Anda di halaman 1dari 18

PENGORGANISASIAN

Slocum, dkk. (2008)


Organizing as the process of creating a
structure of jobs that enables employees to
implement management’s goal and plans.

(Pengorganisasian sebagai proses dari


menciptakan suatu struktur pekerjaan
yang memampukan pekerja untuk
mengimplementasikan rencana-rencana
dan tujuan manajemen.)
Organizing atau pengorganisasian adalah suatu aktivitas
yang berkaitan dengan penyusunan struktur organisasi.

Proses penyusunan Struktur organisasi membutuhkan


berbagai pertimbangan matang, yaitu yang berkaitan
dengan: teknologi, besaran organisasi, strategi yang
ditetapkan organisasi, maupun pertimbangan lingkungan
yang dihadapi organisasi.

Penyusunan dilakukan agar dapat menunjukkan siapa


melakukan apa, siapa berada dimana, serta siapa melapor
kepada siapa dalam hubungan pekerjaan.
Proses pengorganisasian yang baik memungkinkan
terciptanya:
1. Unity of command (kesatuan komando):
Setiap bawahan harus melapor hanya pada seorang
pemimpin.
2. Chain of command (rantai komando):
Garis wewenang yang tidak terputus, yang
membentang dari tingkatan atas organisasi hingga
tingkatan paling bawah dan menjelaskan siapa
melapor kepada siapa.
KONSEP DASAR PENGORGANISASIAN

• 1. Authority (kewenangan):
Hak yang dimiliki seseorang.
• 2. Power (kekuasaan):
Kemampuan menggunakan pengaruh di dalam
organisasi, karena memiliki posisi atau jabatan sah
di dalam organisasi.
• 3. Span of control (rentang kendali):
Jumlah bawahan langsung yang dapat
dikendalikan atau diawasi seseorang secara efektif.
• 4. Delegation (pendelegasian):
Pemberian wewenang seorang pemimpin kepada satu
atau beberapa orang bawahan.
KONSEP DASAR PENGORGANISASIAN

5. Centralization (sentralisasi):
Pemusatan yang dikaitkan dengan kewenangan dalam
mengambil keputusan.
6. Decentralization (desentralisasi):
Penyebaran kewenangan dalam mengambil keputusan.
7. Unity of Command (kesatuan komando):
menggambarkan bahwa setiap bawahan /subordinate
harus melapor hanya pada seorang pemimpin.
8. Division of labor (pembagian kerja):
membagi pekerjaan menjadi tugas-tugas yang spesifik.
Jenis Hubungan Kewenangan
(Authority Relationship)
1. Kewenangan Lini (Line Authority) : hubungan
atasan dan bawahan
2. Kewenangan Staf (Staff Authority):
Nasihat serta arus informasi ke atas
3. Kewenangan Fungsional (FunctionalAuthority):
Kewenangan untuk meminta manajer lain
membuat keputusan ttg. suatu hal pada dept. Yang
dipimpinnya.
Kewenangan Lini
Wewenang Lini: Hubungan Atasan dan Bawahan

Manajer

Karyawan Karyawan

Wewenang dari
Kewenangan Staf
Wewenang Staf: Nasihat serta Arus Informasi ke Atas
Presiden/Direktur

Hukum R&D

Produksi Keuangan Pemasaran

• Wewenang Staf
• Wewenang Lini
Wewenang Fungsional
Langkah-Langkah Pengorganisasian:

*1. Peninjauan Tujuan/Sasaran, dan rencana


• 2. Pengidentifikasi AktivitasAktivitas.
• 3. Pengelompokkan aktivitas ke dalam
fungsi.
• 4. Penetapan hubungan dalam struktur
hubungan
Langkah-Langkah Pengorganisasian
Pengklasifikasian dan Pengelompokkan aktivitas

• Pengklasifikasian & Pengelompokkan aktivitas


disebut pendepartementasian
• Pendepartementasian tepat, jika cocok dengan
kebutuhan organisasi.
• Beberapa cara pendepartementasian:
1.Departementasi atas dasar fungsional
2.Departementasi atas dasar Wilayah geografi
3.Departementasi atas dasar produk
4.Departementasi atas dasar pelanggan.
Struktur Organisasi Matriks
• Struktur matriks digunakan karena kecenderungan semakin kompleks
serta beragamnya aktivitas usaha yang dilakukan perusahaan.
• Struktur matriks belum dibutuhkan ketika perusahaan hanya melakukan
aktivitas usaha pokok (core business). Jadi menggunakan struktur
fungsional
• Struktur matriks dibutuhkan ketika mengerjakan usaha-usaha/proyek-
proyek, yang tidak dapat ditampung oleh struktur fungsional yang ada.
• SDM yang mengisi posisi dalam struktur matriks adalah orang-orang
yang ada dalam struktur fungsional.
• Struktur matriks bersifat luwes /fleksibel.
• Kelemahan struktur matriks: sering menimbulkan masalah, karena
adanya 2 orang manajer yang bekerja di dalamnya.
• Terdapat pula konflik peran, dan disunity of command (kesimpangsiuran
perintah)
Struktur Matriks
Manajer Puncak

Manajer A Manajer B Manajer C

Proyek A

Proyek B

Proyek C
KOORDINASI ORGANISASI
Aktivitas koordinasi dibutuhkan agar seluruh tugas yang
berbeda-beda dari unit kerja dapat diintegrasikan dan
diarahkan untuk mencapai tujuan yang sama.

Koordinasi: usaha mengharmoniskan seluruh kegiatan sehingga


mencapai tujuan yang diharapkan.
Keharmonisan harus selalu diciptakan, baik atas tugas teknis,
komersial, dan administrasi.

Koordinasi adalah usaha menciptakan keadaan yang serasi,


penyesuaian dan pengaturan yang baik, selaras, seimbang,
seragam, dan serempak
• 1. Serasi:perbandingan yang sesuai antara beban tugas dengan
pelaksanaan tugas dalam masing-masing bagian dalam unit
organisasinya.
• 2. Selaras: adanya sinkronisasi antara karyawan dengan
manajer tentang hal-hal yang dipikirkan dan dikehendaki
dalam melaksanakan tugas yang diberikan pada masing-
masing bagian dalam unit kerja.
• 3. Seimbang: Adanya pembebanan yang proporsional serta
sinkronisasi pelaksanaan tugas di masing-masing bagian
dalam unit organisasi.
4. Seragam: Adanya kesamaan prinsip dasar dalam pelaksanaan
kerja atau tugas.
5. Serempak: Pelaksanaan tugas oleh seluruh bagian dalam
organisasi dijalankan secara bersama-sama dalam waktu
bersamaan.
FORMALISASI
• Formalisasi : sestandar apakah pekerjaan-pekerjaan organisasi
dan taraf di mana perilaku pekerja dipandu oleh beragam
aturan dan prosedur.
• Pada organisasi yang sangat terformalisasi:
Terdapat deskripsi pekerjaan yang eksplisit, sarat dengan aturan
organisasi, dan secara jelas menggambarkan prosedur yang
terkait dengan proses kerja.
• Pada organisasi yang formalisasinya lebih rendah:
Para pekerja memiliki keleluasaan lebih atas pekerjaan mereka.

Anda mungkin juga menyukai