ditetapkan
dalam tabel Kemampuan Hantar Arus (KHA).

• Tabel 1. Kemampuan Hantar Arus (KHA)

Berdasarkan tabel KHA kabel pada tabel diatas, kabel berpenampang 4 mm², 2 inti
kabel memiliki KHA 30A, memiliki kerapatan arus 8,5A/mm². Kerapatan arus
berbanding terbalik dengan penampang penghantar, semakin besar penampang
penghantar kerapatan arusnya mengecil.
Rumus-rumus
• Rumus-rumus dibawah ini untuk menghitung besarnya rapat
arus, kuat arus dan penampang kawat:

J=I/A
I=JxA
A=I/J

Dimana:
J = Rapat arus [ A/mm²]
I = Kuat arus [ Amp]
A = luas penampang kawat [ mm²]
RANGKAIAN LISTRIK
Pada suatu rangkaian listrik akan mengalir arus, apabila dipenuhi syarat-
syarat sebagai berikut :
1. Adanya sumber tegangan
2. Adanya alat penghubung
3. Adanya beban

Gambar 4. Rangkaian Listrik.

Pada kondisi sakelar S terbuka maka arus tidak akan


mengalir melalui beban . Apabila sakelar S ditutup maka
akan mengalir arus ke beban R dan Ampere meter akan
menunjuk. Dengan kata lain syarat mengalir arus pada suatu
rangkaian harus tertutup.
Cara Pemasangan Alat Ukur.
• Pemasangan alat ukur Volt meter dipasang paralel
dengan sumber tegangan atau beban, karena
tahanan dalam dari Volt meter sangat tinggi.

• Sebaliknya pemasangan alat ukur Ampere meter


dipasang seri, hal inidisebabkan tahanan dalam dari
Amper meter sangat kecil.

“Alat ukur tegangan adalah voltmeter dan alat


ukur arus listrik adalah amperemeter”
Hukum Ohm
• Pada suatu rangkaian tertutup, Besarnya arus I berubah
sebanding dengan tegangan V dan berbanding terbalik dengan
beban tahanan R, atau dinyatakan dengan Rumus :

I = V/R
V=RxI
R = V/I

Dimana;
I = arus listrik, ampere
V = tegangan, volt
R = resistansi atau tahanan, ohm
Hukum Ohm

• Formula untuk menghtung Daya (P), dalam


satuan watt adalah:

P=IxV
P=IxIxR
P = I² x R
Menghitung Arus,
Tegangan dan Daya

Rangaian Seri Rangkaian Seri Dua Resistor


Jika pada rangkaian di atas diketahui sumber tegangan
DC = 12 Volt, R1 = 8 KΩ, dan R2 = 4 KΩ, berapa arus
yang mengalir, tegangan, dan daya di setiap resistor (R1
dan R2).
Menghitung Arus
• Solusinya sebagai berikut:

• Diketahui
• V = 12 Volt
• R1 = 8 KΩ atau 8.000 Ω (harus dalam satuan Ohm)
• R2 = 4 KΩ atau 4.000 Ω (harus dalam satuan Ohm)
• RTotal = R1 + R2 (karena rangkaian seri)
• RTotal = 8.000 + 4.000
• RTotal = 12.000 Ω atau 12 KΩ

• Menghitung Arus
• V = I x R (Hukum Ohm)
• I=V/R
• I = 12 / 12.000
• I = 0.001 Ampere atau 1 mA (mili Ampere)
Menghitung Tegangan
• Solusinya sebagai berikut:

• Untuk menghitung daya, harus diketahui tegangan di masing-masing resistor (VR1 dan
VR2). Karena ini merupakan rangkaian seri, maka arus yang mengalir pada R1 dan R2
besarnya sama (I1=I2).

• V=IxR
• VR1 = I1 x R1
• VR1 = 0.001 x 8.000
• VR1 = 8 Volt

• VR2 = I2 x R2
• VR2 = 0.001 x 4.000
• VR2 = 4 Volt

• V = VR1 + VR2
• 12 V = 8 V + 4 V
Menghitung Daya

• P=IxV
• P1 = I1 x VR1
• P1 = 0.001 x 8
• P1 = 0.008 Watt atau 8 mW (mili Watt)

• P2 = I2 x VR2
• P2 = 0.001 x 4
• P2 = 0.004 Watt atau 4 mW (mili Watt)
Kesimpulan

• Arus yang mengalir (I) adalah 1 mA


• Tegangan di R1 (VR1) adalah 8 V
• Tagangan di R2 (VR2) adalah 4 V
• Daya di R1 (P1) adalah 8 mW
• Daya di R2 (P2) adalah 4 mW
3. HUKUM KIRCHOFF
• Pada setiap rangkaian listrik, jumlah aljabar dari
arus-arus yang bertemu di satu titik adalah nol
(ΣI=0).

Gambar 5. loop arus“ KIRChOFF “


Jadi:
I1 + (-I2) + (-I3) + I4 + (-I5 ) = 0
I1 + I4 = I2 + I3 + I5
CONTOH SOAL
• Diketahui :

• I1 = 4 Ampere
• I2 = 8 Ampere
• I3 = 6 Ampere
• I4 = 2 Ampere

• Hitung I5 ????
• Jadi:
I1 + (-I2) + (-I3) + I4 + (-I5 ) = 0
• 4 – 8 – 6 +2 –I5 = 0
• I5 = 8 Ampere
Menghitung arus listrik bercabang:
• Jika besar kuat arus I = 10 ampere, I1 = I3 = 3 ampere. Hitung besar kuat
arus I2 ?
Penyelesaian:
Diketahui: I = 10 A
I1 = I3 = 3 A

• Ditanyakan: I2 = ........ ?

• Dijawab:
I1 = I2 + I3 + I4
10 = 3 + I2 + 3
10 = 6 + I2
I2 = 4
Jadi besar kuat arus listrik yang mengalir pada I2 adalah 4 ampere.
Rangkaian SeriRangkaian Seri Tiga
Resistor
Contoh
• Contoh lain untuk menghitung arus, tegangan, daya, dan resistansi pada
rangkaian seri yang terdiri dari tiga buah resistor (R1, R2, dan R3) seperti pada
gambar di atas. Jika diketahui tegangan sumber adalah 15 Volt, R1 = 500 Ω, R2
=5 KΩ, dan arus yang mengalir adalah 2 mA, berapa resistansi R3 dan daya di
masing-masing resistor.

• Solusinya sebagai berikut:

• Diketahui
R3
• R1 = 500 Ω
• R2 = 5.000 Ω
• V = 15 Volt
• I = 2 mA = 0.002 A
Menghitung Resistansi
• Menghitung Resistansi

• RTotal = R1 + R2 + R3 (Rumus resistor seri)


• RTotal = 500 Ω + 5.000 Ω + R3
• RTotal = 5.500 Ω + R3

• V = I x R (Hukum Ohm)
• R=V/I

• RTotal = 15 / 0.002
• RTotal = 7.500 Ω = 7.5 KΩ
• RTotal = 5.500 Ω + R3
• R3 = RTotal – 5.500 Ω
• R3 = 2.000 Ω = 2 KΩ
Menghitung Tegangan
• V=IxR
• I = I1 = I2 = I3 (Arus pada rangkaian seri besarnya sama)

• VR1 = I1 x R1
• VR1 = 0.002 x 500
• VR1 = 1 Volt

• VR2 = I2 x R2
• VR2 = 0.002 x 5000
• VR2 = 10 Volt

• VR3 = I3 x R3
• VR3 = 0.002 x 2.000
• VR3 = 4 Volt

• V = VR1 + VR2 + VR3


• 15 V = 1 V + 10 V + 4 V
Menghitung Daya

• P=IxV
• P1 = I1 x VR1
• P1 = o.002 x 1
• P1 = 0.002 W atau 2 mW

• P2 = I2 x VR2
• P2 = 0.002 x 10
• P2 = 0.02 W atau 20 mW

• P3 = I3 x VR3
• P3 = 0.002 x 4
• P3 = 0.008 W atau 8 mW
Kesimpulan
• Resistansi di R3 adalah 2 KΩ
• Tegangan di R1 (VR1) adalah 1 Volt
• Tegangan di R2 (VR2) adalah 10 Volt
• Tegangan di R3 (VR3) adalah 4 Volt
• Daya di R1 (P1) adalah 2 mW
• Daya di R2 (P2) adalah 20 mW
• Daya di R3 (P3) adalah 8 mW

• Semoga teori untuk menghitung arus, tegangan, daya, dan


resistansi pada rangkaian seri di atas dapat bermanfaat
Rangkaian Paralel Resistor
• Rangkaian Paralel Resistor adalah sebuah rangkaian yang terdiri dari 2 buah atau
lebih Resistor yang disusun secara berderet atau berbentuk Paralel. Sama seperti
dengan Rangkaian Seri, Rangkaian Paralel juga dapat digunakan untuk mendapatkan
nilai hambatan pengganti. Perhitungan Rangkaian Paralel sedikit lebih rumit dari
Rangkaian Seri.
• Rumus dari Rangkaian Seri Resistor adalah :
• 1/Rtotal = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 + ….. + 1/Rn
• Dimana :
• Rtotal = Total Nilai Resistor
• R1 = Resistor ke-1
• R2 = Resistor ke-2
• R3 = Resistor ke-3
• Rn = Resistor ke-n
Rangkaian Paralel Resistor
Contoh Kasus
• Contoh Kasus untuk Menghitung Rangkaian Paralel
Resistor
• Terdapat 3 Resistor dengan nilai-nilai Resistornya
adalah sebagai berikut :
• R1 = 100 Ohm
• R2 = 200 Ohm
• R3 = 47 Ohm

• Berapakah nilai hambatan yang didapatkan jika


memakai Rangkaian Paralel Resistor?
Penyelesaian

• 1/Rtotal = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3


• 1/Rtotal = 1/100 + 1/200 + 1/47
• 1/Rtotal = 94/9400 + 47/9400 + 200/9400
• 1/Rtotal = 341 x Rtotal = 1 x 9400 (→ Hasil kali silang)
• Rtotal = 9400/341
• Rtotal = 27,56

• Jadi Nilai Hambatan Resistor pengganti untuk ketiga


Resistor tersebut adalah 27,56 Ohm.
Nilai Hambatan Resistor
• Hal yang perlu diingat bahwa Nilai Hambatan Resistor (Ohm)
akan bertambah jika menggunakan Rangkaian Seri Resistor
sedangkan Nilai Hambatan Resistor (Ohm) akan berkurang
jika menggunakan Rangkaian Paralel Resistor.

• Pada Kondisi tertentu, kita juga dapat menggunakan


Rangkaian Gabungan antara Rangkaian Seri dan Rangkaian
Paralel Resistor.

• Untuk mengetahui cara membaca kode warna dan kode


angka Resistor, silakan membaca artikel “Cara menghitung
Nilai Resistor“
Hitung Nilai Hambatan Resistor
Hitung

Anda mungkin juga menyukai