PERTAMBANGAN
MUH. RUSLI A
Proses
Limbah
Produksi
Produk
Pemakai Limbah
Pembentukan Limbah
PENGELOMPOKAN LIMBAH
Teknologi bersih
Teknologi yang dapat mengubah proses, sehingga limbah yang
terbentuk menjadi seminimal mungkin. Diterapkan melalui:
1. Optimisasi proses produksi
2. Modifikasi proses atau jenis bahan baku/energi yang
digunakan
3. Mengganti proses.
PENGELOLAAN LIMBAH
Teknologi
End of Bersih
Pipe
Cradle
to grave
KARAKTERISTIK LIMBAH CAIR
Air
Proses pengolahan hasil tambang:
- Bahan baku utama
- Bahan bantu
Pemanfaatannya:
₋ Air proses
₋ Air pendingin
₋ Air umpan boiler
Persyaratannya ditentukan oleh jenis proses yang
dipergunakan.
Peranan air dalam proses pengolahan hasil tambang sangat
menonjol, Karena:
₋ Jumlah besar
₋ Limbah dalam bentuk cair dan lumpur.
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
Pretreatment
• Menyaring padatan yang terapung atau
melayang yang terbawa
• Padatan ini dapat berupa lumpur, sisa kain,
potongan kayu, pasir, dan lainnya.
• Lapisan minyak dan lemak di atas permukaan air.
• Saringan biasanya kasar, tapi tidak mudah
berkarat.
Primary treatment
Menghilangkan padatan halus, zat warna terlarut
dan suspensi yang tidak terjaring pada penyaringan
pendahuluan
• Metode utama:
a. pengolahan cara fisika : proses pengendapan
atau pengapungan tanpa penambahan bahan
kimia.
b. pengolahan cara kimia : proses pengendapan
dengan penambahan bahan kimia.
Faktor penentu keberhasilan proses pengendapan:
• Ukuran partikel,
• Konsentrasi padatan.
• Berat jenis partikel.
• Temperatur limbah cair,
• Retention time, waktu tinggal limbah dalam bak
pengendap.
• Jumlah udara yang kontak dengan air limbah
• Jenis koagulan yang dipergunakan.
Secondary treatment
• Proses biologis untuk menghilangkan bahan organik melalui
oksidasi biokimia.
• Faktor yang berpengaruh:
₋ jumlah limbah cair dan
₋ luas areal.
₋ contoh: reaktor lumpur aktif dan trickling filter
Tertiary treatment
• proses fisika (filtrasi, destilasi, pengapungan, pembekuan,
stripping );
• proses kimia (absorbsi karbon aktif, pengendapan kimia,
pertukaran ion, elektro kimia, oksidasi, dan reduksi) proses
biologis (bakteri, algae, nitrifikasi, dan lainnya).
AIR ASAM TAMBANG (AAT)
Pengertian :
Proses lindian, rembesan, atau aliran
akibat adanya oksidasi mineral
sulfida pada kegiatan pertambangan.
PEMBENTUKAN AIR ASAM TAMBANG
Air asam tambang (AAT, AMD, ARD) adalah air yang
bersifat asam (tingkat keasaman yang tinggi dan
sering ditandai dengan nilai pH yang rendah dibawah
5) sebagai hasil dari oksidasi mineral sulfida yang
terpajan atau terdedah (exposed) di udara dengan
kehadiran air.
Oxygen
Water
H20
Pyrite
Bacteria
Sulfuric
Acid
Images: USGS, DeAtley Design - modified
• Pembentukan AAT sekali telah terjadi akan sulit
untuk dihentikan, karena merupakan suatu
proses yang kontinyu sampai salah satu
reaktannya habis.
• Pengalaman dari berbagai kasus di dunia,
masalah AAT dapat berdampak jangka panjang
bisa lebih panjang daripada life of mine
• Pembentukan AAT dimungkinkan karena
tersedianya:
- Mineral sulfida – sumber sulfur/asam
- Oksigen (dalam udara) – pengoksidasi
- Air – pencucian hasil oksidasi
MINERAL PEMBENTUK AAT
D. Cara miring
Umumnya digunakan bersama-sama cara lapang dan parit.
• Limbah padat dimasukkan dari sisi miring, dan disebarkan
sepanjang sisi miring tersebut dikompakkan, dan ditutup tanah
penutup
LIMBAH B3
SUMBER LIMBAH B3
Terdapat dalam Lamp. I PP 85/99 :
a. Sumber tidak spesifik
b. Sumber spesifik
c. Bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, sisa kemasan, buangan
produk yang tidak memenuhi spesifikasi
A. SUMBER TIDAK SPESIFIK
Bukan dari proses utama, berasal dari :
- Pemeliharaan alat
- Pencucian
- Pencegahan korosi
- Pelarutan kerak
- Pengemasan, dll
LIMBAH B3
B. SUMBER SPESIFIK
• Sisa proses suatu industri /kegiatan yang secara
spesifik dapat ditentukan berdasarkan kajian
ilmiah
• Limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa,
tumpahan, bekas buangan, produk yang tidak
memenuhi spesifikasi
• Karena tidak memenuhi spesifikasi yang
ditentukan atau tidak dapat dimanfaatkan
kembali, maka suatu produk menjadi limbah B3
Karakteristik Limbah B3 :
a. Mudah meledak
b. Mudah terbakar
c. Reaktif
d. Beracun
e. Infeksius
f. Korosif
A. LIMBAH MUDAH MELEDAK
E. LIMBAH INFEKSIUS
2) Bagian tubuh manusia yang diamputasi
3) Cairan dari tubuh manusia yang terkena infeksi
4) Limbah dari lab./lainnya yang terinfeksi kuman
5) Penyakit menular
6) Berbahaya karena mengandung kuman penyakit
F. LIMBAH KOROSIF
7) Bagian tubuh manusia yang diamputasi
8) Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit
9) Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja
(SAE 1020) laju korosi >6,35 mm/tahun, T pengujian 55C
10) Limbah bersifat asam pH 2
11) Limbah bersifat basa pH12,5
IDENTIFIKASI LIMBAH B-3
• Identifikasi limbah yang dihasilkan,
• Cocokkan komponen limbah dengan daftar limbah B-3
• Jika termasuk ke dalam daftar B-3,
Periksa karakteristik limbah:
- mudah meledak,
- mudah terbakar,
- beracun,
- infeksi,
- korosif atau
- reaktif.
• Jika tidak memiliki salah satu karakteristik di atas lakukan
uji toksikologi (TCLP test, Uji LD5050 mg/kg BB dan Uji
kronis (lamp. III PPRI 85/99)
36
PENYIMPANAN LIMBAH B-3
•Pengaruh panas/api
Kenaikan suhu, menyebabkan reaksi atau perubahan kimia
sehingga mempercepat reaksi dan percikan api berbahaya
untuk bahan-bahan mudah terbakar
• Pengaruh kelembaban
Zat-zat higroskopis, mudah menyerap uap air dan reaksi
hidrasi yang eksotermis menimbulkan pemanasan ruangan.
• Interaksi dengan wadah.
2. Pendekatan administratif
3. Pendekatan teknologi
38
Pengolahan limbah B-3
Mengubah jenis, jumlah, dan sifat limbah B-3,
Dampak limbah dapat ditiadakan atau diperkecil
Quotes:
“Only because we’re in MINING BUSINESS,
It doesn’t mean, we can’t live HARMONIOUSLY
WITH ENVIRONMENT”