Anda di halaman 1dari 20

PENATAUSAHAAN

BARANG MILIK DAERAH


DALAM PERSPEKTIF KEUANGAN NEGARA/DAERAH
DAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

Q4: When & How


KIB D – E – F & Pelepasan Aset
N. AKUNTANSI JALAN,
IRIGASI DAN JARINGAN Sesuai dengan
kebutuhan
entitas, aset tetap
Termasuk dalam ini dapat
klasifikasi jalan, diklasifikasikan
irigasi, dan lebih lanjut
jaringan adalah menjadi
Jalan, irigasi, dan Jalan, irigasi, dan
jalan raya, Tanah yang misalnya jalan,
jaringan selain jaringan ini tidak
jembatan, diperoleh untuk jembatan, waduk,
digunakan dalam mencakup tanah
bangunan air, keperluan saluran irigasi,
kegiatan yang diperoleh
instalasi air dimaksud instalasi
pemerintah juga untuk
bersih, instalasi dimasukkan distribusi air,
dimanfaatkan pembangunan
pembangkit dalam kelompok instalasi
oleh masyarakat jalan, irigasi dan
listrik, jaringan Tanah. pembangkit
umum. jaringan.
air minum, listrik, instalasi
jaringan listrik, distribusi listrik,
dan jaringan saluran transmisi
telepon. gas, instalasi
distribusi gas,
jaringan telepon,
dan sebagainya.
Jalan, irigasi, dan jaringan
diakui pada saat jalan, irigasi, Pengakuan suatu aset tetap
dan jaringan telah diterima harus memperhatikan
atau diserahkan hak kebijakan pemerintah
kepemilikannya dan/atau mengenai ketentuan nilai
pada saat penguasaannya satuan minimum kapitalisasi
berpindah serta telah siap aset tetap.
dipakai.

PENGAKUAN
JALAN, IRIGASI
DAN JARINGAN
Namun, untuk aset tetap
Jalan, Irigasi, dan Jaringan berupa Jalan, Irigasi, dan
disajikan berdasarkan biaya Jaringan, berapapun nilai
perolehan dikurangi dengan perolehannya seluruhnya
akumulasi penyusutan. dikapitalisasi sebagai nilai
Jalan, Irigasi, dan Jaringan.
PEROLEHAN JALAN, IRIGASI, DAN JARINGAN
Perolehan jalan, irigasi,
Perolehan jalan, irigasi,
dan jaringan melalui Dalam rangka penyajian
dan jaringan pada
pembangunan diakui dalam Laporan Realisasi
umumnya dengan
sebagai penambah nilai Anggaran, perolehan
pembangunan baik
jalan, irigasi, dan jalan, irigasi, dan
membangun sendiri
jaringan, dan jaringan melalui
(swakelola) maupun
mengurangi Kas Umum pembangunan diakui
melalui kontrak
Negara/Daerah pada sebagai belanja modal.
konstruksi.
neraca.

Jalan, Irigasi dan


Jaringan yang diperoleh
dari sumbangan (donasi)
dicatat sebesar nilai
wajar pada saat
perolehan.
Biaya perolehan untuk jalan,
Irigasi dan Jaringan yang dibangun
Biaya perolehan jalan, irigasi, secara swakelola meliputi biaya
dan jaringan menggambarkan langsung dan tidak langsung, yang
seluruh biaya yang terdiri dari biaya bahan baku,
dikeluarkan dan yang masih tenaga kerja, sewa peralatan, biaya
harus dikeluarkan untuk perencanaan dan pengawasan,
memperoleh jalan, irigasi, dan biaya perizinan, biaya
jaringan sampai siap pakai. pengosongan, pajak dan
pembongkaran.

PEROLEHAN
JALAN, IRIGASI,
DAN JARINGAN
Biaya perolehan untuk jalan,
Biaya ini meliputi biaya irigasi dan jaringan yang
perolehan atau biaya diperoleh melalui kontrak
konstruksi dan biaya-biaya meliputi biaya perencanaan dan
lain yang dikeluarkan pengawasan, biaya perizinan, jasa
sampai jalan, irigasi dan konsultan, biaya pengosongan,
jaringan tersebut siap pakai. pajak, kontrak konstruksi, dan
pembongkaran.
O. AKUNTANSI ASET TETAP
Aset Tetap Lainnya LAINNYA
mencakup aset tetap
yang tidak dapat
dikelompokkan ke
dalam kelompok Aset
Tetap Tanah, Aset
Tetap Peralatan dan
Mesin, Aset Tetap Aset yang termasuk
Gedung dan dalam klasifikasi Aset Termasuk dalam
Bangunan, Aset Tetap Lainnya adalah kategori Aset Tetap
Tetap Jalan, Irigasi koleksi Lainnya adalah Aset
dan Jaringan, yang perpustakaan /buku Tetap-Renovasi, yaitu
diperoleh dan dan non buku, biaya renovasi atas
dimanfaatkan untuk barang bercorak aset tetap yang
kegiatan operasional kesenian/ bukan miliknya, dan
pemerintah dan kebudayaan/ biaya partisi suatu
dalam kondisi siap olahraga, hewan, ruangan kantor yang
dipakai. ikan, dan tanaman. bukan miliknya.
PENGAKUAN ASET TETAP LAINNYA
Sebagai contoh,
pada pemerintah
Aset Tetap Lainnya
Pusat, kebijakan
berupa hewan,
Aset Tetap Lainnya nilai satuan
tanaman, buku
diakui pada saat Pengakuan Aset minimum
perpustakaan tidak
Aset Tetap Lainnya Tetap Lainnya harus kapitalisasi adalah:
Aset tetap disajikan dilakukan
telah diterima atau memperhatikan Aset Tetap Lainnya
berdasarkan biaya penyusutan secara
diserahkan hak kebijakan berupa koleksi
perolehan aset tetap periodik, melainkan
kepemilikannya pemerintah tentang perpustakaan/buku
tersebut dikurangi diterapkan
dan/atau pada saat ketentuan nilai dan barang bercorak
akumulasi penghapusan pada
penguasaannya satuan minimum kesenian/
penyusutan. saat aset tetap
berpindah serta telah kapitalisasi aset kebudayaan tidak
lainnya tersebut
siap dipakai oleh tetap. ada nilai satuan
sudah tidak dapat
entitas. minimum sehingga
digunakan atau
berapa pun nilai
mati.
perolehannya
dikapitalisasi.
PENGAKUAN ASET TETAP LAINNYA
Khusus mengenai pengakuan biaya
renovasi atas aset tetap yang bukan milik
dapat mengacu pada Buletin Teknis
Nomor 04 tentang Penyajian dan
Pengungkapan Belanja Pemerintah
sebagai berikut:

1. Apabila renovasi aset tetap tersebut 2. Apabila manfaat ekonomi renovasi 3. Apabila jumlah nilai moneter biaya
meningkatkan manfaat ekonomi dan tersebut lebih dari satu tahun buku, dan renovasi tersebut material, dan
sosial aset tetap misalnya perubahan memenuhi butir 1 di atas, biaya renovasi memenuhi syarat butir 1 dan 2 di atas,
fungsi gedung dari gudang menjadi dikapitalisasi sebagai Aset Tetap- maka pengeluaran tersebut dikapitalisasi
ruangan kerja dan kapasitasnya naik, Renovasi, sedangkan apabila manfaat sebagai Aset Tetap–Renovasi. Apabila
maka renovasi tersebut dikapitalisasi ekonomik renovasi kurang dari 1 tahun tidak material, biaya renovasi dianggap
sebagai Aset Tetap-Renovasi. Apabila buku, maka pengeluaran tersebut sebagai Beban Operasional.
renovasi atas aset tetap yang disewa diperlakukan sebagai Beban Operasional
tidak menambah manfaat ekonomik, tahun berjalan.
maka dianggap sebagai Beban
Operasional. Aset Tetap-Renovasi
diklasifikasikan ke dalam Aset Tetap
Lainnya.
PEROLEHAN ASET TETAP LAINNYA

Aset Tetap Lainnya


Perolehan Aset Perolehan Aset dinilai dengan biaya
Perolehan Aset Tetap Lainnya Dalam rangka Tetap Lainnya perolehan. Biaya
Tetap Lainnya, melalui pembelian penyajian dalam melalui perolehan aset tetap
selain Aset Tetap- diakui sebagai Laporan Realisasi hibah/donasi lainnya
Renovasi, pada penambah nilai Anggaran, diakui sebagai menggambarkan
umumnya melalui Aset Tetap perolehan Aset penambah nilai seluruh biaya yang
pembelian atau Lainnya, dan Tetap Lainnya Aset Tetap dikeluarkan dan
perolehan lain mengurangi Kas melalui pembelian Lainnya pada yang masih harus
seperti Umum diakui sebagai Neraca dan dikeluarkan untuk
hibah/donasi. Negara/Daerah belanja modal. sebagai memperoleh aset
pada neraca. pendapatan-LO. tersebut sampai siap
pakai.
Aset Tetap Lainnya yang
dikapitalisasi dibukukan dan
Biaya perolehan Aset Tetap dilaporkan di dalam Neraca.
Lainnya yang diperoleh Aset Tetap Lainnya yang tidak
melalui kontrak meliputi nilai dikapitalisasi tidak disajikan
kontrak, biaya perencanaan dalam Neraca, namun tetap
dan pengawasan, pajak, serta diungkapkan dalam Catatan
biaya perizinan. atas Laporan Keuangan.

Biaya perolehan Aset Tetap Untuk penyusutan atas


Lainnya yang diadakan melalui Aset Tetap-Renovasi
swakelola, misalnya untuk Aset dilakukan sesuai dengan
Tetap Renovasi, meliputi biaya umur ekonomik mana
langsung dan tidak langsung, yang lebih pendek
yang terdiri dari biaya bahan (which ever is shorter)
baku, tenaga kerja, sewa antara masa manfaat
peralatan, biaya perencanaan dan aset dengan masa
PEROLEHAN ASET pengawasan, biaya perizinan,
pajak, dan jasa konsultan.
pinjaman/sewa.

TETAP LAINNYA
P. AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM
PENGERJAAN
Konstruksi Dalam Pengerjaan mencakup tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan,
dan aset tetap lainnya, yang proses perolehannya dan/atau pembangunannya membutuhkan suatu periode waktu
tertentu dan belum selesai.

Standar ini wajib diterapkan oleh entitas yang melaksanakan pembangunan aset tetap untuk dipakai dalam
penyelenggaraan kegiatan operasional pemerintahan dan/atau pelayanan masyarakat, dalam jangka waktu tertentu,
baik yang dilaksanakan secara swakelola maupun oleh pihak ketiga.

Suatu KDP ada yang dibangun tidak melebihi satu tahun anggaran dan ada juga yang dibangun secara bertahap yang
penyelesaiannya melewati satu tahun anggaran.

Apabila Pemerintah mengontrakkan pekerjaan tersebut kepada pihak ketiga dengan perjanjian akan dilakukan
penyelesaian lebih dari satu tahun anggaran, maka penyelesaikan bagian tertentu (prosentase selesai) dari pekerjaan
yang disertai berita acara penyelesaian, pemerintah akan membayar sesuai dengan tahapan pekerjaan yang
diselesaikan dan selanjutnya dibukukan sebagai KDP.

Permasalahan utama akuntansi untuk KDP adalah identifikasi jumlah biaya yang diakui sebagai aset yang harus dicatat
sampai dengan konstruksi tersebut selesai dikerjakan.
PENGAKUAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

• kontrak untuk perolehan jasa yang berhubungan langsung dengan perencanaan


konstruksi aset, seperti jasa arsitektur;
• kontrak untuk perolehan atau konstruksi aset;
• kontrak untuk perolehan jasa yang berhubungan langsung dengan pengawasan
Kontrak konstruksi aset yang meliputi manajemen konstruksi dan value engineering; dan
konstruksi • kontrak untuk membongkar/menghancurkan atau merestorasi aset dan restorasi
dapat meliputi: lingkungan setelah penghancuran aset .

• besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa yang akan datang berkaitan dengan
aset tersebut akan diperoleh;
Berdasarkan PSAP, • biaya perolehan aset tersebut dapat diukur dengan handal;
suatu benda
berwujud harus • aset tersebut masih dalam proses pengerjaan.
diakui sebagai
KDP jika:
PENGAKUAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

Suatu KDP akan dipindahkan ke pos aset tetap yang bersangkutan jika konstruksi secara substansi telah selesai dikerjakan dan
konstruksi tersebut telah dapat memberikan manfaat/jasa sesuai tujuan perolehan.

Dokumen sumber untuk pengakuan penyelesaian suatu KDP adalah Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan (BAPP). Dengan
demikian, apabila atas suatu KDP telah diterbitkan BAPP, berarti pembangunan tersebut telah selesai. Selanjutnya, aset tetap
definitif sudah dapat diakui dengan cara memindahkan KDP tersebut ke akun aset tetap yang bersangkutan.

Apabila dalam konstruksi aset tetap pembangunan fisik proyek belum dilaksanakan, namun biaya-biaya yang dapat
diatribusikan langsung ke dalam pembangunan proyek telah dikeluarkan, maka biaya-biaya tersebut harus diakui sebagai
KDP aset yang bersangkutan.

Apabila suatu KDP dihentikan pembangunannya untuk sementara waktu, maka KDP tersebut tetap dicantumkan ke dalam
neraca dan kejadian ini diungkapkan secara memadai di dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Namun, apabila pembangunan KDP direncanakan untuk dihentikan pembangunannya secara permanen, maka saldo KDP tersebut
harus dikeluarkan dari neraca, dan kejadian ini diungkapkan secara memadai dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
PENGAKUAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN
Dalam kasus-kasus spesifik dapat terjadi variasi dalam pencatatan. Terkait dengan
variasi penyelesaian KDP, terdapat pedoman sebagai berikut:
• Apabila aset telah selesai dibangun, Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan sudah
diperoleh, dan aset tetap tersebut sudah dimanfaatkan oleh Satker/SKPD, maka aset
tersebut dicatat sebagai Aset Tetap Definitifnya.
• Apabila aset tetap telah selesai dibangun, Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan
sudah diperoleh, namun aset tetap tersebut belum dimanfaatkan oleh Satker/SKPD,
maka aset tersebut dicatat sebagai Aset Tetap definitifnya.
• Apabila aset telah selesai dibangun, namun Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan
belum ada, walaupun aset tetap tersebut sudah dimanfaatkan oleh Satker/SKPD, maka
aset tersebut masih dicatat sebagai KDP dan diungkapkan di dalam CaLK.
• Apabila sebagian dari aset tetap yang dibangun telah selesai, dan telah
digunakan/dimanfaatkan, maka bagian yang digunakan/dimanfaatkan masih diakui
sebagai KDP.
• Apabila suatu aset tetap telah selesai dibangun sebagian (konstruksi dalam
pengerjaan), karena sebab tertentu (misalnya terkena bencana alam/force majeur)
aset tersebut hilang, maka penanggung jawab aset tersebut membuat pernyataan hilang
karena bencana alam/force majeur dan atas dasar pernyataan tersebut Konstruksi
Dalam Pengerjaan dapat dihapusbukukan.
• Apabila BAST sudah ada, namun fisik pekerjaan belum selesai, akan diakui sebagai
KDP.
PEROLEHAN KONSTRUKSI
DALAM PENGERJAAN

Apabila konstruksi aset tetap tersebut dilakukan dengan


swakelola, maka biaya-biaya yang dapat diperhitungkan sebagai
biaya perolehan adalah seluruh biaya langsung dan tidak
Biaya konstruksi secara swakelola diukur berdasarkan jumlah
langsung yang dikeluarkan sampai KDP tersebut siap untuk
uang yang telah dibayarkan dan tidak memperhitungkan jumlah
digunakan, meliputi biaya bahan baku, upah tenaga kerja, sewa
uang yang masih diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.
peralatan, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan,
biaya pengosongan dan pembongkaran bangunan yang ada di
atas tanah yang diperuntukkan untuk keperluan pembangunan.

Dalam pelaksanaan konstruksi aset tetap secara swakelola


adakalanya terdapat sisa bahan setelah aset tetap dimaksud Pembayaran atas kontrak konstruksi pada umumnya dilakukan
selesai dibangun. Sisa bahan pasca konstruksi yang masih dapat secara bertahap (termin) berdasarkan tingkat penyelesaian yang
digunakan disajikan dalam neraca dan dicatat sebagai ditetapkan dalam kontrak konstruksi. Setiap pembayaran yang
persediaan. Namun demikian, pencatatan sebagai Persediaan dilakukan dicatat sebagai penambah nilai KDP.
dilakukan hanya apabila nilai aset yang tersisa material.
PEROLEHAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

Apabila kontruksi • termin yang telah dibayarkan kepada kontraktor


dikerjakan oleh sehubungan dengan tingkat penyelesaian pekerjaan;
kontraktor melalui • kewajiban yang masih harus dibayar kepada kontraktor
suatu kontrak
sehubungan dengan pekerjaan yang telah diterima tetapi
konstruksi, maka
belum dibayar pada tanggal pelaporan; dan (3)
komponen nilai
perolehan KDP • pembayaran klaim kepada kontraktor atau pihak ketiga
tersebut meliputi: sehubungan dengan pelaksanaan kontrak konstruksi.
Q. PENGHENTIAN PENGGUNAAN DAN
PELEPASAN ASET TETAP
Apabila suatu aset tetap tidak dapat digunakan karena aus, ketinggalan jaman, tidak sesuai dengan kebutuhan
organisasi yang makin berkembang, rusak berat, tidak sesuai dengan rencana umum tata ruang (RUTR), atau
masa kegunaannya telah berakhir, maka aset tetap tersebut hakekatnya tidak lagi memiliki manfaat ekonomi
masa depan, sehingga penggunaannya harus dihentikan.

Aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah tidak memenuhi definisi aset tetap dan harus
dipindahkan ke pos aset lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya.

Pada saat dokumen sumber untuk mengeluarkan aset tetap tersebut dari neraca telah diperoleh, maka aset tetap
yang telah direklasifikasi menjadi aset lainnya tersebut dikeluarkan dari neraca.

Aset tetap yang secara permanen dihentikan penggunaannya karena tidak lagi memiliki manfaat ekonomi di
masa yang akan datang, seperti rusak berat, maka aset tetap tersebut dikeluarkan dari neraca.

PENGHENTIAN Aset tetap yang secara permanen dihentikan penggunaannya, dikeluarkan dari neraca pada saat ada penetapan
dari entitas sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang pengelolaan BMN/BMD.
PENGGUNAN
PELEPASAN ASET
TETAP
Pelepasan aset tetap di lingkungan pemerintah lazim disebut sebagai pemindahtanganan.

Sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang pengelolaan BMN/BMD, pemerintah dapat


melakukan pemindahtanganan BMN/BMD yang di dalamnya termasuk aset tetap dengan cara: dijual;
dipertukarkan; dihibahkan; atau dijadikan penyertaan modal negara/daerah.

Aset tetap yang dilepaskan melalui penjualan, dikeluarkan dari neraca pada saat diterbitkan risalah lelang
atau dokumen penjualan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Aset tetap yang dihibahkan, dikeluarkan dari neraca pada saat telah diterbitkan berita acara serah terima
hibah oleh entitas sebagai tindak lanjut persetujuan hibah.

Aset tetap yang dipindahtangankan melalui mekanisme penyertaan modal negara/daerah, dikeluarkan
dari neraca pada saat diterbitkan penetapan penyertaan modal negara/daerah.
ASET TETAP HILANG
Aset tetap hilang harus Apabila terdapat perbedaan Selanjutnya, apabila
dikeluarkan dari neraca waktu antara penetapan aset berdasarkan ketentuan
setelah diterbitkannya hilang dengan penetapan ada perundang-undangan
penetapan oleh pimpinan atau tidaknya tuntutan ganti dipastikan terdapat tuntutan
entitas yang bersangkutan rugi, maka pada saat aset tetap ganti rugi kepada
berdasarkan keterangan dari dinyatakan hilang, entitas perorangan tertentu, maka
pihak yang berwenang melakukan reklasifikasi aset aset lainnya tersebut
sesuai dengan ketentuan tetap hilang menjadi aset direklasifikasi menjadi
perundang-undangan. lainnya (aset tetap hilang yang piutang tuntutan ganti rugi.
masih dalam proses tuntutan
ganti rugi).

Terhadap aset tetap yang


hilang, sesuai dengan Dalam hal tidak
peraturan perundang- terdapat tuntutan
undangan perlu dilakukan ganti rugi, maka aset
Aset tetap hilang lainnya tersebut
proses untuk mengetahui dikeluarkan dari
apakah terdapat unsur direklasifikasi
neraca sebesar menjadi beban.
kelalaian sehingga nilai buku.
mengakibatkan adanya
tuntutan ganti rugi.

Anda mungkin juga menyukai