Anda di halaman 1dari 29

FARMAKOTERAPI

UNTUK ODHA
TUJUAN
Diharapkan setelah sesi ini peserta:
• Mampu mengaplikasikan materi dalam
mengatur rejimen obat ODHA
• Memahami mekanisme aksi obat ARV dan
Penggolongan Obat ARV
• Memahami farmakokinetik ,farmakodinamik,
efek samping dan interaksi obat ARV
• Mengetahui obat-obat yang digunakan pada
beberapa infeksi oportunistik
TUJUAN TERAPI ANTIRETROVIRAL

1. Mengurangi morbiditas dan mortalitas


terkait HIV
2. Memperbaiki mutu hidup
3. Memulihkan dan memelihara fungsi
kekebalan
4. Menekan replikasi virus semaksimal
mungkin dalam waktu yang lama
Penggolongan ARV berdasarkan
Mekanisme kerja/ Lokasi kerja
Reverse Transcriptase Inhibitors
(RTIs)
Entry /Fusion Protease Integrase Maturation
Non
Inhibitors Nucleoside & Inhibitors (PI) Inhibitors Inhibitors
Nucleoside
Nucleotide (NRTI)
(NNRTI)
Nucleoside * Efavirenz * Lopinavir/v
* Enfuvirtide (di gp41) * Raltegravir * Bevirimat
analogues (NARTIs) (EFV) (LPV/r)
* Maraviroc,Vicriviroc * Zidovudine * Nevirapine * Ritonavir *
* Elvitegravir
(di CCR5) (ZDV/AZT) (NVP) (RTV) Elvucitabine
* Nelfinavir
* Ibalizumab (di CD4) * Stavudine (d4T) * Delavirdine
(NFV)
* Saquinavir
* Lamivudine (3TC) * Lersivirine
(SQV)
* Amprenavir
* Didanosine (ddi) * Etravirine
(APV)
* Atazanavir
* Abacavir (ABC)
(ATV)
* Emtricitabine (FTC)
Nucleotide
Analogues (NtRTIs)
* Tenofovir (TDF)
Jenis ARV Dosis Dewasa Dosis Anak

Zidovudine (AZT) 300 mg setiap 12 jam 160 mg/m²/8 jam


Bayi: 2 mg/kg BB/6 jam

Lamivudine (3TC) 150 mg setiap 12 jam 4 mg/kgBB/12 jam


Bayi: 2 mg/kg BB/6 jam

Stavudine (d4T) < 60 kg: 30 mg setiap 12 jam < 30 kg: 1 mg/kg setiap 12 jam
> 60 kg: 40 mg setiap 12 jam

Nevirapine (NVP) 200 mg (14 hari) setiap 24 jam, 120 mg/m²/24 jam (14 hr),
ditingkatkan 200 mg setiap 12 jam ditingkatkan 120-200 mg/m²/12 jam

Evafirenz (EVP) 600 mg setiap 24 jam 10-15 kg: 200 mg setiap 24 jam
20-25 kg: 250 mg setiap 24 jam
25-30 kg: 300 mg setiap 24 jam

Lopinavir/Ritonavir 400 mg + 100 mg 7-15 kg: 12 mg/kg + 3 mg/kg


(LPV/r) (3 kapsul atau 5 ml) setiap 12 jam
setiap 12 jam 15-40 kg: 10 mg/kg + 5 mg/kg
setiap 12 jam
ZIDOVUDINE
(AZT / ZDV)

Absorbsi Distribusi Metabolisme Ekskresi


luas, termasuk cairan
serebro spinalis (69-65% liver, konjugasi
per oral
serum) dengan asam ginjal
(63%) T1/2 : rata-rata 1 jam, gluconat
T1/2 intrasel 3-7 jam.

Mekanisme
kerja
NRTI – hambat
kerja enzym
Reverse
Transcriptase
ZIDOVUDINE
DOSIS
INTERAKSI OBAT / MAKANAN
Serum level AZT meningkat bila
 Ketoksikan AZT meningkat dikombinasi dengan : probenecid,
methadone, fluconazole, valproic
bila ada gangguan fungsi
acid, lamivudine
liver Serum level phenytoin turun bila
diberikan bersama AZT
 Dosis : 200 mg setiap 8 jam
atau 300 mg setiap 12 jam
EFEK SAMPING
 Pd ibu hamil diberikan pada
 Myelosupressi :
minggu ke 14 –34 - anemia makrositik (1-4%)
- neutropenia(kelainan hematological) (2-8%)
( 100 mg, 5 kali sehari, oral.
 GI intolerance, sakit kepala, insomnia
Selama persalinan, 2 mg/Kg,
 Jarang : -thrombocytopeni, miopati,
infus dalam 1 jam). Bayinya hiperpigmentasi,
diberi dosis 2 mg/KgBB, tiap  Dosis besar : cemas, bingung, tremor
6 jam, selama 6 minggu
LAMIVUDINE
(3TC)

Absorbsi Distribusi Metabolisme Ekskresi


luas, bisa mencapai
per oral cairan serebro spinalis
(>80%) Tidak T1/2 : rata-rata 2,5 jam, liver, Ginjal
terganggu T1/2 intrasel 10,5-15.5
makanan jam.

Mekanisme
kerja
NRTI – hambat
kerja enzym
Reverse
Transcriptase
LAMIVUDINE
INTERAKSI OBAT
DOSIS
Cotrimoksazol meningkatkan
Dewasa 300 mg perhari bioavailabilitas Lamivudine
Anak 1,4 – 2 mg/kg BB Lamivudine-Zalcitabine saling
menurunkan potensi masing-
masing
Juga dikenal sebagai obat
untuk Hepatitis B dengan EFEK SAMPING
dosisi 100 mg perhari  sakit kepala,
 insomnia,
 fatigue,
 GI discomfort
ABACAVIR
(ABC)-NRTI

 Absorpsi baik, tidak dipengaruhi makanan


Bioavailability 83%
 Konsentrasi pada CSS sepertiganya plasma
 T1/2 : 1,5 jam; intra sel : 12-26 jam
 ESO : reaksi hipersensitif, kadang fatal.
ESO yang muncul pada 6 minggu pertama : lesu,
mual, muntah, diare, anorexia
ABACAVIR
INTERAKSI OBAT
DOSIS ESO saluran nafas : sesak, batuk,
faringitis. Skin rash terjadi pada
Dosis : 300 mg setiap 12 sekitar 50% penderita
jam atau 600 mg setiap 24
Lab : peningkatan serum
jam aminotranferase,
& creatine kinase

EFEK SAMPING
DIDANOSINE
(ddI)-NRTI

 Absorpsi tidak begitu baik. Bioav : 30-40%/


Buffer pada bentuk larutan atau tablet kunyah, bentuk salut enterik
dapat meningkatkan absorpsi
 Konsentrasi pada CSS hanya 20% plasma
 T1/2 eliminasi : 1,5 jam; intra sel : 20-24 jam
 Ekskresi : filtrasi glomerulus & sekresi tubular
DIDANOSINE (ddI)
 Kontra indikasi :

1. Hiper trigliserid ddI dapat menyebabkan

peminum alkohol pankreatitis

2. Phenylketonuria

3. Restriksi garam

 ESO : nyeri neuropathy, hepatitis, ulkus esofagus, cardiomyopathy, nyeri


kepala, irritable, insomnia
DIDANOSINE (ddI)
 ESO

- Serangan Gout pada penderita hiperurisemia

- Optic neuritis

 Interaksi

- Fluoroquinolone & tetracyclin, konsentrasinya

menurun bila diberikan bersama ddI

- Tenofovir, ganciclovir meningkatkan

konsentrasi ddI
DIDANOSINE (ddI)

 Interaksi
Konsentrasi ddI menurun bila diberikan bersama :
atazanavir, delavirdine, ritonavir, tipranavir &
methadone
 Dosis:
- kapsul 250-400 mg setiap 24 jam, tergantung BB
- tablet/powder 125-259 mg setiap 12 jam
tergantung BB
- sesuaikan dosis pada penderita insufisiensi ginjal
EMRICTABINE (FTC)

Absorbsi Distribusi Metabolisme Ekskresi


Penetrasi di SSP: rendah
per oral T1/2 : >24 jam
(93%) Tidak
terganggu
Dosis: 200 mg setiap 24 liver, Ginjal
jam
makanan

Interaksi
* Jangan digunakan bersama dengan
lamivudin, disulfiram dan
metronidazole
Efek samping: sakit kepala, diare,
mual, skin hyperpigmentation
Sediaan diIndonesia: kombinasi
dengan Tenofovir
TENOFOVIR - NtRTI
(TDF)

Absorbsi Distribusi Metabolisme Ekskresi

Ekskres
per oral : Tenofovir ada dalam
bentuk prodrug i : filtrasi
25%, bisa T1/2 : 17 jam;
meningkat Tenofovir disopoxil glomerul
T1/2 intra sel : fumarate us &
39% bila diit
60 jam Dan di metabolisme sekresi
mengandung
banyak lemak di liver, tubular
TENOFOVIR

Efek Samping
ginjal : gagal ginjal akut, sindrom Fanconi
GI : mual, muntah, diare, kembung
Sakit kepala, asthenia

Interaksi Obat :
Kombinasi dengan didanosine akan menurunkan
efektivitas tenofovir dan meningkatkan ketoksikan

Dosis :
Di atas umur 18 th :1 tab (245 mg) setiap 24 jam
NEVIRAPINE
Non NRTI
 Absorpsi : sangat baik, tidak dipengaruhi makanan. Bioavailabilitas :
90%
 Level pd CSS 45%-nya plasma
 Metabolisme : liver, oleh CYP 3A
 Ekskresi : lewat ginjal
 Dosis tunggal 1 tab (200 mg), saat melahirkan, diikuti 2 mg/Kg BB
pada bayinya dapat mencegah penularan HIV dari ibu ke bayi
NEVIRAPINE
ESO :
- rash terjadi pada 17% pasien (biasanya ter-
jadi pada 4-6 minggu pertama)
Peningkatan dosis bertahap pada awal terapi
(selama 14 hari), bisa mengurangi
kemungkinan timbulnya rash. Bila rash
sangat hebat, terapi harus segera dihentikan
NEVIRAPINE
 ESO :
- Ketoksikan pada liver (sekitar 4%) sering
terjadi pada :
* wanita dengan CD4 pre-terapi > 250
cell/ml
* pria dengan CD4 pre-terapi > 400 cell/ml
* penderita hepatitis B / C
 Dosis : 200 mg setiap 12 jam
NEVIRAPINE
 Interaksi :

Nevirapine adalah inducer CYP3A, akan


menyebabkan menurunnya level :

* amprenavir * saquinavir

* indinavir * efavirenz

* lopinavir * methadone
NEVIRAPINE
 Interaksi
Level nevirapine akan menurun bila dikombinasikan
obat yang bersifat inducer
terhadap CYP3A : tipranavir, rifampin, rifabutin
Level nevirapine akan meningkat bila dikombinasikan
dengan obat yang bersifat inhibitor terhadap CYP3A :
fluconazole, ketoconazol, clarithromycin
EFAVIRENZ
(EFV)

Absorbsi Distribusi Metabolisme Ekskresi


Protein binding : Efavirens dapat
per oral,
hampir 99% menginduksi
absorbsi
Level CSS : 0,3- metabolisme
Ginjal
sedang
1,2% plasma dirinya sendiri
(45%),
Peak : 3-5 jam Efaviren harus
absorbsi
pemberian per diminum saat perut
meningkat
oral kosong
dengan
Steady state : 6- Level obat
adanya
10 hari meningkat 
makanan
ketoksikan
berlemak
meningkat
EFAVIRENZ
(EFV)

Efek samping:
SSP : dizzy, drowsy,insomnia,sakit kepala, bingung,
amnesia, agitasi, delusi, depresi, mimpi buruk, euphoria.
Efek samping sentral ini bisa mencapai 50%
Kulit: rash (28%), GI : mual, muntah, diare
Lain-lain : kristaluria, peningkatan SGOT/PT, peningkatan
kolesterol
Kontra Indikasi
Efaviren tidak boleh untuk wanita hamil - teratogenik
LOPINAVIR/RITONAVIR
(LPV/r)

Absorbsi Distribusi Metabolisme

per oral & setelah makan Ditemukan di plasma


liver, di
Absorpsi Lopinavir & dan darah perifer serta
bisa menembus SSP CYP3A4 &
Ritonavir meningkat dengan
adanya makanan (bisa utk pengobatan CYP3A5
neurocognitive)
Efek Samping Obat
Ritonavir: Gangguan GI, Ekskresi
paresthesia, peningkatan serum 83% lewat
transaminase perubahan indra
pengecap, hipertrigliseridemia
feces, 10%
Liponavir : mual, muntah, diare, lewat
nyeri perut, asthenia urine
RITONAVIR
(Protease Inhibitor)
 Di Indonesia Sediaan yang ada FDC Lopinavir dan
Ritonavir.

 Ritonavir menghambat CYP3A4 – enzym metabolisme


Lopinavir, sehingga meningkatkan efektivitas lopinavir
Obat-obat yang digunakan pada
ODHA selain ARV
PROFILAKSIS COTRIMOXAZOL
TERAPI CYTOMEGALOVIRUS
1x sehari 960 mg
(24 jam sekali)
R/ Ganciclovir i.v.
Min 3 – 6 bulan 5 mg/kg BB
setiap 12 jam
selama 14-21 hari
TERAPI DIARE
R/ Cotrimoxazol 960 mg
12 jam sekali TERAPI TOKSOPLASMOSIS
R/ Pyrimethamine 25mg
setiap 8 jam
TERAPI KANDIDIASIS R/ Clindamycin 600 mg
R/ Fluconazol setiap 4 jam
R/ Leukovorin 1 mg
1x sehari 150 mg setiap 24 jam
Selama 10-14 hari
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai