Anda di halaman 1dari 12

Hukum Bisnis

Pengertian Rahasia Bank


Nama Anggota Kelompok 6

~Tri Utami (202110005)


~ Fadilah Rifa Fauziyah (202110029)
~Fransiska Aprilian Akur (202110071)
~Yulianus Fernandi Geong (202110110)
~Arman Kurniawan (202110126)
Pengertian Rahasia Bank :
Segala sesuatu yang berhubungan dengan keterangan Mengenai nasabah
merahasiakan segala data nasabah penyimpan dan simpanannya serta
merahasiakan mengenai simpanan investor dan investasinya. Cakupan
Rahasia Bank juga Meliputi, Deposito, giro, tabungan, sertifikat, atau dana
yang dipercayakan berdasarkan akad mudharabah sesuai prinsip syariah
Rahasia Bank Yang Bersifat Mutlak Dan
Relatif
• ~ Bersifat Mutlak
Bank berkewajiban menyimpan rahasia nasabah yang diketahui oleh
bank karena kegiatan usahanya dalam keadaan apapun, atau keadaan
luar biasa
~ Bersifat Nisbi atau Relatif
Bank diproleh membuka rahasia nasabahnya bila untuk nasabahnya
sendiri untuk suatu kepentingan mendesak, seperti kepentingan negara
Kondisi yang Diperbolehkan Mengakses Rahasia
Bank

Kondisi yang Diperbolehkan Mengakses Rahasia Bank Rahasia bank tidak secara
mutlak tertutup sehingga tidak ada pihak yang dikecualikan untuk mengetahui
data dan informasi dari pihak tertentu. Pengecualian terhadap rahasia bank,
sehingga rahasia bank dapat diketahui oleh pihak-pihak tertentu diatur dalam
Pasal 40 ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan.
Pembukaan rahasia bank hanya dapat dilakukan dalam keadaan tertentu. Keadaan
tertentu dimana bank dimungkinkan untuk memberikan data dan informasi terkait
nasabah tersebut antara lain diperuntukkan untuk pengecualian rahasia bank
seperti berikut :
7 Pengecualian Rahasia Bank
• A.) Untuk Kepentingan perpajakan • C.) Dalam perkara perdata bank
yang diberikan kepada pejabat dengan nasabah dapat diberikan
berdasarkan perintah pimpinan Bank tanpa memproleh izin pimpinan
atas permintaan menteri keuangan bank Indonesia (pasal 43)
(PASAL 41)
• D.) Atas Permintaan ahli waris
• B.) Untuk kepentingan peradilan
yang sah dari nasabah penyimpan
dalam perkara pidana dapat diberikan
kepada polisi,jaksa, atas izin dana yang telah meninggal dunia.
pimpinan bank Indonesia (pasal 42) (Pasal 44 Ayat 2 )
Pengecualian Rahasia Bank
• E.) Untuk penyelesaian piutang bank • F.) Dalam rangka tukar menukar
yang sudah diserahkan informasi diantara bank kepada bank lain
kepadaBadanUrusan Piutang dan dapatdiberikan pengecualian tanpa
Lelang Negara(BUPLN)/Panitia harusmemperoleh izin dari Pimpinan
Urusan PiutangNegara dapat diberikan BankIndonesia(pasal 44)
pengecualian kepada PejabatBadan • G.) Atas persetujuan,permintaan atau
Urusan Piutangdan Lelang kuasa dari nasabah penyimpan
Negara/PUPN atas izinPimpinan Bank secaratertulis dapat diberikan pengeualian
Indonesia(pasal 41 A) tanpa harus memperoleh izin
PimpinanBankIndonesia(pasal 44a ayat 1)
Pihak Pihak Yang Berkewajiban
Memegang Rahasia Bank

Menurut Pasal 47 Ayat (2) Undang-Undang No.10 Tahun 1998 yang


berkewajiban memegang rahasia bank ialah :
• ~ Anggota Dewan Komisaris Bank
• ~ Anggota Direksi Bank
• ~ Pegawai Bank
• ~ Pihak terafiliasi lainnya dari Bank.
Rahasia Bank Dalam Perkara Pidana
Dasar hukum dari ketentuan rahasia bank di Indonesia mula-mula ialah Undang-
Undang No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan tetapi kemudian telah diubah dengan
Undang-Undang No. 10 Tahun 1998.
Pasal 42 ayat (1) Dan Ayat (2) Undang-Undang No.10 Tahun 1998 Yaitu
Bahwa untuk kepentingan peradilan dalam perkara pidana, hakim melalui ketua
mahkamah agung harus memproleh izin terlebih dahulu dari pimpinan bank Indonesia.
Dapat memproleh keterangan dari bank tentang keadaan keuangan terdakwa yang
menjadi nasabah bank itu. Serta memeriksa suatu perkara, bukan perkara perdata tetapi
juga pidana dan mendapatkan izin dari pimpinan bank Indonesia.
Adapun kewajiban merahasiakan yang disebut duty of
confindence terdiri dari dua bagian, yaitu:

(a). kewajiban untuk tidak memberikan informasi tentang nasabahnya


kepada pihak ketiga, dan
(b). kewajiban untuk tidak menggunakan informasi rahasia yang diperoleh
dari nasabahnya untuk kepentingannya.
Hal demikian dimaksudkan untuk menghindarkan adanya conflict of
interest bagi bank.
Karena untuk dapat memperoleh keterangan dari bank tentang keadaan
keuangan terdakwa yang menjadi nasabah bank itu. Menurut saya, hakim
dalam menjalankan tugasnya memeriksa suatu perkara, bukan saja perkara
perdata tetapi juga perkara pidana, tidak seyogianya perlu mendapat izin
terlebih dahulu dari Pimpinan Bank Indonesia
Sekian Dan TerimaKasih
Silahkan Bertanya?

Anda mungkin juga menyukai