Anda di halaman 1dari 22

MODEL PEMBELAJARAN CTL

contekstual theaching and learning

Eusebiana Wemaf ( 202031012 )


Putri Ngilmy ( 202031018 )
Shara V Ubra ( 202031020 )
Rio V Latuihamallo ( 202031022 )
M Ramdani Kilkoda ( 2020310
ES
KY TUN
FUN
Model Pembelajaran CTL

 Pengertian Model Pembelajaran Kontekstual


Kata model mempunyai pengertian yang beragam
sesuai dengan bidang ilmu atau pengetahuan yang
mengadopsinya. Model adalah pola (contoh, acuan,
ragam) dari sesuatu yang akan dihasilkan.Model
pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang Kata kontekstual (contextual)
digunakan sebagai pedoman dalam melakukan berasal dari kata context yang
pembelajaran. berarti ”hubungan, konteks,
suasana dan keadaan (konteks).

pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan


untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi
serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun
sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan
mendukung terjadinya proses belajar siswa. 

Jens Martensson 2
 Pembelajaran contekstual theaching and learning (CTL)
adalah salah satu pendekatan pembelajaran yang dianjurkan
dalam penerapan kurukulum tingkat satuan pendidikan,
maka pembelajaran tersebut perlu dikembangkan. 

 Pembelajaran kontekstual (Contextual theaching


learning) yaitu pembelajaran yang membantu guru dalam
mengkaitkan antara materi yang diajarkn dengan situasi
dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dengan
kehidupan mereka sehari- hari.

Jens Martensson 3
 Pembelajaran kontektual (contextual theaching
learnig) merupakan model pembelajaran yang
memungkinkan dimana siswa dapat menggunakan
pemahaman dan kemampuan akademiknya dalam
banyak konteks di dalam dan di luar sekolah untuk
memecahkan masalah yang bersifat simulatif
maupun nyata, baik secara individu maupun
bersama-sama. 
 Pembelajaran ini lebih banyak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk melakukan,
mencoba, dan mengalami sendiri (learning to do),
siswa tidak sekedar pendengar pasif.
 Pembelajaran inimengutamakan pada pengetahuan
dan pengalaman nyata (real word learning), berfikir
tingkat tinggi, berpusat pada siswa, siswa aktif,
kritis, kreatif, memecahkan masalah, siswa belajar
menyenangkan, mengasikkan, tidak membosankan,
(joyfull and quantum learning) dan menggunakan
berbagai sumber belajar. 

Jens Martensson 4
Karakteristik Pembelajaran Kontekstual 
(Contextual theaching learning)

Beberapa item yang menjadi karakteristik pembelajaran kontekstual adalah
sebagai berikut :

1. Melaksanakan komonikasi yang 5. Berpikir kritis dan kreatif (critical


komonikatif (making meaningfull and creative thinking).
conection) 6. Mengasuh atau memelihara pribadi
2. Melakukan aktivitas-aktivitas yang siswa (nurturing the individual).
signifikan (doing significan work). 7. Mencapai standar yang tinggi
3. Belajar dengan pengaturan sendiri (self- (reaching highsstandard).
regulated learning).
8. Dengan penilaian autentik (using
4. Berkerjasama (colaborating). autentic assessment).

Jens Martensson 5
Komponen Pembelajaran Kontekstual (Contextual Theaching
Learning)
Komponen utama model pembelajaran kontekstual(Contextual Theaching Learning) adalah
sebagai berikut:
1. Konstruktivisme (constructivim)
2. Menemukan (Inquiry)
3. Bertanya (question)
4. Masyarakat belajar (learning commonity)
5. Pemodelan (modeling)
6. Refleksi (reflektion )
7. Penilaian Otentik (authentic assessment)

Jens Martensson 6
Prinsip-Prinsip Dasar Pembelajaran Kontekstual

• Menurut ditjen dikdasmen depdiknas 2002 menjelaskan bahwa Kurikulum dan pembelajaran
kontektual harus didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut :

 Ketergantungan (keterkaitan), Dengan pembelajaran Contextual Theaching


relevansi (relation). Learning, pendidik telah melaksanakan tiga
prinsip ilmiah modern yang menunjang dan
 Pengalaman langsung (experiencing). mengatur segala sesuatu di alam smesta yakni:

 Aplikasi (aplying).  Prinsip saling ketergantungan

 Transwerring.  Prinsip deferensiasi

 Koopertatif (cooperating).  Prinsip Pengaturan diri

Jens Martensson 7
Langkah-langkah Pembelajaran Kontekstual (Contextual
theaching learning)
Kegiatan Dan Strategi Pembelajaran
Langkah-langkah pembelajaran Contextual Theaching
Kegiatan dan strategi pembeajaran kontekstual Learning adalah sebagai berikut:
(Contextual theaching learning) berupa  Pengembangan pikiran bahwa siswa bisa belajar lebih
kombinasi dari kegiatan kegiatan berikut ini : berkualitas dengan cara bekerja sendiri, menemukan
sendiri, dan mengkonstruksi sendiri, pengetahuan dan
 Pembelajaran otentik (authentic instruktion) ketramilan barunya.
 Pembelajaran berbasis inquiri (inquiry  Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiri untuk
basad learning) semua topik.
 Pembelajaran berbasis masalah (problem  Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya
based learning),  Menciptakan masyarakat belajar.
 Pembelajaran layanan (serve learning),  Menghadirkan model sebagai contoh belajar.
 Melakukan refleksi diakhir pertemuan
 Melakukan penialain yang sebenarnya dengan berbagai
cara   

Jens Martensson 8
Perbedaan Pembelajaran Kontekstual dengan Pembelajaran
Konvensional

Pada pembelajaran  konvensional, menyandarkan pada hafalan, pemilihan


informasi lebih banyak ditentukan oleh guru, siswa pasif menerima informasi dari
guru, pembelajaran bersifat abstrak (teoritis), memberi tumpukan informasi pada
siswa, terfokus pada satu bidang, waktu belajar siswa dihabiskan untuk
mengerjakan (buku tugas,mendengar ceramah dan mengisi Latihan/kerja
individual

Pada pembelajaran kontektual (Contextual Theaching Learning), menyandarkan pada pemahaman makna, pemilihan
informasi berdasarkan kebutuhan siswa, siswa terlibat secara aktif dalam prosesi pembelajaran, pembelajaran dikaitkan
pada kehidupan nyata siswa, selalu mengkaitkan informasi dengan pengetahuan siswa, cenderung mengintegrasikan
beberapa bidang, waktu belajar siswa digunakan untuk belajar (menemukan-menggali-berdiskusi-dan berfikir kritis atau
mengerjakan proyek dan pepecahan masalah melalui kerja kelompok), perilaku dibangun atas kesadaran’ ketrampilan
dikembangkan atas dasar pemahaman.

Jens Martensson 9
Video slide
Kelebihan Dan Kelemahan Pembelajaran Kontekstual (Contextual Theaching Learning)

 kelebihan model pembelajaran(Contextual Theaching Learning) adalah siswa lebih aktif


dalam kegiatan pembelajaran dan pengetahuan siswa berkembang sesuai dengan pengalaman
yang dialaminya.

 kelemahan model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) adalah guru harus


dapat mengelola pembelajaran dengan sebaik-baiknya agar tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan dapat tecapai dengan maksimal.

,

Jens Martensson 10
Large image slide
Metode Pembelajaran Discovery Learning

 Definisi Metode Pembelajaran

Metode sendiri secara bahasa adalah “cara”, sedangkan secara


istilahnya adalah suatu cara atau prosedur yang dipakai atau
digunakan untuk mencapai tujuan tertentu.
Sedangkan pembelajaran itu sendiri berarti segala upaya yang
dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri
peserta didik.
Jadi metode pembelajaran adalah cara – cara menyajikan materi
pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses
belajar pada diri peserta didik dalam mencapai tujuan tertentu.

FUNK
Y TUN
ES

Jens Martensson 11
Faktor - faktor yang mempengaruhi metode pembelajaran

Menurut Winarno Surakhmad dalam Djamarah (2002:89) pemilihan dan


penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor, sebagai berikut:

 Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar-


mengajar.
 Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya
sama dari hari ke hari.
 Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan
metode pembelajaran. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang
belajar anak didik di sekolah
 Latar pendidikan guru diakui mempengaruhi kompetensi. Kurangnya
penguasaan terhadap berbagai jenis metode menjadi kendala dalam
memilih dan menentukan metode.

Jens Martensson 12
Syarat-syarat metode pembelajaran
Menurut Ahmadi dalam (Asih, 2007:20) syarat-syarat yang e. Metode mengajar harus dapat mendidik
harus diperhatikan dalam penggunaan metode mengajar adalah:
murid dalam teknik belajar sendiri dan cara
memperoleh pengetahuan melalui usaha
a. Metode mengajar harus dapat mermbangkitkan motif, minat pribadi.
atau gairah belajar siswa
f. Metode mengajar harus dapat meniadakan
b. Metode mengajar harus dapat menjamin perkembangan
penyajian yang bersifat verbalitas dan
kegiatan kepribadian siswa. menggantinya dengan pengalaman atau
c. Metode mengajar harus dapat memberikan kesempatan bagi situasi yng nyata dn bertujuan.
siswa untuk mewujudkan hasil karya.
g. Metode mengajar harus dapat menanamkan
d. Metode mengajar harus dapat merangsang keinginan siswa dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap-
untuk belajar lebih lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi sikap utama yang diharapkan dalam
kebiasaan cara bekerja yang baik dalam
(pembaharuan).
kehidupan sehari-hari.

Jens Martensson 13
 Definisi Discovery ( Penemuan )
Metode pembelajaran discovery (penemuan) adalah metode mengajar yang mengatur
pengajaran sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum
diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan, sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri.

 Metode discovery diartikan sebagai prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran


perseorang, memanipulasi objek sebelum sampai pada generalisasi. Sedangkan Bruner
menyatakan bahwa anak harus berperan aktif didalam belajar. Lebih lanjut dinyatakan,
aktivitas itu perlu dilaksanakan melalui suatu cara yang disebut discovery.

 pembelajaran discovery ialah suatu pembelajaran yang melibatkan


siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan
berdiskusi, membaca sendiri dan mencoba sendiri, agar anak dapat
belajar sendiri.

Jens Martensson 14
Tiga ciri utama belajar menemukan yaitu:

1) mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk


menciptakan, menggabungkan dan menggeneralisasi
pengetahuan;
2) berpusat pada siswa;
3) kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan
pengetahuan yang sudah ada.

Jens Martensson 15
Langkah-langkah pembelajaran discovery adalah sebagai berikut:

a. identifikasi kebutuhan siswa;


b. seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian konsep dan generalisasi pengetahuan;
c. seleksi bahan, problema/ tugas-tugas;
d. membantu dan memperjelas tugas/ problema yang dihadapi siswa serta peranan masing-masing siswa;
e. mempersiapkan kelas dan alat-alat yang diperlukan;
f. mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan;
g. memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan;
h. membantu siswa dengan informasi/ data jika diperlukan oleh siswa;
i. memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi masalah;
j. merangsang terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa;
k. membantu siswa merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuannya.

Jens Martensson 16
Langkah-Langkah Pelaksanaan Model Pembelajaran Discovery Learning
1. Langkah Persiapan
Langkah persiapan model pembelajaran penemuan (discovery learning) adalah sebagai berikut:
a. Menentukan tujuan pembelajaran
b. Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat, gaya belajar, dan sebagainya)
c. Memilih materi pelajaran.
d. Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif (dari contoh-contoh generalisasi)
e. Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari
siswa
f. Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang konkret ke abstrak, atau dari tahap
enaktif, ikonik sampai ke simbolik
g. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa

Jens Martensson 17
2. Pelaksanaan
a. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
b. Problem statement (pernyataan/identifikasi
masalah)
c. Data collection (Pengumpulan Data)
d. Data Processing (Pengolahan Data)
e. Verification (Pembuktian)
f. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)

Jens Martensson 18
 Implementasinya
 Penilaian Pada Model Pembelajaran
Penemuan (Discovery Learning)  Metode pembelajaran discovery merupakan suatu
metode pengajaran yang menitikberatkan pada
Dalam Model Pembelajaran Discovery Learning, aktifitas siswa dalam belajar. Dalam
penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan mengaplikasikan metode Discovery Learning
tes maupun non tes.Penilaian yang digunakan guru berperan sebagai pembimbing dengan
dapat berupa penilaian kognitif, proses, sikap, memberikan kesempatan kepada siswa untuk
atau penilaian hasil kerja siswa. Jika bentuk belajar secara aktif, sebagaimana pendapat guru
penialainnya berupa penilaian kognitif, maka harus dapat membimbing dan mengarahkan
kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan.
dalam model pembelajaran discovery learning
dapat menggunakan tes tertulis. Jika bentuk Bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, tetapi
penilaiannya menggunakan penilaian proses, siswa dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan
sikap, atau penilaian hasil kerja siswa maka menghimpun informasi, membandingkan,
pelaksanaan penilaian dapat dilakukan dengan mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan,
pengamatan. mereorganisasikan bahan serta membuat
kesimpulan-kesimpulan.

Jens Martensson 19
Kelebihan dan kelemahan Model Pembelajaran Discovery
Learnig

Kelebihan Model Pembelajaran Penemuan :


 Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan dan
proses-proses kognitif.
 Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan akalnya
dan motivasi sendiri
 Metode ini dapat membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh
kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya.
 Mendorong siswa berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri;
 Mendorong siswa berfikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri;
 Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.
 Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar;

Jens Martensson 20
Kelemahan Model Pembelajaran Penemuan :
 Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak,
karena membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka
menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya.

 Harapan-harapan yang terkandung dalam metode ini dapat buyar


berhadapan dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara-
cara belajar yang lama.

Jens Martensson 21
IN
BOFF

Sekian dan Terimakasih

ES
KY TUN
FUN

Anda mungkin juga menyukai