Lini II 2 NRTI + 1 PI
NRTIs:
NRTIs: Cellular Cellular Cellular
enzyme enzyme enzyme
P P P P P P
Rate-limiting step
Ph P Ph P P Ph
NRTI menghambat DNA polimerase ð
ATP tidak dapat dihasilkan → mitokondria
toxicityMitokondria → penghasil energi
Absorbsi Distribusi Metabolisme Ekskresi
Mekanisme kerja
NRTI – hambat
kerja enzym
Reverse
Transcriptase
INTERAKSI OBAT / MAKANAN
DOSIS Serum level AZT meningkat bila
Toksisitas AZT meningkat dikombinasi dengan : probenecid,
methadone, fluconazole, valproic
bila ada gangguan fungsi acid, lamivudine
liver Serum level phenytoin turun bila
Dosis : 200 mg setiap 8 jam
diberikan bersama AZT
atau 300 mg setiap 12 jam
Pd ibu hamil diberikan pada
EFEK SAMPING
minggu ke 14 –34
( 100 mg, 5 kali sehari, oral. Myelosupressi :
Selama persalinan, 2 - anemia makrositik (1-4%)
- neutropenia(kelainan hematological) (2-8%)
mg/Kg, infus dalam 1 jam). GI intolerance, sakit kepala, insomnia
Bayinya diberi dosis 2 Jarang : -thrombocytopeni, miopati,
mg/KgBB, tiap 6 jam, hiperpigmentasi,
selama 6 minggu Dosis besar : cemas, bingung, tremor
Absorbsi Distribusi Metabolisme Ekskresi
Mekanisme kerja
NRTI – hambat
kerja enzym
Reverse
Transcriptase
INTERAKSI OBAT
DOSIS Cotrimoksazol meningkatkan
Dewasa 300 mg perhari bioavailabilitas Lamivudine
Lamivudine-Zalcitabine saling
Anak 1,4 – 2 mg/kg BB
menurunkan potensi masing-
Juga dikenal sebagai obat masing
untuk Hepatitis B dengan
dosisi 100 mg perhari
EFEK SAMPING
sakit kepala,
insomnia,
fatigue,
GI discomfort
Absorbsi Distribusi Metabolisme Ekskresi
T1/2 : 1,5
tidak Berikatan dengan jam
dipengaruhi protein 50%
hepar Di urine
makanan
80%, feses
bioavailability
16%
83%
Mekanisme kerja
NRTI – hambat
kerja enzym
Reverse
Transcriptase
DOSIS INTERAKSI OBAT
ESO saluran nafas : sesak, batuk,
Dosis : 300 mg setiap 12 jam faringitis. Skin rash terjadi pada
sekitar 50% penderita
atau 600 mg setiap 24 jam Lab : peningkatan serum
aminotranferase,
& creatine kinase
EFEK SAMPING
Efek samping sementara, misalnya sakit
kepala, darah tinggi, atau seluruh badan
merasa tidak enak. Efek samping ini biasanya
lambat laun membaik atau hilang.
Efek samping abacavir yang paling umum
adalah sakit kepala, mual, dan muntah
Absorbsi Distribusi Metabolisme Ekskresi
Penetrasi di SSP: rendah
per oral (93%)
T1/2 : >24 jam
Tidak
terganggu
Dosis: 200 mg setiap 24 liver Ginjal
jam
makanan
Interaksi
* Jangan digunakan bersama dengan
lamivudin, disulfiram dan
metronidazole
Efek samping: sakit kepala, diare,
mual, skin hyperpigmentation
Sediaan diIndonesia: kombinasi
dengan Tenofovir
Absorbsi Distribusi Metabolisme Ekskresi
Tenofovir ada
per oral : 25%, Ekskresi
dalam bentuk
bisa T1/2 : 17 jam; : filtrasi
prodrug Tenofovir
meningkat
T1/2 intra disopoxil fumarate glomerulus
39% bila diit
mengandung sel : 60 jam Dan di & sekresi
metabolisme di tubular
banyak lemak
liver,
Efek Samping
ginjal : gagal ginjal akut, sindrom Fanconi
GI : mual, muntah, diare, kembung
Sakit kepala, asthenia
Interaksi Obat :
Kombinasi dengan didanosine akan menurunkan
efektivitas tenofovir dan meningkatkan ketoksikan
Dosis :
Di atas umur 18 th :1 tab (245 mg) setiap 24 jam
NNRTI
Berikatan secara
langsung dengan RT
pada kantung katalitik
sehingga proses
katalisasi terhenti
.
Absorbsi Distribusi Metabolisme Ekskresi
Berikatan 81% di
tidak
dengan protein ekskresikan di
dipengaruhi
50-60% urine sebagai
makanan.
Vd : 1.2-1.4 L/kg metabolit, <3%
bioavailabilitas liver oleh
Menembus dalam bentuk
: >90% CYP3A
sawar otak atau utuh
Kadar puncak
cerebrospinal 10% di
plasma 2-4 jam
Terpenetrasi di ekskresikan di
ASI feses
ESO :
- rash terjadi pada 17% pasien (biasanya ter-
jadi pada 4-6 minggu pertama)
Peningkatan dosis bertahap pada awal terapi
(selama 14 hari), bisa mengurangi
kemungkinan timbulnya rash. Bila rash
sangat hebat, terapi harus segera dihentikan
- Toksisitas pada liver (sekitar 4%) sering
terjadi pada :
* wanita dengan CD4 pre-terapi > 250 cell/ml
* pria dengan CD4 pre-terapi > 400 cell/ml
* penderita hepatitis B/C
Interaksi:
Nevirapine adalah inducer CYP3A,
akan menyebabkan menurunnya level :
* amprenavir * saquinavir
* indinavir * efavirenz
* lopinavir * methadone
Absorbsi Distribusi Metabolisme Ekskresi
T1/2
Dengan makanan
& minuman tinggi Protein eliminasi : 50
Di metabolisme jam Ekskresi
protein turun 50%
Dengan makanan bounding di CYP3A di feses
tinggi lemak turun
40% 99.7% 85%, urine
6,1%
Kelompok obat baru yang bekerja
dengan menghambat enzim integrase
Raltegravir, Elvitegravir, Dolutegravir,
Bictegravir
Absorbsi Distribusi Metabolisme Ekskresi
Stavudine (d4T) < 60 kg: 30 mg setiap 12 jam < 30 kg: 1 mg/kg setiap 12 jam
> 60 kg: 40 mg setiap 12 jam
Nevirapine (NVP) 200 mg (14 hari) setiap 24 jam, 120 mg/m²/24 jam (14 hr),
ditingkatkan 200 mg setiap 12 jam ditingkatkan 120-200 mg/m²/12 jam
Evafirenz (EVP) 600 mg setiap 24 jam 10-15 kg: 200 mg setiap 24 jam
20-25 kg: 250 mg setiap 24 jam
25-30 kg: 300 mg setiap 24 jam
Nevirapine
Dolutegravir
• Start
– Memulai terapi ARV pada Odha yang baru dan belum
pernah menerima sebelumnya
– Restart: memulai kembali setelah berhenti sementara
• Substitute
– Mengganti salah satu/ sebagian komponen ART dengan
obat dari lini pertama
• Switch
– Mengganti semua rejimen ART (beralih ke lini kedua)
• Stop
– Menghentikan pengobatan ARV
Sebelum mulai
• Yakinkan bahwa status klien adalah HIV positif
• Lakukan evaluasi Klinis:
– Tentukan stadium klinis
– Diagnosis dan pengobatan IO
– Profilaksis IO dan adherence terhadap pengobatan IO
– Pertimbangkan apakah perlu ARV
• Bahas dengan Odha mengenai kemungkinan
adherence terhadap ARV
• Edukasi mengenai tujuan terapi ARV
Toksisitas/efek samping
Hamil
Risiko hamil
TB baru
Ada obat baru
Stok obat habis
Alasan Switch