Anda di halaman 1dari 38

PEMBIAYAAN DAN PENDANAAN

INFRASTRUKTUR NON APBN/D

Ir. Akhmad Suraji, MT.,PhD., IPM


Peneliti & Pengajar Manajemen Konstruksi & Infrastruktur
UNAND
Jenis Infrastruktur yang Dapat Dikerjasamakan
Berdasarkan Perpres 38/2015
Peraturan Turunan dari Perpres KPBU

PMK NO. 190/PMK.08/2015 TTG PEMBAYARAN KETERSEDIAAN LAY

PMK265/PMK.08/2015 TTG DANA


PENYIAPAN PROYEK (PDF)
Kerjasama Pemerintah dengan Badan
Usaha
Tujuan menggunakan skema KPBU meliputi:
Mencukupi kebutuhan pendanaan
penyediaan infrastruktur secara Mendorong prinsip pakai-bayar
berkelanjutan melalui pengerahan oleh pengguna, atau dalam hal
dana swasta. tertentu mempertimbangkan
kemampuan membayar pengguna.
Penyediaan Infrastruktur yang
berkualitas, efektif, efisien, tepat
Memberikan kepastian
sasaran dan tepat waktu.
pengembalian investasi Badan
Usaha melalui pembayaran secara
Menciptakan iklim investasi yang berkala oleh pemerintah kepada
mendorong partisipasi Badan Usaha Badan Usaha.
dalam penyediaan infrastruktur.

KEMITRAAN BERSAING EFEKTIF


PRINSIP KPS PENGENDALIAN DAN
KEMANFAATAN PENGELOLAAN EFISIEN
RISIKO
Slide - 4
SKEMA PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR ALTERNATIF
1§ Penugasan BUMN (seperti penugasan PT Hutama Karya dalam proyek Trans Sumatera
Highway) yang didukung melalui penyertaan modal pemerintah dan direct-lending yang
dijamin oleh pemerintah
2 Infrastruktur swasta (private infrastructure)
Pembangunan infrastruktur berbasis partisipasi masyarakat (community-based
3 infrastructure)
Obligasi Daerah yang digunakan untuk membiayai proyek investasi di bidang infrastruktur
4 yang menghasilkan penerimaan
5
Obligasi Infrastruktur (Infrastructure Bond) yang penggunaannya dikhususkan hanya untuk
pembiayaan proyek-proyek infrastruktur
6
Obligasi Negara Syariah (Sukuk Negara) yang digunakan untuk membiayai pembangunan
infrastruktur

7 Private Finance Initiative (PFI) – multi-year contract 15 hingga 30 tahun

8 Performance-Based Annuity Scheme (PBAS)


Pembangunan infrastruktur melalui alternatif pendanaan menggunakan metode
performance-based annuity scheme (PBAS) didanai oleh pihak swasta yang kemudian
nantinya pemerintah akan membayar dengan cara mencicil secara tahunan setelah proyek
selesai.

5
SKEMA PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR ALTERNATIF
9 Pengenaan tarif/biaya akses seperti Electronic Road Pricing (ERP)
Pungutan untuk jalan di tempat-tempat tertentu dengan cara membayar secara
elektronik.
10 Pembiayaan strategis (strategic funding)
Kombinasi konfifurasi pembiayaan secara terintegrasi antara pemerintah, skema KPS,
B2B dan kontrak EPC
11 Viability Gap Fund (VGF)
Meningkatkan kelayakan finansial potensial Proyek PPP dan membuat tarif pengguna
akhir dari Proyek PPP lebih terjangkau
12 Availability Payment
Pembayaran secara berkala atas tersedianya layanan infrastruktur yang sesuai dengan
kualitas dan/ kriteria berdasarkan perjanjian kerjasama

13 Sale-and-Lease-Back
Penjualan aset untuk membiayai pembangunan atau kontrak sewa jangka panjang
untuk meningkatkan pelayanan infrastruktur

14 Efek Beragun Aset (Asset-Backed Security)


Dana untuk pembangunan infrastruktur bisa diperoleh dengan menciptakan kredit investasi
kolektif efek beragun aset (KEK EBA) dengan jaminan (underlying) proyek infrastruktur
tersebut
JENIS INFRASTRUKTUR PADA
KEMENTERIAN PUPR

TRANSPORTASI UTILITAS PERKOTAAN

JALAN SISTEM PENGELOLAAN


PERSAMPAHAN

SUMBER DAYA AIR & IRIGASI


PERUMAHAN RAKYAT

AIR MINUM
SISTEM PENGELOLAAN
AIR LIMBAH SETEMPAT
SISTEM PENGELOLAAN AIR
LIMBAH TERPUSAT
7
Jenis Infrastruktur PUPR - KPBU
Berdasarkan Permen PPN/Bappenas No. 4 Tahun 2015
Infrastruktur Infrastruktur Infrastruktur air Infrastruktur
Jalan SDA & Irigasi minum PAL Terpusat
• Jalan arteri, • Saluran • Unit air baku • Unit
kolektor, pembawa air • Unit produksi pelayanan
primer baku • Unit distribusi • Unit
• Jalan tol • Jaringan irigasi pengumpulan
• Jembatan tol dan prasarana • Unit
air pengolahan
• Bangunan: • Unit Pengol.
waduk, Akhir
bendungan, • Jaringan
dan bendung pembuangan
air limbah dan
sanitasi
lainnya
Jenis Infrastruktur PUPR - KPBU
Berdasarkan Permen PPN/Bappenas No. 4 Tahun 2015

Infrastruktur Sistem Infrastruktur Sistem Infrasturktur Ekonomi Infrastruktur


Infrastruktur Kawasan
PAL Setempat Pengelolaan Sampah Fasilitas Perkotaan Perumahan Rakyat
• Unit pengolahan • Pengangkutan • Saluran utiiltas • Kawasan • Perumahan rakyat
setempat • Pengolahan • Pasar umum pengembangan ilmu golongan rendah
• Unit pengangkutan • Pemrosesan akhir pengetahuan, • Rumah susun
• Unit pengolahan sampah teknologi, dan sederhana sewa
lumpur tinja inovasi, termasuk
• Unit pembuangan pengembangan
science and techno
akhir park
• Saluran
pembuangan air dan • Kawasan industri
sanitasi
Jenis Proyek yang Dibiayai oleh KPBU
Cara Pengembalian Investasi

Sumber Dana:
ü Pembayaran oleh pengguna dalam bentuk tarif.
ü Tarif awal dan penyesuiannya, ditetapkan untuk memastikan
pengembalian investasi yang meliputi penutupan biaya modal, biaya
operasional, dan keuntungan dalam kurun waktu tertentu.
ü Pembayaran atas Ketersediaan Layanan (Availability Payment).
ü PJPK menganggarkan dana Pembayaran Ketersediaan Layanan untuk
Penyediaan Infrastruktur yang dilakukan oleh Badan Usaha Pelaksana
pada masa operasi selama jangka waktu yang diatur dalam Perjanjian
Kerja Sama yang memperhitungkan biaya modal, biaya operasional, dan
keuntungan Badan Usaha Pelaksana.
ü Bentuk lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan.
Bentuk Dukungan dan Penjaminan
Pemerintah

*PJPK=Penanggung Jawab Proyek Kerjasama


SALINAN
ANAK LAMPIRAN I
PERATURAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS

KPI SETIAP TAHAPAN PELAKSANAAN KPBU


NOMOR 4 TAHUN 2015
TANGGAL29 MEI 2015
TAHAPAN PELAKSANAAN KPBU

TAHAP I: TAHAP II: TAHAP III:


PERENCANAAN PROYEK KERJA SAMA PENYIAPAN PROYEK KERJA SAMA TRANSAKSI PROYEK KERJA SAMA

1. Penyusunan rencana dan anggaran dana KPBU; 1. Penyiapan Kajian KPBU; 1. Penjajakan Minat Pasar (Market Sounding);
2. Identifikasi dan Penyusunan Usulan Rencana KPBU;
2. Pengajuan Dukungan Pemerintah; 2. Penetapan lokasi KPBU;
3. Penganggaran dana tahap perencanaan;
3. Pengajuan Jaminan Pemerintah; dan 3. Pengadaan Badan Usaha Pelaksana KPBU;
4. Pengambilan keputusan lanjut/tidak lanjut rencana KPBU;
4. Pengajuan Penetapan Lokasi. 4. Penandatanganan perjanjian KPBU; dan
5. Penyusunan Daftar Rencana KPBU; dan
6. Pengkategorian KPBU. 5. pemenuhan pembiayaan (Financial Close).

Output:
Dokumen Perjanjian KPBU
Output: Dokumen Pelelangan Umum
Output:
Studi Pendahuluan Dokumen Persetujuan Prinsip
Prastudi Kelayakan Dokumen Persetujuan Prinsip Dukungan Kelayakan
Daftar Prioritas Proyek Dokumen Perjanjian Penjaminan
Dokumen Perjanjian Regres

Konfirmasi/Persetujuan Pemberian Dukungan Pemerintah dan/atau


Proses Permohonan Kebutuhan Dukungan Jaminan Pemerintah
Penetapan lokasi oleh gubernur
Pemerintah dan/atau Jaminan Pemerintah Proses alokasi, pencairan, pengawasan & pemantauan Pemberian
Pengajuan penetapan lokasi Dukungan Pemerintah dan/atau pemantauan & evaluasi pelaksanaan
Perjanjian Penjaminan & Perjanjian Regres

KPI Kajian Lingkungan Hidup / PJPK Izin Lingkungan

PROSES PENGADAAN TANAH

KPI KPI
PERAN SERTA INSTANSI/LEMBAGA
BAPPENAS, Menteri/Kepala Lembaga/Kepala BAPPENAS, PJPK, BKPM, Kemenkeu, BUPI, BPN, BAPPENAS, PJPK, KEMENKEU, BUPI, BKPM,
Daerah/ KLH KEMEN. AGRARIA DAN TATA RUANG, dan KLH
Direksi BUMN/Direksi BUMD

MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/


PROSES BISNIS INVESTASI INFRASTRUKTUR

Analisis Kebutuhan

Potensi pendapatan
Cash flow analysis
Kriteria kepatuhan

Rekomendasi &
Value for Money
Pengusulan
Keterangan

tindak lanjut
Kepada Menteri
Daftar Rencana KPBU Kendali/kontrol
Perencana IDEF0 Diagram

Anggaran Respon dan evaluasi Masukan & tanggapan Proses


Input Output

Identifikasi dan
Anggaran
Respon dan evaluasi Kode

Dukungan Pemerintah (jika ada)


Dokumen perencanaan

Penjaminan Pemerintah (jika


Penetapan
Anggaran Pelaksana
KPBU Konsultasi

Izin lingkungan
Publik Tahap
Perencanaan

Peraturan LKPP
Penyiapan
Kajian Prastudi
Kelayakan Konsultasi

ada)
Penetapan KPBU Publik Tahap
Penyiapan Badan Usaha Pelaksana
Kajian Awal
Penjajakan
Dampak
Minat Pasar
Lingkungan &
Identifikasi Penetapan
Awal Terkait Lokasi KPBU Pemenuhan financial closure
Kajian hukum & kelembagaan
Pengadaan Kajian teknis Pengadaan
Tanah Kajian ekonomi & komersial Usulan Badan Usaha
Kajian lingkungan & sosial Dukungan
Kajian modalitas KPBU Penandatangan
Kajian risiko Pemerintah, an Perjanjian
Kajian kebutuhan dukungan Rencana Kerja Sama
Kajian outstanding issues Pengadaan Pelaksanaan
Tanah, Kajian Perjanjian
Lingkungan Kerja Sama
Pengaiihan
Hidup etc.
Kembali Aset

Direktorat
Jendral

Kementerian
PUPR

PJPK

Badan
Penyiapan

Badan Usaha

Simpul KPBU

Gambar 1.1 Diagram IDEF0 Proses Bisnis Pengusahaan Infrastruktur


(Peraturan Menteri Negara PPN No. 4/2015 (disederhanakan) 14
Tahap Perencanaan
Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala Bappenas Mitra Lain Output
Daerah

Dokumen Identifikasi KPBU


Perencanaan berdasarkan
Pemerintah Prioritas
Pembangunan
Nasional

Identifikasi proyek
KBPU

Laporan Studi
Penyusunan Studi Pendahuluan dan
Pendahuluan dan Berita Acara
Konsultasi Publik Konsultasi Publik

Lap Studi
Pendahuluan

Melakukan
Penyampaian penyeleksian dan
usulan KPBU penilaian terhadap
usulan KPBU

Hasil penilaian Dilanjutkan


terhadap usulan Tidak Lanjut menggunakan skema
KPBU APBN/D

Lanjut

DAFTAR RENCANA KPBU


(PPP BOOK)
Tahap Penyiapan
Menteri/Kepala Lembaga/
Kepala Daerah/Direksi
BUMN/Direksi BUMD selaku Bappenas Mitra Lain Output
PJPK

Dokumen
Perencanaan
Pemerintah/
BUMN/BUMD

Kajian Awal
Menyiapkan Kajian Prastudi
Awal Prastudi Pemantauan Kelayakan
Kelayakan

Penyusunan
Dokumen
Pengadaan Tanah Dokumen Perencanaan
Kementerian Pengadaan Tanah dan
termasuk Agraria dan Tata Pemukiman Kembali
Pengajuan Ruang/BPN
Penetapan Lokasi
(bila diperlukan)

Kemenkeu untuk
Dukungan
Pemerintah dalam
bentuk Dukungan
Kelayakan Permohonan Dukungan
Pengajuan dan/atau Jaminan
Pemerintah
Rencana
Dukungan dan/
BUPI untuk
atau Jaminan
Jaminan
Pemerintah
Pemerintah
(bila diperlukan)

Dokumen Prastudi
Penyiapan Kajian Kelayakan
Pemantauan
Akhir KPBU
Tahap Transaksi
Menteri/Kepala Lembaga/
Direksi BUMN/Direksi BUMD Bappenas Mitra Lain Output
Selaku PJPK

Dokumen
Perencanaan
Pemantauan
Pemerintah/
BUMN/BUMD

Penjajakan Minat Berita Acara


Pasar
(Market Sounding)

Penetapan Lokasi
Dokumen Penetapan
sesuai dengan Kementerian Lokasi
Peraturan Perundang- Lingkungan Hidup
undangan

Prakualifikasi
Badan Usaha
Pelaksana

Dokumen Pengadaan
Pengadaan Badan
Usaha Pelaksana

- Dokumen Perjanjian Kerjasama


- Dokumen Persetujuan Prinsip
Dukungan Kelayakan (bila diperlukan)
- Dokumen Perjanjian Penjaminan
Badan Usaha (bila diperlukan)
Penandatanganan - Dokumen Perjanjian Regress (bila
Pelaksana, diperlukan)
Perjanjian KPBU
Kemenkeu, BUPI

- Surat Dukungan
Kelayakan (bila diperlukan)
Pemenuhan - Dokumen Perjanjian
Lembaga Pinjaman
Pembiayaan
Pembiayaan - Izin Lingkungan (sebelum
(Financial Close) Prakonstruksi)

Konstruksi Dan
Operasi
KPBU ATAS PRAKARSA BADAN USAHA (UNSOLICITED)
C Dokumen:
A a. Dokumen Prastudi Kelayakan Dokumen Studi Kelayakan:
L b. Dokumen AMDAL (KA ANDAL, a. rencana rancang bangun KPBU;
O Rencana Pengelolaan b. rencana bentuk KPBU;
Calon Pemrakarsa Lingkungan
N Penyelesaian Dokumen c. rencana pembiayaan KPBU dan
c. Hidup-Rencana Pemantauan
menyusun
Lingkungan Hidup) atau formulir
Studi Kelayakan dan sumber dana; dan
Pemenuhan Persyaratan
P Prastudi Kelayakan
UKL-UPL yang telah diisi. Prakualifikasi d. rencana penawaran KPBU
E dan d. Dokumen rencana pengadaan (mencakup jadwal, proses dan
M menyampaikan tanah dan pemukiman kembali. Dilaksanakan cara penilaian).
oleh Calon
R usulan e. Dokumen Studi Kelayakan.
Pemrakarsa
Kompensasi BU f. Dokumen permintaan
A Diserahkan
penawaran. kepada PJPK
K g. Dokumen perjanjian KPBU.
A
KPI h. Dokumen perjanjian KPI
R penjaminan.
S i. Dokumen perjanjian regres.
A

PJPK mengevaluasi secara


mendalam Dokumen Prastudi
Bila Prastudi Kelayakan PJPK mengevaluasi secara Bila Dokumen Studi Kelayakan
Kelayakan:
memperoleh persetujuan mendalam Dokumen Studi memperoleh persetujuan PJPK:

P Terintegrasi secara teknis


dengan rencana induk
dari PJPK: Kelayakan dan Dokumen
Pemenuhan Persyaratan Surat penetapan usulan
PJPK menerbitkan Prakualifikasi: KPBU sebagai proyek
pada sektor yang
J bersangkutan; Letter to Proceed to
Rencana bentuk
prakarsa badan usaha
(unsolicited);
Layak secara ekonomi Feasibility Study
kerjsama; Surat penetapan Calon
P dan finansial; dan
Calon Pemrakarsa
Calon Pemrakarsa
melanjutkan dengan Rencana pembiayaan Pemrakarsa sebagai
penyusunan Studi proyek dan sumber dana; Badan Usaha Pemrakarsa;
memiliki kemampuan
K kewenangan yang
memadai untuk
Kelayakan
KPI
dan
Rencana penawaran
dan
Surat penetapan
kerjasama yang pemberian bentuk
membiaya pelaksanaan
mencakup jadwal, proses kompensasi untuk Badan
Penyediaan Infrastruktur.
dan cara penilaian. Usaha Pemrakarsa

MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/


Pembagian Peran pada KPBU
Prinsip & Manfaat Kerjasama dalam Penyediaan Proyek

Peran Swasta
Peran Pemerintah Hasil yang ingin
dicapai: • Pengelola risiko
• Visi, Misi, Arah, Tujuan
• Investasi yang layak • Pendekatan pada
• Penetapan Output pemanfaatan umur
• Value for Money Aset
• Kepastian Pengaturan
(kerangka hukum, • Tersedia • Inovasi dan
keuangan, tax), infrastruktur publik Kreativitas
yang berkualitas dan
• Komitmen & pembagian efisien • Desain yang optimal
risiko dan terpadu
• Tersedia tingkat
• Komitmen pembayaran layanan yang • Pendanaan
• Penyediaan tanah berkualitas tinggi • Tambahan
(konsesi jangka panjang), • Desain & operasional pendapatan dengan
yang terpadu Optimalisasi
• Kelayakan proyek (publik
pemanfaatn aset
& swasta) • Inovasi (uptodate)
• Penyedia layanan

19
Prinsip Utama KPBU – Ilustrasi alokasi risiko

Risiko diasumsikan oleh pihak yang lebih baik dalam mengatasi risiko

Pemerintah Pembagian Risiko Swasta

• Regulasi/Politik • Kerusakan/Damage • Pembangunan


• Lingkungan • Force Majeure • Desain
• Proses Tender • Inflasi • Konstruksi
• Pembangunan • Nilai Tukar • Operasi
Ekonomi • Pemeliharaan
• Inflasi dan Suku Bunga
• Nilai Residual

Alokasi risiko setiap proyek menentukan tingkat bankability dan VfM bagi
Pemerintah
20
ORGANISASI DALAM PELAKSANAAN
TAHAPAN KPBU

21
TAHAP PERENCANAAN KPBU
PERATURAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS NO. 4 TAHUN 2015
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KPBU
Identifikasi KPBU yang memiliki potensi untuk dikerjasamakan
dengan Badan Usaha:
a. dilaksanakan oleh Direktur Jenderal/Deputi atau Direksi BUMN
untuk KPBU yang diprakarsai oleh Pemerintah Pusat;
b. dilaksanakan oleh Kepala Perangkat Daerah atau Direksi
BUMD untuk KPBU yang diprakarsai oleh Pemerintah Daerah.

Direktur Jenderal/Deputi/Kepala Perangkat Daerah/Direksi


BUMN/Direksi BUMD menyusun Studi Pendahuluan yang memuat
paling kurang:
a. rencana bentuk KPBU;
b. rencana skema pembiayaan KPBU dan sumber dananya; dan
c. rencana penawaran KPBU yang mencakup jadwal, proses,
dan cara penilaian.

23
STUDI PENDAHULUAN
PADA TAHAP PERENCANAAN

Studi Pendahuluan pada tahap perencanaan


meliputi kajian mengenai:
a. analisis kebutuhan (need analysis);
b. kriteria kepatuhan (compliance criteria);
c. kriteria faktor penentu Nilai Manfaat Uang
(Value for Money) partisipasi badan usaha;
d. analisa potensi pendapatan dan skema
pembiayaan proyek; dan
e. rekomendasi dan rencana tindak lanjut.

24
PENGANGGARAN KPBU

Anggaran Kebutuhan KPBU

menteri/kepala lembaga/kepala daerah/bumn/bumd


menganggarkan dana perencanaan, penyiapan, transaksi, dan
manajemen KPBU sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

25
Slide - 25
DAFTAR RENCANA KPBU (PPP BOOK)
• Disusun oleh Kementerian PPN/Bappenas
• PPP BOOK disusun berdasarkan:
a. usulan Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/Direksi Badan
Usaha Milik Negara/Direksi Badan Usaha Milik Daerah yang
diindikasikan membutuhkan Dukungan dan/atau Jaminan
Pemerintah; dan
b. hasil identifikasi Kementerian PPN/Bappenas berdasarkan
prioritas pembangunan nasional.
• Kementerian PPN/Bappenas melakukan seleksi dan penilaian
terhadap rencana Penyediaan Infrastuktur yang akan dikerjasamakan
melalui mekanisme KPBU berdasarkan kelengkapan dokumen
pendukung.
• Berdasarkan tingkat kesiapannya, KPBU dalam PPP BOOK dibagi
menjadi 2 kategori yaitu:
1. KPBU siap ditawarkan
2. KPBU dalam Proses Penyiapan
26
TAHAP PENYIAPAN KPBU
PERATURAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS NO. 4 TAHUN 2015
PRA STUDI KELAYAKAN PADA TAHAP PENYIAPAN

} Kajian awal Prastudi Kelayakan, terdiri dari:


a. kajian hukum dan kelembagaan;
b. kajian teknis;
c. kajian ekonomi dan komersial;
d. kajian lingkungan dan sosial;
e. kajian bentuk KPBU dalam Penyediaan Infrastruktur
f. kajian risiko;
g. kajian kebutuhan Dukungan Pemerintah dan/atau Jaminan
Pemerintah; dan
h. kajian mengenai masalah yang perlu ditindaklanjuti (out standing
issues).
} Kajian akhir Prastudi Kelayakan, terdiri dari penyempurnaan data
dengan kondisi terkini dan pemutakhiran atas kelayakan dan
kesiapan KPBU yang sebelumnya telah tercakup dalam kajian awal
Prastudi Kelayakan, termasuk penyelesaian hal-hal yang perlu
ditindaklanjuti.

28
1. KAJIAN HUKUM DAN KELEMBAGAAN
Kajian peraturan Perundang-undangan, bertujuan:
1) memastikan bahwa KPBU dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan;
2) menentukan risiko hukum dan strategi mitigasinya;
3) mengkaji kemungkinan penyempurnaan peraturan perundang-undangan,
atau penerbitan peraturan perundangundangan yang baru;
4) menentukan jenis-jenis perizinan/persetujuan yang diperlukan; dan
5) menyiapkan rencana dan jadwal untuk memenuhi persyaratan peraturan dan
hukum.

Analisa Kelembagaan, dengan langkah-langkah sebagai berikut:


1) memastikan kewenangan Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/Direksi
Badan Usaha Milik Negara/Direksi Badan Usaha Milik Daerah sebagai PJPK
dalam melaksanakan KPBU termasuk penentuan PJPK dalam proyek multi
infrastuktur;
2) melakukan pemetaan pemangku kepentingan (stakeholders mapping)
dengan menentukan peran dan tanggung jawab lembaga-lembaga yang
berkaitan dalam pelaksanaan KPBU;
3) menentukan peran dan tanggung jawab Tim KPBU berkaitan dengan kegiatan
penyiapan kajian awal Prastudi Kelayakan, dan penyelesaian kajian akhir
Prastudi Kelayakan, serta menentukan sistem pelaporan Tim KPBU kepada
PJPK;
4) menentukan dan menyiapkan perangkat regulasi kelembagaan; dan
5) menentukan kerangka acuan pengambilan keputusan. 29
2. KAJIAN TEKNIS

Kajian teknis terdiri atas:


1) Analisis teknis
2) Penyiapan tapak, termasuk jalur (apabila diperlukan)
3) rancang bangun awal, yang memuat rancangan teknis
dasar KPBU termasuk lingkup KPBU yang disesuaikan
dengan kebutuhan dan karakteristik dari masing-masing
sektor
4) Kajian spesifikasi keluaran (out put)

30
3. KAJIAN EKONOMI DAN KOMERSIAL

Kajian ekonomi dan komersial mencakup substansi sebagai berikut:


1) analisis permintaan (demand), yang bertujuan untuk memahami
kondisi pengguna layanan.
2) analisis pasar (market), yang bertujuan untuk mengetahui tingkat
ketertarikan industri dan kompetisi.
3) Analisis struktur pendapatan KPBU, yang bertujuan untuk
mengidentifikasi sumber-sumber pendapatan yang optimal bagi
KPBU dengan mempertimbangkan hasil analisis permintaan,
kemampuan pembiayaan Kementerian/Lembaga/Daerah yang
bersangkutan, serta tingkat kelayakan KPBU selama masa KPBU.
4) Analisis Biaya Manfaat Sosial (ABMS), yang bertujuan untuk
memastikan manfaat sosial dan ekonomi serta keberlanjutan KPBU
yang berkaitan dengan efektivitas, ketepatan waktu, penggunaan
dana, dan sumber daya publik selama masa KPBU.
5) Analisis Keuangan, bertujuan untuk menentukan kelayakan finansial
KPBU

31
4. KAJIAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL
} Kajian Lingkungan
1) AMDAL
2) UKL-UPL

} Kajian Sosial
1) menentukan dampak sosial KPBU terhadap masyarakat dan menyusun rencana mitigasinya;
2) menentukan lembaga yang bertanggung jawab untuk pembebasan tanah dan pemukiman
kembali;
3) menentukan pihak-pihak yang akan terkena dampak oleh proyek dan kompensasi yang akan
diberikan, bila diperlukan;
4) memperkirakan kapasitas lembaga untuk membayar kompensasi dan melaksanakan rencana
pemukiman kembali, bila diperlukan; dan
5) menentukan rencana pelatihan dalam rangka melaksanakan program perlindungan sosial untuk
meningkatkan kapasitas masyarakat yang terkena dampak.

} Rencana pengadaan tanah dan pemukiman kembali (Land Acquisition and


Resettlement Action Plan/LARAP)
1) menyiapkan dokumen perencanaan pengadaan tanah terlebih dahulu;
2) PJPK bertanggung jawab untuk menyiapkan dokumen perencanaan pengadaan tanah yang
merupakan persyaratan untuk memperoleh penetapan lokasi sesuai dengan peraturan perundang-
undangan;
3) Izin Lingkungan diperlukan untuk memperoleh surat penetapan lokasi, selain dokumen rencana
pengadaan tanah; dan
4) rencana pemukiman kembali, yang merupakan bagian dari rencana pengadaan tanah, disusun
32
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
5. KAJIAN BENTUK KPBU DALAM PENYEDIAAN
INFRASTRUKTUR
pemilihan bentuk KPBU dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor sebagai
berikut:
1) kepastian ketersediaan Infrastruktur tepat pada waktunya;
2) optimalisasi investasi oleh Badan Usaha;
3) maksimalisasi efisiensi yang diharapkan dari pengusahaan Infrastruktur oleh Badan
Usaha;
4) kemampuan Badan Usaha untuk melakukan transaksi;
5) alokasi risiko; dan
6) kepastian adanya pengalihan keterampilan manajemen dan teknis dari sektor swasta
kepada sektor publik.
Bentuk KPBU harus mencakup sekurang-kurangnya:
1) lingkup KPBU, mencakup sebagian atau seluruh proses kegiatan KPBU, seperti
membiayai, merancang, membangun, merehabilitasi, mengoperasikan, memelihara, dan
lainnya;
2) jangka waktu dan penahapan KPBU;
3) identifikasi keterlibatan pihak ketiga, seperti off-taker, penyedia bahan baku, dan lainnya;
4) skema pemanfaatan Barang Milik Negara dan/atau Barang Milik Daerah selama perjanjian
KPBU;
5) status kepemilikan aset KPBU selama jangka waktu perjanjian KPBU dan pengalihan aset
setelah berakhirnya perjanjian KPBU; dan
6) bentuk partisipasi pemerintah dalam Badan Usaha Pelaksana KPBU, seperti penyertaan 33
modal atau bentuk lainnya.
6. KAJIAN RISIKO

Kajian risiko dilakukan dengan memenuhi ketentuan, sebagai berikut:


a.analisis risiko bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah bagi para
pemangku kepentingan.
b.analisis risiko dilakukan dengan cara:
1) melakukan identifikasi risiko;
2) mengukur besaran risiko;
3) menentukan alokasi risiko; dan
4) menyusun mitigasi risiko.

34
7. KAJIAN KEBUTUHAN DUKUNGAN PEMERINTAH DAN/ATAU JAMINAN
PEMERINTAH

Analisis Dukungan Pemerintah


a. bertujuan untuk mengidentifikasi perlu atau tidaknya Dukungan Pemerintah
guna meningkatkan kelayakan keuangan KPBU.
b. dukungan Pemerintah dapat diberikan dalam bentuk:
1) dukungan kelayakan KPBU (Viability Gap Fund) yang diatur lebih lanjut
oleh Peraturan Menteri Keuangan;
2) insentif perpajakan; dan/atau
3) dukungan Pemerintah dalam bentuk lainnya sesuai dengan peraturan
perundang undangan.

Analisa Jaminan Pemerintah


analisis Jaminan Pemerintah yang bertujuan untuk mengidentifikasi perlu atau
tidaknya Jaminan Pemerintah untuk mengurangi risiko Badan Usaha yang dapat
diberikan oleh Menteri Keuangan melalui BUPI sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
35
8. KAJIAN MENGENAI HAL-HAL YANG PERLU
DITINDAKLANJUTI

Kajian mengenai hal-hal yang perlu ditindaklanjuti, meliputi:


a. identifikasi isu-isu kritis yang harus ditindaklanjuti;
b. menyusun rencana penyelesaian isu-isu kritis pada
huruf a, termasuk strategi penyelesaian dan
penanggung jawab; dan
c. jangka waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
persiapan KPBU.

36
KONSULTASI PUBLIK DAN
PENJAJAKAN MINAT PASAR
Konsultasi Publik
PJPK menetapkan Konsultasi Publik yang dapat dilakukan pada setiap tahap
penyiapan KPBU untuk melakukan penjelasan dan penjabaran terkait dengan
KPBU dan sekurang-kurangnya menghasilkan hal-hal sebagai berikut:
1. Penerimaan tanggapan dan/atau masukan dari pemangku kepentingan yang
menghadiri Konsultasi Publik; dan
2. Evaluasi terhadap hasil yang didapat dari Konsultasi Publik dan
implementasinya dalam KPBU.

Penjajakan Minat Pasar (Market Sounding)


1. PJPK dapat melakukan Penjajakan Minat Pasar (Market Sounding) antara
lain melalui kegiatan pertemuan dua pihak (one-on-one meeting) dan
promosi KPBU dengan calon investor, lembaga keuangan nasional dan
internasional, serta pihak lain yang memiliki ketertarikan terhadap
pelaksanaan KPBU;
2. Penjajakan Minat Pasar dapat dilakukan lebih dari satu kali.

37
SEMOGA BERMANFAAT

TERIMAKASIH

38

Anda mungkin juga menyukai