Anda di halaman 1dari 75

PENGARUH SUHU AIR TERHADAP SIFAT PENGEMBANG

PADA ADONAN BAKWAN

Karya tulis ilmiah ini disusun untuk memenuhi tugas integratif mata pelajaran
Bahasa Indonesia dan Prakarya

Kelas XI MIPA 8
Kelompok 6

1. Davina Livia (10)


2. Depran Vito Apriliawan (11)
3. Kelvin Julius Hartono (21)
4. Maureen Marcia Marvin (25)
5. Vigo Fujimori (33)

SMA XAVERIUS 1 PALEMBANG


YAYASAN XAVERIUS PALEMBANG
PALEMBANG
2020
PENGARUH SUHU AIR TERHADAP SIFAT PENGEMBANG
PADA ADONAN BAKWAN

Karya tulis ilmiah ini disusun untuk memenuhi tugas integratif mata pelajaran
Bahasa Indonesia dan Prakarya

Kelas XI MIPA 8
Kelompok 6

Disusun oleh :
1. Davina Livia (10) NIS. 25789.18 NISN. 0033535495
2. Devran Vito Apriliawan (11) NIS. 25888.18 NISN. 0030659718
3. Kelvin Julius Hartono (21) NIS. 25831.18 NISN. 0031130387
4. Maureen Marcia Marvin (25) NIS. 25870.18 NISN. 0031130427
5. Vigo Fujimori (33) NIS. 25878.18 NISN. 0032037182

SEKOLAH MENENGAH ATAS XAVERIUS 1 PALEMBANG


JALAN BANGAU NO.60
TAHUN AJARAN 2019/2020
PENGARUH SUHU AIR TERHADAP SIFAT PENGEMBANG
PADA ADONAN BAKWAN

Karya tulis ilmiah ini disusun untuk memenuhi tugas integratif mata pelajaran
Bahasa Indonesia dan Prakarya

Kelas XI MIPA 8
Kelompok 6

Disusun oleh :
1. Davina Livia (10) NIS. 25789.18 NISN. 0033535495
2. Devran Vito Apriliawan (11) NIS. 25888.18 NISN. 0030659718
3. Kelvin Julius Hartono (21) NIS. 25831.18 NISN. 0031130387
4. Maureen Marcia Marvin (25) NIS. 25870.18 NISN. 0031130427
5. Vigo Fujimori (33) NIS. 25878.18 NISN. 0032037182

SEKOLAH MENENGAH ATAS XAVERIUS 1 PALEMBANG


JALAN BANGAU NO.60
TAHUN AJARAN 2019/2020
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Kami menyatakan bahwa karya tulis ilmiah dengan judul “PENGARUH


SUHU AIR TERHADAP SIFAT PENGEMBANG PADA ADONAN
BAKWAN” merupakan karya tulis ilmiah asli buah pemikiran kami dan tidak
mencantumkan pendapat orang lain kecuali yang telah dituliskan dalam kutipan
dan daftar pustaka. Apabila dikemudian hari karya tulis ilmiah ini terbukti
melanggar pernyataan tersebut, maka kami bersedia menerima konsekuensinya.

Palembang, 21 Januari 2020


Yang menyatakan,

1. Davina Livia (10) ...............................

2. Devran Vito Apriliawan (11) ...............................

3. Kelvin Julius Hartono (21) ...............................

4. Maureen Marcia Marvin (25) ...............................

5. Vigo Fujimori (33) ...............................

i
PENGESAHAN

Judul : PENGARUH SUHU AIR TERHADAP SIFAT PENGEMBANG


PADA ADONAN BAKWAN

Penyusun : Kelompok 6 Kelas XI MIPA 8

1. Davina Livia (10)

2. Devran Vito Apriliawan (11)

3. Kelvin Julius Hartono (21)

4. Maureen Marcia Marvin (25)

5. Vigo Fujimori (33)

Telah disahkan
di Palembang, 21 Januari 2020
Guru Pembimbing,

Yohana Tri Retnowati, S. T. P. F. E. Didik Putranto, S.Pd.


Prakarya Bahasa Indonesia

ii
PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat,
rahmat dan karunia-Nya tim peneliti dapat menyelesaikan karya ilmiah yang
berjudul “PENGARUH SUHU AIR TERHADAP SIFAT PENGEMBANG
PADA ADONAN BAKWAN”.

Tim peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan karya ilmiah ini tidak
akan terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak. Maka dari itu tim peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada
orang tua masing-masing tim atas dukungan dari segi waktu maupun tempat.
Terima kasih juga kepada Bapak F. E. Didik Putranto, S.Pd. selaku guru Bahasa
Indonesia dan Ibu Yohana Tri Retnowati, S.T.P. selaku guru Prakarya yang telah
berkenan mengarahkan dan turut membimbing tim peneliti sehingga tim peneliti
dapat menyelesaikan tugas karya ilmiah ini.

Terima kasih juga kepada Bapak Ign. Dian Purnomo selaku Laboran Fisika
yang telah berkenan memberi izin serta membimbing dan memberikan
pengarahan selama melakukan penelitian di Laboratorium SMA Xaverius 1
Palembang. Serta teman-teman yang telah menjalankan kerja sama yang baik
dalam membantu tim peneliti mengerjakan karya ilmiah ini.

Masyarakat Indonesia cenderung menggunakan soda kue sebagai bahan


tambahan yang berfungsi untuk mengembangkan adonan sehingga menghasilkan
bakwan yang mengembang, renyah dan memiliki bentuk yang bagus. Namun,
penggunaan soda kue dapat menimbulkan rasa pahit dalam adonan dan juga
berbagai macam efek samping yang membahayakan.

iii
Maka dari itu, tim peneliti menguji pengaruh suhu air terhadap sifat
pengembang pada adonan bakwan untuk menemukan variasi suhu air yang tepat
sehingga efektif sebagai alternatif bahan pengembang alami adonan.

Tim peneliti berharap dengan adanya karya ilmiah ini, pembaca dapat
mengurangi penggunaan soda kue yang berdampak buruk bagi kesehatan dengan
penggunaan air dengan suhu yang tepat sebagai alternatif bahan pengembang
adonan bakwan.

Tim peneliti menyadari bahwa karya ilmiah ini jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, tim peneliti bersedia menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca.

Palembang, 21 Januari 2020

______________________
Tim peneliti

iv
ABSTRAK

Livia, Davina. Devran Vito Apriliawan, Kelvin Julius Hartono, Maureen Marcia Marvin,
Vigo Fujimori. 2020. “Pengaruh Suhu Air Terhadap Sifat Pengembang Pada
Adonan Bakwan”. Karya Tulis Ilmiah. Palembang: SMA Xaverius 1.

Masyarakat Indonesia sering kali menggunakan soda kue ke dalam adonan agar
dapat mengembang sehingga menghasilkan bentuk yang bagus, tekstur yang lembut dan
rasa gurih. Namun, bahan tambahan tersebut dapat mengakibatkan efek samping dan
penyakit. Hal ini yang melatarbelakangi penelitian ini. Tim peneliti mencoba untuk
mencari alternatif lain yang dapat digunakan untuk mengganti soda kue. Air adalah
bahan alami yang tidak asing lagi, tim peneliti mencoba untuk memanfaatkan air dengan
variasi suhu sebagai salah satu bahan pengembang alami dalam pembuatan adonan
bakwan, guna meminimalisir penggunaan soda kue.

Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan pengaruh suhu air terhadap sifat
pengembang pada adonan bakwan dengan ketentuan: adonan bakwan dengan suhu air
±10°C (relatif rendah atau dingin), adonan bakwan dengan suhu air ±35°C (relatif
sedang), adonan bakwan dengan suhu air ±65°C (relatif tinggi atau panas). Tm peneliti
melakukan penelitian uji laboratorium untuk memperoleh data yang lebih akurat.

Tim peneliti mencampurkan air dengan suhu berbeda kedalam gelas kimia yang
berisi tepung terigu dengan masing-masing 3 sampel atau percobaan untuk tiap
perlakuan. Tim peneliti melakukan pengukuran melalui perubahan volume adonan
bakwan sebelum dan sesudah didiamkan, lalu mencatat datanya pada tabel hasil
pengamatan. Tim peneliti mendapatkan hasil bahwa air dengan suhu relatif tinggi atau
panas mengakibatkan adonan mengembang secara optimal sehingga efektif sebagai
alternatif bahan pengembang.

Kata kunci : air, adonan, pengembang, suhu, dan tepung

v
vi
ABSTRACT

Livia, Davina. Devran Vito Apriliawan, Kelvin Julius Hartono, Maureen Marcia
Marvin, Vigo Fujimori. 2020. "The Effect of Water Temperature on Developer
Properties on Bakwan Dough". Scientific papers. Palembang: Xaverius 1 Senior High
School.

Indonesian people often use baking soda into the dough in order to expand to
produce a good shape, soft texture and savory taste. However, these additives can cause
side effects and disease. This is the background of this research. The research team tried
to find other alternatives that could be used to replace baking soda. Water is a natural
ingredient that is familiar, the research team tried to use water with temperature
variations as one of the natural developer ingredients in making bakwan dough, in order
to minimize the use of baking soda.

The purpose of this study was to compare the influence of water temperature on the
nature of the developer on bakwan dough with the following provisions: bakwan dough
with water temperature ± 10 ° C (relatively low or cold), bakwan dough with water
temperature ± 35 ° C (relatively medium), bakwan dough with a water temperature of ±
65 ° C (relatively high or hot). Tm researchers conducted laboratory test research to
obtain more accurate data.

The research team mixed water with different temperatures into a beaker containing
flour with each of 3 samples or experiments for each treatment. The research team
measured the changes in the volume of the Bakwan dough before and after it was
allowed to stand, then recorded the data in the observation table. The research team
found that water with relatively high temperatures or heat caused the dough to expand
optimally that effective to be alternative material to develop.

Keywords: water, dough, developer, temperature, and flour

vii
DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................. i


PENGESAHAN .................................................................................... ii
PENGANTAR ....................................................................................... iii
ABSTRAK ............................................................................................. v
ABSTRACT ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI ......................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ ix
DAFTAR TABEL ................................................................................. x
BAB 1 PEMBUKAAN ......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................... 4
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................. 4
1.4. Manfaat Penelitian ............................................................... 5
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA ................................................................. 6
2.1. Kajian Teori ......................................................................... 6
2.2. Kajian Penelitian yang Relevan .......................................... 10
2.3. Hipotesis .............................................................................. 11
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ............................................. 13
3.1. Jenis Penelitian .................................................................... 13
3.2. Instrumen Penelitian ............................................................ 13
3.3. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................. 14
3.4. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 15
3.5. Langkah Kerja/Prosedur ...................................................... 16
3.6. Teknik Analisis Data ........................................................... 17
3.7. Tabel Interpretasi …………………………………………. 19
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................... 20
4.1. Hasil Penelitian .................................................................... 20
4.2. Analisis Data dan Pembahasan ............................................ 22
BAB 5 PENUTUP ................................................................................. 36

viii
5.1. Kesimpulan .......................................................................... 36
5.2. Saran .................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 37
LAMPIRAN .......................................................................................... 41
TENTANG PENELITI ........................................................................ 55
BUKTI BIMBINGAN (KARTU KENDALI BIMBINGAN) ........... 61

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Cara menguji pengaruh suhu air terhadap sifat pengembang


pada adonan bakwan ……………………………………… 41

Lampiran 2. Pengukuran suhu dengan termometer……………………… 46

Lampiran 3. Pengamatan dan pengukuran adonan bakwan pada setiap


tipe atau perlakuan ………………………………………… 47

Lampiran 4.Objek penelitian secara eksperimental pada ketiga tipe…… 51

Lampiran 5. Data penelitian sementara (catatan elektronik)……………… 53

Lampiran 6.Izin eksperimen…………………………………………… 54

x
DAFTAR TABEL

Tabel 3.4 Contoh Tabel Hasil Pengamatan.......................................... 15

Tabel 3.6 Contoh Tabel Analisis Data Hasil Pengamatan................... 19

Tabel 3.7 Tabel Interpretasi.................................................................. 19

Tabel 4.1.1 Hasil Pengamatan Ukuran Adonan Bakwan Dengan Suhu .


Air ±10°C (Relatif Rendah Atau Dingin)............................. 20

Tabel 4.1.2 Hasil Pengamatan Ukuran Adonan Bakwan Dengan Suhu..


Air ±35°C (Relatif Sedang).................................................. 20

Tabel 4.1.3 Hasil Pengamatan Ukuran Adonan Bakwan Dengan Suhu .


Air ±65°C (Relatif Tinggi Atau Panas)................................ 21

Tabel 4.2.1 Analisis Data Hasil Pengamatan Ukuran Adonan Bakwan .


Dengan Suhu Air ±10°C (Relatif Rendah Atau Dingin)...... 22

Tabel 4.2.2 Analisis Data Hasil Pengamatan Ukuran Adonan Bakwan .


Dengan Suhu Air ±35°C (Relatif Sedang)........................... 26

Tabel 4.2.3 Analisis Data Hasil Pengamatan Ukuran Adonan Bakwan .


Dengan Suhu Air ±65°C (Relatif Tinggi Atau Panas)......... 29

Tabel 4.2.4 Data Akhir Hasil Analisis Data............................................ 32

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.2.4 Pengaruh Suhu Air terhadap Perubahan Volume Adonan. 32

xi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan makhluk hidup. Tentunya manusia sangat


bergantung dengan alam dan sekitarnya. Setiap hari sangatlah penting bagi
manusia untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka. Manusia melakukan
berbagai macam cara untuk memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari mereka.

Makanan sendiri merupakan salah satu kebutuhan dasar yang sangat


penting karena merupakan sumber energi bagi tubuh. Hal ini selaras dengan
pengertian makanan menurut Ase Satria yang dalam artikelnya menyatakan,
“Makanan adalah sumber energi bagi tubuh agar dapat melakukan berbagai
aktivitas. Jika tubuh kekurangan energi maka tubuh akan lemas dan mudah
lelah. Makanan mempunyai enam fungsi untuk tubuh. Adapun 6 fungsi
makanan adalah antara lain sebagai berikut : pertumbuhan dan
perkembangan tubuh, pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh yang telah
rusak atau tua, pengaturan metabolisme tubuh, penjaga keseimbangan cairan
tubuh, pertahanan tubuh terhadap penyakit, penghasil energi. Makanan yang
baik untuk tubuh adalah makanan bersih, sehat dan bergizi seimbang.”
https://www.materibelajar.id/2016/09/pengertian-makanan-dan-fungsi-
makanan.html (diunggah pada September 2016 oleh Ase Satria diunduh pada
8 Oktober 2019, pukul 14.33 WIB).

Salah satu jenis makanan yang sangat digemari orang Indonesia adalah
gorengan. Gorengan sudah menjadi makanan yang dikonsumsi sehari-hari.
Salah satu contoh gorengan adalah bakwan. Bakwan sendiri sangatlah
populer dan merupakan makanan kebudayaan China yang berkembang di
Indonesia.

1
“Gorengan dan Indonesia adalah dua hal yang tidak bisa terpisahkan.
Penyebabnya gorengan merupakan salah satu makanan Indonesia dan orang
Indonesia amatlah gemar mengonsumsi gorengan setiap saat setiap waktu.
Salah satu jenis gorengan yang paling populer adalah bakwan. Bakwan
sendiri adalah makanan yang terbuat dari tepung dengan berbagai isi dan
varian. Jika ditelusuri dari namanya, bakwan sama seperti makanan lainnya
yang berawalan bak dari bahasa China yang berarti daging. Bakwan
umumnya merupakan sebutan dari makanan yang terbuat dari tepung terigu
dan sayuran.

Namun, beda daerah beda penyebutan. Bakwan pada beberapa daerah


contohnya kota Malang disebut dengan weci, beda dengan Surabaya yang
menyebutnya dengan ote-ote. Beda lagi dengan Jawa Barat yang
menyebutnya dengan bala-bala. Tidak hanya berisi sayuran saja, bakwan bisa
berisi banyak hal seperti, bakwan tahu, bakwan udang, atau bakwan jagung.
Bakwan jagung sama seperti bakwan sayur, di beberapa tempat lebih dikenal
dengan sebutan dadar
jagung.”https://www.liputan6.com/lifestyle/read/3618947/4-cara-membuat-
bakwan-yang-gurih-renyah-dan-enak (diunggah pada 14 Agustus 2018 pukul
18.45 WIB oleh Tim Merdekadotcom diunduh pada 8 Oktober 2019, pukul
14.45 WIB).

Dalam pembuatan adonan bakwan, sifat pengembang adonan bakwan


sangatlah penting. Salah satu bahan pengembang adonan adalah soda kue
atau baking soda. “Soda kue ditambahkan untuk membuat bakwan jadi lebih
renyah dan mengembang, sehingga bentuknya akan jadi lebih bagus. Tapi
perhatikan takarannya ya sebab jika terlalu banyak, soda kue bisa memberi
rasa pahit pada bakwan”https://resepkoki.id/5-rahasia-membuat-bakwan-
empuk-sekaligus-renyah-dan-anti-bantat/ (diunggah pada 11 Agustus 2017
oleh Atsarina Luthfiyyah diunduh pada 27 Desember 2019, pukul 14.39
WIB).

2
Berdasarkan hal tersebut, tim peneliti menemukan bahwa penggunaan
soda kue dapat menimbulkan rasa pahit. Kemudian, konsumsi soda kue
dalam jangka waktu panjang juga sangatlah berbahaya. Hal ini diperjelas
dengan pernyataan Alodokter yang menyatakan bahwa mengonsumsi soda
kue dalam jumlah banyak atau dalam jangka panjang bisa menimbulkan efek
samping berupa:
a. Gangguan pencernaan, seperti sembelit, sakit perut, dan diare.
b. Kejang
c. Gangguan pada saraf dan otak.
d. Gangguan elektrolit, seperti hipernatremia, hipokalemia, dan
hipokloremia.
e. Perburukan penyakit ginjal dan gagal jantung.
f. Gangguan keseimbangan asam basa darah, yaitu asidosis dan
alkalosis.
g. Kelemahan otot dan kram otot.
h. Produksi asam lambung meningkat
https://www.alodokter.com/jangan-asal-pakai-perhatikan-bahaya-soda-kue-
di-sini (diunggah pada 6 Juli 2019 diunduh pada 12 Januari 2020 pukul 12.41
WIB).

Untuk mencegah rasa pahit pada bakwan dan efek samping tersebut, tim
peneliti pun menemukan bahwa air merupakan salah satu bahan pengembang
alami yang dapat digunakan dalam pembuatan adonan bakwan. Hal ini
selaras dengan pernyataan Noer Kholis yang dalam artikelnya menyatakan,
“Fungsi air dalam adonan, antara lain: memungkinkan terbentuknya gluten,
mengontrol kepadatan suhu pada adonan, melarutkan gula dan garam,
mengembangkan zat roti sehingga mudah dicerna.

Sebagai pelarut, air berfungsi menyebarkan materi secara merata serta


melarutkan gula dan bread improver(sebagai penyuplai gizi kepada ragi atau
yeast )”http://kholiztektek.blogspot.com/2015/12/fungsi-air-dalam-

3
adonan.html (diunggah pada 30 Desember 2015 pukul 07.47 oleh Noer
Kholis diunduh pada 8 Oktober 2019, pukul 15.36 WIB).

Dalam penggunaan air sebagai alternatif bahan pengembang alami


bakwan, tentunya kualitas air pasti sangat mempengaruhi kualitas adonan.
Tim peneliti mengasumsikan bahwa suhu pada air tentunya akan
mempengaruhi kualitas adonan bakwan tersebut terutama sifat
pengembangnya.

Berdasarkan hal tersebut, maka tim peneliti akan melakukan penelitian


tentang pengaruh suhu air terhadap sifat pengembang pada adonan bakwan
dengan harapan tim peneliti dapat menemukan alternatif bahan pengembang
adonan tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana pengaruh suhu air terhadap sifat pengembang pada


adonan bakwan?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Untuk mengetahui bagaimana pengaruh suhu air terhadap sifat


pengembang pada adonan bakwan.
1.3.2 Untuk menentukan suhu air yang tepat untuk menghasilkan adonan
bakwan yang berkualitas sehingga dapat efektif sebagai alternatif
bahan pengembang adonan bakwan.
1.3.3 Untuk melatih kemampuan tim peneliti dalam menulis dan
mengembangkan karya ilmiah serta melakukan penelitian.

4
1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Tim peneliti


1.4.1.1 Menambah pengetahuan dan wawasan tim peneliti mengenai
pengaruh suhu air terhadap sifat pengembang adonan bakwan.
1.4.1.2 Melatih kemampuan tim peneliti dalam menulis Karya Ilmiah.
1.4.1.3 Melatih kemampuan tim peneliti dalam melakukan pengukuran
suhu dan pengamatan ukuran adonan sebagai objek penelitian.
1.4.1.4 Melatih kerja sama dan komunikasi tim peneliti.

1.4.2 Bagi Pembaca


1.4.2.1 Mengetahui pengaruh suhu air terhadap adonan bakwan.
1.4.2.2 Mengetahui suhu air yang tepat agar menghasilkan adonan
bakwan yang berkualitas sehingga dapat efektif sebagai
alternatif bahan pengembang adonan bakwan.
1.4.2.3 Produksi bakwan tidak harus menggunakan soda kue sebagai
bahan pengembang dan hanya perlu menggunakan air dengan
suhu yang tepat sebagai alternatif bahan pengembang.
1.4.2.4 Produksi bakwan menjadi lebih ekonomis dengan ukuran
bakwan yang lebih besar akibat sifat pengembang yang optimal
dan produksi yang tidak memerlukan soda kue yang biayanya
relatif lebih mahal dibandingkan air.

5
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Ukuran
Untuk menentukan ukuran suatu benda, maka perlu dilakukan
pengukuran. Cangelosi (1995: 21) menyatakan, “Pengukuran adalah proses
pengumpulan data melalui pengamatan empiris yang digunakan untuk
mengumpulkan informasi yang relevan dengan tujuan yang telah
ditentukan.”
https://yogapermanawijaya.wordpress.com/2014/10/16/pengertian-
pengukuran-measurement-penilaian-assessment-dan-evaluasi-evaluate-
dalam-pendidikan/ (diunggah pada 16 Oktober 2014 oleh Yoga Permana
diunduh pada 14 Desember 2019 pukul 22.19 WIB).

2.1.2 Suhu
Suhu merupakan salah satu bentuk dari objek pengukuran.
Suhu tersebut juga dapat disebut ialah sebagai temperatur
yang diukur dengan alat dinamakan termometer. Terdapat
empat (4) jenis termometer yang paling dikenal, yakni;
1. Celcius = skala suhu yang didesain supaya titik beku air
berada pada 0 derajat serta titik didih pada 100 derajat di
tekanan atmosferik standar.
2. Fahrenheit = skala suhu termodinamika, dimana titik beku
air ialah 32 derajat Fahrenheit (°F) dan juga titik didih nya
212 °F (pada tekanan standar atmosfer).
3. Reaumur = skala temperatur yang dinamai oleh menurut
René Antoine Ferchault de Réaumur, yang pertama

6
mengusulkannya pada tahun 1731. Titik beku air ialah 0
derajat Réaumur, titik didih air yakni 80 derajat. Jadi, satu
derajat Réaumur ini sama dengan 1,25 derajat Celsius atau
kelvin.
4. Kelvin = skala suhu yang mana nol absolut tersebut
didefinisikan sebagai 0 K. Satuan untuk skala Kelvin ini
adalah kelvin (lambang K), serta merupakan salah satu dari
tujuh unit dasar yakni SI.
(dikutip darihttps://pendidikan.co.id/pengertian-suhu-perubahan-alat-ukur-
jenis-dan-rumus/ diunggah pada 14 Desember 2019 oleh Parta Ibeng diunduh
pada 27 Desember 2019, pukul 15.45 WIB).

2.1.3 Sifat Pengembang


Sifat pengembang adalah sifat suatu bahan untuk membesar atau
ukurannya bertambah. Hal ini berkesesuaian dengan pengertian kata
mengembang berdasarkan KBBI yang menyatakan, ”Mengembang adalah
menjadi besar (luas, banyak, dan sebagainya)”
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/mengembang (diunggah pada 2016
diunduh pada 14 Desember 2019 pukul 22.26 WIB).

2.1.4 Air
Menurut Eko Budi Kuncoro, “air merupakan suatu senyawa kimia
sederhana yang terdiri atas 2 atom Hidrogen (H) dan 1 atom Oksigen
(O). Air mempunyai ikatan Hidrogen yang cenderung bersatu padu untuk
menentang kekuatan dari luar yang akan memecahkan ikatan-ikatan ini”
https://definisimu.blogspot.com 2012/07/definisi-air.html?m=1 (diunggah
pada 29 Juli 2019, pukul 09.57 WIB oleh Dimas diunduh pada 13 Oktober
2019, pukul 21.53 WIB).

2.1.5 Tepung

7
“Tepung terigu adalah tepung/bubuk halus yang berasal dari biji
gandum, dan digunakan sebagai bahan dasar pembuat kue, mi dan roti.
Tepung terigu mengandung banyak zat pati, yaitu karbohidrat kompleks yang
tidak larut dalam air. Tepung terigu juga mengandung protein dalam bentuk
gluten, yang berperan dalam menentukan kekenyalan makanan yang terbuat
dari bahan terigu.”http://kreasiumbiku.blogspot.com/2011/11/sumber-
sumber-pati.html (diunggah pada 4 November 2011 oleh Nela Agustin
diunduh pada 26 Desember 2019, pukul 17.29 WIB).

2.1.6 Granula Pati


“Granula pati merupakan polisakarida yang paling melimpah kedua dan
terdapat secara luas dalam bili-bijian, umbi-umbian dan akar, dan berguna
sebagai bahan cadangan pada tumbuhan itu sendiri. Dalam air panas granula
pati itu membentuk koloid yang dengan yod menghasilkan warna biru
(terbentuknya yod amilum)” https://www.nafiun.com/2013/10/pengertian-
polisakarid-struktur contoh-kegunaan-fungsi.html (diunggah pada 27
November 2010 pada pukul 06.49 WIB oleh Datachem diunduh pada 25
November 2019 pada pukul 20.35 WIB).

“Pati gandum berbentuk datar, bulat, dan elips. Ukuran granula pati-nya
berkisar 2-35 mikron dan suhu gelatinisasi-nya 58-64oC.”

http://kreasi umbiku.blogspot.com/2011/11/sumber-sumber-pati.html
(diunggah pada 4 November 2011 oleh Nela Agustin diunduh pada 26
Desember 2019, pukul 17.29 WIB).

8
2.1.7 Hubungan Suhu Air dan Sifat Pengembang Adonan
Suhu air pada adonan sangat mempengaruhi kualitas adonan yang sifat
pengembangnya dipengaruhi oleh granula pati. Hal ini berkaitan dengan
terbentuknya rongga di dalam adonan. Ayu et al. (2014) menyatakan “Suhu
yang tinggi dapat mengakibatkan pemekaran dan pengembangan struktur
granula pati, granula pati tersebut akan menyerap air sehingga air yang
terserap dalam bahan akan semakin banyak. Proses peningkatan suhu
mengakibatkan pengembangan struktur bahan menyebabkan rongga pada
bahan tersebut akan semakin luas dan mudah menyerap air”
https://pdfs.semanticscholar.org/8835/c3fb697c56a32cb162399d4791e1a8ec
43c2.pdf (diunggah pada April 2014 oleh Ayu diunduh pada 25 November
2019 pada pukul 19.35 WIB).

Sedangkan, suhu yang rendah atau dingin mengakibatkan adonan


sukar mengembang. Hal ini selaras dengan penyataan (Winarno, 1992) yang
menyatakan bahwa granula pati sendiri sukar untuk larut dalam air dingin
sehingga adonan sukar mengembang. http://repository.unpas.ac.id/26619
/2/Mi%20Jagung.pdf (diunggah pada 2016 oleh Mutiara Riahtasari diunduh
pada 25 November 2019 pukul 20.01 WIB)

Hal ini juga diperkuat dengan pernyataan “Granula pati adalah


komponen utama yang tidak dapat pecah dalam air dingin, dan ketika
ditambahkan ke air pada suhu ruang, hanya sedikit terjadi pemecahan sampai
dilakukan pemanasan.” https://lordbroken.wordpress.com/2010/03/22/pati
spesifik/ (diunggah pada 22 Maret 2010 oleh mahasiswa ITP-UB diunduh
pada 25 November 2019 pada pukul 20.20 WIB).

2.1.8 Bakwan

9
“Bakwan adalah makanan sayur dalam bentuk gorengan atau jajanan
yang banyak kita temukan dipinggir-pinggir jalan dekat rumah kita. Makanan
ini cukup terkenal dan banyak penggemarnya karena rasanya yang enak dan
gurih renyah membuat jajanan ini laris manis dan banyak peminatnya. Selain
dari segi rasa, yang tidak hanya enak pada saat di makan, harga makanan ini
pun sangat meriah meriah atau bisa di bilang juga sangat terjangkau sekali
dan pas untuk semua kalangan
ekonomi”http://putrymala.blogspot.com/2015/11/resep-cara-membuat-
bakwan-sayur-garing.html?m=1 (diunggah pada 2015 oleh Mas Sugeng
diunduh pada 11 Oktober 2019, pukul 17.30 WIB).

2.2 Kajian Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang dilakukan tim peneliti memiliki topik yang mirip dan
relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Triany Sulistyawati dan Julius
Arya Wiwaha. Penelitian tersebut berjudul “PENGARUH PENGADUKAN
BAHAN ADONAN ROTI TERHADAP HASIL JADI” dan dilakukan pada
bulan Juni tahun 2015. Penelitian tersebut bertujuan untuk menghasilkan
produk roti yang maksimal dengan meneliti pengaruh proses pengadukan
bahan adonan.

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan tim


peneliti adalah produk dari adonan dimana penelitian tersebut menggunakan
adonan roti sedangkan penelitian yang dilakukan tim peneliti menggunakan
adonan bakwan. Kemudian, penelitian tersebut memfokuskan pada proses
pengadukan adonan sedangkan penelitian yang dilakukan tim peneliti
memfokuskan pada pengaruh suhu air terhadap adonan.

Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan tim


peneliti adalah bahan dasar adonan yaitu tepung terigu, bertujuan untuk

10
menghasilkan adonan dengan sifat pengembang optimal, dan menggunakan
metode penelitian eksperimental.

Kesimpulan daripada penelitian tersebut menyatakan bahwa proses


pengadukan yang baik dan sesuai prosedur akan menghasilkan sifat
pengembang yang optimal.
2.3 Hipotesis

Hipotesis mempunyai beberapa pengertian baik secara etimologi


maupun pendapat para ahli. Hipotesis berasal dari bahasa Yunani yang
artinya pendapat yang kebenarannya masih diragukan atau belum dipastikan.

Hal ini selaras dengan pengertian hipotesis menurut sebuah blog yang
menyatakan, “Hipotesis (atau ada pula yang menyebutnya dengan istilah
hipotesa) dapat diartikan secara sederhana sebagai dugaan sementara.
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani hypo yang berarti di bawah
dan thesis yang berarti pendirian, pendapat yang ditegakkan, kepastian. Jika
dimaknai secara bebas, maka hipotesis berarti pendapat yang kebenarannya
masih diragukan. Untuk bisa memastikan kebenaran dari pendapat tersebut,
maka suatu hipotesis harus diuji atau dibuktikan kebenarannya”
http://ciputrauceo.net/blog/2016/1/11/pengertian-hipotesis-dan-langkah-
perumusan-hipotesis (diunggah 11 Januari 2016 diunduh 11 Oktober 2019,
pukul 18.03 WIB).

“Adapun beberapa pengertian hipotesis menurut beberapa ahli sebagai


berikut;
1. Menurut Dantes (2012) yang menyatakan bahwa hipotesis
merupakan praduga atau asumsi yang harus diuji melalui data atau
fakta yang diperoleh dengan melalui penelitian.
2. Menurut Prof. Dr. S. Nasution (2000) yang menyatakan bahwa
hipotesis merupakan dugaan tentang apa yang sedang diamati
dalam upaya untuk memahaminya.”

11
https://materibelajar.co.id/pengertian-hipotesis-menurut-para-ahli (diunggah
pada 4 September 2019 oleh Mughnifar Ilhamdiunduh pada 12 Oktober 2019
pukul 20.02 WIB)

Dari berbagai definisi hipotesis secara etimologis maupun yang telah


dikemukakan oleh para ahli, tim peneliti menyimpulkan bahwa hipotesis
adalah suatu dugaan terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus
diuji secara empiris.

Berikut hipotesis tim peneliti;

H0 : Bila perubahan volume adonan dalam gelas ukur >5% pada salah satu
perlakuan adonan bakwan, maka penelitian dinyatakan berhasil dengan
suhu air pada perlakuan tersebut sebagai suhu air yang efektif sebagai
alternatif bahan pengembang adonan bakwan.

H1 : Bila perubahan volume adonan dalam gelas ukur antara 0,1%-5%


dengan nilai yang berbeda pada setiap perlakuan adonan, maka
penelitian dinyatakan berhasil namun perlu ditindaklanjuti sebab variasi
suhu air belum efektif sebagai alternatif bahan pengembang adonan
bakwan.

H2 : Bila perubahan volume adonan dalam gelas ukur 0% ataupun bernilai


sama pada setiap perlakuan adonan bakwan, maka penelitian dinyatakan
gagal.

12
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, tim peneliti akan mengukur suhu air dan perubahan
volume adonan, selanjutnya data yang dihasilkan akan diolah dengan Metode
Statistik. Untuk jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimental.

Penelitian eksperimen sendiri merupakan metode sistematis guna


membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat.
“Penelitian eksperimen (Experimental Research) adalah suatu penelitian
yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lainnya
dalam kondisi yang terkontrol secara ketat.”
http://seputarpengertian.blogspot.com/2017/09/ pengertian-penelitian-
eksperimen-serta-karakteristik.html (diunggah pada 30 September 2017 oleh
Nur Fatin diunduh pada 25 November 2019, pukul 20.18 WIB).

Tim peneliti akan melakukan penelitian dengan suhu air sebagai variabel
bebas dan perubahan volume adonan dalam gelas ukur sebagai variabel
terikat. Kemudian, adapun variabel kontrol yaitu; komposisi air pada adonan,
komposisi tepung pada adonan, lama pengadonan, dan jenis tepung.

3.2 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, alat pengumpul data (instrumen) dalam


pengukuran yang digunakan adalah termometer dan gelas ukur. Termometer
sendiri digunakan untuk mengukur suhu air pada setiap perlakuan adonan

13
bakwan. Hal ini berdasarkan fungsi termometer yaitu untuk mengukur suhu.
“Termometer merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengukur suhu
atau alat yang digunakan untuk menyatakan derajat panas atau dingin suatu
benda” https://seputarilmu.com/2018/12/termometer.html (diunggah pada
2018 diunduh pada 12 Januari 2020 pukul 14.39 WIB).

Tim peneliti akan menggunakan termometer air raksa karena mudah


dijangkau dan juga dapat mengukur suhu yang sangat tinggi. “Termometer
air raksa sering disebut dengan termometer maksimum karena bisa mengukur
suhu yang sangat tinggi.” https://seputarilmu.com/2018/12/termometer.html
(diunggah pada 2018 diunduh pada 12 Januari 2020 pukul 14.39 WIB).

Selanjutnya, tim peneliti juga menggunakan gelas ukur untuk mengukur


volume adonan beserta perubahan volumenya dalam jangka waktu tertentu.
“Gelas ukur adalah alat yang biasanya dipakai untuk mengukur takaran
benda cair, bisa jaga untuk mengukur benda padat seperti tepung terigu, gula
pasir, dan lain sebagainya.”
http://www.alatlabor.com/article/detail/216/fungsi- gelas-ukur (diunggah
pada 2013 diunduh pada 12 Januari 2020 pukul 14.48 WIB).

3.3 Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penulisan karya ilmiah dimulai dari bulan Agustus 2019 sampai
dengan Januari 2020. Sedangkan, waktu penelitian dilakukan pada 13 Januari
2020 dari pukul 13:45 WIB sampai pukul 15:40 WIB dan berlokasi di SMA
Xaverius 1 Palembang, Jalan Bangau No.60, 9 Ilir, Kec. Ilir Timur II, Kota
Palembang, Sumatera Selatan 30113 tepatnya dilakukan di Laboratorium
Fisika SMA Xaverius 1 Palembang.

14
3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh tim peneliti adalah


dengan menggunakan tabel hasil pengamatan yang berisikan kolom Volume
Awal Adonan dan kolom Volume Akhir Adonan.

Berikut adalah tabel pengamatan yang tim peneliti gunakan :

Tabel 3.4 Contoh Tabel Hasil Pengamatan

No Volume Awal Adonan (mL) Volume Akhir Adonan (mL)

1. ... ...

2. ... ...

3. ... ...

Pelakuan pada adonan bakwan adalah penggunaan air dengan suhu yang
berbeda, yaitu:

Tipe 1(T1) : Adonan bakwan dengan suhu air ±100C (relatif rendah
atau dingin).

Tipe 2(T2) : Adonan bakwan dengan suhu air ±350C (relatif sedang).

Tipe 3(T3) : Adonan bakwan dengan suhu air ±650C (relatif tinggi atau
panas).

15
3.5 Langkah Kerja/Prosedur

3.5.1 Menyiapkan bahan yang diperlukan dalam pembuatan adonan


bakwan.
3.5.2 Menyiapkan termometer dan gelas ukur beserta spatula.
3.5.3 Menyiapkan tepung terigu sebanyak 50 gr dengan pengukuran
menggunakan timbangan.
3.5.4 Menyiapkan air pada T1 bersuhu 100C sebanyak 75 mL dengan
pengukuran suhu menggunakan termometer dan pengukuran volume
dengan gelas ukur (dalam hal ini, tim peneliti menggunakan air es
untuk memperoleh air pada T1)
3.5.5 Menuangkan air pada T1 ke dalam gelas ukur berisikan tepung
terigu 50 gr.
3.5.6 Melakukan pengadukan dengan spatula selama 15 detik hingga
adonan bakwan merata.
3.5.7 Menutup gelas ukur menggunakan plastik yang dikencangkan
dengan karet gelang.
3.5.8 Melakukan pengukuran volume adonan tersebut dan
mencatatkannya ke dalam tabel hasil pengamatan.
3.5.9 Mendiamkan adonan bakwan selama 1 jam atau 60 menit.
3.5.10 Melakukan pengukuran volume adonan tersebut dan
mencatatkannya ke dalam tabel hasil pengamatan.
3.5.11 Lakukan kembali prosedur di atas dengan pengulangan sebanyak 3x
pada setiap Tipe (T1,T2,dan T3).
3.5.12 Menganalisis data yang telah dikumpulkan pada bagian
pembahasan.
Catatan : Bila suhu air tidak memenuhi T1, lakukan perendaman air
dengan es batu. Bila suhu air tidak memenuhi T 2 dan T3, lakukan
pemanasan dengan spiritus atau pemanas lain.

16
Proses penuangan air pada T3 memerlukan perlakuan khusus dengan
mengunakan isolator.
3.6 Teknik Analisis Data

Menurut https://www.maxmanroe.com/vid/manajemen/analisis-data
html (diunggah pada 2019 oleh timmaxmonroe, diunduh pada 25 November
2019 pukul 21.34 WIB) “Analisis data adalah suatu proses atau upaya
pengolahan data menjadi sebuah informasi baru agar karakteristik data
tersebut menjadi lebih mudah dimengerti dan berguna untuk solusi suatu
permasalahan, khususnya yang berhubungan dengan penelitian.”

Teknik analisis data yang tim peneliti gunakan adalah dengan


menganalisis tabel hasil pengamatan yaitu dengan analisis statistik yang
kemudian disajikan dalam bentuk tabel, antara lain;

1. Perubahan Nilai Data

Dalam hal ini, data yang dimaksud adalah volume adonan. Berikut
rumus perubahan volume (∆V);

https://gurumuda.net/pemuaian.htm (diunggah pada April 2013


oleh San Lohat diunduh pada 12 Januari 2020 pukul 15.58 WIB).

2. Persentase Perubahan Nilai Data

Dalam hal ini, perubahan nilai data yang dimaksud adalah


perubahan volume (∆V). Berikut rumus Persentase Perubahan
Nilai Data;

17
https://www.cara.aimyaya.com/2019/02/cara-menghitung-
persentase.html (diunggah pada Februari 2019 diunduh pada 12
Januari 2020 pukul 16.07 WIB).

3. Nilai Rataan Hitung dari Data Tunggal

Dalam hal ini, data tunggal berkaitan dengan persentase perubahan


volume (%∆V) dan nilai rataan berkaitan dengan persentase
_
perubahan volume rata-rata (%∆V ). Berikut rumus Nilai Rataan;

https://rumusrumus.com/rumus-statistika/ (diunggah pada 2018


diunduh pada 12 Januari 2020 pukul 15.33 WIB)

18
Berikut contoh tabel analisis data hasil pengamatan yang disajikan
dalam bentuk tabel;

Tabel 3.6 Contoh Tabel Analisis Data Hasil Pengamatan

Persentase
Perubahan Volume Persentase Perubahan Volume
No.
Adonan (mL) Perubahan Volume Rata-rata Adonan
Adonan (%) (%)

1 ... ...

2 ... ... ...

3 ... ...

3.7 Tabel Interpretasi

Tabel 3.7 Tabel Interpretasi

No Interpretasi Keterangan
1 0% Tidak mengembang
2 0,1%-5% Mengembang
3 >5% Mengembang optimal

19
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Setelah melakukan penelitian, maka didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.1.1 Hasil Pengamatan Ukuran Adonan Bakwan dengan Suhu Air
±100C (relatif rendah atau dingin).

No Volume Awal Adonan (mL) Volume Akhir Adonan (mL)

1. 105,555 109,375

2. 105,555 110,000

3. 105,555 110,000

Tabel 4.1.2 Hasil Pengamatan Ukuran Adonan Bakwan dengan Suhu Air
±350C (relatif sedang).

No Volume Awal Adonan (mL) Volume Akhir Adonan (mL)

1. 105,555 108,333

2. 105,555 111,111

3. 105,555 111,111

Tabel 4.1.3 Hasil Pengamatan Ukuran Adonan Bakwan dengan Suhu Air
±650C (relatif tinggi atau panas).

No Volume Awal Adonan (mL) Volume Akhir Adonan (mL)

1. 105,555 111,111

2. 105,555 111,111 20

3. 105,555 113,888
4.2 Analisis Data dan Pembahasan

Berdasarkan data pada tabel hasil pengamatan, tim peneliti melakukan


analisis data dan pembahasan. Analisis data dan pembahasan bertujuan untuk
mengolah data menjadi sebuah informasi baru agar karakteristik data tersebut
menjadi lebih mudah dimengerti dan berguna untuk selanjutnya menjadi
solusi berkaitan dengan penelitian ini. Analisis data berupa analisis statistik
yang kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Kemudian,
pembahasan yang disajikan secara deskriptif.

Berikut analisis data dengan analisis statistik yang disajikan alam bentuk
tabel;

21
Tabel 4.2.1 Analisis Data Hasil Pengamatan Ukuran Adonan Bakwan dengan
Suhu Air ±100C (relatif rendah atau dingin).

Persentase
Perubahan Volume Persentase Perubahan Volume
No.
Adonan (mL) Perubahan Volume Adonan Rata-rata
Adonan (%) (%)

1 3,820 3,618

2 4,445 4,211 4,013

3 4,445 4,211

Perhitungan;
1. Perubahan Volume Adonan

Berdasarkan rumus tersebut, berikut perhitungan perubahan volume


adonan pada Percobaan I;

∆V1 = V1 – Vo1
∆V1 = 109,375 mL – 105,555 mL
∆V1 = 3,820 mL

Berdasarkan rumus tersebut, berikut perhitungan perubahan volume


adonan pada Percobaan II;

∆V2 = V2 – Vo2
∆V2 = 110,000 mL – 105,555 mL
∆V2 = 4,445 mL

22
Berdasarkan rumus tersebut, berikut perhitungan perubahan volume
adonan pada Percobaan III;

∆V3 = V3 – Vo3
∆V3 = 110,000 mL – 105,555 mL
∆V3 = 4,445 mL

2. Persentase Perubahan Volume Adonan

Bila dikaitkan dengan perubahan volume, maka;


∆V
%∆V = x 100 %
Vo

Berdasarkan rumus tersebut, berikut perhitungan persentase perubahan


volume adonan pada Percobaan I;

∆V 1
%∆V1 = x 100 %
Vo
3,820 mL
%∆V1 = x 100 %
105,555mL
%∆V1 = 3,618 %

Berdasarkan rumus tersebut, berikut perhitungan persentase perubahan


volume adonan pada Percobaan II;

∆V 2
%∆V2 = x 100 %
Vo

23
4,445 mL
%∆V2 = x 100 %
105,555mL
%∆V2 = 4,211 %

Berdasarkan rumus tersebut, berikut perhitungan persentase perubahan


volume adonan pada Percobaan III;

∆V 3
%∆V3 = x 100 %
Vo
4,445 mL
%∆V3 = x 100 %
105,555mL
%∆V3 = 4,211 %

3. Persentase Perubahan Volume Adonan Rata-rata

Berdasarkan rumus tersebut, berikut perhitungan persentase perubahan


volume adonan rata-rata dari ketiga percobaan;

dengan x = %∆V
_ % ∆ V 1+ % ∆ V 2 +% ∆ V 3
%∆V =
3
_ 3,618 %+ 4,211 %+ 4,211 %
%∆V =
3
_
% ∆V = 4,013 %

24
Tabel 4.2.2 Analisis Data Hasil Pengamatan Ukuran Adonan Bakwan dengan
Suhu Air ±350C (relatif sedang).

Persentase Persentase
Perubahan Volume
No. Perubahan Volume Perubahan Volume
(mL)
(%) Rata-rata (%)

1 2,778 2,631

2 5,556 5,263 4,385

3 5,556 5,263

Perhitungan;

25
1. Perubahan Volume Adonan

Berdasarkan rumus tersebut, berikut perhitungan perubahan volume


adonan pada Percobaan I;

∆V1 = V1 – Vo1
∆V1 = 108,333 mL – 105,555 mL
∆V1 = 2,778 mL

Berdasarkan rumus tersebut, berikut perhitungan perubahan volume


adonan pada Percobaan II;

∆V2 = V2 – Vo2
∆V2 = 111,111 mL – 105,555 mL
∆V2 = 5,556 mL
Berdasarkan rumus tersebut, berikut perhitungan perubahan volume
adonan pada Percobaan III;

∆V3 = V3 – Vo3
∆V3 = 111,111 mL – 105,555 mL
∆V3 = 5,556 mL

2. Persentase Perubahan Volume Adonan

Bila dikaitkan dengan perubahan volume, maka;

26
∆V
%∆V = x 100 %
Vo

Berdasarkan rumus tersebut, berikut perhitungan persentase perubahan


volume adonan pada Percobaan I;

∆V 1
%∆V1 = x 100 %
Vo
2,778 mL
%∆V1 = x 100 %
105,555mL
%∆V1 = 2,631 %

Berdasarkan rumus tersebut, berikut perhitungan persentase perubahan


volume adonan pada Percobaan II;

∆V 2
%∆V2 = x 100 %
Vo
5,556 mL
%∆V2 = x 100 %
105,555mL
%∆V2 = 5,263 %
Berdasarkan rumus tersebut, berikut perhitungan persentase perubahan
volume adonan pada Percobaan III;

∆V 3
%∆V3 = x 100 %
Vo
5,556 mL
%∆V3 = x 100 %
105,555mL
%∆V3 = 5,263 %

3. Persentase Perubahan Volume Adonan Rata-rata

27
Berdasarkan rumus tersebut, berikut perhitungan persentase perubahan
volume adonan rata-rata dari ketiga percobaan;

dengan x = %∆V
_ % ∆ V 1+ % ∆ V 2 +% ∆ V 3
% ∆V =
3
_ 2,631% +5,263 %+5,263 %
% ∆V =
3
_
% ∆V = 4,385 %

Tabel 4.2.3 Analisis Data Hasil Pengamatan Ukuran Adonan Bakwan dengan
Suhu Air ±650C (relatif tinggi atau panas).

Persentase Persentase
Perubahan Volume
No. Perubahan Volume Perubahan Volume
(mL)
(%) Rata-rata (%)

1 5,556 5,263 7,017

2 5,556 5,263

28
3 8,333 7,894

Perhitungan;
1. Perubahan Volume Adonan

Berdasarkan rumus tersebut, berikut perhitungan perubahan volume


adonan pada Percobaan I;

∆V1 = V1 – Vo1
∆V1 = 111,111 mL – 105,555 mL
∆V1 = 5,556 mL

Berdasarkan rumus tersebut, berikut perhitungan perubahan volume


adonan pada Percobaan II;

∆V2 = V2 – Vo2
∆V2 = 111,111 mL – 105,555 mL
∆V2 = 5,556 mL

Berdasarkan rumus tersebut, berikut perhitungan perubahan volume


adonan pada Percobaan III;

∆V3 = V3 – Vo3
∆V3 = 113,888 mL – 105,555 mL
∆V3 = 8,333 mL

2. Persentase Perubahan Volume Adonan

29
Bila dikaitkan dengan perubahan volume, maka;

∆V
%∆V = x 100 %
Vo

Berdasarkan rumus tersebut, berikut perhitungan persentase perubahan


volume adonan pada Percobaan I;

∆V 1
%∆V1 = x 100 %
Vo
5,556 mL
%∆V1 = x 100 %
105,555mL
%∆V1 = 5,263%

Berdasarkan rumus tersebut, berikut perhitungan persentase perubahan


volume adonan pada Percobaan II;

∆V 2
%∆V2 = x 100 %
Vo
5,556 mL
%∆V2 = x 100 %
105,555mL
%∆V2 = 5,263 %
Berdasarkan rumus tersebut, berikut perhitungan persentase perubahan
volume adonan pada Percobaan III;

∆V 3
%∆V3 = x 100 %
Vo
8,333 mL
%∆V3 = x 100 %
105,555mL
%∆V3 = 7,894 %

30
3. Persentase Perubahan Volume Adonan Rata-rata

Berdasarkan rumus tersebut, berikut perhitungan persentase perubahan


volume adonan rata-rata dari ketiga percobaan;

dengan x = %∆V
_ % ∆ V 1+ % ∆ V 2 +% ∆ V 3
% ∆V =
3
_ 5,263 %+7,894 % +7,894 %
% ∆V =
3
_
% ∆V = 7,017 %

Berdasarkan analisis data tersebut, berikut data akhir yang disajikan


dalam bentuk tabel;

Tabel 4.2.4 Data Akhir Hasil Analisis Data

Persentase Perubahan Volume Adonan Rata-rata (%)

Tipe 1 Tipe 2 Tipe 3

31
4,013 % 4,385 % 7,017 %

Berikut data akhir hasil analisis data perubahan volume adonan yang
disajikan dalam bentuk grafik;

Grafik 4.2.4 Pengaruh Suhu Air terhadap Perubahan Volume Adonan

Grafik Pengaruh Suhu Air terhadap


Persentase Perubahan Volume Adonan Rata-rata (%)

Perubahan Volume Adonan


8
7
7.02
6
5
4 4.39
4.01
3
2
1
0
Tipe 1 Tipe 2 Tipe 3

Berdasarkan data hasil analisis yang disajikan dalam bentuk tabel dan
grafik tersebut, dapat kita temukan adanya pengaruh suhu air terhadap sifat
pengembang pada adonan bakwan. Hal ini terlihat dari nilai-nilai variabel
terikat berupa persentase perubahan volume adonan rata-rata (%) pada setiap
perlakuan (tipe) adonan bakwan dengan suhu air yang berbeda sebagai
variabel bebas.

32
Meningkatnya ukuran suhu air menyebabkan kecenderungan
meningkatnya persentase perubahan volume adonan rata-rata (%).
Berdasarkan tabel dan grafik di atas, berikut informasi yang dapat kita
peroleh;

1. Pada perlakuan adonan I atau tipe 1 (T1), persentase perubahan


volume adonan rata-rata (%) merupakan nilai terkecil atau terendah
dibandingkan nilai pada perlakuan atau tipe lainnya, yaitu sebesar
4,013 %.
2. Pada perlakuan adonan II atau tipe 2 (T 2), persentase perubahan
volume adonan rata-rata (%) merupakan nilai tengah atau berada di
antara nilai pada perlakuan atau tipe lainnya, yaitu sebesar 4,385 %.
3. Pada perlakuan adonan III atau tipe 3 (T 3), persentase perubahan
volume adonan rata-rata (%) merupakan nilai terbesar atau tertinggi
dibandingkan nilai pada perlakuan atau tipe lainnya, yaitu sebesar
7,017 %.

Dari ketiga informasi tersebut, dapat kita temukan bahwa persentase


perubahan volume cenderung meningkat dari tipe 1 (T1) dengan suhu air
relatif dingin hingga tipe 3 (T3) dengan suhu air yang relatif panas.
Perubahan volume tersebut pun menunjukan sifat pengembang dari adonan
tersebut. Sifat pengembang adalah sifat suatu bahan untuk membesar atau
ukurannya bertambah.

Adonan bakwan sendiri terbentuk dari air dan tepung terigu. Air
merupakan suatu senyawa kimia sederhana yang terdiri atas 2 atom
Hidrogen (H) dan 1 atom Oksigen (O) sehingga memungkinkan untuk
terjadinya reaksi kimia. Air sendiri tentunya mempunyai ukuran temperatur
atau yang disebut suhu. Tepung terigu mengandung banyak zat pati atau
granula pati, yaitu karbohidrat kompleks yang sukar larut dalam air.

33
Berdasarkan analisis data, suhu air yang relatif lebih tinggi atau panas
menghasilkan adonan yang mengembang secara optimal. Secara teoritis,
Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan pemekaran dan pengembangan
struktur granula pati, granula pati tersebut akan menyerap air sehingga air
yang terserap dalam bahan akan semakin banyak. Proses peningkatan suhu
mengakibatkan pengembangan struktur bahan menyebabkan rongga pada
bahan tersebut akan semakin luas dan mudah menyerap air.

Kemudian, suhu air yang relatif lebih rendah juga menghasilkan adonan
yang mengembang. Namun, sifat pengembangnya kurang optimal jika
dibandingkan dengan sifat pengembang adonan dengan perlakuan air
bersuhu relatif tinggi atau panas. Secara teoritis, granula pati sendiri sukar
untuk larut dalam air dingin sehingga adonan sukar mengembang.

Hal ini pun sangat berkaitan erat dengan sifat spesifik dari granula pati
dimana Granula pati adalah komponen utama yang tidak dapat pecah dalam
air dingin, dan ketika ditambahkan ke air pada suhu ruang, hanya sedikit
terjadi pemecahan sampai dilakukan pemanasan.

Dengan acuan tabel interpretasi, adonan bakwan pada perlakuan I atau


tipe 1 (T1) dengan persentase perubahan volume rata-rata sebesar 4,013 %
dinyatakan mengembang (0,1% - 5%). Adonan bakwan pada perlakuan II
atau tipe 2 (T2) dengan persentase perubahan volume rata-rata sebesar 4,385
% dinyatakan mengembang (0,1% - 5%). Lalu, adonan bakwan pada
perlakuan III atau tipe 3 (T3) dengan persentase perubahan volume rata-rata
sebesar 7,017 % dinyatakan mengembang optimal (>5%).

Berdasarkan hal tersebut, teori-teori tersebut terbukti kebenarannya dan


hipotesis penelitian terbukti dimana merujuk pada H0 yaitu : Bila perubahan
volume adonan dalam gelas ukur >5% pada salah satu perlakuan adonan
bakwan, maka penelitian dinyatakan berhasil dengan suhu air pada

34
perlakuan tersebut yaitu suhu air relatif tinggi atau panas sebagai suhu air
yang efektif sebagai alternatif bahan pengembang adonan bakwan.

Hasil penelitian ini juga telah sesuai dengan penelitian terdahulu yaitu
penelitian berjudul “PENGARUH PENGADUKAN BAHAN ADONAN
ROTI TERHADAP HASIL JADI” yang dilakukan pada bulan Juni tahun
2015 oleh Triany Sulistyawati dan Julius Arya Wiwaha.

Kesimpulan daripada penelitian tersebut menyatakan bahwa proses


pengadukan yang baik dan sesuai prosedur akan menghasilkan sifat
pengembang yang optimal. Berkesesuaian dengan penelitian ini, tim peneliti
menemukan bahwa suhu air yang relatif tinggi atau panas juga akan
memberikan sifat pengembang yang optimal.

Kemudian, mempertimbangkan bahwa soda kue atau baking soda


mengakibatkan rasa pahit dan juga berdampak buruk bagi kesehatan proses
pembuatan adonan bakwan seharusnya tidak lagi menggunakan soda kue
atau baking soda agar adonan mengembang melainkan menggunakan air
bersuhu relatif tinggi atau panas sebagai alternatif bahan pengembang yang
lebih efektif baik dari segi kesehatan, rasa, maupun keuangan dimana air
tidak berdampak buruk bagi kesehatan, tidak menimbulkan rasa pahit, dan
juga lebih ekonomis dibandingkan soda kue atau baking soda.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

35
Setelah tim peneliti melakukan penelitian dan berbagai analisis data,
dapat disimpulkan bahwa penelitian dinyatakan berhasil dengan adanya
pengaruh suhu air terhadap sifat pengembang pada adonan bakwan. Air
dengan suhu relatif tinggi atau panas mengakibatkan adonan mengembang
secara optimal (>5%). Dengan demikian, air dengan suhu relatif panas efektif
sebagai bahan pengembang adonan bakwan.

5.2 Saran

Tim peneliti menyadari bahwa karya ilmiah ini jauh dari kata sempurna
dan memerlukan perkembangan yang lebih baik di masa mendatang. Oleh
karena itu, tim peneliti menyarankan agar menggunakan jenis tepung lain
agar penelitian ini dapat bersifat lebih menyeluruh.
Kemudian, tim peneliti juga mengalami sedikit kesulitan ketika
melakukan pengukuran volume adonan. Untuk itu, tim peneliti menyarankan
agar penelitian ke depan menggunakan gelas ukur dengan skala yang lebih
kecil agar mempermudah pengukuran dan lebih akurat.
Sekian beberapa saran dari tim peneliti. Semoga karya ilmiah ini dapat
berkembang menjadi lebih baik sehingga menjadi lebih bermanfaat dan
berguna di masa mendatang.

DAFTAR PUSTAKA

Agustin, Nela.(2011). Sumber-Sumber Pati (artikel). (diunduh dari


http://kreasiumbiku.blogspot.com/2011/11/sumber-sumber-pati.html pada
tanggal 26 Desember 2019 pukul 17.29 WIB)

36
Anonim.(2020). Rumus Statistika (artikel). (diunduh dari
https://rumusrumus.com/rumus-statistika/ pada tanggal 12 Januari 2020
pukul 15.33 WIB)

Anonim.(2019). Jangan Asal Pakai Perhatikan Bahaya Soda Kue di Sini


(artikel). (diunduh dari https://www.alodokter.com/jangan-asal-pakai-
perhatikan- bahaya-soda-kue-di-sini pada tanggal 12 Januari 2020 pukul
12.41 WIB)

Anonim.(2019). Cara Menghitung Persentase (artikel). (diunduh dari


https://www.cara.aimyaya.com/2019/02/cara-menghitung-persentase.html
pada tanggal 12 Januari 2020 pukul 16.07 WIB)

Anonim.(2018). Termometer (artikel). (diunduh dari https://seputarilmu.com


/2018/12/termometer.html pada tanggal 12 Januari 2020 pukul 14.39 WIB)

Anonim.(2016). Mengembang. (diunduh dari


https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/mengembang pada tanggal 14 Desember
2019 pukul 22.26 WIB)

Anonim.(2016). Pengertian Hipotesis dan Langkah Perumusan Hipotesis


(artikel). (diunduh dari http://ciputrauceo.net/blog/2016/1/11/pengertian-
hipotesis-dan-langkah-perumusan-hipotesis pada tanggal 11 Oktober 2019
pukul 18.03 WIB)

Ayu.(2014). PENGARUH SUHU BLANSING DAN LAMA PERENDAMAN


TERHADAP SIFAT FISIK KIMIA TEPUNG KIMPUL (Xanthosoma
Sagittifolium). (diunduh dari https://pdfs.semanticscholar.org/8835/c3fb6
97c56a32cb162399d4791e1a8ec43c2.pdf pada tanggal 25 November 2019
pukul 19.35 WIB)

Anonim.(2014). Fungsi Gelas Ukur (artikel). (diunduh dari


http://www.alatlabor.com/article/detail/216/fungsi- gelas-ukur pada tanggal
12 Januari 2020 pukul 14.48 WIB)

37
Bondan.(2013). Tepung adalah. (Diunduh dari https://tester-kadar-air.com/
tepung-adalah/ pada tanggal 8 Oktober 2019 pukul 15.51 WIB)

Datachem.(2010). Pengertian Polisakarid, Struktur, Contoh, Kegunaan, Fungsi.


(diunduh dari https://www.nafiun.com/2013/10/pengertian-polisakarid-
struktur-contoh-kegunaan-fungsi.html pada tanggal 25 November 2019
pukul 20.35 WIB)

Dimas.(2019). Definisi Air. (diunduh dari https://definisimu.blogspot.com


2012/07/definisi-air.html?m=1 pada tanggal 13 Oktober 2019 pukul 21.53
WIB)

Fatin, Nur.(2017). Pengertian Penelitian Eksperimen serta Karakteristik.


(diunduh dari http://seputarpengertian.blogspot.com/2017/09/pengertian-
penelitian-eksperimen-serta-karakteristik.html pada tanggal 25 November
2019 pukul 20.18 WIB)

Ibeng, Parta.(2019). Pengertian Suhu, Perubahan, Alat Ukur, Jenis dan Rumus.
(diunduh dari https://pendidikan.co.id/pengertian-suhu-perubahan-alat-ukur
-jenis-dan-rumus/ pada tanggal 27 Desember 2019 pukul 15.45 WIB)

Ilham, Mughnifar.(2019). Pengertian Hipotesis menurut Para Ahli (artikel).


(diunduh dari https://materibelajar.co.id/pengertian-hipotesis-men urut-
para-ahli/ pada tanggal 12 Oktober 2019 pukul 20.02 WIB)

Kholis Noer.(2015). Fungsi Air dalam Adonan. (diunduh dari http:


//kholiztektek.blogspot.com/2015/12/fungsi-air-dalam-adonan.html pada
tanggal 8 Oktober 2019 pukul 15.36 WIB)

Luthfiyyah, Atsarina.(2017). 5 Rahasia Membuat Bakwan Empuk Sekaligus


Renyah dan Anti Bantat (artikel). (Diunduh dari https://resepkoki.id/5-
rahasia-membuat-bakwan-empuk-sekaligus-renyah-dan-anti-bantat/ pada
tanggal 27 Desember 2019 pukul 14.39 WIB)

38
Lohat, San.(2013). Pemuaian (artikel). (diunduh dari https://gurumuda.net
/pemuaian.htm pada 12 Januari 2020 pukiul 15.58 WIB)

Mahasiswa ITP-UB.(2010). Pati Spesifik (artikel). (diunduh dari


https://lordbroken.wordpress.com/2010/03/22/pati spesifik/ pada tanggal 25
November 2019 pukul 20.20 WIB)

Merdekadotcom, Tim.(2018). 4 Cara Membuat Bakwan yang Gurih, Renyah,


dan Enak (artikel). (diunduh dari
https://www.liputan6.com/lifestyle/read/3618 947/4-cara-membuat-
bakwan-yang-gurih-renyah-dan-enak pada tanggal 8 Okotber 2019 pukul
14.45 WIB)

Permana, Yoga.(2014). Pengertian Pengukuran Measurement Penilaian


Assessment dan Evaluasi Evaluate dalam Pendidikan (artikel). (diunduh dari
https://yogapermanawijaya.wordpress.com/2014/10/16/pengertian-
pengukuran-measurement-penilaian-assessment-dan-evaluasi-evaluate-
dalam-pendidikan/ pada tanggal 14 Desember 2019 pukul 22.19 WIB)

Riahtasari, Mutiara.(2016). KOMPOSISI TEPUNG JAGUNG (Zea mays L) DAN


TEPUNG TAPIOKA DENGAN PENAMBAHAN DAGING IKAN PATIN
(Pangasius. sp) TERHADAP KARAKTERISTIK MI JAGUNG (jurnal).
(diunduh dari http://repository.unpas.ac.id/26619/2/Mi%20Jagung.pdf pada
tanggal 25 November 2019 pukul 20.01 WIB)

Satria, Ase.(2016). Pengertian Makanan dan Fungsi Makanan. (diunduh dari


https://www.materibelajar.id/2016/09/pengertian-makanan-dan-fungsi-
makanan.html pada tanggal 8 Oktober 2019 pukul 14.33 WIB)

Sugeng, Mas.(2015). Resep Cara Membuat Bakwan Sayur Garing. (diunduh dari
http://putrymala.blogspot.com/2015/11/resep-cara-membuat-bakwan-sayur-
garing.html?m=1 pada tanggal 11 Oktober 2019 pukul 17.30 WIB)

39
Timmaxmonroe.(2019). Analisis Data. (diunduh dari
https://www.maxmanroe.com/vid/manajemen/analisis-data.html pada
tanggal 25 November 2019 pukul 21.34 WIB)

LAMPIRAN

Lampiran 1. Cara menguji pengaruh suhu air terhadap sifat pengembang pada
adonan bakwan
1) Siapkan bahan yang diperlukan dalam pembuatan adonan bakwan.

40
Tepung Terigu (1kg) Air (seperlunya)

2) Siapkan termometer dan gelas ukur beserta spatula.

Termometer Raksa (3 buah) Spatula (2 buah)

3) Siapkan 50 gr tepung terigu dengan pengukuran menggunakan timbangan.

Penimbangan Tepung Terigu


4) Siapkan air pada T1 bersuhu 100C sebanyak 75 mL dengan pengukuran
suhu menggunakan termometer dan pengukuran volume dengan gelas
ukur (dalam hal ini, tim peneliti menggunakan air es untuk memperoleh
air pada T1).

41
Penuangan Air Es ke Gelas Ukur

Pengukuran Suhu Air dengan Pengukuran Volume Air


Termometer dengan Gelas Ukur

5) Tuang air pada T1 ke dalam gelas ukur berisikan 50 gr tepung terigu.

42
Penuangan Tepung Terigu (50gr) Penuangan air (75 mL)

6) Aduk adonan dengan spatula selama 15 detik hingga adonan bakwan


merata.

Pengadukan Adonan dengan Spatula

7) Tutup gelas ukur menggunakan plastik yang dikencangkan dengan karet


gelang.

43
Penutupan Gelas Ukur Menggunakan Plastik dan Karet

8) Lakukan pengukuran volume adonan tersebut dan catat ke dalam tabel


hasil pengamatan.

Pengukuran Volume Adonan Awal

9) Diamkan adonan bakwan selama 1 jam atau 60 menit.

44
Perhitungan Waktu dengan Aplikasi Timer pada Gawai

10) Lakukan pengukuran volume adonan tersebut dan catat ke dalam tabel
hasil pengamatan.

Pengukuran Volume Adonan

11) Lakukan kembali prosedur di atas dengan pengulangan sebanyak 3x pada


setiap Tipe (T1,T2,dan T3).

Lampiran 2. Pengukuran suhu dengan termometer.

45
Pengukuran suhu Tipe 1 (T1) Pengukuran suhu Tipe 2 (T2)

Pengukuran suhu Tipe 3 (T3)

Lampiran 3. Pengamatan dan pengukuran adonan bakwan pada setiap tipe atau
perlakuan.

1) Pengamatan adonan bakwan pada tipe 1 (T1)

46
Percobaan I (awal) Percobaan I (akhir)

Percobaan II (awal) Percobaan II (akhir)

47
Percobaan III (awal) Percobaan III (akhir)

2) Pengamatan adonan bakwan pada tipe 2 (T2)

Percobaan I (awal) Percobaan I (akhir)

48
Percobaan II (awal) Percobaan II (akhir)

Percobaan III (awal) Percobaan III (akhir)

49
3) Pengamatan adonan bakwan pada tipe 3 (T3)

Percobaan I (awal) Percobaan I (akhir)

Percobaan II (awal) Percobaan II (akhir)

50
Percobaan III (awal) Percobaan III (akhir)

Lampiran 4. Objek penelitian secara eksperimental pada ketiga tipe.

Objek Penelitian Tipe 1 (T1)

51
Objek Penelitian Tipe 2 (T2)

Objek Penelitian Tipe 3 (T3)

52
Objek Penelitian (T1, T2, dan T3)

Lampiran 5. Data Penelitian Sementara (Catatan Elektronik).

Lampiran 6. Izin Eksperimen

53
54
TENTANG PENELITI

Salah satu peneliti karya ilmiah ini adalah Davina


Livia. Peneliti dilahirkan di Baturaja, 21 Oktober 2003.
Saat ini, peneliti tinggal di Jln. Bangau No. 154,
Palembang. Peneliti merupakan anak pertama dari dua
bersaudara. Peneliti memiliki hobi membaca dan
mendengarkan musik.

Di tahun 2009, peneliti menyelesaikan pendidikan


dasar dari TK Fransiskus Baturaja dan melanjutkan
pendidikannya ke SD Fransiskus Baturaja dan lulus
pada tahun 2015. Lalu, peneliti melanjutkan sekolahnya ke SMP Xaverius 1
Baturaja dan lulus pada tahun 2018. Sekarang peneliti sedang menempuh
pendidikannya di SMA Xaverius 1 Palembang. Saat ini peneliti belum memiliki
prestasi di bidang akademik.

Peneliti berharap karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
sehingga dapat mengetahui pengaruh suhu air terhadap sifat pengembang pada
adonan. Jika ada kritik dan saran, dapat hubungi melalui e-mail
davinalivia21@gmail.com.

55
Salah satu peneliti dalam karya tulis ilmiah ini
adalah Devran Vito Apriliawam. Peneliti dilahirkan di
kota Palembang pada 1 April 2003. Peneliti tinggal di
rumah orang tua peneliti di Komplek Tirta Lestari Indah
tepatnya di blok E 16. Peneliti merupakan anak pertama
dari 2 bersaudara.

Pada tahun 2008, peneliti lulus dari TK Nusa Indah,


lalu melanjutkan jenjang pendidikannya di SD Xaverius
2 Palembang dan lulus pada tahun 2015. Setelah lulus
dari SD, peneliti bersekolah di SMP Xaverius Maria Palembang dan lulus dari
SMP pada tahun 2018. Sekarang peneliti sedang melanjutkan pendidikan di SMA
Xaverius 1 Palembang.

Sampai saat ini peneliti belum memiliki prestasi yang membanggakan bagi
diri peneliti sendiri, namun dengan dibuatnya karya ilmiah ini oleh peneliti
beserta tim peneliti. Kami berharap semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi
pembaca, walaupun karya ilmiah ini tentunya belum sempurna. Peneliti juga
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Silahkan kirim kritik
dan saran melalui e-mail vito101dv@gmail.com.

56
Salah satu peneliti dalam karya tulis ilmiah ini
adalah Kelvin Julius Hartono. Peneliti dilahirkan di kota
Palembang pada tanggal 17 Juli 2003. Saat ini, peneliti
tinggal di Jalan Taman Kenten No.18 A, Palembang.
Peneliti merupakan anak kedua dari dua bersaudara.
Peneliti memiliki hobi olahraga yaitu bulu tangkis.

Pada tahun 2009, peneliti lulus dari TK Nusa Indah


Kenten, Palembang. Kemudian melanjutkan pendidikan
di SD Xaverius 1 Palembang dan lulus pada tahun 2015.
Kemudian peneliti melanjutkan pendidikan ke SMP Xaverius 1 Palembang dan
lulus pada tahun 2018. Sekarang peneliti sedang menempuh pendidikan
menengah keatas di SMA Xaverius 1 Palembang sebagai siswa kelas XI MIPA 8.

Dalam pengerjaan karya tulis ilmiah ini, peneliti merasa antusias dan cukup
menikmatinya. Dalam penulisan karya tulis yang berjudul “PENGARUH SUHU
AIR TERHADAP SIFAT PENGEMBANG PADA ADONAN BAKWAN”, Tim
peneliti dapat menambah wawasan mengenai sifat adonan, pengaruh suhu air, dan
tentunya melatih kerjasama tim dalam proses pembuatan karya ilmiah ini.
Peneliti berharap bahwa karya tulis ini dapat berguna bagi pembaca dalam
pembuatan adonan. Peneliti juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun. Silahkan kirim kritik dan saran melalui e-mail
kelvinjuliushartono@gmail.com.

57
Salah satu peneliti dalam karya tulis ilmiah ini
adalah Maureen Marcia Marvin. Peneliti lahir di
Palembang pada tanggal 17 Oktober 2003. Peneliti
tinggal di Jalan Taman Kenten Perumahan Garuda Blok
C1, Palembang. Peneliti merupakan anak keempat dari
lima bersaudara.

Pada tahun 2009, peneliti lulus dari TK Xaverius 1


Palembang. Kemudian melanjutkan pendidikan di SD
Xaverius 1 Palembang dan lulus pada tahun 2015.
Kemudian peneliti melanjutkan pendidikan ke SMP Xaverius 1 Palembang dan
lulus pada tahun 2018. Sekarang peneliti pendidikan menengah atas di SMA
Xaverius 1 Palembang sebagai siswa kelas XI MIPA 8.

Saat ini peneliti belum memiliki prestasi di bidang akademik. Peneliti


memiliki hobi menonton film dan mendengarkan musik. Peniliti berharap bahwa
karya tulis ini dapat berguna bagi para pembaca dalam melakukan penelitian
tentang pengaruh suhu air terhadap sifat pengembang pada adonan bakwan.
Apabila ada yang ingin ditanyakan, peneliti bisa dihubungi melalui e-mail
maureenmarcia10@gmail.com.

58
Salah satu peneliti dalam karya tulis ilmiah ini
adalah Vigo Fujimori. Peneliti dilahirkan di kota
Palembang pada tanggal 12 September 2003. Saat ini,
peneliti tinggal di Jalan Lebak Sebatok No. 61
Palembang. Peneliti merupakan anak pertama dari
empat bersaudara.

Peneliti memiliki hobi yang beragam, antara lain;


berolahraga, membaca cerita inspiratif dan informatif,
menonton drama, melukis, bercerita, mempelajari
bahasa asing, bermain catur, bernyanyi, bermain gitar dan seruling, mendengar
lagu, memasak, dan mempelajari hal-hal baru.

Pada tahun 2009, peneliti lulus dari TK Adila Mulia, lalu melanjutkan
jenjang pendidikannya di SD Baptis Palembang dan lulus pada tahun 2015.
Kemudian peneliti berhasil menyelesaikan jenjang pendidikan menengah pertama
di SMPK Frater Xaverius 1 Palembang pada tahun 2018. Peneliti sekarang tengah
menempuh pendidikan menengah atas di SMA Xaverius 1 sebagai siswa kelas XI
MIPA 8.

Peneliti telah meraih sejumlah prestasi di bidang akademik antara lain:


Finalis MOS UNSRI 2018, lolos ke Olimpiade Sains Tingkat Provinsi 2019, dan
Juara 3 Try Out Akbar Gloria 2019. Selain itu, peneliti juga berhasil
menyelesaikan sebuah karya ilmiah.

Dalam pengerjaan karya tulis ilmiah ini, peneliti merasa antusias dan cukup
menikmatinya. Dalam penulisan karya tulis yang berjudul “PENGARUH SUHU
AIR TERHADAP SIFAT PENGEMBANG PADA ADONAN BAKWAN”, Tim

59
peneliti dapat menambah wawasan mengenai sifat pengembang adonan, pengaruh
suhu air terhadap adonan, dan tentunya melatih kerjasama tim dalam proses
pembuatan karya ilmiah ini.

Peneliti berharap bahwa karya tulis ini dapat berguna bagi Pembaca dalam
kehidupan sehari-hari terutama dalam membuat adonan bakwan. Peneliti juga
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Silahkan kirim kritik
dan saran melalui e-mail vigo.lin1209@gmail.com.

60
61

Anda mungkin juga menyukai