Anda di halaman 1dari 11

SIKAP MASYARAKAT

YANG TRADISIONAL
SIKAP MASYARAKAT YANG TRADISIONAL

Sikap Masyarakat Ini Lebih Memihak Masa Lampau Karna Masa


Tersebut Merupakan Masa Yang Penuh Kemudahan Menurut
Beberapa Kelompok.
Tradisi Yang Berlaku Sebagai Warisan Masa Lampau, Tidak Dapat
Diubah dan harus Diliestarikan.
Hal Ini Dapat Menghambat Perubahan, Terutama Beberapa
Kelompok Yang Konservatif dan Ingin Tetap Bertahan Dalam
Kepemimpinan Masyarakat.
ALASAN MENGAPA SIKAP MASYARAKAT TRADISIONAL
DAPAT MENGHAMBAT TERJADINYA PERUBAHAN SOSIAL
 BUDAYA ADALAH :

Pertama : Masyarakat tradisional cenderung menutup adanya peluang


informasi dari luar yang bisa membawa pada perubahan sosial dan
budaya.

Kedua : Adanya pengagungan pada tradisi masa lalu. Dan menganggap


itu hal paling baik dan benar, sehingga mereka terus menjalankan tradisi
itu. Kemudian mereka mengabaikan adanya informasi dan juga kemajuan
zaman.

Ketiga : Masyarakat tradisional cenderung memegang teguh budaya


mereka. Menilai bahwa budaya itu adalah warisan leluhur yang harus
dilestarikan.

Keempat : Sempitnya wawasan dan pengetahuan baru membuat pola pikir


mereka pun menjadi sempit.
UNTUK MEMPERDALAM ATAS BERAGAM SIKAP YANG BIASANYA MUNCUL
DALAM MASYARAKAT TRADISIONAL, MAKA BERIKUT INILAH CONTOH-
CONTOHNYA. ANTARA LAIN :

1. Religius
Sikap masyarakat tradisional yang sampai saat ini masih sangat kuat yaitu kepatuhan terhadap sesuatu yang
menjadi kepercayaan atau agama. Hal pertama dan utama adalah bagaimana tiap-tiap individu patuh dan
mengikuti setiap perintah serta larangan-Nya untuk menghindari neraka dan mencapai surga.
2. Lingkaran Masyarakat yang Kecil
Masyarakat tradisional umumnya memiliki lingkaran relasi yang kecil
karena masih kurang percaya dengan orang lain ataupun kebudayaan asing,
sehingga ikatan persaudaraan dan pemikiran senasib antar lingkaran yang
kecil ini menyebabkan hubungan antar warga masyarakat terjadi dengan
cukup kuat.

3. Masyarakat homogen
Pemikiran masyarakat tradisional masih bersifat homogen, kurang mampu
menerima perbedaan. Apabila memiliki sesuatu yang berbeda, seringkali
menjadi gunjingan dan dilihat sebagai sesuatu yang ‘aneh’. Pemikiran ini
biasanya datang dari silsilah keturunan, tradisi, atau kebiasaan sehari-hari.
4. NORMA MENGIKAT
PADA MASYARAKAT TRADISIONAL, TIDAK BANYAK
ATURAN-ATURAN TERTULIS YANG DIJADIKAN
PEDOMAN BERKEHIDUPAN. ATURAN YANG HIDUP DAN
BERKEMBANG PADA MASYARAKAT TRADISIONAL
ADALAH NORMA-NORMA SOSIAL KEMANUSIAAN YANG
SIFATNYA TIDAK TERSURAT DAN SANGAT MENGIKAT.
SANKSI YANG DIBERIKANPUN BIASANYA AKAN BERUPA
SANKSI SOSIAL MULAI DARI DIKUCILKAN DARI
PERGAULAN SAMPAI DIASINGKAN DARI MASYARAKAT.
5. Bersikap Tertutup
Masyarakat tradisional adalah masyarakat yang memiliki sikap
tertutup terhadap hal-hal yang dianggap di luar kebiasaan.
Masyarakat tradisional juga cenderung memiliki sikap curiga pada
hal-hal yang menyangkut kebudayaan asing.

6. Kehidupan Sosial Statis


Pemikiran masyarakat tradisional yang cenderung tertutup dalam
lingkungan sosial yang tercipta, sehingga membuat kehidupan sosial
masyarakat ini bergerak begitu statis, atau dalam hal ini bergerak
sangat lambat untuk maju dalam berbagai sendi kehidupan.
7. Hubungan Kuat dengan Alam
Masyarakat tradisional cenderung memiliki perasaan
emosional dengan alam tempat asal usul (kelahirannya)
sangat kuat, dan alam dipandang sebagai sesuatu yang
dahsyat dan tak terelakan sehingga manusia harus tunduk
kepadanya.
8. Percaya pada Mitos dan Takhayul
Sikap masyarakat tradisional yang masih memiliki kepercayaan
kuat akan mitos dan takhayul terlihat jelas pada masyarakat
Indonesia yang masih sering mengandalkan ‘orang pintar’ dalam
hal-hal medis, ekonomi, bahkan sampai urusan asmara.
9. Puas dan Merasa Cukup
Mobilitas sosial yang terjadi di dalam lingkungan masyarakat tradisional
relatif rendah karena mereka sudah puas dan merasa cukup pada sesuatu
yang telah dimiliki saat itu. Selama persediaan masih ada untuk hari ini,
maka mereka telah puas dan merasa cukup.

10. Pembinaan Moral


Pembinaan moral yang dilakukan oleh masyarakat tradisional termasuk
sangat serius, sampai pada titik yang seringkali tidak memedulikan Hak
Asasi Manusia karena dianggap telah melakukan tindakan atau prilaku
amoral. Pembinaan moral inipun dilakukan dengan membentuk
kepribadian melalui keteladanan.
HASIL PRESENTASI
KELOMPOK
DISUSUN OLEH :

 Anasthasya Simanullang
 Lolita R. Purba
 Rahel Purba
 Roni R. Purba
 Philips Purba
 Kevin Silaban

Anda mungkin juga menyukai