Anda di halaman 1dari 8

Aset Lancar

 Aset lancar terdiri dari:


a. Kas dan Setara Kas
o Definisi: Kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat
dapat digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintahan
o Kas berupa uang tunai, terdiri atas uang kertas dan logam dalam mata uang
rupiah dan mata uang asing yang dikuasai oleh pemerintah.
o Kas berbentuk saldo simpanan di bank adalah uang pada seluruh rekening
bank yang dikuasai pemerintah yang dapat digunakan setiap saat.
o Kas dicatat sebesar nilai nominal
o Selurus kas yang dikuasai pemerintah dilaporkan dalam neraca dan dapat
disajikan dalam kelompok aset lancar dan non lancar
o Pengelolaan Kas Pemerintah:
- Kas pemerintah yang dikuasai dan dibawah tanggung jawab BUN atau
Kuasa BUN dapat ditempatkan pada RKUN dan rekening lainnya
- Uang yang dikuasai oleh BUD meliputi rupiah dan valas yang terdiri
dari:
a. Kas di kas daerah
b. Kas di bendahara penerimaan
c. Kas di bendahara pengeluaran
- Kas pemerintah yang penguasaan, pengelolaan dan
pertanggungjawabannya dilakukan selain BUN/D meliputi:
a. Kas di Bendahara Penerimaan, apabila Bendahara Penerimaan bukan
merupakan bagian dari BUN/D
b. Saldo Kas Lainnya yang Diterima karena Penyelenggaraan
Pemerintahan
Kas di Badan Layanan Umum/Badan Layanan Umum Daerah
b. Piutang
o Definisi: peristiwa atau transaksi lain yang menimbulkan hak pemerintah
untuk menagih
o Piutang dicatat sebesar nilai nominal
o Timbulnya piutang terdiri atas:
a. Pungutan: piutang pajak, piutang pendapatan bukan pajak, piutang
retribusi, piutang PAD lainnya
b. Perikatan: pemberian pinjaman, penjualan kredit, kemitraan (BGS dan
BSG), imbalan fasilitas/jasa
c. Kerugian negara: tuntutan ganti rugi(TGR) dan tuntutan perbendaharaan
(TP)
o Penyajian dan penyisihan piutang tak tertagih:
- piutang harus disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan (net
realizable value)
- alat untuk menyesuaikan adalah dengan melakukan penyisihan piutang tak
tertagih yang diperhitungkan dan dibukukan dengan periode yang sama
dengan timbulnya piutang
- penyisihan piutang tak tertagih bukan penghapusan piutang
- nilai penyisihan piutang tak tertagih akan disajikan di Neraca selama
piutang pokok belum dihapuskan
- penyisihan piutang tak tertagih dapat dilakukan berdasarkan umur
piutang atau dari jumlah yang ditetapkan
- penentuan besarnya persentase penyisihan piutang tak tertagih didasarkan
pada kebijakan akuntansi pemerintah
- penyisihan piutang berdasarkan umur piutang dibedakan menurut jenis
piutang

o Pencatatan dan penyajian penyisihan piutang


- penyisihan piutang diakui sebagai beban, merupakan koreksi agar nilai
piutang dapat disajikan di neraca sesuai dengan nilai yang diharapkan
dapat ditagih
- penyisihan piutang disajikan di neraca sebagai unsur pengurang dari
piutang yang bersangkutan

o Penghentian pengakuan piutang


- Pengehentian piutang dilakukan karena Pelunasan dan atau
Penghapusan piutang.
- Penghapusan piutang berdasarkan PP:
a. Penghapusan bersyarat, dilakukan dengan menghapuskan piutang dari
pembukuan tanpa menghapus hak tagih (penghapusbukuan)
b. Penghapusan mutlak, dilakukan dengan menghapus hak tagih
(penghapustagihan)
- Penghapusbukuan dilakukan berdasarkan Berita Acara/Surat Keputusan
penghapusan piutang
- Satuan kerja tetap mencatat jumlah piutang secara ekstrakomptabel

o Penerimaan kembali piutang yang telah dihapusbukukan


- penerimaan kembali piutang yang dilakukan penyisihan dan
dihapusbukukan pada Tahun Anggaran Berjalan (TAB), diakui sebagai
pengurang beban.
- Penerimaan kembali piutang yang dilakukan penyisihan dan
dihapusbukukan pada Tahun Anggaran Yang Lalu (TAYL), diakui
sebagai pendapatan lain-lain

c. Persediaan
o Definisi: Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan
yg dimaksudkan untuk :
a. mendukung kegiatan operasional pemerintah,
b. dan barang-barang yg dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam
rangka pelayanan kepada masyarakat
o Persediaan merupakan aset yang berupa:
a. Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam rangka kegiatan
operasional pemerintah
b. Bahan atau perlengkapan (supplies) yang akan digunakan dalam proses
produksi
c. Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau
diserahkan kepada masyarakat
d. Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat
dalam rangka kegiatan pemerintahan.
o Persediaan dapat terdiri dari:
a. Barang konsumsi;
b. Amunisi;
c. Bahan untuk pemeliharaan;
d. Suku cadang;
e. Persediaan untuk tujuan strategis/berjaga-jaga;
f. Pita cukai dan leges;
g. Bahan baku;
h. Barang dalam proses/setengah jadi;
i. Tanah/bangunan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat;
j. Hewan dan tanaman, untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat
Dalam hal pemerintah menyimpan barang untuk tujuan cadangan strategis
seperti cadangan energi (misalnya minyak) atau untuk tujuan berjaga-jaga
seperti cadangan pangan (misalnya beras), barang-barang dimaksud diakui
sebagai persediaan.
o Persediaan diakui:
a. pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh pemerintah dan
mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal
b. pada saat diterima atau hak kepemilikannya dan/ atau kepenguasaannya
berpindah
o Persediaan disajikan sebesar:
a. biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian;
b. biaya standar (harga pokok produksi) apabila diperoleh dengan
memproduksi sendiri;
c. biaya wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan
o Persediaan dicatat menggunakan metode perpetual dan periodik
o Persediaan dapat dinilai dengan menggunakan metode sistematis seperti FIFO,
rata-rata tertimbang, atau harga pembelian terakhir apabila setiap unit
persediaan nilainya tidak material dan bermacam-macam jenis
Contoh: (1) Barang persediaan yang memiliki nilai nominal yang dimaksudkan
untuk dijual, seperti pita cukai, dinilai dengan biaya perolehan terakhir; (2)
Persediaan hewan dan tanaman yang dikembangbiakkan dinilai dengan
menggunakan nilai wajar
d. Belanja/Beban dibayar dimuka (terkait dengan jurnal transaksi beban/belanja
barang dan jasa yang manfaatnya >1 tahun)
 Aset diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh oleh pemerintah
dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal
 Aset diakui pada saat diterima atau kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya
berpindah

Aset Tetap
 Pengakuan: saat manfaat ekonomi masa depan dapat diperoleh dan nilainya dapat
diukur dengan andal.
 Kriteria:
a. Berwujud
b. Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan
c. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal
d. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas
e. Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan.
f. Memenuhi minimal kapitalisasi
 Jenis Aset Tetap:
a. Tanah: diperoleh dengan maksud digunakan untuk kegiatan operasional
pemerintah dan dalam kondisi siap pakai (ready for use).
b. Peralatan dan Mesin: diperoleh dengan maksud digunakan untuk kegiatan
operasional pemerintah dan dalam kondisi siap pakai (ready for use) dan
nilainya signifikan atau memenuhi batas minimal kapitalisasi dan masa
manfaatnya lebih dari 12 bulan
c. Gedung dan Bangunan: diperoleh dengan maksud digunakan untuk kegiatan
operasional pemerintah dan dalam kondisi siap pakai (ready for use), nilainya
memenuhi batas minimal kapitalisasi, dan masa manfaatnya lebih dari 12
bulan.
d. Jalan, Irigasi, dan Jaringan: yang dimiliki dan atau dikuasai oleh
pemerintah
e. Aset Tetap Lainnya: aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan dalam
kelompok aset tetap di atas.
f. Konstruksi dalam Pengerjaan: aset tetap yang sedang dalam proses
pembangunan namun belum selesai sampai dengan laporan keuangan
diterbitkan.
 Pengukuran:
- dicatat sebesar Biaya Perolehan
- Biaya perolehan atas pembelian aset meliputi:
• Harga beli aset tetap: Semua biaya yang dikeluarkan sampai Aset
Tetap siap digunakan, termasuk:
 Biaya persiapan tempat
 biaya perjalanan dinas
 biaya pengiriman
 biaya pengujian aset yaitu untuk memastikan aset tetap
berfungsi dengan benar
 biaya pemasangan
 biaya profesional seperti arsitek, insinyur, dll
 Pencatatan:
a. Perolehan: jumlah yang dicatat adalah sebesar harga perolehan
b. Penggunaan:
- adanya pengeluaran (expense)

- Penyusutan: penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan


kapasitas dan manfaat dari suatu aset.
Dalam PP 71 tahun 2010, dicontohkan alternatif metode Penyusutan
yang dapat dipilih dan digunakan yaitu: Metode Garis Lurus, Metode
Saldo Menurun Berganda, Metode Unit Produksi, sedangkan dalam
praktiknya untuk alasan sederhana dan mudah, dapat dipilih metode
garis lurus.
Penyusutan dilakukan setiap akhir tahun/akhir periode pelaporan

c. Penghentian Penggunaan
- Pelepasan aset dengan cara dijual atau dipertukarkan
• Penghentian penggunaan aset tetap pada saat aset tetap tersebut belum
disusutkan secara penuh, maka akan muncul selisih antara nilai buku
aset tetap dengan harga jual.
• Selisih tersebut akan diperlakukan sebagai pendapatan atau beban dari
kegiatan non operasional di Laporan Operasional, dan dalam realisasi
anggaran penerimaan kas akibat penjualan aset tetap tersebut akan
dicatat sebagai pendapatan berbasis kas.
- Aset Tetap dihentikan dari penggunaan aktif
 Aset tetap tersebut menjadi tidak memenuhi kriteria sebagai aset
tetap lagi sehingga perlu direklasifikasi ke akun Aset Lainnya

Aset Lainnya
 Jenis-jenis:
a. Piutang Jangka Panjang
b. Aset tak berwujud
c. Kemitraan dengan pihak ketiga
d. Kas yang dibatasi penggunaannya
e. Aset lainnya
 Tambahan:
a. Aset Konsesi Jasa

b. Properti Investasi: properti untuk menghasilkan pendapatan sewa atau untuk me


ningkatkan nilai aset atau keduanya, dan tidak untuk:
- digunakan dalam kegiatan pemerintahan, dimanfaatkan oleh masyarakat
umum, dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan
administratif; atau
- dijual dan/ atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat
• Pengakuan diakui sebagai aset jika dan hanya jika: Besar kemungkinan
terdapat manfaat ekonomi yang akan mengalir ke entitas di masa yang akan
datang dari aset properti investasi; dan Biaya perolehan atau nilai wajar
properti investasi dapat diukur dengan andal
• Pengukuran saat pengakuan awal: diukur pada awalnya sebesar biaya
perolehan. (biaya transaksi termasuk dalam pengukuran awal tersebut).
Apabila properti investasi diperoleh dari transaksi non pertukaran, properti
investasi tersebut dinilai dengan menggunakan nilai wajar pada tanggal
perolehan.
• Penyajian: diklasifikasikan dalam aset non lancar.

Anda mungkin juga menyukai