Anda di halaman 1dari 15

PENATAUSAHAAN

BARANG MILIK DAERAH


DALAM PERSPEKTIF KEUANGAN NEGARA/DAERAH
DAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

Q3: Where & How


KIB A – B – C
K. AKUNTANSI TANAH

Sesuai dengan sifat dan


peruntukannya, tanah
dapat diklasifikasikan lebih Hak kepemilikan tanah
lanjut menjadi dua Pengadaan tanah didasarkan pada bukti
kelompok besar, yaitu: pemerintah yang sejak kepemilikan tanah yang
(i) tanah untuk gedung dan semula dimaksudkan untuk sah berupa sertifikat,
bangunan, dan diserahkan kepada pihak misalnya Sertifikat Hak
(ii) tanah untuk bukan lain tidak disajikan sebagai Milik (SHM), Sertifikat Hak
gedung dan bangunan, aset tetap tanah, melainkan Pakai (SHP), Sertifikat Hak
seperti tanah untuk jalan, disajikan sebagai Guna Bangunan (SHGB),
irigasi, jaringan, tanah persediaan. dan Sertifikat Hak
lapangan, tanah hutan, Pengelolaan (SPL).
tanah untuk pertanian, dan
tanah untuk perkebunan.
PENYAJIAN AKUN TANAH
Dalam hal tanah belum ada bukti kepemilikan yang sah, namun dikuasai dan/atau digunakan oleh pemerintah, maka
tanah tersebut tetap harus dicatat dan disajikan sebagai aset tetap tanah pada neraca pemerintah, serta diungkapkan
secara memadai dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Dalam hal tanah dimiliki oleh pemerintah, namun dikuasai dan/atau digunakan oleh pihak lain, maka
tanah tersebut tetap harus dicatat dan disajikan sebagai aset tetap tanah pada neraca pemerintah, serta
diungkapkan secara memadai dalam Catatan atas Laporan Keuangan, bahwa tanah tersebut dikuasai
atau digunakan oleh pihak lain.

Dalam hal tanah dimiliki oleh suatu entitas pemerintah, namun dikuasai dan/atau digunakan oleh entitas
pemerintah yang lain, maka tanah tersebut dicatat dan disajikan pada neraca entitas pemerintah yang mempunyai
bukti kepemilikan, serta diungkapkan secara memadai dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Entitas pemerintah
yang menguasai dan/atau menggunakan tanah cukup mengungkapkan tanah tersebut secara memadai dalam
Catatan atas Laporan Keuangan.
Dalam hal belum ada bukti Dalam hal pemerintah belum
kepemilikan tanah yang sah, tanah mempunyai bukti kepemilikan
tersebut dikuasai dan/atau tanah yang sah, tanah tersebut
digunakan oleh pemerintah, maka dikuasai dan/atau digunakan oleh
tanah tersebut tetap harus dicatat pihak lain, maka tanah tersebut
dan disajikan sebagai aset tetap dicatat dan disajikan sebagai aset
tanah pada neraca pemerintah, serta tetap tanah pada neraca pemerintah,
diungkapkan secara memadai serta diungkapkan secara memadai
dalam Catatan atas Laporan dalam Catatan atas Laporan
Keuangan. Keuangan.

PERLAKUAN TANAH YANG


MASIH DALAM SENGKETA ATAU
PROSES PENGADILAN

Dalam hal bukti kepemilikan tanah


Dalam hal bukti kepemilikan tanah
ganda, namun tanah tersebut
ganda, namun tanah tersebut
dikuasai dan/atau digunakan oleh
dikuasai dan/atau digunakan oleh
pihak lain, maka tanah tersebut
pemerintah, maka tanah tersebut
tetap harus dicatat dan disajikan
tetap harus dicatat dan disajikan
sebagai aset tetap tanah pada neraca
sebagai aset tetap tanah pada neraca
pemerintah, namun adanya
pemerintah, serta diungkapkan
sertifikat ganda harus diungkapkan
secara memadai dalam Catatan atas
secara memadai dalam Catatan atas
Laporan Keuangan.
Laporan Keuangan.
PEROLEHAN
TANAH
Tanah dapat diperoleh melalui pembelian, pertukaran aset, hibah/donasi, dan lain-lain.

Perolehan tanah melalui pembelian secara tunai diakui sebagai aset tetap-tanah, dan mengurangi Kas Umum Negara/Daerah pada
neraca.

Dalam rangka penyajian dalam Laporan Realisasi Anggaran, perolehan tanah melalui pembelian diakui sebagai belanja modal.

Perolehan tanah melalui hibah/donasi diakui sebagai penambah nilai tanah pada neraca, dan sebagai pendapatan-LO.

Perolehan tanah melalui pembelian kredit diakui sebagai aset tetap-tanah, dan sebagai kewajiban pada neraca.

Aset tetap tanah disajikan dalam neraca sesuai dengan biaya perolehan atau sebesar nilai wajar pada saat tanah tersebut diperoleh.

Berdasarkan PSAP 07 Paragraf 58, aset tetap tanah tidak disusutkan.


BIAYA PEROLEHAN ASET TETAP TANAH

Apabila perolehan
Biaya perolehan mencakup Nilai tanah tanah pemerintah Biaya yang terkait
harga pembelian atau juga meliputi dilakukan oleh dengan peningkatan Biaya yang timbul
biaya pembebasan tanah, nilai bangunan panitia pengadaan, bukti kepemilikan atas penyelesaian
Tanah diakui biaya yang dikeluarkan tua yang maka termasuk dalam tanah, misalnya sengketa tanah,
pertama kali dalam rangka memperoleh terletak pada harga perolehan tanah
dari status tanah seperti biaya
hak, biaya pematangan, tanah yang adalah honor panitia
sebesar pengukuran, penimbunan, dibeli tersebut
girik menjadi pengadilan dan
biaya pengadaan/ Sertifikat Hak pengacara tidak
dan biaya lainnya yang jika bangunan
perolehan. pembebasan tanah dan Pengelolaan, dikapitalisasi
dikeluarkan maupun yang tua tersebut
belanja perjalanan dikapitalisasi sebagai biaya
masih harus dikeluarkan dimaksudkan
dinas dalam rangka sebagai biaya perolehan tanah.
sampai tanah tersebut untuk
perolehan tanah perolehan tanah.
siap pakai. dimusnahkan.
tersebut.
L. AKUNTANSI PERALATAN DAN MESIN

Peralatan dan Mesin dapat diklasifikasikan sesuai dengan jenisnya, seperti alat
perkantoran, komputer, alat angkutan (darat, air, dan udara), alat komunikasi,
alat kedokteran, alat-alat berat, alat bengkel, alat olah raga, dan rambu-rambu.

Peralatan dan Mesin yang diperoleh dan yang dimaksudkan akan diserahkan
kepada pihak lain, tidak dapat dikelompokkan dalam aset tetap Peralatan dan
Mesin, tapi dikelompokkan pada aset persediaan.

Pengakuan peralatan dan mesin dapat dilakukan apabila terdapat bukti bahwa
hak/kepemilikan telah berpindah, dalam hal ini misalnya ditandai dengan berita
acara serah terima pekerjaan, dan untuk kendaraan bermotor dilengkapi dengan
bukti kepemilikan kendaraan.
PEROLEHAN PERALATAN DAN MESIN
Perolehan peralatan dan mesin dapat melalui pembelian, pembangunan, tukar menukar, hibah/donasi, dan lainnya.

Perolehan melalui pembelian dapat dilakukan dengan pembelian tunai, kredit, atau angsuran. Perolehan melalui
pembangunan dapat dilakukan dengan membangun sendiri (swakelola) dan melalui kontrak konstruksi.
Perolehan peralatan dan mesin melalui pembelian tunai diakui sebagai penambah nilai peralatan dan mesin, dan
mengurangi Kas Umum Negara/Daerah pada neraca.
Dalam rangka penyajian dalam Laporan Realisasi Anggaran, perolehan peralatan dan mesin melalui pembelian dan
pembangunan diakui sebagai belanja modal.
Perolehan peralatan dan mesin melalui hibah/donasi diakui sebagai penambah nilai Peralatan dan Mesin pada Neraca
dan sebagai pendapatan-LO.
Perolehan peralatan dan mesin melalui pembelian kredit diakui sebagai penambah nilai peralatan dan mesin, dan
sebagai penambah kewajiban pada neraca.
Biaya perolehan peralatan dan mesin menggambarkan jumlah pengeluaran yang telah dan yang masih harus dilakukan
untuk memperoleh peralatan dan mesin tersebut sampai siap pakai.
Biaya ini antara lain meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya instalasi, serta biaya langsung lainnya untuk
memperoleh dan mempersiapkan sampai peralatan dan mesin tersebut siap digunakan.
Apabila penilaian aset tetap dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap
didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan.
Peralatan dan Mesin dinilai dengan biaya perolehan atau nilai wajar pada saat aset tetap tersebut diperoleh.
PENGAKUAN PERALATAN DAN MESIN
Pengakuan Peralatan dan Mesin harus memperhatikan kebijakan pemerintah mengenai
ketentuan nilai satuan minimum kapitalisasi aset tetap.

Kebijakan nilai satuan minimum ini dapat berbeda-beda pada pemerintah daerah, sesuai dengan
karakteristik daerah masing-masing.

Jika biaya perolehan per satuan peralatan dan mesin kurang dari nilai satuan minimum kapitalisasi aset tetap, maka entitas
mengakui/mencatat perolehan peralatan dan mesin sebagai beban operasional, dan oleh karena itu tidak menyajikannya
pada lembar muka neraca. Namun demikian, entitas tetap mengungkapkan perolehan peralatan dan mesin tersebut dalam
Catatan atas Laporan Keuangan.

Peralatan dan Mesin disajikan berdasarkan biaya perolehan dikurangi dengan akumulasi
penyusutan.
M. AKUNTANSI GEDUNG DAN BANGUNAN

Menurut UU Nomor 28 Tahun 2002 tentang


Bangunan Gedung, bangunan gedung adalah
Gedung dan Bangunan dapat wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang Gedung dan bangunan ini tidak
diklasifikasikan menurut jenisnya, menyatu dengan tempat kedudukannya,
sebagian atau seluruhnya berada di atas mencakup tanah yang diperoleh untuk
seperti gedung perkantoran, rumah dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang pembangunan gedung dan bangunan
dinas, bangunan tempat ibadah, berfungsi sebagai tempat manusia yang ada di atasnya. Tanah yang
menara, monumen/bangunan melakukan kegiatannya, baik untuk hunian diperoleh untuk keperluan dimaksud
bersejarah, gudang, gedung museum. atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, dimasukkan dalam kelompok Tanah.
kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya,
maupun kegiatan khusus.
PENCATATAN GEDUNG DAN BANGUNAN
Gedung bertingkat pada dasarnya terdiri dari komponen bangunan fisik, komponen penunjang
utama yang berupa mechanical engineering (lift, instalasi listrik beserta generator, dan sarana
pendingin Air Conditioning), dan komponen penunjang lain yang antara lain berupa saluran air dan
telepon.

Masing-masing komponen mempunyai masa manfaat yang berbeda, sehingga umur


penyusutannya berbeda, serta memerlukan pola pemeliharaan yang berbeda pula.

Perbedaan masa manfaat dan pola pemeliharaan menyebabkan diperlukannya sub-akun pencatatan yang berbeda untuk masing-
masing komponen gedung bertingkat, misalnya Gedung menjadi sebagai berikut:
• Bangunan Fisik
• Taman, Jalan, dan Tempat Parkir, Pagar
• Instalasi AC
• Instalasi Listrik dan Generator
• Lift
• Penyediaan Air, Saluran Air Bersih, dan Air Limbah
• Saluran Telepon
Disarankan agar akuntansi pengakuan gedung bertingkat diperinci
sedemikian rupa, sehingga setidak-tidaknya terdapat perincian per masing-
masing komponen bangunan yang mempunyai umur masa manfaat yang sama.

Data untuk perincian tersebut dapat diperoleh pada dokumen penawaran yang
menjadi dasar kontrak konstruksi pekerjaan borongan bangunan.
PENCATATAN
GEDUNG DAN
BANGUNAN Gedung dan bangunan yang dibangun oleh pemerintah, namun dengan maksud
akan diserahkan kepada masyarakat, seperti rumah yang akan diserahkan
kepada para transmigrans, maka rumah tersebut tidak dapat dikelompokkan
sebagai “Gedung dan Bangunan”, melainkan disajikan sebagai “Persediaan. ”

Gedung dan Bangunan disajikan berdasarkan biaya perolehan


dikurangi dengan akumulasi penyusutan.
PENGAKUAN GEDUNG
Gedung dan Bangunan diakui pada
saat gedung dan bangunan telah
DAN BANGUNAN
diterima atau diserahkan hak
kepemilikannya dan/atau pada saat
penguasaannya berpindah serta
telah siap dipakai.
Apabila perolehan Gedung dan Bangunan
belum didukung dengan bukti secara hukum
dikarenakan masih adanya suatu proses
administrasi yang diharuskan, seperti pembelian
gedung kantor yang masih harus diselesaikan
Saat pengakuan Gedung dan proses jual beli (akta) dan bukti kepemilikannya
Bangunan akan lebih dapat di instansi berwenang, maka Gedung dan
diandalkan apabila terdapat bukti Bangunan tersebut harus diakui pada saat
bahwa telah terjadi perpindahan terdapat bukti bahwa penguasaan atas Gedung
hak kepemilikan dan/atau dan Bangunan tersebut telah berpindah,
penguasaan secara hukum, misalnya telah terjadi pembayaran dan
misalnya akte jual beli atau Berita penguasaan atas bangunan.
Acara Serah Terima.
PEROLEHAN GEDUNG DAN BANGUNAN
Pengakuan Gedung
dan Bangunan harus
memperhatikan
Perolehan peralatan kebijakan
dan mesin melalui pemerintah
hibah/donasi diakui mengenai ketentuan
Perolehan gedung sebagai penambah nilai satuan
dan bangunan nilai gedung dan minimum kapitalisasi
melalui pembelian bangunan pada aset tetap.
Perolehan melalui kredit diakui sebagai Neraca dan sebagai
pembelian dapat penambah nilai pendapatan-LO.
dilakukan dengan peralatan dan mesin,
Perolehan Gedung pembelian tunai, dan sebagai
dan Bangunan dapat kredit, atau kewajiban pada
melalui pembelian, angsuran. Perolehan neraca.
pembangunan, atau melalui
tukar menukar, pembangunan dapat
hibah/donasi, dan dilakukan dengan
lainnya. membangun sendiri
(swakelola) dan
melalui kontrak
konstruksi.
PEROLEHAN GEDUNG DAN
BANGUNAN
Biaya perolehan gedung dan bangunan menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan dan
yang masih harus dikeluarkan untuk memperoleh gedung dan bangunan sampai siap pakai.

Biaya ini antara lain meliputi harga pembelian atau biaya konstruksi, termasuk biaya pengurusan IMB, notaris dan pajak.

Apabila penilaian Gedung dan Bangunan dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan
pada nilai wajar/taksiran pada saat perolehan.

Jika biaya perolehan per satuan gedung dan bangunan kurang dari nilai satuan minimum kapitalisasi aset tetap, maka entitas
mengakui/mencatat perolehan gedung dan bangunan sebagai beban operasional, dan oleh karena itu tidak menyajikannya pada lembar
muka neraca. Namun demikian, entitas tetap mengungkapkan perolehan gedung dan bangunan tersebut dalam Catatan atas Laporan
Keuangan.

Biaya perolehan Gedung dan Bangunan yang dibangun dengan cara swakelola meliputi biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan biaya
tidak langsung termasuk biaya perencanaan dan pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua biaya lainnya yang terjadi
berkenaan dengan pembangunan aset tetap tersebut seperti pengurusan IMB, notaris, dan pajak.

Sementara itu, Gedung dan Bangunan yang dibangun melalui kontrak konstruksi, biaya perolehan meliputi nilai kontrak, biaya perencanaan dan
pengawasan, biaya perizinan, jasa konsultan, dan pajak.

Gedung dan Bangunan yang diperoleh dari sumbangan (donasi) dicatat sebesar nilai wajar pada saat perolehan.

Anda mungkin juga menyukai