Jens Martensson 2
Pembelajaran contekstual theaching and learning (CTL)
adalah salah satu pendekatan pembelajaran yang dianjurkan
dalam penerapan kurukulum tingkat satuan pendidikan,
maka pembelajaran tersebut perlu dikembangkan.
Jens Martensson 3
Pembelajaran kontektual (contextual theaching
learnig) merupakan model pembelajaran yang
memungkinkan dimana siswa dapat menggunakan
pemahaman dan kemampuan akademiknya dalam
banyak konteks di dalam dan di luar sekolah untuk
memecahkan masalah yang bersifat simulatif
maupun nyata, baik secara individu maupun
bersama-sama.
Pembelajaran ini lebih banyak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk melakukan,
mencoba, dan mengalami sendiri (learning to do),
siswa tidak sekedar pendengar pasif.
Pembelajaran inimengutamakan pada pengetahuan
dan pengalaman nyata (real word learning), berfikir
tingkat tinggi, berpusat pada siswa, siswa aktif,
kritis, kreatif, memecahkan masalah, siswa belajar
menyenangkan, mengasikkan, tidak membosankan,
(joyfull and quantum learning) dan menggunakan
berbagai sumber belajar.
Jens Martensson 4
Karakteristik Pembelajaran Kontekstual
(Contextual theaching learning)
Beberapa item yang menjadi karakteristik pembelajaran kontekstual adalah
sebagai berikut :
Jens Martensson 5
Komponen Pembelajaran Kontekstual (Contextual Theaching
Learning)
Komponen utama model pembelajaran kontekstual(Contextual Theaching Learning) adalah
sebagai berikut:
1. Konstruktivisme (constructivim)
2. Menemukan (Inquiry)
3. Bertanya (question)
4. Masyarakat belajar (learning commonity)
5. Pemodelan (modeling)
6. Refleksi (reflektion )
7. Penilaian Otentik (authentic assessment)
Jens Martensson 6
Prinsip-Prinsip Dasar Pembelajaran Kontekstual
• Menurut ditjen dikdasmen depdiknas 2002 menjelaskan bahwa Kurikulum dan pembelajaran
kontektual harus didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut :
Jens Martensson 7
Langkah-langkah Pembelajaran Kontekstual (Contextual
theaching learning)
Kegiatan Dan Strategi Pembelajaran
Langkah-langkah pembelajaran Contextual Theaching
Kegiatan dan strategi pembeajaran kontekstual Learning adalah sebagai berikut:
(Contextual theaching learning) berupa Pengembangan pikiran bahwa siswa bisa belajar lebih
kombinasi dari kegiatan kegiatan berikut ini : berkualitas dengan cara bekerja sendiri, menemukan
sendiri, dan mengkonstruksi sendiri, pengetahuan dan
Pembelajaran otentik (authentic instruktion) ketramilan barunya.
Pembelajaran berbasis inquiri (inquiry Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiri untuk
basad learning) semua topik.
Pembelajaran berbasis masalah (problem Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya
based learning), Menciptakan masyarakat belajar.
Pembelajaran layanan (serve learning), Menghadirkan model sebagai contoh belajar.
Melakukan refleksi diakhir pertemuan
Melakukan penialain yang sebenarnya dengan berbagai
cara
Jens Martensson 8
Perbedaan Pembelajaran Kontekstual dengan Pembelajaran
Konvensional
Pada pembelajaran kontektual (Contextual Theaching Learning), menyandarkan pada pemahaman makna, pemilihan
informasi berdasarkan kebutuhan siswa, siswa terlibat secara aktif dalam prosesi pembelajaran, pembelajaran dikaitkan
pada kehidupan nyata siswa, selalu mengkaitkan informasi dengan pengetahuan siswa, cenderung mengintegrasikan
beberapa bidang, waktu belajar siswa digunakan untuk belajar (menemukan-menggali-berdiskusi-dan berfikir kritis atau
mengerjakan proyek dan pepecahan masalah melalui kerja kelompok), perilaku dibangun atas kesadaran’ ketrampilan
dikembangkan atas dasar pemahaman.
Jens Martensson 9
Video slide
Kelebihan Dan Kelemahan Pembelajaran Kontekstual (Contextual Theaching Learning)
,
Jens Martensson 10
Large image slide
Metode Pembelajaran Discovery Learning
FUNK
Y TUN
ES
Jens Martensson 11
Faktor - faktor yang mempengaruhi metode pembelajaran
Jens Martensson 12
Syarat-syarat metode pembelajaran
Menurut Ahmadi dalam (Asih, 2007:20) syarat-syarat yang e. Metode mengajar harus dapat mendidik
harus diperhatikan dalam penggunaan metode mengajar adalah:
murid dalam teknik belajar sendiri dan cara
memperoleh pengetahuan melalui usaha
a. Metode mengajar harus dapat mermbangkitkan motif, minat pribadi.
atau gairah belajar siswa
f. Metode mengajar harus dapat meniadakan
b. Metode mengajar harus dapat menjamin perkembangan
penyajian yang bersifat verbalitas dan
kegiatan kepribadian siswa. menggantinya dengan pengalaman atau
c. Metode mengajar harus dapat memberikan kesempatan bagi situasi yng nyata dn bertujuan.
siswa untuk mewujudkan hasil karya.
g. Metode mengajar harus dapat menanamkan
d. Metode mengajar harus dapat merangsang keinginan siswa dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap-
untuk belajar lebih lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi sikap utama yang diharapkan dalam
kebiasaan cara bekerja yang baik dalam
(pembaharuan).
kehidupan sehari-hari.
Jens Martensson 13
Definisi Discovery ( Penemuan )
Metode pembelajaran discovery (penemuan) adalah metode mengajar yang mengatur
pengajaran sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum
diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan, sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri.
Jens Martensson 14
Tiga ciri utama belajar menemukan yaitu:
Jens Martensson 15
Langkah-langkah pembelajaran discovery adalah sebagai berikut:
Jens Martensson 16
Langkah-Langkah Pelaksanaan Model Pembelajaran Discovery Learning
1. Langkah Persiapan
Langkah persiapan model pembelajaran penemuan (discovery learning) adalah sebagai berikut:
a. Menentukan tujuan pembelajaran
b. Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat, gaya belajar, dan sebagainya)
c. Memilih materi pelajaran.
d. Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif (dari contoh-contoh generalisasi)
e. Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari
siswa
f. Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang konkret ke abstrak, atau dari tahap
enaktif, ikonik sampai ke simbolik
g. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa
Jens Martensson 17
2. Pelaksanaan
a. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
b. Problem statement (pernyataan/identifikasi
masalah)
c. Data collection (Pengumpulan Data)
d. Data Processing (Pengolahan Data)
e. Verification (Pembuktian)
f. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)
Jens Martensson 18
Implementasinya
Penilaian Pada Model Pembelajaran
Penemuan (Discovery Learning) Metode pembelajaran discovery merupakan suatu
metode pengajaran yang menitikberatkan pada
Dalam Model Pembelajaran Discovery Learning, aktifitas siswa dalam belajar. Dalam
penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan mengaplikasikan metode Discovery Learning
tes maupun non tes.Penilaian yang digunakan guru berperan sebagai pembimbing dengan
dapat berupa penilaian kognitif, proses, sikap, memberikan kesempatan kepada siswa untuk
atau penilaian hasil kerja siswa. Jika bentuk belajar secara aktif, sebagaimana pendapat guru
penialainnya berupa penilaian kognitif, maka harus dapat membimbing dan mengarahkan
kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan.
dalam model pembelajaran discovery learning
dapat menggunakan tes tertulis. Jika bentuk Bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, tetapi
penilaiannya menggunakan penilaian proses, siswa dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan
sikap, atau penilaian hasil kerja siswa maka menghimpun informasi, membandingkan,
pelaksanaan penilaian dapat dilakukan dengan mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan,
pengamatan. mereorganisasikan bahan serta membuat
kesimpulan-kesimpulan.
Jens Martensson 19
Kelebihan dan kelemahan Model Pembelajaran Discovery
Learnig
Jens Martensson 20
Kelemahan Model Pembelajaran Penemuan :
Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak,
karena membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka
menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya.
Jens Martensson 21
IN
BOFF
ES
KY TUN
FUN